Anda di halaman 1dari 52

Konsep Dasar Kurikulum dan

Pengembangan Kurikulum

Surya Jatmika

Universitas Muhammadiyah Surakarta


Pengertian Kurikulum
• Kurikulum adalah sejumlah aktivitas pembelajaran dan
pengalaman yang diterima seorang siswa di bawah
bimbingan sekolah (Finch, 1999).
• Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu (PP No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Pendidikan Nasional).
• Kurikulum sekolah kejuruan berbeda dengan kurikulum
sekolah umum.
Kurikulum Sekolah (Foell, 1993)
Pengembangan Pendidikan Mengacu Pada 8 Standar (PP 19/2005)
[Setiap standar memiliki: Tantangan, Persoalan, dan Solusi masing-masing]

Kurikulum 2013

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA


-Peningkatan Kualifikasi & KEPENDIDIKAN
Sertifikasi
- Pembayaran Tunjangan
Sertifikasi
- Uji Kompetensi dan STANDAR PEMBIAYAAN
Pengukuran Kinerja

- Rehab Gedung Sekolah


- BOS
- Penyediaan Lab dan Manajemen Berbasis
- Bantuan Siswa Miskin
Perpustakaan - BOPTN/Bidik Misi (di PT) Sekolah
- Penyediaan Buku
Perbedaan Kurikulum Lama dan Kurikulum Baru

Kurikulum Lama Kurikulum Baru


Berorientasi pada Masa Lalu Berorientasi pada Masa Depan
Kurikulum tidak berdasarkan filsafat Kurikulum berdasarkan filsafat pendidikan
pendidikan yang jelas, sulit dipahami yang jelas dan relevan dengan kehidupan
nyata
Mengutamakan perkembangan segi Mengutamakan keseluruhan potensi
pengetahuan akademis dan keterampilan siswa baik kognitif, afektif/sikap, dan
psikomotorik
Mata pelajaran yang diajarkan secara Integrasi dari semua mata pelajaran untuk
terpisah menyelesaikan masalah/ topik tertentu
Buku pelajaran (textbook) sebagai sumber Bebas sumber, fokus masyarakat dalam
bahan utama dalam pembelajaran kehidupan keseharian
Kurikulum lama dikembangkan guru Sekelompok guru secara berama-sama
secara mandiri atau oleh institusi tertentu.
Macam-macam Kurikulum (Posner, 1992)

1. Kurikulum resmi, yaitu kurikulum yang dinyatakan resmi


oleh lembaga pendidikan atau pemerintah.
2. Kurikulum terpakai, yaitu kurikulum yang benar-benar
disampaikan oleh guru kepada siswa
3. Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) yaitu apa
yang sebenarnya diketahui dan dialami oleh siswa selama
di sekolah tetapi tidak diterima secara langsung sebagai
mata pelajaran. Pada umumnya berisi norma, nilai-nilai
kepribadian, disiplin, dsb.
4. Kurikulum nol, yaitu kurikulum yang tidak diajarkan.
5. Kurikulum ekstra, yaitu kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan di luar mata pelajaran sekolah. Kurikulum
ekstra bersifat non akademis seperti kegiatan olah raga
dan seni yang mendukung bakat siswa.
Perbedaan Kegiatan Intrakurikuler, Ko-kurikuler,
Ekstrakurikuler, dan Nonkurikuler di Sekolah

1. Intra-kurikuler:
• Seluruh Mata Pelajaran.
2. Ko-Kurikuler:
• Studi / kunjungan lapangan, karya wisata, sanggar seni, taman
budaya, madrasah diniyyah, komunitas bahasa dan sastra.
3. Estra-Kurikuler:
• Pramuka, Paskibraka, Palang Merah Remaja (PMR), Olah Raga,
dsb.
4. Non-Kurikuler:
• Upacara bendera, Lagu Nasional/Daerah, Membaca Buku,
Berdoa Bersama, Membersihkan Lingkungan, Latihan
Memimpin di Kelas
Fungsi Kurikulum

• Sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan


pengajaran
• Bagi Guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman kerja
dalam menyusun dan mengorganisasi pengajaran
• Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum berfungsi
sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau
pengawasan.
• Bagi orangtua, kurikulum berfungsi sebagai pemantau usaha
sekolah dalam memajukan anak-anak.
• Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi sebagai pedoman
untuk memberi bantuan bagi penyelenggaraan proses
pendidikan di sekolah
Fungsi Kurikulum Bagi Siswa 1

• Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function)


Kurikulum harus mampu mengarahkan siswa agar mampu
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan baik lingkungan
fisik maupun lingkungan sosial.
• Fungsi Integrasi (the integrating function)
Kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus mampu
menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh, untuk dapat hidup
dan berintegrasi dengan masyarakat.
• Fungsi Diferensiasi (the differenting function)
Kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus mampu
memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa.
Fungsi Kurikulum Bagi Siswa 2

• Fungsi Persiapan (the propaedeutic function)


Kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus mampu
mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang
pendidikan selanjutnya.
• Fungsi Pemilihan (the selective function)
Kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus mampu memberi
kesempatan kepada siswa untuk memilih program belajar yang
sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
• Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)
Kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus mampu
membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan
menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.
Peranan Kurikulum
• Peranan Konservatif
Sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai warisan
budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa
kini kepada generasi muda.
• Peranan Kreatif
Kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang
baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan
kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan
masa mendatang.
• Peranan Kritis dan Evaluatif
Budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami
perubahan, kurikulum harus turut aktif berpartisipasi dalam
kontrol atau filter sosial.
Faktor Keberhasilan Implementasi Kurikulum
Kesesuaian kompetensi
PTK dengan kurikulum Faktor Penentu
dan buku teks

Lulusan yang
Kompeten
Peserta Didik

Kurikulum

Ketersediaan buku Penguatan peran Penguatan


sebagai bahan ajar dan pemerintah manajemen
sumber belajar yang dalam dan budaya Faktor
mengintegrasikan standar pembinaan dan sekolah Pendukung
pembentuk kurikulum pengawasan
Prinsip-prinsip Umum Pengembangan
Kurikulum

• Relevansi (Ke luar maupun ke dalam)


• Fleksibilitas (kondisi daerah, waktu/
kemampuan, dan latar belakang peserta didik)
• Kontinuitas (satu jenjang dengan jenjang lain)
• Praktis (mudah dilaksanakan dan murah)
• Efektivitas (keberhasilan kurikulum)
Pihak-pihak yang Berpartisipasi dalam
Pengembangan Kurikulum
• Administrator pendidikan
• Ahli pendidikan
• Ahli kurikulum
• Ahli bidang ilmu pengetahuan
• Guru
• Orang tua peserta didik
• Tokoh-tokoh masyarakat
Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan
Kurikulum

• Perguruan Tinggi (Perkembangan IPTEK dan


Ilmu Pendidikan serta Keguruan)
• Masyarakat (Jenis pekerjaan dan perusahaan)
• Sistem Nilai (sosial, ekonomi, politik, etika,
religius, fisik, dsb)
Hambatan Pengembangan Kurikulum

• Guru, (kurang berpartisipasi dalam


pengembangan kurikulum - waktu, berbeda
pendapat, kemampuan atau pengetahuan
guru)
• Masyarakat (kurang berpartisipasi/ peduli)
• Biaya & Ketersediaan Fasilitas Pendidikan
ORGANISASI KURIKULUM DAN PROSES
PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pendahuluan SKL-KI-KD
• Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan (Lampiran Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah).
• SKL merupakan acuan utama dalam pengembangan Kompetensi
Inti (KI), selanjutnya Kompetensi Inti dijabarkan ke dalam
Kompetensi Dasar (KD).
• Kompetensi Inti (KI):
1. Tingkat kemampuan untuk mencapai SKL yang harus dimiliki
siswa pada setiap tingkat program pendidikan (SMA/K- 3-4 Thn).
2. Mencakup sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan.
3. Berfungsi sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata
pelajaran atau satuan program pendidikan dalam mencapai SKL.
• Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan yang
menjadi syarat untuk menguasai Kompetensi Inti yang
harus dicapai peserta didik melalui proses
pembelajaran
• KD merupakan tingkat kemampuan dalam konteks
muatan pembelajaran serta perkembangan belajar
berdasarkan pada Kompetensi Inti yang
dikembangkan berdasarkan taksonomi hasil belajar
• KD memuat tingkatan kompetensi berdasarkan KI dan
materi yang dikembangkan dari lingkup materi pada SI
Pendekatan Dalam Penyusunan SKL Pada KBK 2004 dan KTSP 2006

Mapel 1 Mapel 2 Mapel 3 .... Mapel n

SKL Mapel 1 SKL Mapel 2 SKL Mapel 3 .... SKL Mapel n

SK-KD Mapel
1
SK-KD Mapel
2
SK-KD Mapel
3
.... SK-KD Mapel
n

Standar Isi

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Satuan


Pendidikan

SK-KD: Standar Kompetensi (Strand/Bidang) dan Kompetensi Dasar


Diagram Alir Pengembangan Kurikulum
secara Umum (SMK)
Proses Pengembangan Kurikulum PT
Berbasis KKNI
Model-model Konsep Kurikulum

• Kurikulum subjek akademik (mewariskan nilai-nilai


atau ajaran-ajaran dari masa lampau pada generasi
muda)
• Kurikulum pribadi (mengembangkan pribadi peserta
didik secara optimal – sesuai minat bakat)
• Kurikulum rekonstruksi sosial (pengembangan
individu sebagai pribadi dan sebagai anggota
masyarakat)
• Kurikulum teknologis (berdasar pada kerangka pikir
teknologi yang berbasis pada ilmu pengetahuan
ilmiah)
Organisasi Kurikulum
• Organisasi kurikulum sangat terkait dengan pengaturan
bahan pelajaran yang ada dalam kurikulum.
• Sumber bahan pelajaran dalam kurikulum adalah nilai
budaya, nilai sosial, aspek siswa dan masyarakat serta ilmu
pengetahuan dan teknologi.
• Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
organisasi kurikulum diantaranya berkaitan dengan: ruang
lingkup (scope), urutan bahan (sequence), kontinuitas,
keseimbangan, dan keterpaduan (integrated).
• Ada dua aspek yang harus selalu diperhatikan dalam
keseimbangan pada organisasi kurikulum; 1) keseimbangan
terhadap substansi bahan atau isi kurikulum; 2)
keseimbangan yang berkaitan dengan cara atau proses
belajar.
Model Organisasi Kurikulum

• Secara umum terdapat dua bentuk organisasi kurikulum yaitu:


1. Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran (Subject Curriculum)
Dalam bentuk kurikulum ini meliputi:
a. Mata Pelajaran yang Terpisah-pisah (Separated Subject
Curriculum)
b. Mata Pelajaran Gabungan (Correlated Curriculum)
2. Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum)
Dalam bentuk kurikulum ini meliputi:
a. Kurikulum Inti (Core Curriculum)
b. Social Functions dan Persistent Situations
c. Experience atau Activity Curriculum
Mata Pelajaran yang Terpisah-pisah (Separated
Subject Curriculum)

• Masing-masing mapel berdiri sendiri sebagai suatu disiplin


ilmu, tersimpan di dalam kotak-kotak mapel dan terlepas satu
sama lain (contoh: sejarah, ekonomi, kimia, geografi, dsb).
• Kurikulum ini memiliki karakteristik yang sangat sederhana
dan mudah dilaksanakan.
• Dalam proses pembelajarannya, aktivitas siswa cenderung
tidak diperhatikan bahkan diabaikan.
• Orientasi pembelajaran menekankan bahwa bahan pelajaran
dapat diterima dan dihafal oleh siswa,
• Bahan pelajaran yang dipelajari siswa umumnya tidak aktual
karena tidak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
masyarakat
Kelebihan dan Kekurangan
• Kelebihan:
1. Bahan pelajaran disusun secara sistematis, logis, sederhana
dan mudah dipelajari.
2. Dapat dilaksanakan untuk mewariskan nilai-nilai dan budaya
terdahulu.
3. Kurikulum ini mudah diubah dan dikembangkan.
• Kekurangan:
1. Bahan pelajaran diberikan atau dipelajari secara terpisah-
pisah
2. Bahan pelajaran yang diberikan atau yang dipelajari siswa
tidak bersifat aktual.
3. Proses belajar lebih mengutamakan aktivitas guru
4. Proses dan bahan pelajaran sangat kurang memperhatikan
bakat, minat dan kebutuhan siswa.
Mata Pelajaran Gabungan (Correlated
Curriculum)
• Korelasi kurikulum atau sering disebut broad
field adalah penyatuan beberapa mata
pelajaran yang sejenis, seperti IPA (di dalamnya
tergabung ada fisika, biologi dan kimia) dan IPS.
• Tujuannya untuk memperkaya wawasan siswa
dari berbagai disiplin ilmu.
• Tetapi kenyataan di lapangan atau di sekolah
terbukti bahwa guru-guru masih berpegang
pada latar belakang pendidikannya.
Kelebihan dan Kekurangan
• Kelebihan:
1. Bahan bersifat korelasi walau sebatas beberapa mata
pelajaran
2. Memberikan wawasan yang lebih luas dalam lingkup satu
bidang studi
3. Menambah minat siswa berdasarkan korelasi mata
pelajaran yang sejenis
• Kekurangan:
1. Bahan pelajaran yang diberikan kurang sistematis serta
kurang begitu mendalam
2. Kurang menggunakan bahan pelajaran yang aktual
3. Kurang memperhatikan bakat, minat dan kebutuhan siswa.
Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum)
• Kurikulum ini cenderung lebih memandang bahwa dalam
suatu pokok bahasan harus terpadu (integrated) secara
menyeluruh
• Pemusatan pelajaran pada satu masalah tertentu dengan
alternatif pemecahan melalui berbagai disiplin ilmu atau
mata pelajaran yang diperlukan.
• Bahan pelajaran selalu aktual sesuai perkembangan dan
kebutuhan masyarakat maupun siswa sebagai indivudu yang
utuh, sehingga bahan pelajaran yang dipelajari selalu sesuai
dengan bakat, minat dan potensi siswa.
• Pembelajaran yang banyak digunakan seperti pemecahan
masalah, metode proyek, pengajaran unit (unit teaching),
inkuiri, discovery dan pendekatan tematik yang dilakukan
dalam pembelajaran kelompok maupun secara perorangan.
Kurikulum Inti (Core Curriculum)
• Kurikulum inti merupakan bagian dari kurikulum terpadu (integrated
curriculum)
• Karakteristik:
1. Kurikulum ini direncanakan secara berkelanjutan (continue) selalu
berkaitan dan terus menerus
2. Isi kurikulum yang dikembangkan merupakan rangkaian dari
pengalaman yang saling berkaitan
3. Isi kurikulum selalu mengambil atas dasar masalah maupun problema
yang aktual
4. Isi kurikulum cenderung mengambil atau mengangkat substansi yang
bersifat pribadi maupun sosial
• Topik-topik yang dapat diangkat dalam kurikulum ini selalu berkaitan
dengan beberapa disiplin ilmu dan lingkungan
Contoh Topik-topik dalam Kurikulum Inti
• Pananggulangan penyebaran virus flu burung (Avian Influenza-
AI).
• Hakikat demokrasi dalam berbangsa dan bernegara.
• Penanggulangan limbah bagi kehidupan manusia.
• Pentingnya pelestarian sumber alam bagi kehidupan manusia.
• Memahami fungsi atom untuk perdamaian dunia.
• Kesiapan untuk berumah tangga.
• Hakikat pornografi dan pornoaksi.
• Membentuk kemampuan berkomunikasi yang efektif.
• Kajian terhadap pola industri dan jasa dalam pertumbuhan
ekonomi.
Social Functions dan Persistent Situations
• Social functions merupakan bagian dari kurikulum terpadu,
kurikulum ini didasarkan atas analisis kegiatan-kegiatan
manusia dalam masyarakat.
• Kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia sebagai individu
dan sebagai anggota masyarakat
• Kegiatan-kegiatannya: 1) memelihara dan menjaga keamanan
masyarakat; 2) perlindungan dan pelestarian hidup, kekayaan
dan sumber alam; 3) komunikasi dan transportasi; 4) kegiatan
rekreasi; 5) produksi dan distribusi barang dan jasa; 6)
ekspresi rasa keindahan; 7) kegiatan pendidikan; 8) integrasi
kepribadian; 9) konsumsi benda dan jasa.
Experience atau Activity Curriculum
• Kurikulum ini mengutamakan kegiatan-kegiatan atau
pengalaman-pengalaman siswa dalam rangka
membentuk kemampuan yang terintegrasi dengan
lingkungan maupun dengan potensi siswa.
• Karakteristik dari kurikulum ini adalah untuk memberikan
pendidikan keterampilan atau kejuruan tetapi
didalamnya tercakup pengembangan kemampuan
intelektual dan akademik yang berkaitan dengan aspek
keterampilan atau kejuruan
• Penekanannya pada penerapan learning by doing dan
problem based learning
• Ada 4 tipe pembelajaran proyek yang dapat dikembangkan dalam
activity curriculum di antaranya:
1. Construction on creative project. Pembelajaran ini bertujuan untuk
mengembangkan ide-ide atau merealisasikan suatu ide misalnya:
membuat payung, membuat tas dengan mode tertentu, menulis gagasan
atau surat, atau menciptakan permainan.
2. Appreciation on enjoyment project. Pembelajaran ini bertujuan
menikmati pengalaman-pengalaman dalam bentuk apreasi estetis
(estetika), misalnya menyaksikan permainan drama, mendengarkan musik,
menghayati gambar hasil seni, mendengarkan cerita, atau membaca
karangan.
3. The problem project. Pembelajaran ini bertujuan untuk memecahkan
masalah yang bersifat intelektual tetapi pada substansi yang ada
keterampilannya (vokasional), misalnya bagaimana pananggulangan
penyebaran flu burung? tidak menutup kemungkinan dibahas tentang
bagaimana cara membersihkan kandang unggas dengan cara simulasi.
4. The drill or specific project. Pembelajaran ini bertujuan untuk
memperoleh beberapa item atau tingkat keterampilan, misalnya
bagaimana mengoperasikan kamera digital, bagaimana cara menulis
makalah yang benar, dan sebagainya.
Model-model Pengembangan Kurikulum

• Model Ralph Tyler (1949)


• Model Zais (1979):
1. Model administratif
2. Model akar rumput (grass roots)
3. Model demonstrasi
• Model Beauchamp (1964)
• Model Taba (1962) (Inverted Model)
• Model Miller-Seller (1985)
1. Model Ralph Tyler

Empat Tahap Pengembangan Kurikulum:


• Menentukan tujuan pendidikan
• Menentukan pengalaman belajar yg harus
dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan
• Menentukan organisasi pengalaman belajar
• Menentukan evaluasi pembelajaran untuk
mengetahui apakah tujuan telah dicapai
Menentukan Tujuan Pendidikan
• Tujuan harus menggambarkan arah pendidikan yang akan dituju serta
jenis kemampuan apa yang harus dimiliki siswa setelah proses
pendidikan.
• Tiga klasifikasi karakteristik tujuan kurikulum yaitu
1. Tujuan kurikulum yang menekankan pada penguasaan konsep dan
teori ilmu pengetahuan (dicipline oriented).
2. Tujuan kurikulum yang menekankan pada pegembangan pribadi
atau model humanistik (child centered).
3. Tujuan kurikulum yang menekankan pada upaya perbaikan
kehidupan masyarakat (society centered).
• Sumber-sumber yang dapat dijadikan rujukan dalam pengembangan
kurikulum, yaitu pandangan dan pertimbangan para ahli disiplin ilmu,
individu anak (sebagai siswa), dan kehidupan sosial kontemporer.
Menentukan Pengalaman Belajar

• Harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.


• Setiap pengalaman belajar harus memuaskan
siswa (senang dalam melakukannya dan sesuai
dengan perkembangan siswa).
• Setiap rancangan pengalaman belajar
sebaiknya melibatkan siswa.
• Satu pengalaman belajar bisa mencapai lebih
dari satu tujuan.
Mengorganisasi Pengalaman Belajar

• Pengalaman belajar bisa dibuat dalam bentuk mata pelajaran


atau berupa program.
• Jenis pengorganisasian pengalaman belajar bisa secara
vertikal atau secara horizontal.
• Vertikal: satu jenis pengalaman belajar di lakukan dalam
berbagai tingkat kelas yang berbeda.
• Horizontal: menghubungkan pengalaman belajar dalam satu
bidang kajian (mata pelajaran) dengan pengalaman belajar
bidang kajian lain yang masih dalam satu tingkat (kelas).
• Tiga prinsip untuk mengorganisasi pengalaman belajar agar
efektif: kesinambungan (continuity), urutan isi (sequence),
integrasi (integraton).
Menentukan Evaluasi
• Evaluasi untuk dimaksudkan untuk
mengetahui sejauhmana tingkat pencapaian
tujuan
• Melihat apakah telah terjadi perubahan
tingkah laku pada siswa sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai.
• Dilakukan melalui pre test dan post test.
2. Model Zais
• Lebih menekankan kepada dari mana inisiatif
bermula, siapa personal yang terlibat, bagaimana
kedudukan personal serta keputusan apa yang
diambil oleh personal tersebut.
• Merujuk pada pembagian model pengembangan
kurikulum dari Stanley, Smith, dan Shores
• Tiga model pengembangan kurikulum, yaitu
model administratif, model akar rumput (grass
roots), dan model demonstrasi.
Model Administratif
• Top down model, inisiatif pengembangan kurikulum datang dari pihak
pejabat (administrator) pendidikan
• Prosedur kerja model ini:
1. Membentuk tim/panitia pengarah (steering committee) yang
ditentukan oleh pejabat pendidikan berwenang. Anggota: pengawas
pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang studi, serta para tokoh dari
dunia kerja.
2. Membentuk tim/panitia kerja (worker committee) untuk
menjabarkan kebijakan umum yang telah disusun oleh panitia
pengarah. Anggota: ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu dari perguruan
tinggi, ditambah guru-guru yang pengalaman dan memiliki reputasi
dan prestasi baik.
3. Penilai khusus untuk mempertimbangkan dan menilai hasil kerja tim
kerja. Kurikulum diujicobakan terlebih dahulu.
4. Penyebarluasan dan penerapan kurikulum di sekolah-sekolah
dengan memakai kebijakan dari pihak berwenang.
Model Akar Rumput (Grass Roots)

• Inisitif dan kegiatan pengembangan kurikulum datang dari


guru, baik pada level ruang kelas maupun pada level sekolah.
• Inisiatif ini muncul dikarenakan adanya keresahan atau
ketidakpuasan guru terhadap kurikulum yang berjalan,
selanjutnya para guru berupaya mengadakan inovasi
terhadap kurikulum yang sedang berjalan.
• Administrator lebih menonjol sebagai motivator dan
fasilitator.
• Model grass roots ini hanya dilaksanakan di negara yang
menerapkan sistem desentralisasi pendidikan secara murni,
serta adanya kemampuan serta komitmen guru yang baik
terhadap pendidikan.
Model Demonstrasi
• Ada dua bentuk model pengembangan kurikulum pada model ini.
• Pertama, sekelompok guru dari satu sekolah atau beberapa
sekolah yang diorganisasi dan ditunjuk untuk melaksanakan suatu
ujicoba atau eksperimen suatu kurikulum.
• Unit-unit ini melakukan suatu proyek melalui kegiatan penelitian
dan pengembangan untuk menghasilkan suatu model kurikulum.
• Pengembangan model ini biasanya diprakarsai oleh pihak
Kementerian Pendidikan, dilaksanakan oleh kelompok guru
dalam rangka inovasi dan perbaikan suatu kurikulum.
• Kedua, dari beberapa orang guru yang merasa kurang puas
tentang kurikulum yang sudah ada, kemudian guru–guru tersebut
mengadakan eksperimen, uji coba dan mengadakan
pengembangan secara mandiri.
3. Model Beauchamp
• Menetapkan arena atau wilayah dimana kurikulum itu
diperuntukkan.
• Menetapkan orang-orang yang akan terlibat dalam pengembangan
kurikulum, serta tugas-tugas dan peran yang akan dilakukannya.
• Menetapkan prosedur yang akan ditempuh (tujuan-evaluasi). Ada 5
langkah:
1. Tim pengembang kurikulum (curriculum council)
2. Penilaian terhadap kurikulum yang sedang berjalan
3. Studi tentang alternatif isi kurikulum baru
4. Merumuskan dan menetapkan kriteria yang akan digunakan
5. Perancangan dan penulisan kurikulum baru
• Implementasi Kurikulum
• Evaluasi Kurikulum
4. Model Taba
• Model Taba merupakan modifikasi dari model Tyler, modifikasi tersebut
terutama penekanannya pada pemusatan perhatian guru (guru sebagai
inovator).
• Langkah-langkah:
1. Membuat unit-unit eksperimen bersama dengan guru-guru
(perencanaan berdasarkan pada teori-teori yang kuat, eksperimen
harus dilakukan di dalam kelas dengan menghasilkan data yang
empirik dan teruji)
2. Menguji unit eksperimen (ujicoba pada berbagai situasi dan kondisi
belajar)
3. Mengadakan revisi dan konsolidasi
4. Pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum (developing a
framework)
5. Implementasi dan Desiminasi (penyebaran kurikulum)
5. Model Miller-Seller

• Model pengembangan kurikulum Miller-Seller merupakan


pengembangan kurikulum kombinasi dari model transmisi
(Gagne) dan model transaksi (Taba’s & Robinson).
• Langkah-langkah pengembangan kurikulum:
1. Klarifikasi Orientasi Kurikulum (menguji dan mengklarifikasi
orientasi pandangan filosofis, psikologis, dan sosialnya)
2. Pengembangan Tujuan (tujuan umum merefleksikan
pandangan orang (image person) dan pandangan (image)
kemasyarakatan)
3. Identifikasi Model Mengajar (model mengajar/ strategi
mengajar) harus sesuai dengan tujuan dan orientasi
kurikulum)
4. Implementasi Kurikulum
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai