Dosis:
• Untuk bayi yang berumur kurang dari satu tahun
diberikan sebanyak 0,05 ml dan untuk anak yang
berumur lebih dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,1 ml
(Depkes RI,2005: 18).
Langkah-langkah pemberian Imunisasi BCG:
a) Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu.
Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril (ADS 5 ml).
b) Dosis pemberian 0,05 sebanyak 1 kali.
c) Disuntikkan secara intra kutan di daerah lengan kanan atas dengan
menggunakan ADS 0,05 ml.
d) Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam.
e) Kulit tempat vaksinasi harus dibersihkan alkohol, Vaksin disuntikkan
kedalam kulit tepat dibawah insersi deltoideus (±8 mm).
Reaksi yang timbul:
± 1 minggu timbul suatu papula merah pada tempat
suntikan
ukurannya meningkat selama 2-3 minggu sekitar
berdiameter 1 cm (menjadi pustule)
Kemudian muncul ulkus jinak yang sembuh dalam 6-12
minggu yang meninggalkan bekas parut.
!!! Jangan berikan obat apapun pada luka dan biarkan
terbuka atau bila akan ditutup gunakan kasa kering.
Komplikasi yang mungkin timbul :
pembentukan abses (penimbunan nanah) di tempat
penyuntikan kerena penyuntikan yang terlalu dalam
Kontra Indikasi bisa mengakibatkan adanya penyakit
kulit yang berat/menahun seperti eksim,
furunkulosis. (Jika TB+)
Suhu dan Tempat Penyimpanan
2◦c s/d 8◦c
Satu botolnya diperuntukkan untuk 10 dosis. Vaksin BCG dilarutkan
dengan Pelarut Vaksin BCG sebanyak 4ml. Vaksin BCG diberikan
kepada bayi melalui intrakutan.
DPT 1 2 3 4 5
Imunisasi DPT diberikan 5 kali, 3 kali di bawah usia satu tahun dan 2 kali
masing-masing pada umur 5 tahun dan <18 tahun. Namun di usia 12 tahun,
seorang anak biasanya mendapat lagi suntikan TT (DPT tanpa P/pertusis),
sampai umur 7 tahun bisa juga diberikan suntikan DT. Di atas usia 5 tahun,
penyakit pertusis jarang sekali terjadi dan dianggap bukan masalah. Jadi,
suntikan P tak perlu diberikan lagi.
3. Jenis vaksin DPT
• Deskripsi:
suntikan < 1 cm
• jika nyeri mengganggu dapat
Reaksi umum/ •
demam, lesu, nyeri otot, nyeri •
berikan minum hangat dan
Tetanus •
Kejang, dapat disertai demam •
Rujuk RS
•
Anak tetap sadar
POLIO
• Imunisasi polio memberikan
kekebalan terhadap penyakit polio.
Penyakit ini disebabkan virus,
menyebar melalui tinja/kotoran orang
yang terinfeksi. Anak yang terkena
polio dapat menjadi lumpuh layu.
Vaksin polio ada dua jenis, yakni :
Ø Inactived Poliomyelitis Vaccine (IPV)
Ø Oral Polio Vaccine (OPV)
Jenis Vaksin POlIO
• Inactived Poliomyelitis Vaccine (IPV)
• Oral Polio Vaccine (OPV)
Inactived Poliomyelitis Vaccine (IPV)
• IPV dihasilkan dengan cara membiakkan virus dalam media
pembiakkan, kemudian dibuat tidak aktif (inactivated)
dengan pemanasan atau bahan kimia.
• Pemberian vaksin tersebut dengan cara suntikan subkutan
dengan dosis 0,5 ml diberikan dalam 4 kali berturut-turut
dalam jarak 2 bulan.
• Untuk orang yang mempunyai kontraindikasi atau tidak
diperbolehkan mendapatkan OPV maka dapat
menggunakan IPV. Demikian pula bila ada seorang kontak
yang mempunyai daya tahan tubuh yang lemah maka bayi
dianjurkan untuk menggunakan IPV.
Oral Polio Vaccine (OPV)
• Jenis vaksin Virus Polio Oral atau Oral Polio Vaccine (OPV) ini paling sering dipakai di
Indonesia. Vaksin OPV pemberiannya dengan cara meneteskan cairan melalui mulut.
Vaksin ini terbuat dari virus liar (wild) hidup yang dilemahkan.
• Komposisi vaksin tersebut terdiri dari virus Polio tipe 1, 2 dan 3 adalah suku Sabin yang
masih hidup tetapi sudah dilemahkan (attenuated). Vaksin ini dibuat dalam biakan
jaringan ginjal kera dan distabilkan dalam sucrosa. Tiap dosis sebanyak 2 tetes
mengandung virus tipe 1, tipe 2, dan tipe 3 serta antibiotika eritromisin tidak lebih dari 2
mcg dan kanamisin tidak lebih dari 10 mcg.
• Vaksin ini diberikan pada bayi baru lahir, 2,4,6,18, bulan, dan 5 tahun. Pemberian vaksin
polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT. Imunisasi
ulang diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT, pmberian imunisasi polio dapat
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomyelitis.
• Gejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak mendadak lumpuh
pada salah satu anggota geraknya setelah demam selama 2-5 hari.
Jadwal Pemberian Vaksin Polio
• Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang
lahir di RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan
(untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain).
• Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1, 6 minggu.
• Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2, minggu 16
• Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3, 6 bulan
• Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4, 18 bulan
• Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5, 5 tahun.
Imunisasi Campak
• Imunisasi campak diberikan untuk mendapat kekebalan terhadap
penyakit campak secara aktif. Vaksin campak mengandung virus
campak hidup yang telah dilemahkan. Vaksin campak diberikan
pada umur sembilan bulan, dalam satu dosis 0,5 ml subkutan
dalam (IDAI, 2001)
• Imunisasi campak hanya diberikan satu kali suntikan, dimana tubuh
anak dirangsang untuk membuat antibody yang menimbulkan
kekebalan (Dirjen PPM dan PL, 2000). Biasanya tidak terdapat
reaksi akibat imunisasi, mungkin terjadi demam ringan dan tampak
sedikit bercak merah pada pipi dibawah telinga pada hari ke tujuh
sampai hari ke delapan setelah penyuntikan. Mungkin pula
terdapat pembengkakan pada tempat suntikan.
Campak adalahLatar belakang
suatu infeksi virus yang sangat menular,
yang ditandai dengan demam, lemas, batuk, konjungtivis
(peradangan selaput ikat mata/ konjungtiva) dan bintik
merah dikulit (ruam kulit).
Komposisi
Tiap dosis vaksin yang sudah dilarutkan mengandung :
a. Virus Campak >= 1.000 CCID50
b. Kanamycin sulfat <= 100 mcg
c. Erithromycin <= 30 mcg
Dosis
Pemberian vaksin campak hanya diberikan 1-2 kali, dapat
dilakukan pada umur 9-11 bulan, dengan dosis 0,5 CC.
Dapat dilakukan ulangan (booster) 1 kali di usia 6-12 tahun.
Sebelum disuntikan, vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan
dengan pelarut steril yang telah tersedia yang derisi 5 ml cairan
pelarut.
Dosis 0,5 ml yang disuntikkan secara Subkutan, lebih baik pada
lengan atas.
Menggunakan jarum dan autodestruct syringe yang steril.
Lanjutan … telah dilarutkan hanya dapat digunakan pada hari
Vaksin yang
itu juga (maksimum untuk 8 jam) dan itupun berlaku hanya
jika vaksin selama waktu tersebut disimpan pada suhu 2°-8°C
serta terlindung dari sinar matahari.
Pelarut harus disimpan pada suhu sejuk sebelum digunakan.
Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak,
maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles
Mumps Rubella)
Penyimpanan
Vaksin Campak beku-kering harus disimpan pada suhu dibawah 8 °C
(kalau memungkinkan di bawah 0 °C) sampai ketika vaksin akan
digunakan.
Tingkat stabilitas akan lebih baik jika vaksin (bukan pelarut) disimpan
pada suhu -20 °C.
Pelarut tidak boleh dibekukan tetapi disimpan pada kondisi sejuk
sampai dengan ketika akan digunakan. Vaksin harus terlindung dari
sinar matahari.
Daluarsa
Daluarsa : 2 tahun
Kemasan
Vaksin tersedia dalam kemasan vial 10 dosis + 5 ml pelarut dalam ampul
Efek Samping & Kontra Indikasi
• Efek samping imunisasi campak diantaranya adalah demam tinggi (suhu
lebih dari 39,4ºC) yang terjadi delapan sampai sepuluh hari setelah
vaksinasi dan berlangsung selama sekitar 24 - 48 jam (insidens sekitar dua
persen), dan ruam selama sekitar satu sampai dua hari (insidens sekitar
dua persen)
(Wahab dan Julia, 2002).
• Kontra indikasi pemberian imunisasi campak adalah anak yang sakit parah,
menderita TBC tanpa pengobatan, defisiensi gizi, penyakit gangguan
kekebalan, riwayat kejang demam, panas lebih dari 38ºC (Markum, 2002).
Imunisasi Hepatitis B
Efek Samping
- Setelah di imunisasi HiB umumnya bayi tidak mengalami efek samping
atau dampak buruk yang berarti. (cukup ringan)
- Nyeri di bagian yang disuntik merupakan sesuatu yang wajar,seperti:
merah dan bengkak di tempat penyuntikan dan demam tinggi. Keluhan
tersebut biasanya hilang sendiri dalam 2-3 hari.
• Kontraindikasi
Tak dapat diberikan pada anak yang sakit atau kekebalannya
sedang menurun untuk menghindari efek samping yang mungkin
terjadi.
Vaksin pentavalen harus:
a) disimpan di lemari es bersuhu 2-8 derajat C
b) proses transportasi menggunakan cooling pack (ingat
cooling pack berisi air dingin, bukan berisi es).
c) Vaksin tahan disimpan sampai tanggal kadaluarsanya
atau sepanjang indikator suhu pada vial (tanda kotak
dikelilingi bulatan) warnanya masih aman (warna
kotak tidak sama atau lebih tua dari warna bulatan).
d) Jika sudah dibuka sebaiknya digunakan dalam waktu 2
minggu.
Imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate
Vaccine)
Pengertian
PCV-13 Prevnar
PCV 1 2 3 4
Prevenar diberikan dengan cara disuntikkan
intramuskular (disuntikkan pada otot) dipaha (anak di
bawah 1 tahun) atau di lengan atas (anak
besar/dewasa). Imunisasi Prevnar 13 diberikan 4 kali
pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan 12 – 15 bulan.
Dosis setiap pemberian adalah 0,5 ml.
Jadwal pemberian
• Vaksin pneomokokus diberikan dengan jadwal pemberian empat kali pada usia
2, 4, 6, dan antara 12 hingga 15 bulan.
• < 6 bulan: diberikan dasar 3 kali jarak 2 bulan dan penguat/ulangan (booster)
pada usia 12 – 15 bulan. Total 4 kali.
KONTRA INDIKASI
Reaksi alergi berat (seperti reaksi anafilaksis) terhadap salah satu komponen
vaksin Prevnar.
Vaksin Influenza
• Vaksin yang ada saat ini diproduksi dari virus yang
ditumbuhkan dalam telor ayam yang subur dan dibunuh
menggunakan formalin atau α-propiolakton.
• Vaksin dapat berupa virus utuh yang merupakan hasil
pemisahan protein dengan detergen atau formulasi antigen
permukaaan yaitu, hemaglutinin dan neuraminidase dari
ketiga galur virus yang disarankan oleh WHO.
Vaksin Influenza
JENIS-JENIS VAKSIN INFLUENZA
Jenis-jenis
Vaksi Vaksin Influenza
Vaksin influenza dibagi menjadi 2, yaitu:
Vaksin inaktif (inactivated vaccine)
Merupakan jenis vaksin yang paling sering digunakan.
Virus yang divaksinasikan berkembang biak dan merangsang
pembentukkan antibodi seperti pada reaksi cell~mediated
immunity.
Vaksin hidup (live attenuated vaccine)
Vaksin hidup beredar di Amerika Serikat sejak tahun
2003. Merupakan bentuk vaksin yang cukup aman tetapi
imunitas yang terbentuk lama dan harus dilakukan pemberian
booster. Diberikan melalui rute infeksi natural secara
intranasal, tersedia dalam unit penyemprot (sprayer) hidung
• dosis tunggal; setengah dosis untuk masing~masing
lubang hidung. Vaksin hidup ini hanya boleh
digunakan pada individu sehat, tidak hamil yang
berusia 2 sampai 49 tahun.
• Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran imunisasi adalah:
Indikasi
Orang tua yang berumur lebih dari 65 tahun.
Petugas rumah sakit yang merawat penderita penyakit kronis.
Orang dewasa dan anak-anak yang menderita penyakit paru atau
sistem kardiovaskuler kronis, termasuk anak yang menderita
penyakit asma.
Orang dewasa dan anak-anak yang menderita penyakit menahun,
misalnya penyakit diabetes melitus, gangguan fungsi ginjal,
hemoglobinopati, dan penyakit penekanan sistem imun.
• Vaksin ini tidak boleh diberikan pada anak berumur kurang dari 6 bulan,
Kontra Indikasi
karena pada kelompok umur ini vaksin sering menimbulkan gejala panas.
• Pada anak yang berumur kurang dari 12 tahun sebaiknya diberikan vaksin
influenza yang terpisah/subunit.
• Orang yang alergi terhadap protein telor dapat diimunisasi tetapi harus
diberikan secara hati-hati.
!!! Vaksin influenza sebaiknya disimpan pada lemari pendingin dengan suhu 2-8
C, walaupun ada beberapa merek vaksin yang dapat bertahan di suhu ruangan
selama beberapa hari. Vaksin influenza tidak boleh sampai membeku.
Diberikan pada anak sehat usia 6-23 bulan. Dosis:
Dosis
untuk < 3 tahun 0. 25 ml dan untuk > 3tahun 0.5 ml.
Pemberian
• Vaksin yang diberikan melalui injeksi mengandung virus
yang tidak aktif/mati.Cara menyuntikannya yaitu dibagian
otot lengan atas (intra muscular).
• Vaksin spray hidung berisi virus hidup yang lemah, dengan
cara meyemprotkan cairan vaksin ke dekat hidung lalu
anjurkan klien untuk menghirup cairan vaksin tersebut.
Keduanya aman untuk anak-anak, Namun untuk anak di bawah 2
tahun sebaiknya vaksin flu diberikan melalui suntikan.
MMR
(Mumps, Measles and Rubella)
Memberikan kekebalan terhadap serangan penyakit Mumps
(gondongan/parotitis), Measles (campak), dan Rubella
(campak Jerman). Terutama buat anak perempuan, vaksinasi
MMR sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya rubela
pada saat hamil. Sementara pada anak lelaki, nantinya vaksin
MMR mencegah agar tak terserang rubela dan menulari sang
istri yang mungkin sedang hamil. Penting diketahui, rubela
dapat menyebabkan kecacatan pada janin.
MMR merupakan pengulangan vaksin campak, ditambah
dengan Gondongan dan Rubela (Campak Jerman). Diberikan
saat anak usia 15 bulan dan diulang saat anak berusia 6
tahun.
M : Mumps (parotitis atau gondongan)
M : Measles (campak)
R : Rubella (campak Jerman)
Mumps (parotitis atau gondongan)
Penyakit mumps (parotitis) disebabkan virus mumps
yang menyerang kelenjar air liur di mulut, dan banyak
diderita anak-anak dan orang muda