Anda di halaman 1dari 17

Perencanaan Pipa

Bawah Laut
Penggunaan Software Ansys

NOOR ERDIAN DWI W.P


E1G1 17 017
1. Evaporator didesain terlebih dahulu.
a. Geometry dan Mesh

Desain dapat dilakukan dengan menggunakan


aplikasi seperti AutoCAD, Catia, SolidWorks
serta pada Geometry Ansys itu sendiri. Dalam
hal ini aplikasi yang digunakan adalah
SolidWorks 2010 yang kemudian di-import
ke dalam Geometry Ansys 15.0.
 
2. Dari perintah “File” à “Import External
Geometry
File…”, pilih file yang ingin di-import
kemudian pilih
“Open”.
a. Geometry dan Mesh
3. Setelah File Solidworks “Import1” muncul,
pilih Import1 kemudian dengan perintah
“Generate” untuk menampilkan geometry
evaporator.

4. Setelah geometry muncul maka secara


otomatis ansys
akan membaca berapa part yang kita buat.
Pada “Details
View” à “Fluid/Solid” kita dapat menggubah
material
part tersebut menjadi solid ataupun fluid.
a. Geometry dan Mesh
5. Setelah selesai, kita dapat menutup
geometry lalu klik kanan mouse pilih
“Update” untuk melanjutkan dan mengupdate
data dari geometry ke mesh. Ini berlaku pada
lainnya seperti mesh, setup, solution dan
result. Hal ini kita lakukan setiap kita selesai
mengatur dan memasukkan
data yang kita inginkan.
6. Kemudian buka mesh untuk melakukan meshing. Pada
mesh hal pertama yang kita lakukan adalah memberi
batasan atau yang kita kenal “Boundary Condition”
dengan memilih bagian mana yang ingin kita batasi
kemudian klik kanan mouse pilih “Create Named
Selection”.
7. Meshing pada Ansys dalam hal ini mengikuti  meshing yang telah dikerjakan secara otomatis
oleh ansys. Untuk kualitas meshing dapat diatur sesuai dengan yang kita inginkan. Untuk
selanjutnya penjelasan mengenai pengaturan meshing dapat dipelajari pada tutorial ansys.
b. Setup dan Solution
1. Evaporator kemudian dianalisa dengan di
dalam FLUENT. Buka fluent kemudian centang
“Double Precision” dan pilih “Open”.
 
2. General
- Check mesh.
“General” à “Check”
- Report quality.
“General” à “Report Quality’
- Aktifkan transient untuk waktu.
“General” à “Time” à “Transient”
- Aktifkan gravitasi, kemudian isi -9.81 pada
koordinat “Y”.
b. Setup dan Solution
3. Models
- Analisa perubahan fasa.
“Models” à “Multiphase” à “Edit”
(a) Pilih Mixture pada daftar Model.
(b) Aktifkan Implicit Body Force pada daftar
Body Force Formulation.
(c) Pilih Ok untuk menutup kotak jendela
Multiphase Model.

- Aktifkan energy equation.


“Models” à “Energy” à “Edit”
b. Setup dan Solution
- Aktifkan viscous
“Models” à “viscous” à “Edit”
(a) Pilih k-epsilon (2 eqn).
(b) Pilih Ok untuk menutup kotak jendela
Viscous Model.
b. Setup dan Solution
4. Materials
- Copy water-liquid (h2o<l>) dari database.
(a) Pilih FLUENT Database… untuk membuka kotak
jendela FLUENT Database Materials.
i. Pilih water-liquid (h2o<l>) dari FLUENT Database Materials.
ii. Klik Copy dan tutup kotak jendela FLUENT Database Materials.
(b) Ganti nama dan formula kimia material sesuai fluida kerja.
(c) Masukkan 1023.475 kg/m3 untuk Density.
(d) Masukkan 4001.45 j/kg-K untuk Specific Heat.
(e) Masukkan 0.6085 w/m-K untuk Thermal Conductivity.
(f) Masukkan 0.969 kg/m-s untuk Viscosity.
(g) Masukkan 58.5 untuk Molecular Weight.
(h) Masukkan 0 j/kgmol untuk Standart State Enthalpy.
(i) Masukkan 298 untuk Reference Temperature.
(j) Pilih Change/Create dan tutup kotak
jendela Create/Edit Materials.
b. Setup dan Solution
- Copy water-vapor (h2o) dari database.
(a) Pilih “FLUENT Database…” untuk membuka
kotak jendela FLUENT Database Materials.
i. Pilih water-vapor (h2o) dari FLUENT
Database Materials.
ii. Klik Copy dan tutup kotak jendela
FLUENT Database Materials.
(b) Pilih Change/Create dan tutup kotak jendela..Create/Edit Materials.
  - Copy steel dari database.
(a) Pilih FLUENT Database… untuk membuka kotak
jendela FLUENT Database Materials.
i. Pada daftar “Material Type” pilih solid.
ii. Pilih steel dari FLUENT Database Materials.
iii. Klik Copy dan tutup kotak jendela FLUENT Database
Materials.
(b) Ganti nama material.
(c) Masukkan 8060 kg/m3untuk Density.
(d) Masukkan 530 j/kg-K untuk Specific Heat.
(e) Masukkan 17 w/m-K untuk Thermal Conductivity.
(k) Pilih Change/Create dan tutup kotak jendela
Create/Edit Materials.
b. Setup dan Solution
5. Phases
-Pilih primary phase
-“Phase” -> “phase-2” -> “Edit”
(a) Pilih brine dari daftar Phase Material.
(b) Pilih ok untuk menutup kotak jendela
PrimaryPhase.

- Pilih secondary phase


“Phase” -> “phase-1” -> “Edit”
(a) Pilih water-vapor dari daftar Phase
Material.
(b) Pilih ok untuk menutup kotak jendela
Primary
Phase.
b. Setup dan Solution
6. Pilih Evaporation-Condensation Model “Phase” -> “Interaction”
(a) Klik Mass tab
(b) Pilih phase-1 dari daftar From Phase.
(c) Pilih phase-2 dari daftar To Phase.
(d) Pilih evaporation-condensation dari daftar Mechanism dan klik “Edit…” untuk
membuka kotak jendela Evaporation-Condensation.320,2271K

(e) Klik ok untuk menutup kotak jendela


Evaporation Condensation.
(f) Klik ok untuk menutup kotak jendela
Phase
Interaction.
b. Setup dan Solution
7. Cell Zone Conditions
Karena sumber panas berasal dari pemanas yaitu 373.15 maka:
“Cell Zone Conditions” -> “heater” -> “Edit”
b. Setup dan Solution
8. Boundary Conditions
Atur boundary conditions untuk pressure oulet.
“Boundary Condition” -> “press-out”
b. Setup dan Solution
9. Solution Method 10. Solution Controls
Atur parameter pada Solution Method.
1. Masukkan 0.5 untuk Pressure.
2. Masukkan 0.2 untuk Momentum.
3. Masukkan 0.5 untuk Volume Fraction.
b. Setup dan Solution
11. Solution Initialization
Memulai iterasi dengan menggunakan Hybrid
Initialization.

Lalu tandai bagian fluida dari “Patch”. Bagian


yang memiliki cairan seperti brine pada kolom
“Zones to Patch” lalu pilih liquid pada kolom
“Phase” kemudian klik Volume Fraction pada
kolom “Variable” dan isi nilai 1 pada Value.
b. Setup dan Solution
Dan pastikan pada area vapor tidak terdapat 12. Run Calculation
cairan. Dengan cara yang sama. Tahap akhir jalankan kalkulasi data
dengan variasi waktu
yang kita inginkan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai