Kelainan Refraksi Oke
Kelainan Refraksi Oke
Penyusun:
MASRURIN (08700252)
ADELE HUTAPEA (09700369)
Pembimbing:
Dr. Rini Kusumawar Dhany, Sp.M
3
PENDAHULUAN
• Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan tegas yang tidak
dibentuk pada retina. Secara umum, terjadi ketidak seimbangan
sistem penglihatan pada mata sehingga menghasilkan bayangan
yang kabur.
• Penyebabnya, sinar tidak dibiaskan tepat pada retina, tetapi dapat di
depan atau di belakang retina dan tidak terletak pada satu titik fokus.
• Kelainan refraksi dapat diakibatkan terjadinya kelainan kelengkungan
kornea dan lensa, perubahan indeks bias, dan kelainan panjang
sumbu bola mata
• Ametropia adalah suatu keadaan mata dengan kelainan refraksi
sehingga pada mata yang dalam keadaan istirahat memberikan
fokus yang tidak terletak pada retina. Ametropia dapat ditemukan
dalam bentuk kelainan miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun
dekat), dan astigmat.
4
EPIDEMIOLOGI ³
• Sekitar 148 juta atau 51% penduduk di Amerika Serikat memakai alat
pengkoreksi gangguan refraksi, dengan penggunaan lensa kontak
mencapai 34 juta orang.
• Angka kejadian rabun jauh meningkat sesuai dengan pertambahan
usia. Jumlah penderita rabun jauh di Amerika Serikat berkisar 3%
antara usia 5-7 tahun, 8% antara usia 8-10 tahun, 14% antara usia 11-
12 tahun dan 25% antara usia 12-17 tahun.
• Pada etnis tertentu, peningkatan angka kejadian juga terjadi walupun
persentase tiap usia berbeda.
• Etnis Cina memiliki insiden rabun jauh lebih tinggi pada seluruh usia.
Studi nasional Taiwan menemukan prevalensi sebanyak 12% pada
usia 6 tahun dan 84 % pada usia 16-18 tahun. Angka yang sama juga
dijumpai di Singapura dan Jepang.
• Di Indonesia, kelainan refraksi termasuk penyakit mata yang sering
menimbulkan kebutaan.
5
EMETROPIA (MATA NORMAL)
• Pada mata normal kornea dan lensa membelokkan sinar pada titik fokus yang tepat pada
sentral retina
• Organ okuli yang memegang peranan penting pada mekanisme refraksi adalah:
1. Kornea :jendela penerimaan cahaya yang cembung
2. Iris: selaput pelangi untuk mengatur volume sinar ke dalam pupil
3. Pupil : mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata
4. Badan siliar : untuk berakomodasi dan menghasilkan cairan mata
5. Lensa : guna membiaskan sinar 20% atau 10 diptri, sangat berperan saat melihat dekat
dan menjadi kaku pada usia tua
6. Retina
7. Saraf optik
6
AMETROPIA
7
A. MIOPIA (Rabun Jauh)
• Pengobatan
Kaca mata minus
Lensa kontak
Operatif:
a. Keratotomi radial
b. Keratektomi fotorefraktif
c. Lasser Assited In Situ
Interlamelar
keratomilieasus (LASIK)
9
B. HIPERMETROPIA (Rabun Dekat)
• Pengobatan :
lensa sferis positif (konvergen) atau plus
terbesar yang memberikan ketajaman
penglihatan maksimal.
11
C. Astigmat (Silinder)
13
C. Astigmat (Silinder)
• Astigmat Reguler:
Apabila kekuatan refraksi berubah secara teratur dari satu meridian ke
meridian yang lain akibat adanya kelainan kornea, lensa dan retina.
• Astigmat Ireguler:
Apabila tidak terdapat dua meridian yang saling tegak lurus,
penyebabnya adalah perbedaan kelengkungan kornea pada meridian
yang sama, sehingga bayangan menjadi ireguler. Keadaan ini dapat
disebabkan oleh infeksi kornea, trauma, distrofi selaput bening.
Astigmat ireguler dikoreksi dengan lensa kontak
• Tes astigmat:
14
D. Presbiopia (Mata Tua)
16
KASUS
Identitas Pasien
•Nama : Tn. “B”
•Umur : 35 tahun
•Jenis Kelamin : Laki - laki
•Alamat : Suratan I/80 Pralon, Mojokerto
•Agama : Islam
•Pekerjaan : Wiraswasta
Anamnesis (autoanamnesia)
•Keluhan Utama
Pandangan kedua mata kabur saat melihat jauh
•Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan kedua mata terasa kabur saat melihat jauh, keluhan
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya bisa melihat namun perlahan penglihatan
kedua mata menurun. Mata kabur saat melihat jauh, tetapi jelas saat melihat dekat.
Nyeri (-), merah (-) bengkak (-) panas (-) pusing (-), mual (-), muntah (-).
17
KASUS
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat memakai kacamata 2 tahun yang lalu
•Hipertensi disangkal.
•Diabetes disangkal.
Riwayat pengobatan
•Belum pernah berobat sebelumnya, hanya memakai kacamata 2 tahun yang
lalu.
Pemeriksaan Fisik
•Keadaan umum : baik
•Kesadaran : Compos mentis
•Vital Sign : T=130/80 mmH N: 92x/menit RR : 20x/menit
•Pemeriksaan kepala leher : dbn
•Pemeriksaan thorax : dbn
•Pemeriksaan Abdomen : dbn
•Pemeriksaan ekstremitas : dbn
18
KASUS
• Status Oftalmologis
Palpebra : hiperemi -/-
Konjungtiva : hiperemi -/-
Kornea : jernih +/+
BMD : dalam +/+
Iris : radier / radier
Pupil : isokhor +/+ RC: Ø 3 mm / 3 mm
Lensa : jernih +/+
19
KASUS
• Assesment :
ODS. myopia ringan (rabun jauh)
• Planning terapi : kacamata minus.
• Resep kaca mata:
OD. S -2.50
OD. S -2.00
Jarak kedua pupil : 62/64 mm
Jarak jauh
20
KESIMPULAN
21
Kutipan Daftar Pustaka
22
THANK YOU
23