PENDAHULUAN
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia kanker serviks merupakan urutan pertama, di
negara berkembang 471.000 angka kasus baru ditemukan
pertahun. 50% ditemukan dalam stadium lanjut mulai meningkat
pada pada usia 20 tahun dan menetap sesudah usia 50 tahun,
sedangkan karsinoma in situ meningkat dengan puncak pada usia
30 – 39 th. Dispalsia meningkat dengan puncak pada usia 20 - 29
th (penelitian di RSUP Sardjito selama kurun waktu 5 th ; 1975 –
1079 ).
ETIOLOGI
• Belum diketahui secara pasti penyebabnya
• Insiden lebih tinggi pada wanita yang kawin dari pada
yang tidak kawin
• Infeksi Human Papilo Virus ( HPV )
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Sering berganti pasangan ( promiskuitas )
2. Hubungan seksual pertama pada usia muda ( < 17 th )
3. Riwayat pemakaian kontrasepsi hormonal pil KB lebih
dari 4 th
4. Timgginya paritas
5. Jarak persalinan yang terlalu dekat
6. Wanita perokok
7. Sosial ekonomi rendah & persoanla hygine genetalia
yang rendah
PERJALANAN PENYAKIT
Perubahan awal terjadi di daerah transpormasi epitel
skuamokolumnar permukaan serviks, kenudian timbul
meluas ke daerah sekitar dan invasif ke dalam jaringan
serviks.
Secara sederhana dimulai dari lesi intra epitel, kemudian
lesi mikroinvasif selanjutnya menjadi lebih invasif. Bentuk
awalnya pra kanker serviks adalah displasia atau
neoplasma intra epitel serviks di mulai dari displasia
ringan ( NIS I ), displasia sedang ( NIS II ), dan displasia
berat atau karsinoma in situ ( NIS III ).
Perkembangan NIS ini dapat dilihat dengan mengamati
secara pemeriksaan sitologi bersama kolkoskopi dan ini
dikerjakan oleh seorang dokter NIS dapat beregresi
menetap atau berkembang dan timbul manjadi invasif.
TANDA DAN GEJALA
• Keputihan yang banyak & berbau
• Adanya perdarahan pasca senggama
• Perdarahan diantara siklus haid
• Perdarahan pasca menopause
• Cairan vagina kemerahan, rasa berat di perut bawah & rasa
kering di vagina
• Pada stadium lanjut dapat ditemukan ;
- Cepat lelah
- Kehilangan BB & kadar HB rendah
- Pemeriksaan fisik ; serviks dapat teraba membesar reguler
dan teraba lunak, terlihat ada lesi pada portio
TINGKATAN KANKER SERVIKS
• 0 : Karsinoma in situ atau karsinoma epitel
• I : Proses terbatas pada serviks
• Ia : Karsinoma serviks preklinis, hanya dapat didiagnosa
mikroskopik, lesi tidak lebih dari 3 mm atau secara
mikros kedalamannya > 3 – 5 mm dari e[itel basal dan
memanjang lebih dari 7 mm
• Ib : Lesi invasif > 5 mm di bagi atas lesi < 4 cm & > 4 cm
• II : Proses keganasan telah keluar dari serviks & menjalar 2/3
bagian atas yg vagina & atau ke parametrium tetapi tidak
tidak sampai dinding panggul
• IIa : Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dr
infiltrat tumor
• IIb : Penyebaran ke parametrium, uni – atau bilateral, tetapi
belum sampai ke dinding panggul
• III : Penyebaran sampai 1/3 distal vagina, namun tidak sampai
ke dinding panggul
• IIIa: Penyebaran sampai 1/3 distal vagina, namun tidak sampai
ke dinding panggul
• III b : Penyebaran sampai dinding panggul, tidak ditemukan
daerah bebas infiltrasi antara tumor dg dinding panggul /
proses pada TK I atau II tetapi sudah ada gangguan faal
ginjal / hidronefrosis
• IV : Proses genasan sudah keluar dari panggul kecil dan
melibatkan mukosa rectum / vesika urinaria atau sudah
bermetastase keluar panggul / tempat yang jauh
• IVa : Telah bermetastase ke organ sekitar
• IV b : Telah bermetastase jauh
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• PAP Smear
• Kolkoskopi
• Gineskopi
• Servikografi
• Konisasi
• Biopsi
• Screening dg komputerisasi
• Test HPV DNA
TUJUAN SKRINING
Pengobatan pada sradium dini atau pra invasid
pasien dalam keadaan baik pilihan terapi lebih
mudah, biaya akan lebih murah & prognosis akan
lebih baik, dapat dikatakan keberhasilan sampai
100 % sembuh total, sedangkan bila pengobatan
pada stadium lanjut pilihan terapi lebih sulit, biaya
lebih mahal & prognosis akan lebih buruk.