Anda di halaman 1dari 90

INFEKSI

MATERNAL

Oleh : Anindhita YC
Infeksi Maternal

A. Penyakit Menular Seksual (PMS)


B. Infeksi TORCH
C. Infeksi Saluran Kemih
D. Infeksi Pasca Partum
E. Infeksi Payudara
A. Penyakit Menular Seksual
Penyakit yang penularannya terutama melalui
hubungan seksual

Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila


melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti
pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal

Penyakit seksual bakterial merupakan penyakit


kelamin yang disebabkan oleh bakteri
Beberapa jenis PMS
1. Gonorrhoeae (GO)
 Kuman penyebabnya adalah Neisseria
gonorrhoeae
 Ada masa tenggang selama 2 –10 hari setelah
kuman masuk ke dalam tubuh melalui hubungan
seks.
 Tanda-tanda penyakitnya adalah nyeri, merah,
bengkak dan bernanah.
Gejala pada laki-laki adalah rasa sakit pada saat
kencing, keluarnya nanah kental kuning
kehijauan, ujung penis tampak merah dan agak
bengkak

Pada perempuan, 60% kasus tidak menunjukkan


gejala, namun ada juga rasa sakit pada saat
kencing dan terdapat keputihan kental berwarna
kekuningan
Akibat penyakit GO, pada laki-laki dan
perempuan, seringkali berupa
kemandulan

Pada perempuan bisa juga terjadi radang


panggul, dan dapat diturunkan kepada bayi
yang baru lahir berupa infeksi pada mata
yang dapat menyebabkan kebutaan
2. Sifilis (Raja Singa)
Kuman penyebabnya disebut Treponema
pallidum
Masa tanpa gejala berlangsung 3-4 minggu,
kadang-kadang sampai 13 minggu
Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin
Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri
tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa
diobati
Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12
minggu setelah hubungan seks

Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan


seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini

Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak


menunjukkan gejala apa-apa, atau disebut masa
laten
Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan
menyerang susunan syaraf otak, pembuluh
darah dan jantung

Pada perempuan hamil sifilis dapat


ditularkan kepada bayi yang dikandungnya
dan bisa lahir dengan kerusakan kulit,
hati, limpa dan keterbelakangan mental
3. Herpes genital
Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes simplex
dengan masa tenggang 4 – 7 hari sesudah virus masuk
ke dalam tubuh melalui hubungan seks

Gejala dan tanda-tandanya adalah:


Bintil-bintil berair (berkelompok seperti anggur)
yang sangat nyeri pada sekitar alat kelamin Kemudian
pecah dan meninggalkan luka yang kering mengerak,
lalu hilang sendiri.
Gejala kambuh lagi seperti di atas namun tidak
senyeri tahap awal bila ada faktor pencetus (stres,
haid, minuman/makanan beralkohol) dan biasanya
menetap hilang timbul seumur hidup

Pada perempuan, seringkali menjadi kanker mulut


rahim beberapa tahun kemudian
4. Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia
trachomatis

Masa tanpa gejala ber-langsung 7 – 21 hari

Gejalanya adalah timbul peradangan pada alat


reproduksi laki-laki dan perempuan
Pada perempuan, gejalanya bisa berupa:

1. keluarnya cairan dari alat kelamin atau ‘keputihan


encer’ berwarna putih kekuningan

2. Rasa nyeri di rongga panggul

3. Perdarahan setelah hubungan seksual


Pada laki-laki gejalanya adalah:

1. Rasa nyeri saat kencing

2. Keluar cairan bening dari saluran kencing

3. Bila ada infeksi lebih lanjut, cairan semakin sering


keluar dan bercampur darah
Tidak jarang pula, gejala tidak muncul sama sekali,
padahal proses infeksi sedang berlangsung

Oleh karena itu penderita tidak sadar sedang menjadi


pembawa PMS dan menularkannya kepada
pasangannya melalui hubungan seksual

Akibat terkena Klamidia pada perempuan adalah


cacatnya saluran telur dan kemandulan, radang
saluran kencing, robeknya saluran ketuban
sehingga terjadi kelahiran bayi sebelum
waktunya (prematur)
Sementara pada laki-laki akibatnya adalah
rusaknya saluran air mani dan mengakibatkan
kemandulan, serta radang saluran kencing

Pada bayi, 60% - 70% terkena penyakit mata atau


saluran pernafasan (pneumonia)
5. Trikomoniasis vaginalis
Trikomoniasis adalah PMS yang disebabkan oleh
parasit Trikomonas vaginalis

Gejala dan tanda-tandanya adalah:


cairan vagina encer, berwarna kuning kehijauan,
berbusa dan berbau busuk, vulva agak bengkak,
kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman, nyeri saat
berhubungan seksual atau saat kencing
6. Kandidiasis vagina
Kandidiasis vagina merupakan keputihan yang
disebabkan oleh jamur Candida albicans

Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit


maupun di dalam liang kemaluan perempuan

Tetapi pada keadaan tertentu, jamur ini meluas


sedemikian rupa sehingga menimbulkan keputihan
Gejalanya berupa keputihan berwarna putih
seperti susu, bergumpal, disertai rasa gatal
panas dan kemerahan pada kelamin dan di
sekitarnya

Penyakit ini tidak selalu tergolong PMS, tetapi


pasangan seksual dari perempuan yang
terinfeksi jamur ini dapat mengeluh gatal dengan
gejala bintik-bintik kemerahan di kulit kelamin
7. Kutil kelamin
Penyebabnya adalah human papilloma virus
(HPV) dengan gejala yang khas yaitu terdapat satu
atau beberapa kutil di sekitar kemaluan

Pada perempuan, dapat mengenai kulit di


daerah kelamin sampai dubur, selaput lendir
bagian dalam liang kemaluan sampai leher rahim
Bila perempuan hamil, kutil dapat tumbuh sampai
besar sekali. Kutil kelamin kadang-kadang bisa
mengakibatkan kanker leher rahim atau kanker
kulit di sekitar kelamin.

Pada laki-laki mengenai alat kelamin dan saluran


kencing bagian dalam. Kadang-kadang kutil tidak
terlihat sehingga tidak disadari

Biasanya laki-laki baru menyadari setelah ia menulari


pasangannya
8. HIV / AIDS
AIDS adalah singkatan dari Aquired Immune
Deficiency Syndrome

Penyakit ini adalah kumpulan gejala akibat


menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi
karena seseorang terinfeksi virus HIV

Orang yang terinfeksi oleh virus ini tidak dapat


mengatasi serbuan infeksi penyakit lain karena sistem
kekebalan tubuhnya menurun terus secara drastis
cara penularannya yang tersering adalah
hubungan seksual dengan orang yang telah
terinfeksi virus HIV

HIV terdapat pada seluruh cairan tubuh manusia,


tetapi yang bisa menularkan hanya yang terdapat
pada sperma (air mani), darah dan cairan
vagina
cara-cara penularannya
1. Berganti-ganti pasangan seksual, atau berhubungan
dengan orang yang positif terinfeksi virus HIV

2. Pemakai jarum suntik bekas orang yang terinfeksi virus


HIV

3. Menerima tranfusi darah yang tercemar HIV

4. Ibu hamil yang terinfeksi virus HIV akan


menularkannya ke bayi dalam kandungannya.
Gejala HIV / AIDS
Sesudah terjadi infeksi virus HIV, awalnya tidak
memperlihatkan gejala-gejala khusus

Baru beberapa minggu sesudah itu orang yang


terinfeksi sering kali menderita penyakit ringan
sehari-hari seperti flu atau diare

Penderita sering kali merasa sehat dan dari luar


memang tampak sehat.
Sering kali 3-4 tahun penderita tidak memperlihatkan
gejala yang khas

Sesudahnya, tahun ke 5 atau 6 mulai timbul diare


berulang, penurunan berat badan secara
mendadak, sering sariawan di mulut, dan terjadi
pembengkakan di daerah kelenjar getah bening
LANJUT KE INFEKSI TORCH
B. Infeksi TORCH
TORCH merupakan akronim dari beberapa infeksi
jenis penyakit bawaan yang akan berbahaya untuk
janin bila diderita oleh ibu hamil

Penyakit-penyakit ini dengan mudah akan


menginfeksi janin dalam kandungan seorang ibu
yang sedang hamil

Penyakit yang merupakan bagian dari TORCH terdiri


atas virus dan juga beberapa bakteri
T: Toxoplasmosis atau Toxoplasma gondii. Dalam bahasa
Indonesia dikenal dengan istilah toksoplasmosis
O: Other infections atau infeksi lainnya seperti
Hepatitis B, Sifilis, Varicella-Zoster Virus, HIV,
dan Parvovirus B19
R: Rubella atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai
Rubela atau Campak Jerman
C: Cytomegalovirus atau dikenal sebagai
sitomegalovirus
H: Herpes simplex virus atau virus herpes simpleks
1. Toksoplasmosis
Penyebab
Penyakit ini sering dihubungkan dengan kucing atau
anjing sebagai penyebabnya

Penyebab penyakit ini adalah parasit dengan nama


Toxoplasma gondii yang umumnya hidup pada
binatang mamalia seperti anjing dan kucing
Penularan
Parasit ini akan keluar bersama kotoran anjing
atau kucing. Melalui kotoran inilah akhirnya dapat
menghinggapi manusia

Penyebaran lainnya adalah melalui lalat, kecoa atau


serangga lain yang menghinggapi kotoran tersebut
lalu menempel pada makanan yang telah matang atau
pada sayuran yang bila tidak dimasak dengan tepat
dapat menular pada manusia

Bisa pula menyebar melalui daging yang kurang


matang saat diolah
Akibat
Janin yang terinfeksi penyakit ini dapat menyebabkan
keguguran atau bayi lahir mati

Bisa pula menyebabkan kelainan pada bayi saat


dewasa.
2. Rubela
Penyebab

Dikenal juga dengan penyakit campak Jerman

Seseorang yang terinfeksi penyakit ini dapat dikenali


dengan adanya ruam pada bagian tubuh, nyeri otot,
demam (walau tidak selalu menyertai infeksi penyakit
ini) dan adanya pembesaran getah bening
Penularan
Media penularannya melalui pernafasan, air liur,
keringat, darah atau hubungan seksual dari
penderita rubela lainnya

Maka, untuk ibu hamil, sebaiknya menjaga jarak bila


ada teman atau kerabat yang sedang menderita rubela
atau campak Jerman agar tidak tertular
Akibat
Penyakit ini semakin berbahaya apabila diderita oleh
wanita yang usia kehamilan muda, khususnya pada
trimester pertama kehamilan

Hal yang dapat dialami oleh bayi apabila ibu terinfeksi


penyakit ini adalah bayi terlahir cacat atau
menderita kelainan seperti kerusakan pada otak,
kebutaan, tuna rungu atau bisu
Bayi yang lahir dengan rubela kongenital
menyebarkan virus sehingga merupakan ancaman
bagi bayi lain, serta orang dewasa rentan yang
berkontak dengan bayi tersebut

Selama kehamilan, virus ini menjadi penyebab


langsung kematian janin dan bahkan yang paling
penting malformasi kongenital berat

Dianjurkan untuk melakukan vaksinasi, terutama


pada wanita berusia subur (2 bulan vaksinasi baru
promil)
3. Cytomegalovirus (CMV)
Penyebab
Disebabkan oleh virus cytomegalo

Akibat
Bila infeksi dialami oleh ibu hamil, maka bayi yang
dikandung beresiko menderita pembesaran kepala,
pengapuran otak, pembesaran hati, tuli, atau
bentuk kaki dan tangan yang tidak normal.
Virus ini menyebabkan pembengkakan sel yang
karakteristik sehingga terlihat sel membesar
(sitomegali) dan tampak sebagai gambaran mata
burung hantu.
Transmisi horisontal
terjadi melalui “droplet
infection” dan kontak
dengan air ludah

Transmisi vertikal
penularan proses infeksi
maternal ke janin. 
transplasenta
Infeksi CMV yang terjadi karena pemaparan pertama
kali atas individu  infeksi primer

Infeksi primer berlangsung simtomatis ataupun


asimtomatis serta virus akan menetap dalam jaringan
hospes dalam waktu yang tak terbatas  infeksi laten

Transmisi CMV dari ibu ke janin dapat terjadi selama


kehamilan, dan infeksi pada umur kehamilan kurang
sampai 16 minggu menyebabkan kerusakan serius
Kemungkinan infeksi CMV intrauterin bila
didapatkan :

 Oligohidramnion,
 Polihidramnion
 Asites janin
 Gangguan pertumbuhan janin
 Mikrosefali,
 hidrosefalus
4. Herpes Simpleks tipe II
Penyebab
Herpes terbagi atas 2 jenis, sedangkan yang berbahaya
bagi ibu hamil adalah jenis Herpes Simpleks tipe II
(HSV II)

Infeksi ini menyerang alat kelamin. Tanda dari


seseorang terinfeksi penyakit ini adalah keputihan
atau muncul bintik pada alat kelamin.
Penularan
Penularannya adalah melalui kontak langsung atau
tidak langsung dengan penderita lain. Bisa juga
ditularkan melalui hubungan seksual

Akibat
Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi penyakit
ini dapat menderita kelainan pada kulit, yaitu kulit
melepuh
80 persen wanita yang terjangkit infeksi herpes
genitalis mengalami kekambuhan simtomatik
sebanyak 2-4 kali selama hamil
Kekambuhan klinis tampaknya sedikit lebih sering
pada kehamilan tahap lanjut
Janin hampir selalui terinfeksi oleh virus yang di
keluarkan dari serviks atau saluran genital bawah
Virus menginvasi uterus setelah selaput ketuban
pecah atau berkontak dengan janin saat persalinan
Mencegah TORCH
Makan makanan bergizi
Lakukan pemeriksaan sebelum kehamilan
Melakukan vaksinasi
Makan makanan yang matang
Periksa kandungan secara terartur
Jaga kebersihan tubuh
Hindari kontak dengan penderita penyakit (rubela) 
Di samping itu terdapat pula sejumlah low risk HPV
(misalnya tipe 6 dan 11) yang berkaitan dengan kutil
kelamin atau kondilomata akuminata

Meskipun dijumpai infeksi HPV persisten,


perkembangan menjadi displasia prakanker terjadi
relatif jarang dan lambat, sehingga dapat dilakukan
intervensi untuk waktu yang cukup lama

High risk HPV pada pasien HIV(-) dihubungkan


dengan kondiloma anus dan perdarahan anus pada
laki-laki HIV
LANJUT KE INFEKSI
PASCA PARTUM
C. Infeksi Pasca Partum
Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis
setelah persalinan

Suhu 38 °C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum

Bermacam jalan kuman masuk ke dalam alat kandungan seperti


eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari
tempat lain dalam tubuh) dan endogen (dari jalan lahir sendiri)

Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah


streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai
penghuni normal jalan lahir
Infeksi puerperalis / nifas dibagi dalam 2 golongan,
yakni :

1) Infeksi terbatas
2) Infeksi yang menyebar
Infeksi Terbatas

Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina,


seriks, dan endometrium

a) Vulvitis
Pada infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka
perineum jaringan sekitarnya membengkak, tepi
luka menjadi merah dan bengkak, jahitan mudah
lepas, serta luka yang terbuka menjadi ulkus dan
mengeluaran pus
b) Vaginitis

Infeksi vagina dapat terjadi secara langsung pada


luka vagina atau melalui perineum

Permukaan mukosa membengkak dan kemerahan,


terjadi ulkus, serta getah mengandung nanah yang
keluar dari daerah ulkus

Penyebaran dapat terjadi, tetapi umumnya tinggal


terbatas
c) Servisitis
Infeksi serviks sering juga terjadi, tetapi biasanya
tidak menimbulkan banyak gejala. Luka serviks
yang dalam dan meluas dapat langsung ke dasar
ligamentum latum sehingga menyebabkan
infeksi menjalar ke parametrium

 Gejala klinis :
 Nyeri dan rasa panas pada daerah infeksi
 Kadang perih bila BAK
 Demam dengan suhu badan 39-40 derajat celcius
d) Endometritis
Infeksi pada endometrium, Kadang-kadang lokia
tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta dan selaput
ketuban

Gejala :
 Tampak pada hari ke 3 post partum
 Suhu yang mencapai 390 celcius
 Takikardi
 Sakit kepala
 Kadang juga terdapat uterus yang lembek
Infeksi yang menyebar

Penyebaran infeksi ini dapat melalui pembuluh


darah, limfe, dan permukaan endometrium
(tromboflebitis, parametritis, salpingitis, dan
peritonitis)
a) Tromboflebitis

Penjalaran infeksi melalui vena sering terjadi


dan merupakan penyebab terpenting dari kematian
karena infeksi puerperalis
Radang vena golongan 1 disebut tromboflebitis
pelvis dan infeksi vena-vena golongan 2 disebut
tromboflebitis femoralis.
 Tromboflebitis pelvis
Tromboflebitis femoralis
 Tromboflebitis pelvis

Tromboflebitis pelvis yang sering meradang adalah


vena ovarika karena mengalirkan darah dan
luka bekas plasenta di daerah fundus uteri.

Penjalaran tromboflebitis pada vena ovarika kiri


adalah ke vena renalis dan dari vena ovarika kanan
ke vena kava inferior
 Tromboflebitis femoralis

Tromboflebitis femoralis dapat menjadi


tromboflebitis vena safena magna atau peradangan
vena femoralis

mungkin terjadi karena aliran darah lambat di


daerah lipat paha karena vena tersebut yang
tertekan oleh ligamentum inguinale, juga karena
dalam masa nifas kadar fibrinogen meningkat
b. Peritonitis
Infeksi puerperalis melalui saluran getah bening
dapat menjalar ke peritoneum hingga terjadi
peritonis atau ke parametrium menyebabkan
parametritis

c. Parametritis (cellulitis pelvic)


Parametritis dapat terjadi dengan tiga cara berikut :
Melalui robekan serviks yang dalam
Penjalaran endometritis atau luka serviks yang
terinfeksi melalui saluran getah bening
Sebagai lanjutan tromboflebitis pelvis
Jika terjadi infeksi parametrium, timbullah
pembengkakan yang mula-mula lunak, tetapi
kemudian menjadi keras kembali dengan gejala klinis

1) Uterus agak membesar dan lembek


2) Nyeri pada perabaan
3) Suhu tubuh 39-40 derajat celcius
4) Nadi cepat dan menggigil
5) Lochea banyak dan berbau
LANJUT KE INFEKSI
SALURAN KEMIH
D. Infeksi Saluran Kemih
Penyebab :
a. Hipotoni kandung kemih akibat trauma kandung
kemih waktu persalinan (akibat rasa tidak nyaman
yang ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar, laserasi
periuretra atau hematoma dinding vagina)
b. Pemeriksaan dalam yang terlalu sering,
c. Kontaminasi kuman dari perineum
d. Kateterisasi yang sering

Meliputi Sistitis dan Pielonefritis,


1) Sistitis
Gejala berupa nyeri berkemih (disuria), sering
berkemih, dan tak dapat menahan untuk berkemih.
Demam biasanya jarang terjadi. Adanya retensi
urine pascapersalinan umumnya merupakan tanda
adanya infeksi

2) Pielonefritis
Gejala yang lebih berat, demam, menggigil, serta
perasaan mual dan muntah. Selain disuria, dapat
juga terjadi piuria dan hematuria.
LANJUT KE INFEKSI
PAYUDARA
E. Infeksi Payudara
Mastitis
Abses Payudara
Mastitis
Penyebab terjadinya mastitis
Payudara bengkak yang tidak disusui secara adekuat,
akhirnya terjadi mastitis.
Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan
terjadinya payudara bengkak.
Bra yang terlalu ketat mengakibatkan segmental
engorgement, jika tidak disusui dengan adekuat, maka
bisa terjadi mastitis.
Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia
akan mudah terkena infeksi
Gejala
Bengkak, nyeri pada seluruh payudara/nyeri lokal.
Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya lokal.
Payudara keras dan berbenjol-benjol.
Panas badan dan rasa sakit umum.
Abses payudara
merupakan kelanjutan/komplikasi dari mastitis. Hal
ini di sebabkan karena meluasnya peradangan dalam
payudara tersebut

Gejala :
1) Ibu tampak lebih parah sakitnya.
2) Payudara lebih merah dan mengkilap.
3) Benjolan lebih lunak karena berisi nanah,
sehingga perlu di inisiasi untuk mengeluarkan
nanah tersebut

Anda mungkin juga menyukai