Anda di halaman 1dari 11

PENGELOLAAN SEDIAAN

FARMASI
( PENGENDALIAN )

Oleh Kelompok 6 :

Desak Gde Listya Paramitha


Lusiana Surya Ningsih
Titi Asmiana
Rizal Sahoki
Didis Setia Pranata
DEFINISI

Pengendalian persedian adalah suatu kegiatan untuk memastikan


tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan
program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan obat di unit- unit pelayanan.
KEGIATAN PENGENDALIAN
MENCAKUP :

1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu.


Jumlah stok ini disebut stok kerja.
2. Menentukan:
• Stok optimum adalah stok obat yang diserahkan kepada unit pelayanan
agar tidak mengalami kelurangan/kekosongan

• Menentukan waktu tunggu (lead time) adalah waktu yang diperlukan


dari mulai pemesanan sampai obat diterima.
3. Kualitas dan kuantitas staf.
Tujuan : agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan perbekalan farmasi
di unit-unit pelayanan.
BEBERAPA PENGENDALIAN YANG PERLU
DIPERHATIKAN DALAM PELAYANAN
KEFARMASIAN ADALAH :

1. Rekaman pemberian obat

Rekaman/catatan pemberian obat adalah formulir yang digunakan


perawat untuk menyiapkan obat sebelum pemberian. Pada formulir ini
perawat memeriksa obat yang diberikan sewaktu perawat berpindah
dari pasien satu ke pasien lain dengan kereta obat. Dengan formulir ini
perawat dapat langsung merekam/mencatat waktu pemberian dan
aturan yang sebenarnya sesuai petunjuk.
LANJUTAN

2. Pengembalian obat yang tidak digunakan

Semua perbekalan farmasi yang belum diberikan kepada pasien rawat


tinggal harus tetap berada dalam kereta dorong atau alat bantu
angkut apapun. Hanya perbekalan farmasi dalam kemasan tersegel
yang dapat dikembalikan ke IFRS. perbekalan farmasi yang
dikembalikan pasien rawat jalan tidak boleh digunakan kembali.
Prosedur tentang pengembalian perbekalan farmasi ini perlu dibuat
oleh KFT bersama IFRS, perawat dan administrasi rumahsakit.
LANJUTAN

3. Pengendalian obat dalam ruang bedah dan ruang pemulihan

Sistem pengendalian obat rumah sakit harus sampai ke bagian bedah,


apoteker harus memastikan bahwa semua obat yang digunakan dalam
bagian ini tepat order, disimpan, disiapkan, dan
dipertanggungjawabkan sehingga pencatatan perlu dilakukan seperti
pencatatan di IFRS.
PENGENDALIAN SEDIAAN
FARMASI TERDIRI DARI :

• Pengendalian persediaan

• Pengendalian penggunaan

• Penanganan sediaan farmasi


KASUS

PENGENDALIAN OBAT DENGAN MENGGUNAKAN ECONOMIC


ORDER QUANTITY (EOQ) PROBABILITAS BERDASARKAN
ANALISIS ABC DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA
KADALUWARSA DAN PENGEMBALIAN PRODUK

(Studi Kasus : Instalasi Farmasi Rumah Sakit Nasional Diponegoro)


LANJUTAN

Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) adalah rumah sakit berada di


bawah pengelolaan Universitas Diponegoro. Rumah sakit ini beroperasi mulai
tahun 2014. Persediaan obat menjadi hal penting dalam beroperasinya rumah
sakit.

Obat merupakan suatu produk yang dapat mengalami kadaluwarsa jadi


diperlukan suatu pengendalian persediaan yang dilakukan agar kebutuhan dapat
dipenuhi dengan optimal. pada bagian farmasi di RSND terdapat obat yang
kadaluwarsa pada tahun 2017 yaitu sebanyak 33.590 obat.
LANJUTAN

Kemudian pada perencanaan pemesanan obat, belum ada perencanaan yang


matang sehingga perencanaan yang dilakukan saat ini hanya berdasarkan
konsumsi obat yang sudah ada dengan hanya menambahkan 10-30% dari
kebutuhan sebelumnya.

Maka perlu dilakukan pengendalian persediaan dengan mempertimbangkan


probabilistik, masa kadaluwarsa dan pengembalian produk agar total biaya
persediaan minimum. Obat yang akan dikendalikan persediaanya dikelompokkan
melalui analisis ABC berdasarkan nilai investasi untuk melihat tingkat
kepentingan. Dari hasil perhitungan didapatkan hasil pemesanan yang optimal,
safety stock, reorder point dan kemungkinan obat yang mengalami kadaluwarsa.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai