Anda di halaman 1dari 27

Faringitis

Afrilia Chaerunnisa
IDENTITAS PASIEN
NAMA : Ny. N

JENIS KELAMIN : perempuan

UMUR : 50 tahun

ALAMAT : Jl. Kumala

PEKERJAAN : IRT

AGAMA : Islam

TANGGAL BERKUNJUNG : 5 April 2020


ANAMNESIS
Keluhan Utama : nyeri saat menelan kurang lebih 1 minggu yll
Nyeri saat menelan yang semakin memberat sejak ± 2 minggu yang lalu, tenggorokan
terasa gatal (+), rasa mengganjal (+) dan suara serak. ± 2 bulan yang lalu, pasien
mengeluh nyeri tenggorokan yang timbul mendadak dan terus-menerus, rasa kering
(+) dan panas (+), rasa mengganjal (+), dan mulut terasa bau. Nyeri tenggorokan
kambuh-kambuhan. r/ dyspepsia (+), sering mengeluhkan mual dan nyeri ulu hati
terutama saat telat makan Batuk (+), dahak (-), sulit menelan (-), sesak nafas (-),
penurunan berat badan drastis (-)Minum air es atau minum alcohol (-), merokok (-),
tetapi gemar sekali memakan gorengan Pengobatan di Puskesmas antibiotik tetapi
tidak ada perbaikan
PEMERIKSAAN FISIS

Keadaan Umum : Compos Mentis / Gizi cukup / Sakit ringan

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Nadi : 92x/menit, reguler, kuat angkat

Pernapasan : 20x/menit, reguler

Suhu : 37,5 0C (Axilla)


STATUS GENERALIS
Kepala : Normosefal
Mata : Konjungtiva anemis -/-
Leher : KGB dan tiroid tidak teraba
membesar
Thorax : Jantung dan paru dalam batas
normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Akral teraba hangat, edema (-)
STATUS LOKALIS :PEMERIKSAAN
TELINGA
Kanan kiri
Bentuk telinga luar Normal normal
Daun Telinga Normotia Normotia
AD AS
Tragus Normal Normal
Nyeri tarik (-) (-)
Retroaurikuler Normal Normal
MAE Lapang Lapang
Warna Epidermis Hiperemis Hiperemis
Sekret (-) (-)
Serumen (-) (-)
Membran Timpani pantulan cahaya (+) pantulan cahaya (+)

Kelainan Lain (-) (-)


STATUS LOKALIS : PEMERIKSAAN
HIDUNG
Kanan Kiri

Bentuk hidung Normal Normal

Deformitas (-) (-)

Nyeri tekan (-) (-)

Dahi Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

Pipi Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

Krepitasi (-) (-)


Rhinoskopi anterior Kanan Kiri

Cavum nasi Hiperemis (-)lapang Hiperemis (-)lapang

Mukosa Merah muda Merah muda

Konka Inferior Tidak ada kelainan Ptidak ads kelainan

Konka Media Tidak ada kelainan Tida k ada kelainan

Konka superior Tidak terlihat Tidak terlihat

Meatus nasi Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

Sekret (-) (-)

Septum Tidak deviasi Tidak deviasi

Rhinoskopi posterior Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Transluminasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan


STATUS LOKALIS : PEMERIKSAAN
TENGGOROK
Status Lokalis THT
Pemeriksaan Tenggorokan
– Gigi geligi : lengkap
– Lidah : Massa (-), Ulkus (-) atrofi papil(-
– Bibir : sianosis (-)
Pemeriksaan Leher
– KGB : Tidak teraba adanya
pembesaran
Hasil
Uvula Bentuk normal, letak ditengah, hiperemis (+)
Palatum mole Hiperemis (-)
Palatum durum Hiperemis (-)
Plika anterior Hiperemis (-)
Tonsil Dekstra : tonsil T1, hiperemis ((-), permukaan
rata, kripta tidak melebar, detritus (-)
Sinistra : tonsil T1, hiperemis (-), permukaan
rata, kripta tidak melebar, detritus (-)
Plika posterior Hiperemis (+)
Mukosa orofaring Hiperemis (+), granula (+)
10
Laringoskopi

indirect

Hasil
Pangkal lidah dbn
Epiglottis Hiperemis (-), edema (-)
Sinus piriformis dbn
Aritenoid Hiperemis (+), edema (-)
Sulcus aritenoid dbn
Corda vocalis Simetris (+), hiperemis (+)
Massa (-)
Diagnos faringitis Kronik et causa Laringofaringits

•refluks
Penatalaksanaan
• Non medikamentosa :
 Mengurangi maanan atau minuman yang berminyak pdas, panas dan dingin

 Mengatur pola makan yang baik

 Istirahat yang cukup

 Berkumur dengan air hangat atau antiseptik

• Medikamentosa:
• Cefadroxil 3 x 500 mg
• Omeprazole 2 x 20 mg
• Paracetamol 3 x 500 mg
• Obat kumur: povidone-iodine 1% kumur selama 30 detik
DISKUSI
Definisi
Faringitis adalah penyakit inflamasi dari mukosa dan submukosa pada
tenggorokan. Jaringan yang terkena meliputi orofaring

14
ETIOLOGI
Akut Kronik
proses peradangan kronik :
▸ rhinitis kronik
▸ sinusitis
▸ iritasi kronik oleh rokok dan minum
alcohol,
▸ inhalasi uap yang merangsang
mukosa faring
15
Tanda
PATO FISIOLOGI inflamasi :
hiperemis, droplet
oedem,
sekresi
meningkat

Pembendungan sel Infiltras


radang dan infiltrasi i
leukosit PMN o/ lapisan
jar. Limfosit epitel
superfisial
Epitel 8
terkikis
Timbul radang Eksudat (serosa
PATO FISIOLOGI pada tenggorokan  tebal & kering)
( faringitis) melekat di dinding
faring

Folikel limfoid dan bercak pada Pembuluh darah


dinding faring posterior meradang dan dinding faring
membesar, serta menjadi lebih agak melebar
ke lateral  hiperemis

Sumbatan di
9
folikel atau jar. limfoid
Faringitis viral
Gejala :
-demam disertai rinorea, mual, nyeri
tenggorok, serta sulit menelan.
-Pada pemeriksaan tampak faring dan
tonsil hiperemis. Coxsachievirus dapat Pengobatan :
menimbulkan lesi vesikuler di orofaring • istirahat dan minum yang
dan lesi kulit berupa maculopapular cukup.
rash,  Kumur dengan air hangat.
Terdapat pembesaran kelenjar limfa  Analgetika jika perlu
retro servikal.
 Antivirus metisoprinol
(Isoprenosine) diberikan pada
infeksi herpes simpleks dengan dosis
60-100 mg/kgBB dibagi dalam 4-6
kali pemberian/hari
Faringitis bakteri
Pengobatan :
• amoksisilin 50 mg/kgBB
dosis dibagi 3 kali/hari
selama 10 hari dan pada
dewasa 3 x 500 mg selama
Gejala :
6-10 hari
-nyeri kepala yang hebat, muntah, demam
• eritromisin 4 x 500 mg/hari.
• Kortikosteroid:,
dengan suhu yang tinggi, -Pada pemeriksaan
tampak tonsil membesar, faring dan tonsil • Analgetika
hiperemis dan terdapat eksudat di • serta berkumur dengan air
permukaannya
faring. Kelenjar limfa leher anterior hangat atau antiseptic
membesar.
Faringitis fungal
 Terapi dengan
Nystatin 100.000-
400.000 2x/hari dan
analgetika.

Gejala :
-nyeri tenggorok dan nyeri menelan.

-Pada pemeriksaan tampak plak putih di


orofaring dan mukosa faring lainnya hiperemis..
Faringitis gonorea

 Disebabkan oleh bakteri  Pengobatan :


Neisseria gonorrhoeae. Ceftriaxone 250 mg
Bakteri menyebar intramuscular (IM)
melaluioral seks dengan dan
terinfeksi single dose + Azithromycin
1 g single
Sebagian besar infeksi dose atau Doxycycline
tenggorokan tidak 100 mg selama 7 hari.
menghasilkan gejala
2.Faringitis
kronik
22
2. Faringitis Kronik
Faringitis kronik adalah radang lama yang
mengenai mukosa faring dan jaringan limfonodular
di dinding faring.
Bentuk :
a. Faringitis kronik hiperplastik
b. Faringitis kronik atropi
Faringitis kronis
•FARINGITID KRONIK ATROFI
FARINGITID KRONIK HIPERPLASIA
Gejalanya pasien sering mengeluh mula- •Gejalanya pasien sering mengeluh
mula tenggorok kering gatal dan akhirnya tenggorok kering dan tebal serta
batuk yang berdahak.6 mulut berbau.
Pada pemeriksaan tampak mukosa dinding • Pada pemeriksaan tampak
posterior tidak rata, bergranular. mukosa faring ditutupi oleh lendir
•Elektrocauter dan Pengobatan yang kental dan bila diangkat
simptomatis diberikan obat kumur tampak mukosa kering.
atau tablet isap. Jika diperlukan • Pengobatan ditujukan pada rhinitis
dapat diberikan obat batuk antitusif atrofinya dan untuk faringitis kronik
atrofi ditambahkan dengan obat kumur
atau ekspektoran.
dan menjaga kebersihan mulut

24
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Kultur Swab tenggorokan (Gold standard)
• Darah Rutin
• Kultur BTA untuk diagnosis Faringitis Tb
• Tes infeksi jamur dengan menggunakan
pewarnaan KOH
• ELISA
KOMPLIKASI
• otitis media
• epiglotitis
• mastoiditis
• pneumonia
• abses peritonsilar,
• abses retrofaringeal
• meningitis, glomerulonefritis, demam rematik
akut.
PROGNOSIS

 ▸ .
Prognosis penyakit ini umumnya baik bila penyakit cepat diketahui dan diterapi dengan tepat dan dapat sembuh
dengan sempurna. Akan tetapi bila pasien datang terlambat dan penyakit sudah berlanjut maka prognosis akan
kurang baik.

Anda mungkin juga menyukai