Anda di halaman 1dari 27

RESUSITASI

LUKA BAKAR

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AN-NUR


PURWODADI
2019

2008 joko tarub 1


2008 joko tarub 2
2008 joko tarub 3
2008 joko tarub 4
2008 joko tarub 5
Dewasa :
 RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.

Anak: jumlah resusitasi + kebutuhan faal:


 2 cc x BB x % LB./24 Jam + maintenance
 Maintenance:
 10kg BB pertama: 100cc
 10kg BB kedua : 50cc
 10kg BB ketiga : 20cc
½ à diberikan  8 jam pertama
½ à diberikan  16 jam berikutnya
200 joko tarub 6
24 jam I
Separuh kebutuhan jumlah cairan 24 jam I diberikan
dalam 8 jam I (dihitung mulai saat kejadian LB).
Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.
24 jam II
Diberikan cairan sebanyak separuh kebutuhan
jumlah cairan 24 jam I.
Pada hari ke III diberikan separuh jumlah cairan hari
kedua. 1

2008 joko tarub 7


2008 joko tarub 8
2008 joko tarub 9
2008 joko tarub 10
D. Monitor urine dan CVP.
E.  Topikal dan tutup luka
 -            Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9%
( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik.
 -            Tulle.
 -            Silver sulfa diazin tebal.
 -            Tutup kassa tebal.
 -            Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan
kotor.

2008 joko tarub 11


F.        Obat – obatan:
 o    Antibiotika   : tidak diberikan bila pasien datang < 6
jam sejak kejadian.
 o    Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola
kuman dan sesuai hasil kultur.
 o    Analgetik     : kuat (morfin, petidine)
 o    Antasida       : kalau perlu

2008 joko tarub 12


Kita sering menjumpai kejadian luka bakar di kehidupan kita sehari-
hari. Entah itu karena :
 kompor meledak,
 tersiram air panas,
 tersemprot air aki, atau
 bahkan karena usaha bunuh diri.

sering kita lihat di lapangan adalah jika terjadi luka bakar segera olesi
dengan sabun, kecap, bubuk, atau bahan-bahan yang lainnya.

apa yang harus dilakukan………?

2008 joko tarub 13


.
 Pada dasarnya, prinsip yang harus kita pegang jika kita
menghadapi kejadian luka bakar adalah :
 Jauhkan korban dari sumber  yang menyebabkan luka bakar
 Hentikan proses terbakar

 Alirkan air biasa (jangan terlalu panas atau terlalu dingin) pada luka
bakar. Cuci bersih bahan kimia (seperti air aki) dengan mengalirkan
terus air selama 20 menit atau lebih.
 Lepaskan semua pakaian dan perhiasan yang mengganggu. Jika
terdapat perlekatan pakaian pada kulit, gunting disekitarnya. Jangan
berusaha untuk melepas pakaian yang sudah melekat pada kulit.  

2008 joko tarub 14


Lakukan penilaian pertama
 Tangani semua hal yang mengancam nyawa. Jika kita
tidak dapat menangani, segera panggil bantuan
kesehatan
Tutup luka bakar
 Gunakan bahan yang steril untuk menutup luka bakar.
Jangan gunakan mentega, salepe, lotion, antiseptik,
atau es pada luka bakar. Jangan memecahkan lepuh
yang ada.
Pertahankan korban dalam keadaan hangat
 Jadi yang perlu diingat adalah jika kita menjumpai luka
bakar, segera alirkan dengan air biasa yang mengalir.
Jangan diberi salep, kecap, sabun, dll. Lalu setelah itu,
segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan
lebih lanjut.
2008 joko tarub 15
        Pemeriksaan diagnostik:
 (1)      LED: mengkaji hemokonsentrasi.
 (2)      Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia.
Ini terutama penting untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan dalam
24 jam pertama karena peningkatan kalium dapat menyebabkan
henti jantung.
 (3)      Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji fungsi
pulmonal, khususnya pada  cedera inhalasi asap.
 (4)      BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal.
 (5)      Urinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogen menandakan
kerusakan otot pada luka bakar ketebalan penuh luas.
 (6)      Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
 (7)      Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun
pada luka bakar masif.
 (8)      Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap

2008 joko tarub 16


 Penatalaksanaan
 Penalataksanaan (assessment) dan penanganan awal luka bakar berjalan simultan
mengikuti kaidah standar Advanced Trauma Life Support dari Komite Trauma American
College of Surgeons. Pada survei primer dinilai dan ditangani A, B, C dan D penderita 4
 A – (airway) : Jalan nafas, adalah sumbatan jalan atas (larinx, pharinx) akibat cedera
inhalasi yang ditandai kesulitan bernafas atau suara nafas yang berbunyi (stridor
hoarness). Kecurigaan dibuat bila ditemukan oedem mukosa mulut dan jalan nafas,
ditemukan sisa-sisa pembakaran di hidung atau mulut dan luka bakar mengenai muka
atau leher. Cedera ini harus segera ditangani karena angka kematiannya sangat tinggi.
 B – (Breathing) : Kemampuan bernafas, ekspansi rongga dada dapat terhambat karena
nyeri atau eschar melingkar di dada.
 C – (Circulation) : Status volume pembuluh darah Keluarnya cairan dari pembuluh darah
terjadi karena meningkatnya permeabilitas pembuluh darah (jarak antara sel endotel
dinding pembuluh darah). Bila disertai syok (suplai darah ke jaringan kurang),
tindakannya adalah atasi syok lalu lanjutkan resusitasi cairan.
 D – (disability) : Status neurologis pasien.

2008 joko tarub 17


2008 joko tarub 18
2008 joko tarub 19
2008 joko tarub 20
2008 joko tarub 21
2008 joko tarub 22
2008 joko tarub 23
Diagnosa Keperawatan

2008 joko tarub 24


2008 joko tarub 25
2008 joko tarub 26
2008 joko tarub 27

Anda mungkin juga menyukai