PASIEN COVID-19
Muhammad Asy Shidiq
111 2018 2083
Pembimbing:
DR.dr. Amsyar Akil, Sp.THT-KL(K)
Pendahuluan
Corona Virus Disease-19, pertama kali dilaporkan pada tanggal
31 Desember 2019 di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Pada
awalnya, data epidemiologi menunjukkan, 66% pasien berkaitan atau
terpajan dengan satu pasar Seafood atau Live market di Wuhan,
Provinsi Hubei Tiongkok.Kemudian, WHO menamakan penyakit ini
sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
• Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Zang Li, Fan G, etc. Clinical features of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. The Lancet. 24 jan 2020 .
Transmisi
PATOFISIOLOGI
Replikasi Virus
• CDC. Novel coronavirus, Wuhan, China. 2019, [cited 2020 Feb 23]. Available from: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019- ncov/about/index.html.
Respon Imun
Kriteria Penderita COVID-19
Pasien dalam pengawasan atau kasus suspek / possible (PDP)
*Keterangan: saat ini ada 12 negara yang dikategorikan terjangkit yaitu Tiongkok, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Vietnam, Amerika
Serikat, Jerman, Perancis, Inggris, Spanyol dan Thailand; tetapi tetap mengikuti perkembangan negara yang terjangkit menurut WHO dan Litbangkes
• Susilo, Adityo et,all. 2020. Literatur terkini Coronavirus Disease.Jakarta. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedoketeran Universitas Indonesia .
Orang dalam Pemantauan (ODP)
• Seseorang yang mengalami gejala demam atau riwayat demam tanpa pneumonia yang memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok
atau wilayah/negara yang terjangkit, dan tidak memiliki satu atau lebih riwayat paparan diantaranya:
• Riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19
• Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien konfirmasi COVID-19 di Tiongkok atau
wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit),
• Memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah teridentifikasi) di Tiongkok atau wilayah/negara yang
terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit
Kasus Probable
• Pasien dalam pengawasan yang diperiksakan untuk COVID-19 tetapi inkonklusif atau tidak dapat disimpulkan atau seseorang dengan hasil
konfirmasi positif Pan-Coronavirus atau Beta Coronavirus.
Kasus terkonfirmasi
• Susilo, Adityo et,all. 2020. Literatur terkini Coronavirus Disease.Jakarta. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedoketeran Universitas Indonesia .
Definisi Kontak
a. Kontak
Kontak didefinisikan individu yang berkaitan dengan
beberapa aktivitas sama dengan kasus dan memiliki kemiripan
paparan seperti kasus. Kontak mencakup anggota rumah,
kontak keluarga, pengunjung, tetangga, teman kuliah, guru,
teman sekelas, pekerja, pekerja sosial atau medis, dan anggota
group sosial.
b. Kontak Erat
Kontak erat didefinisikan seseorang yang memiliki kontak
(dalam 1 meter) dengan kasus yang terkonfirmasi selama masa
simptomatiknya termasuk satu hari sebelum onset gejala.
Kontak tidak hanya kontak fisik langsung.
• Susilo, Adityo et,all. 2020. Literatur terkini Coronavirus Disease.Jakarta. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedoketeran Universitas Indonesia .
Diagnosis
COVID-2019
Manifestasi Klinis
Gejala Tambahan
Dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal
seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam
satu minggu. Pada kasus berat perburukan terjadi secara cepat dan progresif, seperti
ARDS, Syok septik, Asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau
disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari
• World Health Organization. Clinical management of severe acute respiratory infection when novel coronavirus (2019-nCoV)
infection is suspected-Interim Guidance. 2020, [cited 2020 Feb 18]. Available from:.
Manifestasi Klinis THT
Hiposmia dan Anosmia
seperti pada penelitian yang dilakukan
Cheng et all, terlihat bahwa beberapa
kasus COVID-19 memilki gejala
anosmia maupun hiposmia.
Ketulian
Pada penelitian yang dilakukan oleh
Mustafa et all, menyatakan bahwa ketulian
merupakan salah satu gejala ataupun
komplikasi yang dapat timbul pada pasien
COVID-19
Otitis media
salah satu gejala klinis yang dapat
timbul pada pasien COVID-19. Yang
semulanya di dahului dengan infeksi
saluran napas atas, kemudian akan
berkomplikasi pada kejadian Otitis
Media
• Holshue ML, DeBolt C, Lindquist S, Lofy KH, Wiesman J, Bruce H, et al. First case of 2019
novel coronavirus in the United States. N Engl J Med. 2020;382(10):929–36. doi:
Pemeriksaan Fisis
• Tingkat kesadaran: compos mentis atau
penurunan kesadaran
COVID-19
Pemeriksaan Radiologi
Toraks, CT-scan toraks, USG toraks. Pada pencitraan dapat menunjukkan adanya gambaran opasitas bilateral, konsolidasi
subsegmental, lobar atau kolaps paru atau nodul, tampilan ground-glass opacity. Pada stage awal, terlihat bayangan multiple plak
kecil dengan perubahan intertisial yang jelas menunjukkan di perifer paru dan kemudian berkembang menjadi bayangan multiple
ground-glass opacity dan infiltrate di kedua paru. Pada kasus berat, dapat ditemukan konsolidasi paru bahkan “white-lung” dan efusi
pleura (jarang).
• Susilo, Adityo et,all. 2020. Literatur terkini Coronavirus Disease.Jakarta. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedoketeran Universitas Indonesia .
Pemeriksaan Virologi
1
WHO merekomendasikan pemeriksaan molekuler untuk
seluruh pasien yang termasuk dalam kategori suspek.
Pemeriksaan pada individu yang tidak memenuhi kriteria
suspek atau asimtomatis juga boleh dikerjakan dengan
mempertimbangkan aspek epidemiologi, protokol skrining
setempat, dan ketersediaan alat.
• Susilo, Adityo et,all. 2020. Literatur terkini Coronavirus Disease.Jakarta. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedoketeran Universitas Indonesia .
Pemeriksaan PTA (Pure Tone Audiomery)
• Mustafa,M.W.M. Audiological Profile of Asymptomatic Covid-19 PCR-Positive Cases. Otorhinology department, Qena faculty of medicine,s outh valley
university, Qena 83532,Egypt. Elsevier.
Penatalaksanaan
TERAPI
• Susilo, Adityo et,all. 2020. Literatur terkini Coronavirus Disease.Jakarta. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedoketeran Universitas Indonesia .
TERAPI
Italia juga sudah membuat pedoman penanganan COVID-19 berdasarkan derajat keparahan penyakit :
1. Asimtomatis, gejala ringan, berusia <70 tahun tanpa faktor risiko: observasi klinis dan terapi suportif.
2. Gejala ringan, berusia > 70 tahun dengan faktor risiko dan bergejala demam, batuk, sesak napas, serta rontgen menunjukkan gambaran
pneumonia: LPV/r 200 mg/50mg, 2 x 2 tablet per hari; atau Darunavir/ritonavir (DRV/r) 800 mg/100 mg, 1 x 1 tablet per hari; atau
Darunavir/cobicistat 800 mg/150 mg, 1 x 1 tablet per hari; Dan klorokuin fosfat 2 x 500 mg/hari atau hidroksiklorokuin (HCQ) 2 x 200
mg/hari. Terapi diberikan selama 5-20 hari berdasarkan perubahan klinis.
3. Pada kasus membutuhkan terapi oksigen atau perburuk secara cepat, terapi poin 2 dihentikan dan diganti Remdesivir (RDV) 200 mg (hari 1),
dilanjutkan100 mg (hari 2-10) dan klorokuin 2 x 500 mg/hari atau HCQ 200 mg, 2 kali perhari. Obat selama 5-20 hari, berdasarkan perubahan
klinis.
4. Pneumonia berat, ARDS/gagal napas, gagal hemodinamik, atau membutuhkan ventilasi mekanik, RDV 200 mg (hari 1), 100 mg (hari 2-10);
Dan klorokuin fosfat 2 x 500 mg/hari atau HCQ 2 x 200 mg/hari. Kombinasi diberikan selama 5-20 hari. Jika RDV tidak tersedia, berikan
suspensi LPV/r 5 mL, 2 kali perhari atau suspensi DRV/r; DAN HCQ 2 x 200 mg/hari.
5. Terapi ARDS: deksametason 20 mg/hari selama 5 hari dilanjutkan 10 mg/hari selama 5 hari atau tocilizumab. Rekomendasi dosis tocilizumab
adalah 8mg/kgBB pada ≥ 30 kg dan 12 mg/kgBB pada < 30 kg.Dapat diberikan sebanyak 3 kali dengan jarak 8 jambila dengan satu dosis
dianggap tidak ada perbaikan.
• John Hopkins University. Wuhan Coronavirus (2019-nCoV) Global Cases (by John Hopkins CSSE). [Homepage on The Internet]. Cited Jan 28th 2020. Available
• Susilo, Adityo et,all. 2020. Literatur terkini Coronavirus Disease.Jakarta. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedoketeran Universitas Indonesia .
PROGNOSIS
Nama : Ny. P
Umur : 35 tahun
JK : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan
Swasta
Anamnesa
Keluhan Utama:
Nyeri pada telinga kanan serta terasa berdenging
Anamnesis Terpimpin:
Pasien Wanita 35 th datang ke poli THT dengan keluhan nyeri pada telinga dan telinga
terasa berdenging pada telinga kanan. Keluhan dirasakan sejak 5 hari sebelum ke poli
THT, dan dirasakan semakin memberat. Pasien mengeluh mengalami penurunan
pendengaran pada telinga kanan, demam (+) , nyeri menelan (+), dan pasien batuk tetapi
tidak berlendir, pasien merasa sesak ketika batuk. Pasien Juga mengeluh pilek maupun
nyeri kepala Pasien masih bisa makan dan minum dengan baik. Berat badan pasien juga
tidak mengalami penurunan.
Anamnesis
Kel. Kongenital - -
Trauma - -
Daun Telinga Radang - -
Nyeri Tarik - -
Nyeri Tekan - +
Hiperemis - -
Liang Telinga
Edema - -
Massa - -
Bau - -
Sekret/Serumen
Warna kekuningan Kekuningan
Bulging + (hiperemis) -
Retraksi - -
Atrofi - -
Jumlah - -
Perforasi PerforasiJ - -
Kuadran - -
Bentuk - -
Warna Merah Hiperemis -
Tanda Radang dextra sinistra
Fistel - -
Mastoid
Sikatrik - -
Nyer Tekan - -
Nyeri Ketok - -
Nyeri tekan - -
Nyeri ketok - -
Pemeriksaan Rhinoskopi Anterior
Pemeriksaan Kelainan Dextra sinistra
Vibrise + +
Vestibulum
Radang - -
Radang + -
Massa - -
Sekret
Jumlah - -
Bau - -
Edema + -
Pemeriksaan Rhinoskopi Posterior
Ukuran Normal normal
Warna Normal normal
Konka
Permukaan Normal normal
inferior
Edema - -
Differential diagnosis:
• SARS-COV
• MERS-COV
• OMSK
Non medikamentosa:
• Pasien melakukan karantina selama 14 hari dirumah, istirahat
yang cukup dan tetap memakan makanan yang sehat
Medikamentosa:
• Osetalmivir 75 mg/12 jam/oral
• Paracetamol 500 mg/8jam/oral
• Pseudoefedrin 30 mg/6 jam/oral
• Ccetirizn 1x1
Prognosis
Setelah menjalani karantina, pasien kembali melakukan test rt-PCR pada hari ke 7 dan ke 13 dan
mendapatkan hasil Negatif, dan pada Foto Thorax dinyatakan telah kembali normal
THANK YOU