Anda di halaman 1dari 23

Presentation

seminar kasus
program studi profesi ners 2017
STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya

Bronkopneumonia
Di ruang Melati lantai 5
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.M DENGAN
BRONKOPNEUMONIA DI RUANG MELATI Lt. 5
RUMAH SAKIT dr.SOEKARDJO
KOTA TASIKMALAYA

disusun oleh :
KELOMPOK II

PROGRAM STUDIPROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA KENCANA
TASIKMALAYA
2017
BAB I BAB II BAB III BAB IV Close
Angka Kejadian
Bronkopneumonia Pada Anak ?

Penyakit bronkopneumonia di Indonesia berada


di posisi kedelapan dari sepuluh penyakit yang
dirawat di Rumah Sakit di seluruh Indonesia
setelah diare, demam berdarah dengue, tipoid,
demam peyebabnya tidak diketahui, dsypepsia,
hipertensi, ISPA. Pada tahun 2016 di Jawa Barat
sekitar 164,343 balita menderita
Bronkopneumonia (WHO).

BAB I BAB II BAB III BAB IV


Apa itu Bronkopneumonia ?

Bronkopneumonia adalah
merupakan peradangan pada
parenkim paru yang disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur, ataupun
benda asing yang ditandai dengan
gejala panas yang tinggi, gelisah,
dispnea, napas cepat dan dangkal,
muntah, diare, serta batuk kering
dan produktif. (A. Aziz Alimul
Hidayat, 2008).

BAB I BAB II BAB III BAB IV


Asuhan Keperawatan
Identitas Anak
Nama : An.M Identitas orang tua
Jenis kelamin : L Nama : Tn.S
Agama : Islam Usia : 23 Tahun
Alamat : Mangkubumi Pendidikan : SD
Diagnosa medik : Pekerjaan : Buruh
Broncopneumonia Agama : Islam
TTL/usia : Alamat : Mangkubumi
Tasikmalaya, 19 Juni
2017/ 4 bulan

Nama : Ny. I
Usia : 22 Tahun
PENGKAJIAN Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : Mangkubumi
Tanggal masuk RS : 05 November 2017
Tanggal pengkajian : 07 November 2017

BAB I BAB II BAB III BAB IV


Keluhan Utama
Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu klien mengatakan


anaknya mengalami Menurut ibu klien pasien dibawa ke rumah sakit pada tanggal
sesak 05 November 2017 pukul 17.00 WIB dengan keluhan klien
sesak nafas, ada batuk, dan di rumah ada panas badan selama
4 hari sebelum masuk ke rumah sakit. Pada saat dilakukan
pengkajian pada tanggal 07 November 2017 pukul 11.00 WIB.
Menurut ibu klien, klien mengalami sesak. Sesak bertambah
apabila ditidurkan terlentang tanpa bantal dan disertai batuk.

Lanjutan... Berkurang jika klien ditidurkan terlentang dengan bantak


sebagai ganjal kepala. Klien masih dapat bergerak dan
menangis, sesak di seluruh bagian dada dengan frekuensi
nafas R : 48x/menit, sesak terjadi disetiap saat.
Riwayat Kesehatan Dahulu

Ibu klien mengatakan klien sebelumnya belum pernah


dirawat di Rumah sakit dr.Soekardjo dan belum pernah
sakit dengan keluhan yang sama. Namun 4 hari
sebelumnya klien mengalami demam sebelum dibawa ke
rumah sakit.
Riwayat Persalinan
Prenatal
Ibu klien mengatakan selama mengandung an.M tidak
mengalami masalah namun ibu klien sempat mengalami
batuk selama 1 minggu. Ibu klien melakukan
pemeriksaan rutin pada bidan. Berat badan ibu sebelum
hamil 38 kg, dan saat hamil berat badan ibu 40 kg. Ibu
klien mendapat suntikan TT sebanyak 2 kali pada saat
pemeriksaan di bidan.
Natal
Ibu klien mengatakan klien dilahirkan spontan diusia 7 bulan lebih 2 minggu di rumah
sakit dr.Soekardjo kota Tasikmalaya dengan berat badan lahir 1800 gram dengan
panjang 40 cm dengan tangisan lemah.
Post natal
Klien lahir secara normal dengan tangisan lemah
dan klien tidak diberikan ASI oleh ibunya
dikarekan klien dirawat didalam inkubator selama
40 hari ASI digantikan oleh susu formula.
Aktivitas Istirahat dan Tidur

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1 Jam tidur    
  Siang 4 jam/hari 3 jam
  Malam 12jam/hari 8 jam
2 Pola tidur Normal Terganggu

Kebiasaaan Minum susu dengan


3 Minum susu dengan dot
sebelum tidur dot

4 Kesulitan tidur Tidak ada Tidak ada


Pemeriksaan Fisik
Telinga

Mata dan
Hidung Keadaan Umum
Wajah dan Kepala
Kesadaran umum :
composmentis
Bibir dan Tanda-tanda vital
leher
TD : -
Thorak dan N : 140x /menit
Jantung R : 48x /menit
S : 370C
Antropometri
BB : 4,3 kg
Abdomen dan
Genitalia PB : 5,5 cm
LLA : 12 cm
LK : 39 cm
LD : 41 cm
LP : 44 cm
Ektremitas
Pemeriksaan Fisik

Wajah dan Kepala :

Inspeksi : Bentuk simetris,


bentuk wajah normal, tulang
sutura menutup, ekspresi wajah
gelisah, rambut belum
menyebar sempurna lurus dan
lembut, wajah bersih dan tidak
 Wajah dan terdapat lesi.
kepala Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Pemeriksaan Fisik
Mata :
Inspeksi : Bentuk simetris, sclera
anikterik, konjungtiva anemis, mata
sipit (kecil), tampak bersih, penglihatan
normal ditandai mata berkedip dan
mengikuti cahaya, reflek glabellar
(terbukti saat dahinya diketuk
mengedipkan mata), pergerakan bola
mata baik dapat melirik kekanan dan
kekiri, keatas dan kebawah
Hidung :
Inspeksi : Bentuk hidung simetris,
keadaaan bersih, tidak ada polip,
keadaan lubang lengkap, tidak ada
cuping hidung, terpasang nasal canul
dengan frekuensi oksigen 1 liter
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak
ada polip
Pemeriksaan Fisik

Telinga :
Inspeksi: Bentuk telinga kanan
dan kiri simetris, keadaan
bersih, tinggi telinga kanan-kiri
sejajar dengan alis mata, tidak
memakai alat bantu dengar,
reflek moro positif (terbukti
saat diberikan gerakan spontan
dan bunyi tepukan di pinggir
telinga menengok).
Pemeriksaan Fisik

Bibir dan Mulut :


Inspeksi : Bentuk bibir simetris,
tampak lembab, mulut tidak
berbau, tidak terdapat lesi, dan
ovula berada di tengah, reflek
sucking positif, reflek swallowing
positif, reflek batuk positif, gigi
belum tumbuh.
Leher :
Inspeksi dan Palpasi : Bentuk
simetris, reflek sucking positif,
tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid.
Pemeriksaan Fisik
Thorak dan Paru-paru :
Inspeksi : Bentuk dada simetris,
pengembangan paru maksimal,
tacipne, tidak ada memar, ada
retraksi dada/
Palpasi : Tidak ada massa, tidak
ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Ada suara tambahan
ronchi
Jantung :
Inspeksi : Tidak ada memar
Auskultasi : Lubdub
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,
tidak ada cardiomegali
Perkusi : Redup
Pemeriksaan Fisik
Abdomen :
Inspeksi : Bentuk abdomen
simetris, tidak ada lesi atau luka
dan tidak ada kembung
Auskultasi : Peristaltik 4x/menit
Palpasi : Tidak ada
hepatomegali, splenomegali,
turgor kulit baik > 1 detik
Perkusi : Tymphani

Genitalia dan Anus :


Inspeksi : berjenis kelamin
laki-laki tidak ada gangguan BAB
dan BAK lancar
Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas atas :
Bentuk kedua tangan kanan-kiri
simetris dan lengkap, reflek grap positif
(terbukti saat dipegang, telapak
tangannya menggenggam), tidak ada
lesi dan memar dan oedema, kekuatan
otot 5/5, CRT >2 detik, terpasang infus
dengan cairan RL (ringer laktat) di
tangan kanan dengan frekuensi 10
tts/mnt dengan menggunakan transfusi
set micro.

Ekstremitas bawah :
Bentuk kaki kanan-kiri simetris dan
lengkap, tidak ada memar atau oedema,
kekuatan otot 5/5
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
tanggal pemeriksaan 05 November 2017
jam 08.14 WIB

No Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan

  Hematology      
1 Hemoglobin 8,6 14-18 g/dL
2 Hematokrit 29 40-50 %

3 Jumlah Leukosit 10000 5000-10000 /mm3

4 Jumlah Trombosit 399000 150000-350000 /mm3


Radiologi Therapy

Tanggal pemeriksaan Ampicilin : 4 x 100mg secara iv


07 November 2017 Cefotaxim : 3 x 140mg secara iv
Hasil : Paracetamol : 3 x 0,6mg oral
Bronkopneumonia, O2 : 1 liter
Tidak tampak
pembesaran jantung
Bersihan jalan nafas
Gangguan perfusi
tidak efektif Gangguan istirahat tidur
jaringan berhubungan
berhubungan dengan berhubungan dengan
dengan suplai O2 ke
peningkatan produksi sedak dan batuk
jeringan menurun
sputum

DS : DS : - DS :
• Ibu klien mengatakan DO : Ibu klien mengatakan
klien sesak disertai Klien tempak lemah anaknya sesak dan
batuk Conjungtiva anemis batuk
• Sesak bertambah jika CRT >2 detik DO :
klien dibaringkan HB : 8,6 g/dl Tidur siang 3 jam
terlentang Tidur malam 8 jam
DO : Sering terbangun
• R : 48x/menit
karena sesak dan batuk
• Klien tampak sesak
• Terpasang nasal canul
dengan frekuensi
oksigen 1 liter
• Ada bunyi nafas
tambahan ronchi
• Tacipneu

Prioritas Diagnosa Keperawatan


CATATAN PERKEMBANGAN

No Tanggal Implementasi Paraf Evaluasi


Dx
1 10/11/17 1.Mengkaji tanda-tanda vital Dwineli S: Ibu klien mengatakan
10.00 Hasil : sesak sudah berkurang
  N : 128x/menit namun masih ada sesekali
  R : 54x/menit batuk
  S : 36,50C O:
10.05 2. Mengkaji bunyi nafas, catat Dwineli N : 128x/menit
  bunyi nafas tambahan, catat rasio R : 54x/menit
inspirasi dan ekspirasi S : 36,50C
Hasil : Klien tampak sesak
  Bunyi nafas tambahan ronchi, Bunyi nafas tambahan
  tacipneu ronchi
10.25 3. Memberikan posisi yang Dwineli Tacipneu
nyaman pada klien dengan terapi Ada retraksi dada
postural drainase A : Masalah belum teratasi
Hasil : P : Lanjutkan intervensi
Dengan mengganjal dengan
selimut di bagian kepala, Paraf
kemudian miringkan tubuh klien Dwineli
ke sebalah kanan atau kiri
No Dx Tanggal Implementasi Paraf Evaluasi
1 10.30 4. Mengobservasi karakter batuk, Dwineli
  bantu tindakan untuk memperbaiki
  keefektifan batuk
  Hasil :
Dengan mengusap dan menepuk
pelan punggung klien saat batuk
dan posisikan berdiri saat
  digendong
09.00 5. Kolaborasi untuk pemberian O2 Dwineli
  (oksigen) 1 liter, memberikan terapi
nebulizer, lanjutkan pemberian
terapi :
Ampicilin 100mg
Cefotaxim 140mg
Hasil :
Melanjutkan terapi dilakukan
dengan cara IV

BAB I BAB II BAB III BAB IV


Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan,
penulis berhasil menemukan beberapa
diagnosa yang diakibatkan dari BBLR antara
lain adalah
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan
dengan suplai O2 ke jeringan menurun
3. Gangguan istirahat tidur berhubungan
dengan sedak dan batuk

Kesimpulan dan Saran

EXIT
BAB I BAB II BAB III BAB IV
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai