Anda di halaman 1dari 72

METODE PENELITIAN HUKUM

Dr. Mahmul Siregar, SH.,M.Hum


HUKUM SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN

• Apakah hukum merupakan ilmu pengetahuan ?

• Sebagian ahli berbeda pendapat tentang kedudukan


hukum sebagai sebuah ilmu pengetahuan

• Gabriel Marcely ; hukum itu adalah mistery (gelap)


karena berbicara hukum selalu terbatas pada ruang dan
waktu, dengan demikian hukum itu bukan sebagai ilmu.

• Von Kircman ; bahwa ilmu hukum itu bukanlah ilmu,


karena objek dari ilmu hukum adalah hukum positif.
Dimana didalam hukum positif secara a priori kita dipaksa
untuk mentaatinya, sedangkan dalam ilmu pengetahuan
orang memiliki kebebasan untuk mempelajari.
• Satjipto Rahardjo : hukum adalah tehnologi sosial.
Jika hukum adalah teknologi sosial, maka akar dari
pemahaman ini adalah tingkah laku manusia dan manusia
itu sendiri di dalam pergaulan hidupnya.

• Tingkah laku dan manusia serta pergaulan hidup manusia


itu sesungguhnya merupakan awal mula dari objek dari ilmu
hukum dan bagaimana menyusun suatu peraturan-
peraturan bagi pergaulan hidup manusia itu melalui suatu
peraturan-peraturan yang akan mengatur tingkah laku dan
pergaulannya untuk mewujudkan apa yang menjadi cita-cita
hukum yakni kertertiban dalam arti yang luas.

• Untuk menyusun suatu susunan hukum yang baik dan


sesuai dengan cita hukum itu, jelas diperlukan suatu
metode.

• Hukum adalah sebuah ilmu pengetahuan


• Muchtar Kusumaatmadja : hukum itu dapat
digunakan sebagai sarana pembaharuan masyarakat.

• hukum tidak hanya semata-mata sebagai alat pengatur


tingkah laku, untuk menciptakan ketertiban dalam arti
sempit, tetapi lebih dari itu.

• Rescoe Pound : menyatakan hukum dapat


digunakan untuk memberikan dan mengembangkan
dasar-dasar pemikirannya dengan menyusun bahan-
bahan hukum yang ada, menjadi hukum yang sesuai
dengan perkembangan masyarakat.

• Hukum adalah sebuah ilmu pengetahuan


UNSUR-UNSUR ILMU PENGETAHUAN
DALAM ILMU HUKUM
Keadilan,
kepastian hukum
dan kemanfaatan

Objek ilmu hukum


Metode penelitian adalah manusia,
EPISTE- tingkah laku
hukum ; normatif
MOLOGI manusia,
dan empiris
pergaulan hidup
manusia dan
ONTOLOGI hukum
positif
METODE PENELITIAN HUKUM
• Sebagai sebuah ilmu pengetahuan, ilmu
hukum memiliki cara untuk menemukan
kebenaran dan mengembangkan ilmunya

• Metode penelitian hukum merupakan aspek


epistemologi dari ilmu hukum

• Metode penelitian hukum memungkinkan


hukum dipelajari secara objektif, sistematis
dan kritis untuk mendapatkan kebenaran dari
sudut pandang keilmuan
PENGERTIAN PENELITIAN HUKUM

• PENELITIAN HUKUM merupakan suatu kegiatan


ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika
dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk
mempelajari satu atau beberapa gejala hukum
tertentu, dengan jalan menganalisanya.

• Kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan


mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk
Soerjono Soekanto kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas
permasalahan yang timbul di dalam gejala yang
bersangkutan.
Ervin H. Pollack

penelitian hukum adalah suatu


penelitian untuk menemukan
inkonkrito, yang meliputi berbagai
kegiatan untuk menemukan apakah
yang merupakan hukum yang layak
untuk diterapkan secara inkonkrito
untuk menyelesaikan perkara
tertentu.
T. MOHAMMAD RADHI
penelitian hukum sebagai keseluruhan aktifitas
berdasarkan disiplin ilmiah untuk mengumpulkan,
mengklasifikasikan, menganalisis dan menginterpretasikan
fakta-fakta serta hubungan-hubungan di lapangan hukum
yang berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dapatlah
dikembangkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan cara-
cara ilmiah untuk menanggapi fakta dan hubungan
tersebut.

SOETANDYO WIGNYOSOEBROTO
penelitian hukum adalah seluruh upaya untuk mencari dan
menemukan jawaban yang benar (right answer)  dan/atau
jawaban yang tidak sekali-kali keliru (true
answer) mengenai suatu permasalahan dalam bidang
hukum
TUJUAN PENELITIAN HUKUM

1. untuk mendapatkan pengetahuan tentang gejala hukum sehingga dapat


dirumuskan masalah secara tepat ;

2. untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu gejala


hukum, sehingga dapat dirumuskan hipotesa ;

3. untuk menggambarkan secara lengkap aspek-aspek hukum dari suatu keadaan,


perilaku individu atau perilaku kelompok tanpa didahului hipotesa ;

4. untuk mendapatkan keterangan tentang frekwensi peristiwa hukum ;

5. untuk memperoleh data mengenai hubungan antara satu gejala hukum dengan
gejala yang lain ;

6. untuk menguji hipotesa yang berisikan hubungan sebab akibat


Disamping tujuan tersebut diatas, penelitian hukum mempunyai sejumlah
tujuan tertentu yang membedakannya dengan penelitian sosial, antara lain :

1. untuk mendapatkan azas-azas hukum dari hukum positif yang tertulis atau
dari rasa susila warga masyarakat ;
2. untuk mengetahui sistematika dari suatu perangkat kaidah-kaidah hukum,
yang terhimpun dalam suatu kodifikasi atau peraturan perundang-
undangan tertentu ;
3. untuk mengetahui taraf sinkronisasi peraturan perundang-undangan baik
secara vertical maupun horizontal ;
4. untuk mengetahui perbandingan hukum tentang sesuatu hal dari sejumlah
sistim atau tata hukum yang berbeda ;
5. untuk mengetahui perkembangan hukum dari perspektif sejarah ;
6. untuk mengidentifikasi hukum-hukum tidak tertulis, seperti hukum adapt
ataupun kebiasaan ;
7. untuk mengetahui efektifitas dari hukum tertulis maupun tidak tertulis
KEGUNAAN PENELITIAN HUKUM

1) untuk mengetahui dan mengenal apakah dan bagaimanakah hukum positifnya


mengenai suatu masalah yang tertentu dan ini merupakan tugas semua sarjana hukum ;
2) untuk dapat menyusun dokumen-dokumen hukum (seperti gugatan, tuduhan,
pembelaan, putusan pengadilan, akta notaries, sertifikat, kontrak, dan sebagainya) yang
diperlukan oleh masyarakat. Hal ini menyangkut pekerjaan notaries, pengacara, jaksa,
hakim dan para pejabat pemerintah ;
3) untuk dapat menjelaskan atau menerangkan kepada orang lain apakah dan
bagaimanakah hukumnya mengenai peristiwa atau masalah yang tertentu. Hal ini
merupakan tugas utama para dosen dan penyuluh ;
4) untuk menulis ceramah, makalah, atau buku-buku hukum ;
5) untuk melakukan penelitian dasar (basic research) di bidang hukum, khususnya dalam
mencari asas hukum, teori hukum, dan system hukum, terutama dalam hal penemuan
dan pembentukan asas-asas hukum baru, pendekatan hukum yang baru, dan sistim
nasional yang baru ;
6) untuk menyusun rancangan undang-undang, atau peraturan perundang-undangan
lainnya (legislative drafting) ;
7) untuk menyusun rancangan pembangunan hukum, baik rencana jangka pendek dan
jangka menengah, terlebih untuk jangka panjang
• Memorandum
• Makalah hukum
• Legal opinion
• Laporan • Legal due
• Penelitian KEGUNAAN dilligence
• Skripsi AKADEMIK KEGUNAAN • Legislative
PRAKTIK
• Tesis drafting
• • Contract
Disertasi
drafting
• Artikel • Legal form
• Pledoi, dll
PERKEMBANGAN PENELITIAN
HUKUM

PENELITIAN FUNCTIONAL
YURIDIS
HUKUM JURISPRUDENC
NORMATIF
SOSIOLOGIS E
Yuridis Normative

 Metode ini sangat erat kaitannya dengan metode


penelitian yang dipergunakan dalam filsafat.
 Metode penelitian yuridis dogmatis masih
bersifat deduktif dan idealistis tanpa
mengkaitkan antara hukum tersebut dengan
masyarakat.
 Sesuai dengan paham para ilmuwan pada masa
itu yang masih menganggap bahwa
pengembangan ilmu adalah semata-mata untuk
keperluan ilmu itu sendiri.
 Tokoh yang berpendirian demikian, misalnya
Hans Kelsen dalam bukunya Die Reine
Rechtslehre.
Penelitian Hukum Sosiologis

• Munculnya aliran histories yang diprakarsai oleh Carl Von


Savigny. Aliran ini tidak saja memandang hukum sebagai
ide, tetapi melihat hukum sebagai sebuah gejala sosial.
Dalam hal ini sangat terkenal pandangan Carl Von Savigny
yang menyatakan bahwa hukum tidak dibuat oleh
manusia, tetapi hukum itu tumbuh dan berkembang
secara histories bersama-sama dengan masyarakat yang
bersangkutan.
• Pemikiran aliran histories ini kemudian berlanjut dengan
pandangan para ahli hukum yang menyatakan bahwa
hukum itu bukan hanya norma-norma yang tersusun
secara sistematis, tetapi juga sekaligus hukum itu adalah
sebuah gejala sosial.
• Oleh karena itu timbullah aliran yang dikenal dengan aliran
sosiologis yang dipelopori oleh Eugene Ehrlich, murid
utama dari Carl Von Savigny. Metode penelitian hukum
yang dipergunakan aliran ini adalah metode penelitian
hukum sosiologis.
functional Jurisprudence

dipelopori oleh Roscoe Pound ini menyatakan


bahwa jurisprudence is the eye of the law. Menurut
aliran ini hukum juga harus memperhatikan ilmu-
ilmu sosial lainnya, psikologi, ekonomi dan
anthropologi.
Oleh karena itu dewasa ini banyak diyakini bahwa
penelitian hukum tidak bisa lagi menggunakan satu
metode saja atau cara berfikir saja, akan tetapi juga
menggunakan sejumlah variasi cara berfikir.

dikenal penelitian multidisiplin.


JENIS-JENIS PENELITIAN HUKUM
Penelitian inventarisasi
hukum positif

Penelitian terhadap asas-


asas hukum

Penelitian hukum inkonkrito

PENELITIAN HUKUM
Penelitian terhadap
NORMATIF (DOCTRINAL sistematika hukum
LEGAL RESEARCH)

Penelitian terhadap
sinkronisasi hukum vertikal
dan horizontal
RESEARCH)
(LEGAL RESEARCH)

Penelitian perbandingan
HUKUM
PENELITIAN HUKUM

hukum
(LEGAL

Penelitian sejarah hukum


PENELITIAN

Penelitian Hukum Sosiologis

PENELITIAN HUKUM
Penelitian Hukum
EMPIRIS (SOCIO LEGAL Antropologis
RESEARCH)

Penelitian Efektifitas Hukum


PENELITIAN HUKUM
NORMATIF
METODE PENELITIAN HUKUM
Satjipto Rahardjo

metode idealis
• Metode ini akan senantiasa berusaha untuk menguji hukum yang harus mewujudkan
nilai-nilai tertentu. 
• Pemikiran ini membahas apa saja yang menjadi tuntutan dari nilai tersebut dan apa
yang seharusnya dilakukan oleh hukum untuk mewujudkan nilai itu.

metode normatif 
• melihat hukum sebagai suatu sistem peraturan-peraturan yang abstrak, maka
perhatiannya akan terpusat pada hukum sebagai suatu lembaga yang benar-benar
otonom, yaitu yang bisa kita bicarakan sebagai subjek tersendiri, terlepas dari
kaitannya dengan hal-hal di luar peraturan-peraturan tersebut

metode sosiologis
• metode ini mengaitkan hukum kepada usaha untuk mencapai tujuan-tujuan serta
memenuhi kebutuhan-kebutuhan konkrit dalam masyarakat.
• Oleh karena itu, metode ini memusatkan perhatiannya pada pengamatan mengenai
efektivitas dari hukum.
PENELITIAN HUKUM NORMATIF
• Terry Hutchinson
Penelitian yang memberikan penjelasan sistematis aturan yang mengatur suatu
kategori hukum tertentu, menganalisis hubungan antara peraturan menjelaskan
daerah kesulitan dan mungkin memprediksi pembangunan masa depan
• Soerjono Soekanto
Penelitian perpustakaan atau studi dokumen karena penelitian ini dilakukan
atau ditujukan hanya pada peraturan-peraturan yang tertulis atau bahan-bahan
hukum yang lain
• Peter Mahmud Marzuki 
Suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsip-prinsip
hukum, maupun doktrin hukum untuk menjawab permasalahan hukum
yang dihadapi. Penelitian hukum normatif dilakukan untuk menghasilkan
argumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi.    
Karakteristik Penelitian Hukum Normatif

• Disebut juga sebagai penelitian hukum doktrinal

• Objek kajiannya adalah sistem norma, meliputi :


a. hukum positif
b. asas hukum
c. doktrin atau ajaran hukum
d. putusan pengadilan
e. Putusan-putusan lainnya yang bersifat mengikat (misalnya
putusan BPSK, KPPU, KPU, dll)
f. Dokumen hukum yang dibuat secara formal dan bersifat mengikat

• Menggunakan data sekunder


JENIS PENELITIAN HUKUM NORMATIF

penelitian
inventarisasi
hukum positif
penelitian
Penelitian
terhadap
sejarah
azas-azas
hukum
hukum

PENELITIAN
penelitian
HUKUM penelitian
perbandingan
hukum
NORMATIF terhadap
sistematika
hukum

penelitian
penelitian taraf
hukum sinkronisasi
inkonkrito vertical dan
horizontal
1. Penelitian inventarisasi hukum positif
• Penelitian inventarisasi merupakan sebuah kegiatan
penelitian pendahuluan sebelum seorang peneliti lebih jauh
melangkah pada penelitian inconcrito, penelitian asas,
penelitian taraf sinkronisasi vertical dan horizontal,
penelitian perbandingan hukum dan penelitian hukum
lainnya.

• Hasil penelitian inventarisasi hukum positif merupakan data


dasar yang wajib dimiliki oleh seorang peneliti hukum
normative.

• Kegiatan penelitian inventarisasi hukum positif sangat


tergantung pada konsepsi si peneliti tentang apa yang
menjadi hukum positif, karena yang akan diinventarisir oleh
si peneliti adalah apa yang dipandangnya sebagai hukum
positif.
Konsepsi tentang hukum

konsepsi kaum legis-positipis


• hukum identik dengan norma-norma tertulis yang dibuat serta diundangkan oleh lembaga atau pejabat
negara yang berwenang. Dengan konsepsi yang demikian, maka si peneliti hanya akan mengumpulkan
peraturan perundang-undangan yang tertulis saja.
• Sementara peraturan hukum lainnya meskipun berlaku ditengah masyarakat akan tetapi tidak dalam
bentuk tertulis tidak menjadi focus dari penelitian, karena dipandang sebagai peraturan nonhukum.

konsepsi sosiologis
• memandang kaidah hukum tidak saja berupa peraturan perundang-undangan tertulis, tetapi juga
termasuk dan yang utama adalah segala aturan yang secara de facto diikuti atau dipatuhi oleh
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
• Pada penelitian ini peneliti lebih focus pada perilaku actual dari anggota-anggota masyarakat dan
kemudian melakukan abstraksi terhadap perilaku actual tersebut sehingga dihasilkan suatu norma
hukum yang menjadi dasar bertindak atau berperilaku masyarakat tersebut.

konsepsi hukum identik dengan putusan-putusan hakim atau putusan


pengetua adat
• Berdasarkan konsepsi yang demikian, maka penelitian ditekankan pada pengumpulan keputusan-
keputusan hakim atau pengetua-pengetua adat dalam memutuskan sebuah konflik hukum yang terjadi
di tengah-tengah masyarakat.
Kegiatan pokok

Soetandyo Wignjosoebroto mengatakan terdapat tiga


kegiatan pokok yang harus dikerjakan dalam
penelitian inventarisasi hukum positif, yakni :

(1). Menetapkan criteria identifikasi untuk menyeleksi


manakah norma-norma yang harus disebut sebagai
norma hukum positif, dan mana yang harus
dikelompokkan sebagai norma sosial atau
nonhukum.
(2). Melakukan koreksi terhadap norma-norma yang
teridentifikasi sebagai norma hukum positif.
(3). Mengorganisasikan norma-norma yang sudah
berhasil diidentifikasi dan dikumpulkan itu ke dalam
suatu system yang komprehensif
2. Penelitian terhadap Azas-Azas Hukum
• Sesuai nama yang diberikan kepadanya tipe penelitian
hukum normative ini bertujuan untuk menemukan asas atau
doktrin dalam hukum positif yang berlaku, sehingga
penelitian ini sering juga disebut dengan studi dogmatic atau
doctrinal research.

• Penelitian ini akan sangat dipengaruhi oleh konsepsi yang


dipergunakan dalam memandang hukum positif.

• Jika hukum positif dikonsepsikan sebagai kaidah tertulis yang


dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki otoritas, maka asas
yang akan dicari adalah pada peraturan perundang-undang
tertulis saja. Demikian pula jika hukum positif dikonsepsikan
tidak saja pada aturan tertulis, maka pencarian asas atau
doktrin ditujukan baik terhadap hukum positif tertulis,
maupun tidak tertulis yang tumbuh berkembang dan
dipatuhi oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Hubungan dengan inventarisasi hukum

• keberlangsungan penelitian untuk menemukan


asas dan doktrin hukum ini sangat didukung oleh
selesai atau tidak selesainya penelitian
inventarisasi hukum positif.

• Langkah awal yang dilakukan peneliti tipe ini


adalah menyelesaikan terlebih dahulu penelitian
inventarisasi hukum positif sesuai konsepsi atas
hukum positif yang dipergunakan.

• Hasil inventarisasi hukum positif adalah pre-


determinan hasil akhir setiap penelitian doctrinal.
Logika penalaran (analisis data)

• Logika penalaran yang dipergunakan adalah logika


induktif.

• Prosedur logika dimulai dari pengumpulan hukum positif


yang relevan dengan sasaran penelitian. Selanjutnya
dilakukan proses abstraksi dari kadah-kaidah hukum
positif tersebut sehingga ditemukan sebuah pemikiran
yang lebih umum, luas, dan abstrak.

• Jika hasil abstraksi tidak bisa diabstraksi lebih lanjut, maka


hasil abstraksi tersebutlah yang kemungkinan besar
merupakan asas atau doktrin dari hukum positif yang
diteliti.
Beberapa contoh asas (Mahadi)

“togu urat ni tobu, toguan urat ni padan” (kuat urat


tebu, lebih kuat lagi janji yang sudah diberikan).

Asas ini dapat dijabarkan dalam sebuah norma dalam


hukum perjanjian yang menyatakan bahwa janji harus
ditepati. Hukum positifnya seperti tercantum dalam
Pasal 1338 KUH Perdata bahwa semua perjanjian
yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya.
Beberapa contoh asas (Mahadi)

“ kabau tagak, kubang tingga” (kerbau


berdiri, kubangan tinggal).

Norma hukum positifnya dapat dikaitkan dengan masalah hak


ulayat yang berbunyi :

a. bila seorang warga telah meninggalkan tanah ulayat, maka tanah


tersebut akan kembali kepada kekuasaan persekutuan. Dengan
perkataan lain, apabila seorang warga menggunakan harta milik
umum dan ia meninggalkannya, maka haknya atas harta umum
tersebut diserahkan kepada orang lain.
b. dengan demikian, warga lain dapat meminta kepala persekutuan
supaya diberi ijin untuk menguasai tanah bersangkutan
3. Penelitian terhadap Sistematika Hukum

• Penelitian terhadap sistematik hukum dapat dilakukan pada


peraturan perundang-undang atau hukum yang tertulis.

• Tujuan utama dari tipe penelitian hukum normative ini


adalah untuk mengadakan identifikasi terhadap sejumlah
pengertian-pengertian dasar dalam hukum (peraturan
perundang-undangan), misalnya pengertian masyarakat
hukum, objek hukum, subjek hukum, peristiwa hukum, hak
dan kewajiban dan lain sebagainya.

• Penelitian ini penting mengingat bahwa masing-masing


pengertian dasar tersebut mempunyai arti tertentu dalam
kehidupan hukum
4. Penelitian terhadap Taraf Sinkronisasi Hukum

Penelitian
terhadap
taraf
sinkronisasi
horizontal

Penelitian
terhadap
taraf
sinkronisasi
vertikal
a. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi horizontal

• menguji taraf kesinkronan antar peraturan perundang-


undangan yang berada pada level atau peringkat
perundang-undangan yang sama.

• harus terlebih dahulu mengetahui informasi tentang


isu-isu dari substansi hukum yang akan diuji taraf
sinkronisasinya.

• menggunakan pendekatan content analysis


b. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertikal
• menguji taraf kesinkronan antar peraturan perundang-undangan yang berada pada
level atau peringkat perundang-undangan yang berbeda

• Peraturan yang lebih rendah tingkatannya tidak boleh bertentangan dengan peraturan
yang lebih tinggi.

• TAP MPR RI No. III Tahun 2000 menetapkan tata urutan peraturan perundang-undang
di mulai dari UUD 1945, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Daerah.

• Perhatikan juga UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Peraturan


Perundang-Undangan

• Sering dilaksanakan oleh MA RI (judicial review peraturan pada level dibawah UU) dan
MK RI (judicial review UU dengan UUD).
5. Penelitian Hukum Inconcrito
• untuk menguji apakah sebuah postulat normative dapat atau
tidak dapat dipergunakan atau diterapkan untuk sebuah
perkara konkrit.

• Penelitian banyak dilakukan oleh para penegak hukum


seperti polisi, jaksa, hakim dan pengacara, karena tugas
utama mereka terkait langsung dengan penegakan norma
hukum positif terhadap peristiwa-peristiwa hukum inkonrito.

• Meskipun demikian penelitian ini juga penting bagi para


dosen dan para mahasiswa hukum yang menyelesaikan tugas
akhir (khususnya penulisan skripsi).
Tahapan pengumpulan data

1. searching for the relevant fact, yang


terkandung dalam perkara hukum
(peristiwa hukum konkrit) yang sedang
dihadapi),

2. searching for the relevant abstract legal


prescription, yang terdapat dan
terkandung dalam rumusan hukum positif
yang berlaku.
Logika penalaran (analisis data)

• Logika penalaran dalam analisis penelitian hukum untuk


perkara inkonkrito mempergunakan logika silogisme.

• Norma-norma hukum positif yang berlaku saat itu,


dipandang sebagai hukum positif in-abstracto.

• Norma hukum positif ini dalam proses analisis dijadikan


sebagai premise mayor atau sebagai kondisi ideal atau yang
seharusnya. Sedangkan fakta-fakta relevan terkait dengan
peristiwa konkrit dijadikan sebagai premise minor.

• Melalui cara berfikir silogisme akan ditentukan kesimpulan


apakah premise mayor tadi sesuai atau tepat untuk
diterapkan pada peristiwa hukum konkrit yang terjadi.
6. Penelitian perbandingan hukum

• Dalam penelitian hukum metode penelitian


perbandingan hukum sering dipergunakan untuk
melihat perbandingan atas penyelesaian atau
pengaturan masalah yang sedang diteliti dalam
system hukum atau tata hukum yang lain.

• Dengan memperbandingkan hal tersebut peneliti


memiliki informasi tentang masalah yang ingin
dipecahkan dalam tinjauan system hukum yang
lain.
unsur-unsur yang terdapat dalam suatu system
hukum, antara lain mencakup :

(a) substansi hukum yang mencakup perangkat


peraturan dan perilaku teratur dari masyarakat,
(b) struktur hukum, mencakup lembaga-lembaga
hukum, dan
(c) budaya hukum mencakup perangkat nilai yang
diyakini dan yang dianut oleh suatu masyarakat
hukum yang mendasari persepsi, pandangan, cita-
cita, keinginan dan harapan masyarakat tersebut
terhadap hukum.
• .
Sunaryati Hartono

Penelitian
perbandingan
hukum fungsional

Penelitian
perbandingan
hukum struktural
 Penelitian perbandingan hukum
fungsional ditujukan untuk mencari cara
bagaimana suatu peraturan atau pranata hukum
dapat menyelesaikan suatu masalah sosial atau
ekonomi, atau bagaimana suatu pranata hukum
atau pengaturan suatu pranata sosial atau ekonomi
dapat menghasilkan perilaku yang diinginkan.

 Penelitian ini juga dipergunakan untuk meneliti the


existing national law in its day to day practice, and
the law in action dari setiap system atau pranata
atau kaidah hukum yang dibandingkan.

 Dalam kaitan ini, nilai lebih dari metode ini adalah


bahwa ia mencari dan menguji bagaimana suatu
penyelesaian atau peraturan hukum yang
diusulkan untuk mengatasi suatu masalah, sosial,
ekonomi, politik dan lainnya itu benar-benar
bekerja dan berfungsi dalam masyarakat.

 Metode ini juga akan menguji dampak terhadap


berlakunya suatu peraturan atau pranata baru
dalam sebuah masyarakat.
 Penelitian perbandingan hukum
structural atau sistematik terutama
berusaha untuk menyusun suatu system yang
dipergunakan sebagai referensi dalam
mengadakan perbandingan-perbandingan.

 System termaksud dapat saja berupa system


yang konkrit, abstrak, konseptual, terbuka
atau tertutup.

 Penelitian perbandingan hukum jenis ini


digunakan oleh peneliti yang menganggap
bahwa tidaklah mungkin membandingkan
dua atau lebih system hukum dari masyarakat
yang berbeda ideology sosial-ekonominya.
Oleh karena itu terlebih dahulu diperlukan
pendekatan sistemik yang memperhatikan
interaksi antara hukum dan kondisi sosial
ekonomi setempat.
7. Penelitian sejarah hukum

berusaha untuk mengidentifikasi terhadap tahap-


tahap perkembangan hukum, yang dapat
dipersempit ruang lingkupnya menjadi sejarah
peraturan perundang-undangan.

Selain kajian terhadap sejarah perkembangan,


lazimnya juga diidentifikasi terhadap factor-faktor
yang mempengaruhi atau menyebabkan terjadi
perubahan atau perkembangan tersebut
sangat mengutamakan validitas dan
keabsahan data yang dijadikan dasar
analisis.

sedapat mungkin dilakukan interaksi antara


peneliti dengan saksi-saksi sejarah, atau
terhadap dokumen-dokumen autentik yang
dihasilkan oleh para pelaku sejarah yang
sedang diteliti, misalnya arsip-arsip,
dokumen-dokumen sidang, rapat, putusan-
putusan pengadilan, dan sebagainya,
Pendekatan penelitian
Pendekatan perundang-
undangan (statute approach)

Pendekatan kasus (case


approach)

Pendekatan sejarah (historical


approach)

Pendekatan perbandingan
(comparative approach)

Pendekatan konsep
(conseptual approach)
Pendekatan perundang-undangan (statute
approach)
• Mengutamakan data sekunder berupa bahan
hukum yang berbentuk peraturan perundang-
undangan sebagai bahan acuan dasar dalam
melakukan penelitian.

• Pendekatan ini dilakukan dengan menelaah


semua peraturan perundang-undangan yang
bersangkut paut dengan permasalahan atau isu
hukum) yang dihadapi.

• Analisis data : content analysis, metode


interpretasi, abstraksi, sinkronisasi vertikal dan
horizontal
Pendekatan kasus (case approach)
• Bertujuan untuk membangun argumentasi hukum dalam
perspektif kasus konkrit yang terjadi

• untuk mencari nilai kebenaran serta jalan keluar terbaik


terhadap peristiwa hukum yang terjadi sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku dan prinsip-prinsip
keadilan.

• Umumnya dilakukan dengan melakukan telaah pada


kasus-kasus yang telah memperoleh putusan pengadilan
berkekuatan hukum tetap.

• Hal pokok yang dikaji pada setiap putusan adalah


penerapan fakta dan norma hukum dalam pertimbangan
hakim untuk sampai pada suatu keputusan
Pendekatan sejarah (historical approach)
• digunakan untuk mengetahui nilai-nilai sejarah yang menjadi
latar belakang serta yang berpengaruh terhadap nilai-nilai yang
terkandung dalam sebuah peraturan perundang-undangan.

• banyak digunakan untuk meneliti dan menelaah tentang


sejarah kaitannya dengan topik dalam pembahasan dalam
penelitian hukum.

• Tidak hanya menggunakan kebenaran yang bersifat dogmatik,


akan tetapi menginginkan kebenaran yang bersifat kesejarahan
yang terkandung dalam peraturan perundang-undangan.

• Pendekatan ini dilakukan dalam kerangka untuk memahami


filosofi aturan hukum dari waktu ke waktu, serta memahami
perubahan dan perkembangan filosofi yang melandasi aturan
hukum tersebut.
Pendekatan perbandingan (historical
approach)
• membandingkan sistem hukum baik
dengan negara-negara lain maupun
dengan peristiwa-peristiwa yang
pernah terjadi dalam satu negara.

• Bisa dilakukan secara luas terhadap


berbagai negara atau secara sempit
dengan hanya memperbandingkan
hukum atau peristiwa hukum antara
suatu negara tertentu saja.
Pendekatan konsep (conceptual approach)

• memberikan sudut pandang analisa penyelesaian


permasalahan dalam penelitian hukum dilihat dari aspek
konsep-konsep hukum yang melatarbelakanginya, atau
dari nilai-nilai yang terkandung dalam penormaan sebuah
peraturan kaitannya dengan konsep-konsep yang
digunakan.

• Pendekatan ini beranjak dari pandangan-pandangan dan


doktrin-doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum.

• Pendekatan ini menjadi penting sebab pemahaman


terhadap pandangan/doktrin yang berkembang dalam
ilmu hukum dapat menjadi pijakan untuk membangun
argumentasi hukum ketika menyelesaikan isu hukum yang
dihadapi.
DATA PENELITIAN HUKUM NORMATIF

Bahan hukum primer

Bahan hukum sekunder

Bahan hukum tertier


Bahan hukum Primer
Bahan-bahan hukum yang mengikat, terdiri dari :
– norma atau kaidah dasar, yakni Undang-Undang Dasar
1945 ;
– ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaraan Rakyat ;
– peraturan perundang-undangan, yakni Undang-
Undang dan peraturan yang setaraf, peraturan
pemerintah, peraturan presiden, peraturan-peraturan
daerah ;
– bahan hukum yang tidak dikodifikasikan, seperti
hukum adapt dan kebiasaan ;
– yurisprudensi ;
– traktat
– bahan-bahan hukum peninggalan penjajah yang
sampai sekarang masih dipergunakan seperti KUH
Perdata, KUH Pidana, dan lain sebagainya ;
Bahan hukum Sekunder
bahan hukum sekunder, yakni bahan hukum
yang menjelaskan bahan hukum primer
seperti hasil-hasil penelitian dan tulisan
para ahli hukum, rancangan undang-
undang, dan lain sebagainya ;

Bahan hukum tertier


yakni bahan hukum yang dapat
memberikan petunjuk atau penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan
sekunder, seperti kamus, ensiklopedia,
indeks kumulatif, dan lain sebagainya.
Bahan hukum di USA
• annotated statutes, yakni komentar yang lengkap dari para
ahli maupun praktisi tentang undang-undang yang baru
dikeluarkan ;

• annotated report, yakni dokumen yang membahas semua


segi yang menyangkut sebuah putusan yang telah
dikeluarkan hakim pengadilan, terutam hakim pengadilan
tinggi dan mahkamah agung. Dokumen ini selain
menjelaskan azas-azas atau kaidah yang dipergunakan
dalam putusan juga menjelaskan perbandingannya dengan
putusan-putusan terdahulu atas perkara yang hamper sama
;
• encyclopaedia, yakni buku yang memuat defenisi dan
perumusan tentang konsep-konsep hukum yang disusun
menurut topik tertentu atau menurut abjad. Biasanya
ensiklopedi terdiri dari ensiklopedi hukum secara hukum,
ensiklopedi hukum lokal, dan ensiklopedi hukum mengenai
masalah-masalah atau subjek tertentu ;

• citator, yakni buku hukum yang menjelaskan tentang


putusan pengadilan. Citator umumnya berisi penjelasan
tentang apakah suatu putusan pengadilan dikuatkan oleh
putusan yang lain, putusan pengadilan yang lebih tinggi,
atau apakah sebuah dalil dalam suatu putusan pengadilan
telah diubah atau dikesampingkan oleh keputusan
berikutnya ;
• digest, yaitu kumpulan putusan pengadilan berdasarkan
subjek tertentu. Digest tidak berisi komentar atau analisis,
oleh karena itu digest tak ubahnya sebuah indeks yang
mempermudah untuk menemukan sebuah putusan
pengadilan. Di Amerika Serikat, digest tidak dirujuk sebagai
bahan penelitian, karena dipandang hanya sebagai sebuah
buku petunjuk ;

• form books, yakni buku-buku yang berisi contoh formulir


atau dokumen-dokumen hukum yang sering dipraktekkan
oleh para praktisi hukum, seperti notaries, pengacara,
penuntut maupun pengadilan. Di Indonesia form books
yang banyak dipergunakan adalah yang dibuat oleh Prof. Dr.
Mr. Sudargo Gautama ;
PENELITIAN HUKUM
EMPIRIS
PENELITIAN HUKUM EMPIRIS
• Peristilahan : penelitian hukum nondoktrinal,
penelitian hukum sosiologis, sosiolegal, dll.

• Penelitian hukum sosiologis adalah penelitian


berupa studi-studi empiris untuk menemukan
teori-teori mengenai proses terjadinya dan
mengenai proses bekerjanya hukum di dalam
masyarakat
Objek penelitian
• Objek penelitian hukum empiris adalah
hukum.

• Pokok pangkal pada penelitian hukum empiris


adalah hukum. Hanya saja dalam penelitian
hukum empiris, hukum dapat dipandang
dipandang sebagai independent variabel dan
dependent variable
• Hukum sebagai independent variabel
manakala hukum dipandang sebagai variabel
yang mempengaruhi dan menimbulkan efek
pada berbagai kehidupan manusia
(masyarakat)

• Hukum sebagai dependent variable manakala


hukum dipandang sebagai hasil dari beragam
kekuatan sosial yang ada ditengah masyarakat.
Ruang Lingkup Penelitian Hukum Empiris
PENELITIAN HUKUM EMPIRIS

Penelitian Efektifitas
Hukum
Penelitian Berlakunya
Hukum
Penelitian Dampak
Hukum
Penelitian Identifikasi
Hukum Tidak Tertulis
1. Penelitian Berlakunya Hukum

• Berlakunya hukum dapat ditilik dari berbagai perspektif, seperti


perspektif filosofis, yuridis (normatif) dan sosiologis.

• Perspektif filosofis yaitu berlakunya hukum jika sesuai dengan cita-


cita hukum.

• Perspektif yuridis (normatif) yaitu berlakunya hukum jika sesuai


dengan kaidah yang lebih tinggi, atau terbentuknya hukum sesuai
dengan cara-cara yang ditetapkan.

• Sedangkan berlakunya hukum dari perspektif sosiologis menurut


Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekarto, intinya adalah
efektifitas hukum
a. Penelitian efektifitas hukum
• pada dasarnya merupakan penelitian perbandingan antara realita
hukum dengan idealita hukum. Ideal hukum adalah kaidah hukum yang
dirumuskan dalam undang-undang atau keputusan hakim (law in book).

• Dalam realita hukum orang seharusnya bertingkah laku atau bersikap


sesuai dengan tata kaidah hukum. Atau dengan kata lain realita hukum
adalah hukum dalam tindakan (law in action).

• Efektifitas hukum dalam masyarakat berarti membicarakan daya kerja


hukum dalam mengatur dan atau memaksa warga masyarakat untuk
taat terhdap hukum.

• Efektifitas hukum berarti mengkaji kaidah hukum yang harus memenuhi


syarat yaitu berlaku secara yuridis, sosiologis dan filosofis.
• Friedmen : efektifitas hukum merupakan persoalan
pilihan yang berhubungan dengan motif dan
gagasan. Motif atau gagasan itu dibagi dalam empat
kategori: kepentingan pribadi, sensitif terhadap
sanksi, pengaruh sosial dan kepatuhan.

• Soerjono Soekanto : secara garis besar ada empat


faktor seseorang berperilaku tertentu: a.
memperhitungkan untung rugi, b. menjaga
hubungan yang baik dengan sesama atau penguasa,
c. sesuai dengan hati nurani, d. adanya tekanan-
tekanan
b. Penelitian dampak hukum
• Dampak adalah perubahan atau benturan yang terjadi karena suatu kegiatan. Dampak hukum
merupakan efek total (baik positif maupun negatif) dari penerapan suatu hukum.

• penelitian hukum jenis ini merupakan kegiatan untuk menelaah akibat-akibat dari berlakunya
hukum.

• Berlakunya hukum dapat menimbulkan perubahan-perubahan, dan perubahan itu


mengakibatkan keadaan tertentu dalam masyarakat.

• permasalahan utama yang diteliti adalah apa saja dampak dari berlakunya hukum terhadap
kehidupan masyarakat baik bersifat positif maupun negatif.

• Ada beberapa pertanyaan pokok yang harus dicari jawabannya dalam penelitian dampak
hukum, antara lain: - Hal-hal apa saja yang mengalami perubahan. - Sejauhmana perubahan
itu terjadi. - Bagaimana kecepatan perubahan itu berlangsung. - Kondisi-kondisi apa yang
terdapat sebelum dan sesudah perubahan terjadi. - Apa yang terjadi selama masa transisi. -
Faktor apa yang mendorong terjadinya perubahan. - Dapatkah manusia menentukan arah
dari perubahan tersebut
• Ada beberapa pertanyaan pokok yang harus
dicari jawabannya dalam penelitian dampak
hukum, antara lain:
– Hal-hal apa saja yang mengalami perubahan.
– Sejauhmana perubahan itu terjadi.
– Bagaimana kecepatan perubahan itu berlangsung.
– Kondisi-kondisi apa yang terdapat sebelum dan sesudah
perubahan terjadi.
– Apa yang terjadi selama masa transisi.
– Faktor apa yang mendorong terjadinya perubahan.
– Dapatkah manusia menentukan arah dari perubahan
tersebut
2. Penelitian Identifikasi Hukum Tidak Tertulis

• Cicero mengatakan : , “ada masyarakat ada hukum”, artinya


betapapun sederhana masyarakat itu, hukum pasti dijumpai.

• Selo Soemarjan : membuat klasifikasi bentuk masyarakat atas


dasar ciri-ciri struktur sosial dan budaya, dengan menggunakan
hukum sebagai salah satu indikasinya.
– pada masyarakat dengan struktur sosial dan kebudayaan sederhana,
hukum berlaku tidak tertulis, tidak kompleks dan pokok-pokoknya
diketahui dan dimengerti oleh semua anggota.
– pada masyarakat dengan struktur sosial dan kebudayaan madya, hukum
tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
– dalam masyarakat yang berstruktur sosial dan kebudayaan pra-modern
dan modern, hukum yang berlaku pada pokoknya adalah hukum tertulis
yang amat kompleks.
• dalam mengidentifikasi hukum tidak tertulis dari
suatu masyarakat tertentu, ciri-ciri masyarakat yang
bersangkutan menjadi relevan untuk
dipertimbangkan.

• Di samping itu peneliti juga harus dapat memilah


dan memilih mana kebiasaan yang tergolong hukum
dan mana yang bukan hukum. Walaupun kebiasaan
merupakan sumber hukum, tetapi tidak semua
kebiasaan dapat dijadikan sumber hukum, hanya
kebiasaan-kebiasaan yang memiliki kriteria tertentu
saja yang dapat disebut hukum. 
Pendekatan penelitian

• Penelitian hukum empiris (penelitian hukum


sosiologis) membutuhkan kombinasi yang
integral dalam pengambilan kesimpulan dari
berbagai disiplin ilmu.

• Penelitian seperti ini biasa dikenal dengan


penelitian multidisipliner atau penelitian
interdisipliner atau penelitian transdisipliner
Data dan Tehnik Pengumpulan Data
• penelitian hukum empiris (penelitian hukum
sosiologis) juga menggunakan data sekunder
sebagai data awalnya yang kemudian
dilanjutkan dengan data primer

• Pengumpulan data primer dilakukan dengan


tehnik penelitian lapangan dengan instrumen
pengumpulan data berupa wawancara, FGD
dan pengamatan (observasi)

Anda mungkin juga menyukai