Anda di halaman 1dari 22

CURAHAN WAKTU DAN PERAN ANGGOTA RT

DALAM KEGIATAN PERIKANAN

Pertemuan ke 7
Pudji Purwanti
Tenaga kerja pada usaha perikanan skala
rumahtangga
• Tenaga kerja pada usaha perikanan skala
rumahtangga sebagian besar tenaga kerja berasal
dari keluarga perikanan sendiri. Biasanya terdiri atas
ayah sebagai kepala rumahtangga, istri dan anak-
anaknya.
• Tenaga kerja yang berasal dari keluarga
rumahtangga perikanan merupakan sumbangan
tenaga kerja pada produksi perikanan secara
keseluruhan. Sumbangan tenaga kerja ini tidak
pernah dinilai dengan uang
• Dalam usaha perikanan skala rumahtangga, pemilik
usaha dalam hal ini pemilik usaha merupakan
salahsatu factor produksi utama. Hal ini karena
pemilik usaha tidak hanya menyumbangkan tenaga
kerja sebagai pekerja (labor), namun juga sebagai
pemimpin usaha perikanan (manager) yang
mengatur organisasi produksi secara keseluruhan.
Pemilik usaha mementukan sendiri kapan harus
berproduksi, berapa factor produksi yang akan
digunakan, termasuk menentukan tenaga kerja
yang akan digunakan apakah harus menggunakan
tenaga kerja dari luar rumahtangganya.
• Penggunaan tenaga kerja keluarga dalam usaha perikanan
skala rumahtangga dapat dijelaskan melalui model
ekonomi rumahtangga dari Chayanov. Model ekonomi
rumah tangga Chayanov diadopsi Ellis (1989) menjelaskan
bahwa maksimisasi utilitas rumahtangga difokuskan
terutama pada keputusan subyektif petani berkaitan
dengan penggunaan tenaga kerja dalam usaha tani.
Keputusan subyektif berkisar pada penentuan jumlah
tenaga kerja keluarga yang harus dicurahkan pada aktivitas
usahatani untuk memperoleh pendapatan guna
memenuhi kebutuhan keluarga. Agar kebutuhan output
minimum per kapita yang diinginkan dapat tercapai, maka
anggota keluarga yang bekerja harus bekerja lebih giat dan
memperpanjang jam waktu bekerja
Tenaga kerja dalam teori ekonomi Chayanov

• Wolf mengatakan bahwa tujuan petani skala kecil melakukan


usaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Model ekonomi
rumah tangga Chayanov diadopsi Ellis (1989) menjelaskan
bahwa maksimisasi utilitas rumah tangga difokuskan terutama
pada keputusan subyektif nelayan/pembudidaya berkaitan
dengan penggunaan tenaga kerja dalam usaha perikanan
• Keputusan subyektif berkisar pada penentuan jumlah tenaga
kerja keluarga yang harus dicurahkan pada aktivitas usahatani
untuk memperoleh pendapatan guna memenuhi kebutuhan
keluarga. Agar kebutuhan output minimum per kapita yang
diinginkan dapat tercapai, maka anggota keluarga yang bekerja
harus bekerja lebih giat dan memperpanjang jam waktu bekerja.
• Semakin tinggi pendapatan rumahtangga perkapita semakin tinggi
kecenderungan rumahtangga untuk menabung dan mengakumulasi
modal, yang pada gilirannya akan meningkatkan output per jam kerja.
Hal ini dapat terjadi sampai pada titik dengan teknologi yang tersedia,
perbandingan antara modal usahatani terhadap tenaga kerja mencapai
keadaan optimum.
• Asumsi terpenting teori Chayanov dalam ekonomi rumahtangga
adalah:
1. Rumahtangga tidak menggunakan tenaga kerja non keluarga dan tidak
ada tenaga kerja keluarga yang bekerja diluar usahataninya. Ini
berarti tidak ada pasar tenaga kerja.
2. Output yang dihasilkan digunakan oleh rumahtangga sendiri atau
dijual dipasar dan dinilai berdasarkan harga pasar
3. Masing-masing rumah tangga mempunyai norma sosial terhadap
pendapatan minimum. Dengan kata lain, rumah tangga merupakan
suatu unit yang mempunyai tingkat konsumsi minimal yang dapat
diterima.
• Dalam model Chayanov, aspek produksi dan konsumsi
rumahtangga adalah merupakan satu unit kesatuan. Aspek
produksi ditunjukkan oleh fungsi produksi yang respon
output terhadap berbagai tingkat input tenaga kerja. Fungsi
produksi menunjukkan adanya hasil marginal yang semakin
menurun untuk input tenaga kerja. Kurva produksi dapat
juga menggambarkan kurva pendapatan keluarga karena
output dari produksi dan pendapatan adalah identik/ sama
• Model ekonomi rumahtangga Chayanov adalah untuk
memaksimalkan utilitas dengan tiga kendala yaitu (a) fungsi
produksi (b) tingkat pendapatan minimal yang dapat
diterima dan (c) jumlah maksimum hari kerja rumah tangga
petani
• Ciri teori Chayanov lain adalah jumlah dan komposisi
anggota keluarga, besarnya struktur keluarga sangat
menentukan tingkat minimum output. Secara keseluruhan
rata-rata output petani ikan/nelayan menentukan batas
paling rendah dan paling tinggi volume aktivitas ekonomi.
Besarnya struktur keluarga merupakan determinan
pertimbangan bersenang-senang terhadap pendapatan
pada fungsi rumahtangga dan tingkat upah subyektif
rumah tangga. Subyektivitas keseimbangan mikro
ekonomi rumahtangga dianggap sebagai karakter
ekonomi rumahtangga. Hal ini berarti produksi batas
tenaga kerja pada produksi petani berbeda-beda antara
rumahtangga usahatani, tergantung dari struktur
demografi petani.
Produktivitas kerja anggota keluarga
perikanan
• Usaha perikanan skala rumahtangga menyerap
tenaga kerja yang banyak. Penduduk yang bekerja di
sector sektor perikanan cukup banyak. Banyaknya
jumlah tenaga kerja pada perikanan skala
rumahtangga seakan-akan menunjukkan bahwa
penawaran tenaga kerja di sector perikanan skala
rumahtangga tidak terbatas. Apalagi ditunjang
dengan sifat sumberdaya perikanan laut milik
bersama, dimana setiap orang memiliki hak untuk
dapat ikut serta memanfaatkan sumbedaya tersebut.
• Asumsi tersebut membentuk doktrin produktivitas marginal
tenaga kerja nol (zero marginal productivity of labor). Namun
doktrin tsb ditolak bbrp ahli: Produktivitas marginal t.kerja
tidak nol (zero)
– Tambahan t.kerja masih dapat meningkatkan produksi
– Didukung penggunaan teknologi yang padat karya. Di negara barat
penggunaan teknologi padat modal.
• Ciri t.kerja pedesaan di negara berkembang: “Under
employment” :
1. Bersifat teknis : pengangguran musiman
2. Bersifat sosial tradisional: kenyataan r.tangga nelayan/
pembudidaya tetap bekerja walau terjadi penolakan kerja keras
Dibidang perikanan tangkap, pada beberapa daerah yang
telah mengalami gejala over fishing tampaknya telah
terjadi gejala produktivitas marginal tenaga kerja nol.
Gejala over fishing ditemukan pada beberapa daerah
penangkapan pada perairan laut di Indonesia.
• Namun gejala ini tidak terjadi pada perikanan
budidaya. Produktivitas marginal tenaga kerja
pada usaha budidaya tidak nol (zero)
Tambahan tenaga kerja masih dapat
meningkatkan produksi. Seperti contoh,
dalam suatu kolam ikan yang dirawat dengan
baik seperti menyiangi rumput disekitar
kolam, menghilangkan predator yang ada,
memberikan perhatian yang lebih dalam
pengaturan air, dan lain sebagainya. Kegiatan
ini maka akan dapat meningkatkan produksi.
Jika kegiatan ini dikurangi, akan mengurangi
hasil produksi. Karena itu produktivitas
marginal tenaga kerja tidak nol, tetapi positif.
PERAN ANGGOTA KELUARGA
DALAM KEGIATAN EKONOMI
Keterlibatan anggota keluarga dalam usaha
perikanan
• Usaha perikanan skala RT: sebagian besar tenaga kerja berasal
dari anggota keluarga, terdiri dari ayah (kepala RT), istri dan
anak-anak (usia sekolah sudah menjadi tenaga kerja produktif).
• Tenaga kerja keluarga : sumbangan keluarga pada produksi
perikanan secara keseluruhan; tidak pernah dinilai dengan uang.
Contoh: Dalam budidaya ikan
 Pemberian pakan dilakukan istri/ anak pembudidaya ikan
 penyiangan rumput disekitar kolam dilakukan anggota kel
lainnya
 Pengolahan tanah tambak/pematang bergotong-royong dengan
sanak famili dan tetangga
Contoh: di bidang perikanan tangkap
 Pembersihan perahu nelayan dilakukan anak-anak
nelayan
 Pembuatan/perbaikan perahu dan pengoperasian
pertama dilakukan gotong-royong dengan sanak famili
dan tetangga
• Dalam perhitungan financial, nilai kerja anggota
rumahtangga dalam kegiatan produksi harus
diperhitungkan sebagai Nilai Kerja Keluarga (NKK).
• Cara perhitungan NKK: berdasarkan konversi upah per
Hari Orang Kerja (HOK). Dalam satu hari HOK dihitung
sebesar 8 jam/hari. Besarnya kontribusi tenaga kerja
keluarga dalam kegiatan produksi perikanan selama 1
tahun dapat dikonversikan berdasarkan HOK
Contoh perhitungan kerja keluarga:
• Istri memberi pakan ikan rata-rata 2 jam/hari.
Dalam 1 bulan/ 30 hari: 2 jam X 30= 60 jam.
Shg HOK istri = 60 jam/8 = 6,5 HOK.
• NKK istri/bulan: 6,5 HOK. Untuk menghitung
nilai rupiah dari tenaga kerja isttri dikalikan
upah yang berlaku disuatu daerah tertentu
(UMR atau UMK)
• Usaha perikanan dalam masyarakat, dicirikan
dengan peran serta perempuan dalam
menyumbangkan kerja fisik, sebagaimana
mereka menyangga kehidupan rumahtangga
perikanan dalam banyak hal.
• Kontribusi perempuan sebagai produsen
dalam usaha perikanan banyak dikaji dalam
analisis ekonomi melalui kajian konsep analitis
peran perempuan.
Konsep Analitis Peran Perempuan
1. Pemisahan tenaga kerja berdasarkan gender
• Konsep ini digunakan untuk menjelaskan alokasi aktivitas antara
perempuan dan laki-laki dalam ekonomi perikanan.
• Titik tolak pemisahan seksual tidak secara alamiah disebabkan
oleh adanya perbedaan biologis diantara kekduanya, namun lebih
mengacu pada adat istiadat, kebiasaan social, norma dan
kepercayaan yang merupakan ruang lingkup perilaku individual
• Perbedaan perempuan dan laki-laki cenderung ditetapkan secara
social bukan biologis.
• Konsep gender digunakan sebagai rujukan makna social untuk
mengenali aturan yang berlaku dalam berbagai karakter
masyarakat
2. Reproduksi versus produksi
• Aktivitas reproduksi sosial:
 Reproduksi biologis: perawatan dan pemberian nutrisi pada anak
(hamil, menyusui)
 Reproduksi generasional: pemeliharaan anak, mendidik,
membesarkan
 Reproduksi harian: penyelenggaraan kelangsungan RT (memasak,
mencuci, menjahit dsb)
• Aktivitas Produksi: Sumbangan tenaga kerja perempuan pada pasar
tenaga kerja. Hasil produksi dijual pada pasar, walau sebagian
dikonsumsi sendiri.
 Produksi langsung pada kegiatan usaha perikanan
 Aktivitas non perikanan: keg. usaha diluar bidang perikanan
(perkebunan, pracangan, dsb)
 Aktivitas off fishing wage labor: sebagai buruh
• Aktivitas Leissure: Aktivitas pribadi (makan, minum, mandi, nonton tv,
dsb) perawatan kesehatan, peranan sosial (arisan,pengajian, dsb)
3. Alokasi Waktu
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa:
• Jam kerja wanita lebih lama baik domestik
maupun pasar
• Aturan tradisional: partisipasi pria pada aktivitas
domestik lebih rendah. Alasan utama: agar pria
lebih partisipatif pada pasar t.kerja
• Curahan kerja wanita berbanding terbalik dengan
tk pendapatan keluarga. Semakin rendah
pendapatan, curahan kerja wanita semakin tinggi
• Perempuan sebagai non wages labor
• Gambaran umum tentang perempuan dalam usaha perikanan
adalah posisinya dalam usaha rumahtangga perikanan
sebagai tenaga kerja tidak dibayar. Hal ini berkaitan erat
dengan kategori aktivitas reproduktif yang diperaninya.
• Istilah perempuan sebagai non wages labor muncul, karena
aktivitas domestic perempuan tidak dihadapkan secara
langsung dengan harga pasar, dimana sebagian besar aktivitas
tersebut digunakan secara langsung dan tidak dipertukarkan.
•  
Upaya meningkatkan produktivitas tenaga
kerja keluarga
• Dilakukan melalui peningkatan pendidikan dan
program-program pelatihan
• Pendidikan ditujukan pada generasi muda anak-anak
nelayan. Kenyataan sebagian besar masyarakat
nelayan berpendidikan tidak tamat SD. Oleh karena
itu kebijaksanaan untuk meningkatkan sumberdaya
manusia diarahkan pada generasi muda nelayan.
Beberapa kebijaksanaan yang dapat ditempuh
dengan menambah infra struktur untuk pendidikan
dasar dan mendirikan SMK perikanan dan kelautan.
• Mewajiibkan anggota keluarga nelayan untuk ikut serta
dalam program wajib belajar dari pemerintah. Program
wajib belajar yang dicanangkan pemerintah hingga lulus
Sekolah Menengah Pertama. Wajib belajar ini salah satu
cara untuk meningkatkan kemampuan dalam
penyerapan ilmu pengetahuan, sehingga mempermudah
dalam program pelatihan dan pendampingan.
• Program pelatihan nelayan: modul-modul pelatihan,
dem-plot, percontohan, pendampingan dan sebagainya.
• Berikan contoh-contoh program pemerintah saat ini

Anda mungkin juga menyukai