Anda di halaman 1dari 6

FeNcrnflAN EnxE KepoxrERANt

Bpenxn, DAN Huxultt Kelgnarlx

Tujuon lnrtrqhlionql Khurut


1. Menyebuthqn definisi etihq hedohterqn dqn bioetihs serto tuiusnnys.
2. Menyebuthsn definisi huhum dqn huhum hesehston lerts tuiuqnnyo.
l. MenjelqshEn persomson dsn perbedoqn etihq don huhum.
4. Menjeloshon ciri-ciri peherioon don etihs profesi.
5. Mengurqihon perhembqngsn huhum herchoton di lndonesis.

fohoh Bqhqrqn
1. Etiho Kedohterqn
z. Bioetihs
3. Huhum hesehstsn
tub-Fohoh Bqhqrsn
1. Pengertisn etihs hedohtersn don bioetiho
2. Pengertiqn huhum don huhum hesehqton
3. Penomoon dsn perbedoon etihq don huhum
4. Ciri-ciri peherjssn don etihE profesi
5. Perhembsngon huhum hesehotan dilndonesio
Etiho Kedohteron don Huhum Kesehoton

Etihq Kedohterqn
Etik (Ethicl berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti a-khlah adat kebiasaan,
watah perasaan, sikap, yang baik, yang layak. Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia (Purwadarminta, 1953), etika adalah ilmu pengetahuan tentang azas
akhlak. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dari Departemen
Pendidikan dan t<ebudayaan (1 98 8), etika'adalah:
1. Ilmu tentang apayang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral
2. Kumpulan atau seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
3. Nilai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat
Menurut Kamus Kedokteran (Ramali dan Pamuncak,1987), etika adalah penge-
tahuan tentang perilaku yang benar dalam satu profesi.
Istilah etika dan etik sering dipertukarkan pemakaiannya dan tidak jelas per-
bedaan antarakeduanya. Dalam buku ini, yang dimaksud dengan etika adalah ilmu
yang mempelaja.ri azas akhlah sedangkan etik adalah seperangkat asas atau nilai
yang berkaitan dengan akhlak seperti dalam Kode Etik. Istilah etis biasanya
digunakan untuk menyatakan sesuatu sikap atau pandangan yang secara etis dapat
diterima (xhically acceptable) atau tidak dapat diterima (ahically unacceptable, tidak
etis).
Pekeq'aan profesi (proj?ssrb berarti pengakuan) merupakan pekerjaan yang me-
merlukan pendidikan dan latihan tertentu, memiliki kedudukan yang tinggi dalam
masyarakat, seperti ahli hukum (hakim, pengacara), wartawan, dosen, dokter,
dokter gigi, dan apoteker.
Pekeq'aan profesi umumnya memilikii ciri-ciri sebagai berikut.
1. Pendidikan sesuai standar nasional
2. Mengutamakan panggilan kemanusiaan
3. Berlandaskan etik profesi, mengikat seumur hidup.
4. Legal melalui perizinan
5. Belajar sepanjang hayat
6. Anggota bergabung dalam satu organisasi profesi.
Dalam pekerjaan profesi ,*g"i dihandalkan etik profesi dalam memberikan pe-
layanan kepada publik. Etik profesi merupakan seperangkat perilaku anggota pro-
fesi dalam hubungannya dengan orang lain. Pengamalan etika membuat kelompok
menjadi baik dalam arti moral.
Ciri-ciri etik profesi adalah sebagai berikut.
1. Berlaku untuk lingkungan profesi
2. Disusun oleh organisasi profesi bersangkutan
3. Mengandung kewajiban dan larangan
4. Menggugah sikap manusiawi.
Profesi kedokteran merupakan profesi yang tertua dan dikenal sebagai profesi yang
mulia karena ia berhadapan dengan hal yang paling berharga dalam hidup se-
seorang yaitu masalah kesehatan dan kehidupan.
?41 I Pengertian Etiho Kedohteron, Bioetiho, don Huhum Kesehoton

Menurut Pasal 1 butir 11 Undang Undang Nomor 29 Tfiun 2004 tentang


Praktik Kedokteran profesi kedokteran atau kedokteran gigi adalah suatu pekeriaan
kedokteran atau kedokteran gigi yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan,
kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan berjenjang dan kode etik yang
bersifat melayani masyarakat.
Hakikat profesi kedokteran adalah bisikan nurani dan panggilan jiwa (toili"g),
untuk mengabdikan diri pada kemanusiaan berlandaskan moralitas yang kental.
Prinsip prinsip kejujuran, keadilan, empati, keikhlasan, kepedulian kepada sesama
dalam rasa kemanusiaan, rasa kasih sayang (compasubn), dan ikut merasakan pen-
deritaan orang lain yang kurang beruntung. Dengan demikian, seorang dokter
tidaklah boleh egois melainkan harus mengutamakan kepentingan orang lain,
membantu mengobati orang sakit (ahrutsm). Seorang dokter harus memiliki
Intellectual Quotient (IQ), Enoh'onal Quottbnt (EQ), dan Spintual Quoh'ent (SQ) yang

'tKrtTt"J:THili" datam pendidikan dokter adalah untuk menjadikan


",,0"
calon dokter lebih manusiawi dengan memiliki kematangan intelektual dan emosi-
onal. Para pendidik masa lalu melihat perlu tersedia berbagai pedoman agar ang-
gotanya dapat menjalankan profesinya dengan benar dan baik. Para pendidik di
bidang kesehatan masa lalu melihat adanya peluang yang diharapkan tidak akan
terjadi sehingga merasa perlu membuat rambu-rambu yang akan mengingatkan
para peserta didik yang dilepas di tengah-tengah masyarakat selalu mengingat
pedoman yang membatasi mereka untuk berbuat yang tidak layak.
Etik profesi kedokteran merupakan seperangkat perilaku para dokter dan
dolter gigi dalam hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman
sejawat dan mitra kerja. Rumusan perilaku para anggota profesi disusun oleh
organisasi profesi bersama-sama pemerintah menjadi suatu kode etik profesi yang
bersangkutan. Tiap-tiap jenis tenaga kesehatan telah memiliki Kode Etiknya,
namun Kode Etik tenaga kesehatan tersebut mengacu pada Kode Etik Kedokteran
Indonesia (KODEKD.

Bioetihq
Perkembangan yang begitu pesat di bidang biologi dan ilmu kedokteran membuat
etika kedokteran tidak mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan yang
berkaitan dengan kehidupan. Etika kedokteran berbicara tentang bidang medis
dan proGsi kedokteran saja, terutama hubungan dokter dengan pasien, keluarga,
masyarakat dan teman sejawat. Oleh karena itu, sejak 3 dekade terakhir ini telah
dikembangkan bioetika atau disebut juga etika biomedis.
Bioetika berasal dari kata bios yang berarti kehidupan dan et/tos yang berarti
norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetika atau bioetika medis merupakan studi
interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang
biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa
mendatang (Bertens, 2001). Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi dan
hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bid4ng medis, seperti abortus,
eutanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi buatan, dan rekayasa genetik,
Etiho Kedohteron don Huhum Kelehoton

membahas pula masalah kesehatan, faktor budayayang berperan dalam lingkup


kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan
kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula
terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.
Masalah bioetika mulai diteliti pertama kali oleh Institutefor the Sndy of Sone$,
Ethics and the Ltfr Salences, Hastrng Centen Neus Yorfr (Amerika Serikat ) pada tahun
1969. Kini terdapat banyak lembaga di dunia yang menekuni penelitian dan diskusi
mengenai berbagai isu etika biomedik.
- Di Indonesia, bioetika baru berkembang sekitar satu dekade terakhir yang
dipelopori oleh Pusat Pengembangan Etika Universitas Atma Jaya Jakarta. Per-
kembangan ini sangat menonjol setelah Universitas Gajah Mada Yogyakartayang
melaksanakan pertemuan Bioethics 2000 An Internatnna/ Exc/tange dan Pertemuan
Nasional I Bioetika dan Humaniora pada bulan Agustus 2000' Pada waktu itu,
Universitas Gajah Madajuga mendirikan CenterifbrBt'oethics and Medical Humanih'es.
Dengan terselenggaranya Pertemuan Nasional II Bioetika dan Humaniora pada
tahun2002 di Bandung Pertemuan III pada tahun 2004 diJakarta, dan Pertemuan
IV pada tahun 2006 di Surabaya serta telah terbentuknyaJaringan Bioetika dan
Humaniora Kesehatan Indonesia IBHKI) pada tahun 2002, diharapkan studi
bioetika akan lebih berkembang dan tersebar luas di seluruh Indonesia pada masa
datang.
Humaniora atau hwnant'hes merupakan pemikiratt yu.tg berkaitan dengan
martabat dan kodrat manusia, seperti yang terdapat dalam sejarah, filsafat,'etika,
agam3, bahasa, dan sastra.

Huhum Kerehotqn ,

Definisi hukum tidak dapat memuaskan semua pihak karena banyak seginya,dan
demikian luasnya sehingga sulit disatukan dalam satu rumusan. Untuk praktisnya,
dalam buku ini yang dimaksud dengan hukum adalah peraturan perundangan,
seperti yang terdapat dalam hukum pidana, hukum perdata, hukum tata negara,
dan hukum administrasi negara.
Dalam lebih dari dua dekade terakhir terasa sekali disiplin hukum memasuki
wilayah kedokeran atau bisa juga dikatakan kalangan kesehatan makin akrab
dengan bidang dan pengetahuan hukum. Dua disiplin tertua di dunia itu, pada
awalnya berkembang dalam wilayahnya masing-masing, yang satu dalam mengatasi
masalah kesehatan yang timbul pada anggota masyarakat, yang satu lagi mengatur
tentang ketertiban dan ketentraman hidup bermasyarakat. Keduanya diperlukan
untuk kesejahteraan dan kedamaian masyarakat. Dalam perkembangan kedua
disiplin ini untuk mencapai tujuan dimaksud, ternyatadisiplin yang satu diperlukan
oleh disiplin lain dalam cabang ilmunya. Dalam proses penegakan hukum, peran
ilmu dan bantuan dokter diperlukan oleh jajaran penegak hukum yang dikenal
sebagai Ilmu Kedokteran Forensik, yaitu cabang ilmu kedokteran yang sejak awal
berkembangnya telah mendekatkan disiplin ilmu kedokteran dan ilmu hukum.
Sebaliknya, dalam perkembangan dan peningkatan upaya pemeliharaan dan pe-
layanankesehatan diperlukan pula pengetahuan dan aturan hukum dan ini berada
dalam cabang ilmu hukum yang kemudian hadir sebagai Hukum Kesehatan.
gdl I Pengerlion Etiho Kedohteron, Bioetiho, don Huhum Kesehoton

Padawaktu ini, tidakmungkin lagi para dokter tidak mengetahui dan memahami
hukum kesehatan, apalagl setelah terbitnya Undang-undang Kesehatan (L992) dan
Undang-undang Praktik Kedokteran (2004), yaitu aturan hukum atau ketentuan
hukum yang mengatur tentang pelayanan kedokteran,&esehatan.
Hukum kesehatan menurut Anggaran Dasar Perhimpunan Hukum Kesehatan
Indonesia (PERHUKD, adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan
langsung dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapan hak dan ke-
wajiban baik bagi perseorangan maupun segenap lapisan masyarakat, baik sebagai
penerima pelayanan kesehatan maupun sebagai pihak penyelenggara pelayanan
kesehatan dalam segala aspek, orga.nisasi, sarana, pedoman standar pelayanan
medih ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum, serta sumber-sumber hukum lain.
Hukum Kedokteran merupakan bagian dari Hukum Kesehatan, yaitu yang me-
nyangkut pelayanan kedokteran (rnedtcat careheruic)
Hukum kesehatan merupakan bidang hukum yang masih muda. Perkembang-
annya dimulaipadawakttt, World Congress on Medtlcal Lazts di Belgia pada tahun
L967 dan diteruskan secara periodik untuk beberapa lama. Di {ndonesia, per-
kembangan Hukum Kesehatan dimulai sejak terbentuknya Kelompok Studi untuk
Hukum Kedokteran ULIRS Ciptomangunkusumo di Jakarta pada tahun 1982.
Perhimpunan untuk Hukum Kedokteran Indonesia (PERHUKD, terbentuk di
Jakafta pada tahun 1983 dan berubah menjadi Perhimpunan Hukum Kesehatan
Indonesia (PERHUKD pada Kongres I PERHUKI di Jakarta pada tahun 1987.
PERHUKI Wilayah Sumatera Utara terbentuk pada tanggal 14 April 1986 di
VIedan.
Hukum kesehatan mencakup komponen hukum bidang kesehatan yang ber-
singgungan satu dengan yang lain, yaitu hukum Kedokteran,/Kedokteran Gigi,
Hukum Keperawatan, Hukum Farmasi Klinik, Hukum Rumah Sakit, Hukum
Kesehatan Masyarakat, Hukum Kesehatan Lingkungan, dan sebagainya (Konas
PERHUKT, 1993)
Di atas telah diuraikan pengertian etik dan hukum. Persamaan dan perbedaan
antara keduanya adalah sebagai berikut.

Persamaan etik dan hukum


1. Sama-sama merupakan alat untuk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat.
2. Sebagai objeknya adalah tingkah laku manusia.
3. Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat agar tidak saling me-
rugikan.
4. Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi.
5. Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota
senior.

Perbedaan etik dan hukum


1. Etik berlaku untuk lingkungan profesi, hukum berlaku untuk umum.
2. Etik disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi, hukum disusun oleh
badan pemerintah.
3. Etik tidak seluruhnya terhrlis, hukum tercantum secara terinci dalam kitab
undang-undang dan lembaran/berita negara.
Etiho Kedohterqn don Huhum Kesehoton

4. Sanksi terhadap pelanggaran etik berupa tuntunan, sant<si terhadap pe-


langgaran hukum berupa tuntutan.
5. Pelanggaran etik diselesaikan oleh Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia (MKDKD yang dibentuk oleh Konsil Kedokteran Indonesia dan
atau oleh Majelis Keirormatan Etika kedokteran (MKEK), yang dibentuk
oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI), pelanggaran hukum diselesaikan oleh
PengadiJan.
6. Penlelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti fisik, penyelesaian
. pelanggaran hukum memerlukan bukti fisik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa etik merupakan seperangkat perilaku
yang benar dan baik dalam suatu profesi. Etika kedokeran adalah pengetahuan
tentang prilaku profesional para dokter dan dokter gigi dalam menjalankan pekerja-
annya sebagaimana tercantum dalam lafal sumpah dan kode etik masing-masing
yang telah disusun oleh organisasi profesinya bersama-sama pemerintah.
Hukum merupakan peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu
kekuasaan. Hukum kesehatan merupakan peraturan perundang-undangan yang
menyangkut pelayanan kesehatan baik untuk penyelenggara maupun penerima pe-
layanan kesehatan.
Pelanggaran etika kedokteran tidak selalu berarti pelanggaran hukum, begitu
pula sebaliknya pelanggaran hukum belum tentu berarti pelanggaran etika
kedokteran. Pelanggaran etika kedokteran diproses melalui MKDKI dan MKEK
IDI, sedangkan pelanggaran hukum diselesaikan melalui pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai