Anda di halaman 1dari 24

TEHNIK SAMPLING PADA

PENELITIAN HUKUM
EMPIRIS
Mahmul Siregar
PENDAHULUAN
• Idealnya data penelitian dikumpulkan dari seluruh populasi
yang dipermasalahkan.

• Sulit dilaksanakan karena keterbatasan waktu dan biaya


penelitian.

• Oleh karena itu, dalam suatu penelitian umumnya hanya


dipergunakan sebagian saja dari keseluruhan populasi
penelitian.
POPULASI DAN SAMPLE

• Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri


yang sama. Populasi dapat berupa himpunan orang, benda,
kejadian-kejadian, kasus-kasus, putusan-putusan atau tempat
yang memiliki ciri yang sama.

• Sample adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi


yang menjadi sumber pengumpulan data penelitian.
• Kategori Populasi

target population
sampled population
problem population
data populasi
Kategori Populasi

sampled
population

target
population
POPULATION

problem
population

Data
population
Target population adalah populasi kepada
siapa kesimpulan akan diberlakukan atau
digeneralisasikan.

Sampled population adalah darimana


sample diambil. Idealnya dalam sebuah
penelitian, target population identik dengan
sampled population.
Problem population adalah populasi yang
menjadi objek penelitian, kepada siapa hasil
penelitian diberlakukan atau digeneralisasikan.
Populasi ini pada umumnya sudah tercermin
dalam rumusan masalah penelitian.

Data populasi adalah populasi darimana data


diperoleh melalui sample populasi tersebut.
Idealnya problem population identik dengan data
populasi.
TEHNIK SAMPLING
simple random
sampling

systematic random
sampling

stratified random
Random Sampling sampling

cluster random
SAMPLING
TEHNIK SAMPLING

sampling

multistage random
sampling
TEHNIK

Convinience
Sampling

Nonrandom
Judgment Sampling
Sampling

Quota Sampling
Random Sampling
(Probability
Sampling)
1. Simple random sampling

• dipergunakan apabila populasi dianggap


homogen.

• Tersedia daftar dari seluruh unit populasi,


berikut nomor urut dari seluruh unit
populasi tersebut.

• Pengambilan unit sample dapat dilakukan


dengan melalui cara lotre atau dengan
bilangan random.
• Keuntungan dan kelemahan simple
random sampling

Keuntungan tehnik ini adalah harga rata-


rata sample merupakan estimator rata-
rata populasi yang “unbias” dan
pelaksanaannya mudah.

Sedangkan kelemahannya adalah


sample dapat menyebar pada jarak yang
jauh atau justru akan mengumpul pada
area tertentu saja, memerlukan daftar
populasi yang lengkap
2. systematic random sampling

dipergunakan untuk populasi yang dianggap homogen.

Tersedia daftar seluruh populasi berikut nomor urutnya.

Pengambilan sample pertama dilakukan dengan sama


dengan cara simple random sampling, sedangkan untuk
sample kedua, ketiga dan seterusnya, ditentukan secara
sistematis, yaitu meloncat ke nomor berikutnya dengan
jarak tertentu.
• Contoh akan diambil 20 sample dari 100 unit
sample dalam populasi. Dalam hal ini jarak besar
loncatan ditetapkan sebesar 100 : 20 = 5. misalnya
sample pertama jatuh ke unit nomor 5
(pengambilan dengan lotre), maka sample kedua
dan seterusnya akan jatuh pada nomor 10 (5 + 5),
15 (10+5), demikian seterusnya sampai diperoleh
20 unit sample.

• Perhatikan tabel berikut :


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

61 62 63 64 65 66 67 68 69 70

71 72 73 74 75 76 77 78 79 80

81 82 83 84 85 86 87 88 89 90

91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
3. stratified random sampling

• digunakan apabila populasinya heterogen.

• Dalam populasi yang heterogen tersebut ternyata terdiri dari lapisan/


tingkatan yang bersifat homogen.

• Apabila jumlah unit tiap tingkatan sama, maka digunakan cara simple
stratified random sampling, akan tetapi apabila jumlah unit untuk tiap
tingkatan tidak sama, maka dipergunakan proportional stratified random
sampling.

• Cara ini diambil dalam rangka meningkatkan derajat keterwakilan sample


yang akan diambil terhadap populasinya.
4. cluster random sampling

• Cara ini dipergunakan apabila populasinya heterogen, dimana di


dalamnya terdiri dari kelompok-kelompok (cluster) yang di dalamnya
masih mengandung unit populasi yang heterogen.

• Dari cluster-cluster diambil secara acak dan selanjutnya dari cluster


terpilih diambil unit populasi secara random sehingga diperoleh
sample.

• Dalam hal ini heterogenitas sample diharapkan sama dengan


heterogenitas populasinya.
• Cluster random sampling sering juga disebut area random sampling.
Area dalam hal ini dapat berupa suatu area administratif, misalnya
kecamatan, kelurahan, kabupaten, RT/RW dan lain sebagainya. Dapat
juga area dalam artian geografis, seperti pantai, sungai, dataran
tinggi, dataran rendah dan lain sebagainya.

• Kelemahan cara ini adalah sulit diperoleh cluster dengan


heterogenitas yang benar-benar sama, sehingga sample yang
diperoleh merupaka estimator yang kasar untuk populasinya.
Sedangkan keuntungannya adalah penyebaran unit populasi dapat
ditekan, dan tidak diperlukan daftar dari seluruh unit populasi, akan
tetapi cukup daftar unit populasi dalam cluster atau area terpilih.
5. multistage random sampling

• Cara ini merupakan kombinasi dari cara-cara diatas,


yaitu kombinasi antara simple stratified – cluster
random sampling, dengan urutan-urutan bervariasi
Nonrandom Sampling
(Nonprobability
Sampling)
 1. Convinience Sampling
• Merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain
kecuali berdasarkan kemudahan saja.

• Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan
dia mengenal orang tersebut.

• Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling – tidak
disengaja – atau juga captive sample (man-on-the-street)

• Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian
diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random).

• Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang
obyektif. 
 2. Judgment Sampling
• Judgement Sampling adalah teknik pengambilan sampling
dimana sampel yang dipilih berdasarkan penilaian peneliti
bahwa dia atau seseorang yang paling baik jika dijadikan
sampel penelitiannya.

• Contoh : Seseorang hendak meneliti efektifitas UU Tentang


Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
Uang, maka peneliti menetapkan narasumbernya adalah
komisioner PPATK, penegak hukum yang memiliki
pengalaman dalam perkara TPPU
 3. Quota Sampling
• Quota Sampling adalah teknik pengambilan sampling dalam bentuk
distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih acak melainkan
secara kebetulan saja. 

• Contoh : Misalnya, seorang peneliti ingin mewawancarai hakim di suatu


pengadilan. Jumlah hakim 20 orang, jika ia ingin mewawancarai 25%
jumlah hakim, maka ia harus mewawancarai sebanyak 5 orang hakim.

• Kelima orang hakim tersebut tidak dilakukan secara acak tetapi dengan
secara kebetulan saja. 
QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai