17042222 Dasar-Dasar Perilaku Individu Karakteristik Biografis Salah satu faktor yang paling mudah untuk dianalisis atau dinilai seseorang adalah karakteristik biografisnya. Data pribadi seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan, maupun masa kerja yang dimiliki seseorang sangat umum dipakai dan mudah diperoleh untuk kemudian dihubungkannya dengan tingkat produktivitas kerjanya. 1. Usia Faktor usia dihubungkan dengan kinerja (job performance) menjadi issu yang semakin penting. Robbins dalam Ratmawati dan Herachwati (2007), memberikan beberapa alasan mengapa hubungan ini penting, yaitu : • sudah menjadi kepercayaan yang umum bahwa penurunan produktivitas kerja seseorang terjadi seiring dengan usianya yang semakin bertambah. • adanya realitas bahwa angkatan kerja semakin tua/menua (workforce is aging). • adanya peraturan perundangan (di Amerika dengan US legislation) yang menyatakan bahwa pensiun yang bersifat perintah dianggap sebagai melanggar hukum. Dalam hal ini yang perlu menjadi fokus perhatian adalah dampak apakah yang ditimbulkan oleh faktor usia pada produktivitas kerja, loyalitas, tingkat absensi, penggantian karyawan (replacement), atau kepuasan kerja. 2. Jenis Kelamin Selain faktor usia, faktor yang sering dianalisis adalah jenis kelamin (gender). Faktor ini banyak menjadi perdebatan sehubungan dengan pertanyaan tentang apakah ada kesamaan kinerja antara karyawan wanita dan karyawan pria. Robbins (2000) memberikan gambaran tentang adanya penelitian yang ditinjau ulang, dimana hasilnya menyatakan adanya perbedaan yang sangat tipis/sedikit antara kinerja wanita dibandingkan dengan pria. Berdasarkan studi secara psikologis dijumpai bahwa wanita lebih mematuhi otoritas, sementara pria lebih agresif dan lebih besar kemungkinan memiliki ekspektasi. Biasanya yang membuat perbedaan adalah karena posisi wanita sebagai ibu yang juga harus merawat anak-anak, karena itu ada anggapan bahwa wanita lebih sering mangkir dari pria. 3. Status Perkawinan Secara logis, seseorang yang telah menikah akan lebih mempunyai tanggung jawab sehingga mereka akan lebih mantap dan teratur dalam pekerjaannya. Namun demikian informasi lebih lanjut tentang sebab-akibat yang berhubungan dengan masalah ini sangat diperlukan. 4. Jumlah Tanggungan Nirman(1999) menulis bahwa tidak ada informasi yang cukup tentang hubungan antara jumlah tanggungan seseorang dengan produktifitasnya, tapi jumlah anak yang dimiliki oleh pekerja berhubungan erat dengan tingkat absensi dan kepuasan kerja. 5. Masa Kerja Riset/studi terdahulu menyatakan bahwa senioritas, yang diperoleh seseorang dari pengalaman kerjanya, sangat berhubungan erat dengan tingkat produktivitas.Orang-orang yang mempunyai pengalaman/ masa kerja lebih lama akan lebih produktif dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang junior. Bukti juga menunjukkan bahwa senioritas berkaitan secara negatif dengan ketidakhadiran. Masa kerja juga disebutkan sebagai variabel yang andal dalam menjelaskan “turn over” karyawan. Kemampuan Menurut George & Jones dalam Ratmawati dan Herachwati (2007) Kemampuan adalah kapasitas mental maupun fisik untuk mengerjakan sesuatu. Konsep kemampuan, yang meliputi kemampuan kognitif dan fisikal, perlu dipelajari dan sangat penting implikasinya untuk memahami dan mengelola perilaku orang-orang dalam organisasi. Faktor nature (dari keturunan orang tua) dan nurture (dari pendidikan dan pengalaman) merupakan determinan dari kemampuan kognitif maupun fisikal. Kemampuan dalam hal ini dibedakan menjadi kemampuan intelektual dan fisikal. 1. Kemampuan Intelektual Merupakan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan sesuatu atau menjalankan kegiatan mental. Robbins mencatat ada 7 dimensi yang membentuk kemampuan intelektual, yaitu : • Kecerdasan numerik, adalah kemampuan berhitung dengan cepat dan tepat • Pemahaman verbal, yaitu kemampuan memahami apa yang dibaca dan dengar • Kecepatan perseptual, yaitu kemampuan mengenal kemiripan dan perbedaan visual dengan cepat dan tepat • Penalaran induktif, yaitu kemampuan mengenal satu urutan logis dalam suatu masalah dan pemecahannya • Penalaran deduktif, yaitu kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari argument • Visualisasi, yaitu kemampuan membayangkan bagaimana suatu objek akan tampak seandainya posisi dalam ruang diubah. • Ingatan, yaitu kemampuan menahan dan mengenang kembali pengalaman masa lalu 2. Kemampuan Fisik kemampuan fisik disebutkan sebagai kemampuan yang dibutuhkan guna melakukan tugas-tugas yang memerlukan stamina, kecekatan, kekuatan, serta keterampilan yang similar. Sembilan kemapuan dasar yang tercakup dalam kinerja dari tugas tugas fisik adalah : - Kekuatan dinamis - Fleksibilitas dinamis - Kekuatan tubuh - Koordinasi tubuh - Kekuatan statis - Keseimbangan - Kekuatan eksplosif - Stamina - Fleksibilitas luas Kepribadian Definsi kepribadian paling sering dibuat oleh Gordon Allport hampi 70 tahun yang lalu, ia menyatakan kepribadian adalah organisasi dinamis dalam suatu sistem psikofisiologis individu yang menentukan caranya untuk menyesuaikan diri secara unik terhadap lingkungannya, kepribadian ini juga dapat diartikan keseluruhan cara dimana seorang individu bereaksi dan berinteraksi. Menurut Umar Nimran, kepribadian adalah keseluruhan cara bagaimana individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain yang digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan dilihat seseorang. Faktor yang mempengaruhi kepribadian menurut Robbins : 1.Faktor keturunan, yaitu merujuk pada faktor genetis sorang individu, tinggi, fisik dan bentuk wajah,gender, tempramen adalah karakteristik yang dianggap dipengaruhi ortu. 2.Faktor lingkungan, yaitu lingkungan dimana kita tinggal, tumbuh dan dibesarkan ; norma dalam keluarga, teman teman dan kelompok dan pengaruh lainnya. 3.Faktor situasi, yaitu kepribadian seseorang yang banyak ditentukan oleh bawaan lahir, lingkungan yang relatif stabil akan dapat berubah karena situasi tertentu yang berubah. Tipe tipe kepribadian
• Tipe Realistik, yaitu cenderung sebagai orang yang memiliki keengganan
sosial, agak pemalu, matrealistik, polos keras hati, tidak ingin menonjolkan diri, sangan hemat dan kurang mau terlihat. • Tipe investigatif, yaitu cenderung hati hati, kritis,ingin tau, mandiri, intelektual, agak pasif, pesimis, pendiam, menahan diri dan kurang populer. • Tipe Artistik, yaitu cendrung memperlihatkan dirinya sebagai orang yang tidak teratur, emosional, tidak matrealistik, idealistis, mandiri, tidak meyesuaikan diri dan orisinil • Tipe Sosial, yaitu cenderung suka bekerja sama, suka menolong, santun, bertanggung jawab, bijaksana dan penuh pengertian • Tipe Enterprising, yaitu orang yang gigih mencapai keuntungan, petualang, percaya diri sosial dan suka bicara. • Tipe Konvensional, yaitu orang yang mudah menyesuaikan diri, telito, efisien, kurang fleksibel, pemalu patuh, keras hati, kurang imajinasi dan kurang mengontrol diri. Pembelajaran Definisi pembelajaran secara umum adalah peruabahan perilaku yang relatif permanen,terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Menurut Robbins ada 3 teori bagaimana orang – orang mendapatkan pola perilaku : 1.Pengkondisian Klasik, yaitu mempelajari sebuah respons berkondisi mencakup pembangunan hubungan antara rangsangan berkondisi dan tidak berkondisi. 2.Pengkondisian Operant, yaitu perilaku merupakan fungsi dari konsekuensi konsekuensinya. Individu berperilaku untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan atau hindari. 3.Pembelajaran Sosial, yaitu sebuah peluasan dari pengkondisian operant, teori ini berasumsi sebuah fungsi dari konsekuensi, teori ini juga mengakui keberadaan pembelajaran melalui pengamatan atau observasi. Daftar Pustaka Suprata, Wayan Gede dan Desak Ketut Sintaasih. 2017. “Pengantar Perilaku Organisasi”. Denpasar: CV. Setia Bakti. Badeni. 2013. “Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi”. Bandung: CV Alfabeta. Artana, Wahyu.”Karakteristik Biografis, kemampuan,Kepribadian dan Pembelajaran”. www.academica.edu