Anda di halaman 1dari 16

BAB 26

Gongguon Usus Besor


GLENDA N, LINDSETH

' #,,,nur s,,, BrSnn BA:B


yaitu sekitar
6,5 cm (2,5 inci), tetapi makin dekat anus
diametemya semakin kecil.
I,a*nroMl::DAN Ftstoloct,4s6 Usus besar dibagi menjadi seknm, kolon, dan
,,PRosEDUn DtAC Nosn K;, 4s9
rektum seperti yang terlihat dalam Gbr.26-1. Pada
PENYAKIT DIVERTIKULA PNNN USUS BESAR, sekum rcrd.apat katip ileosekal dan apendiks yang
459 melekat pada ujung sekum. Sekum menempati sekitar
Patofisiologi,460 dua atau tiga inci pertama dari usus besar. Katup
Cambaran::klinisdan komplikasi,460 ileosekal mengendalikan aliran kimus dari ileum ke
.1,:..
Pengobatan,46l dalam sekum dan mencegah terjadinya aliran balik
nnDnNc usus BESAR,46t bahan fekal dari usus besar ke dalam usus halus. Kolon
Kolitis ulseratif ,461 dibagi lagi m enjadi kolon asenden, transuersum, desenden,
NEOPLASMA USUS BESAR, 464 dansigmoid. Tempat kolon membentuk kelokan tajam
Polip kolon, +65 pada abdomen kanan dan kiri atas berturut-turut
,,,: , KariinOma kolon dan rektum,465 ,
disebut sebagai Jleksura hepatika dan Jleksura lienslis.
CANCGUAN ANOREKTAL, 467 Kolon sigmoid mulai setinggi krista iliaka dan
Hemoroid,467 membentuk lekukan berbentuk-S. Lekukan bagian
Fisura ani, 468 bawahmembelok ke kiri sewaktu kolon sigmoidbersatr-r
Abses anorektal dan fistula ani, 468 dengan rektum, dan hal ini merupakan alasan
anatomis mengapa memosisikan penderita ke sisi kiri
saat pemberian enema. Pada posisi ini, gaya gravitasi
membartu mengalirkan air dari rektum ke fleksura sig-
moid. Bagian utama usus besar yang terakhir disebut
sebagai rektum dan membentang dari kolon sigmoid
hingga anus (muara ke bagian luar tubuh). Satu inci
ANATOMI DAN FISIOLOGI terakhir dari rektum disebut sebagai knnnlis sni dan
: dilindungi oleh otot sfingter ani eksternus dan
Usus besar atau kolon berbentuk tabung muskular internus. Panjang rektum dan kanalis ani adalah
berongga dengan panjang sekitar 1,5 m (5 kaki) yang sekitar 15 cm (5,9 inci).
terbentang dari sekum hingga kanalis ani. Diameter Hampir seluruh usus besar memiliki empat lapisan
usus besar sudah pasti lebih besar daripada usus kecil, morfologik seperti yang ditemukan pada bagian usus

4#
Gongguon Usus Besor BAB 26 457

lain. Namun demikian, ada beberapa gambaran yang mesenterika inferior, dan vena hemoroidalis superior
khas terdapat pada usus besar saja. Lapisan otot lon- ftagian sistem portal yang mengalirkan darah ke hati).
gibudinal usus besar tidak sempuma, tetapi terkumpul Vena hemoroidalis media dan inferior mengalirkan
dalam tiia pita yang disebut seb agaitaeniakol1. Taenia darah ke vena iliaka sehingga merupakan bagian
bersatu pada sigmoid distal, sehingga rektum mem- sirkulasi sistemik. Terdapat anastomosis antara vena
punyai satu lapisan otot longitudinal yang lengkap. hemoroidalis superior, media, daninferior, sehingga
Panjang taenia lebih pendek daripada usus, sehingga tekanan portal yang meningkat dapat menyebabkan
usus tertarik dan berkerut membentuk kantong- terjadinya aliran balik ke dalam vena dan mengakibat-
kantong kecil yang disebut sebagaihatrstra. Apendises kanhemoroid.
epiploikn adalah kantong-kantong kecil peritoneum Persarafan usus besar dilakukan oleh sistem saraf
yang berisi lemak dan melekat di sepanjang taenia. otonom dengan perkecualian sfingter eksterna yang
Lapisan mukosa usus besar jauh lebih tebal daripada berada dalam pengendalian voluntar. Serabut para-
lapisan mukosa usus haius dan tidak mengandung simpatis berjalan melalui saraf vagus ke bagian tengah
vili atau rugae. Kripte Lieberkrihn (kelenjar intestinal) kolon transversum, dan saraf pelvikus yang berasal
terletak lebih dalam dan mempunyai lebihbanyak sel dari daerah sakral menyuplai bagian distal. Serabut
goblet dibandingkan dengan usus halus. simpatis meninggalkan medula spinalis melalui saraf
Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan splangnikus. Serabut saraf ini bersinaps dalam ganglia
kiri dan kanan berdasarkan pada suplai darah yang seliaka dan aortikorenalis, kemudian serabut pasca-
diterkna. Ar t eris mesent erika sup er io r rnendarahi belahan ganglionik menuju kolon. Rangsangan simpatis
kanan (sekum, kolon asendens, dan duapertiga menghambat sekresi dan kontraksi, serta merangsang
proksiriral kolon transversum), dan arteria mesenterikn sfingter rektum. Rangsangan parasimpatis mem-
inferior rnendarahi belahan kiri (sepertiga distal kolon punyai efek yang berlawanan.
transversum, kolon desendens, kolon sigmoid, dan Usus besar memiliki berbagai fungsi yang semua-
bagian proksimal rektum). Suplai darah tambahan ke nya berkaitan dengan proses akhir isi ttsus. Fungsi
relttum berasal dari arteri hemoroidalis media dan in- usus besar yang paling penting adalah absorpsi air
ferior yang dicabangkan dari arteria iliaka intema dan dan elektrolit, yang sudah hampir selesai dalam kolon
aorta abdominalis. dekstra. Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir
Aliran balik vena dari kolon dan rektum superior yang menampung massa feses yang sudah terdehidrasi
adalah melalui vena mesenterika superior, vena hingga berlangsungnya defekasi.

leksura lienalis

,'"*"\oT"
Kolon transversa
Kolon asendens

Apendises
desendens
Persambungan
ileosekal

Kolon sigmoid

Apendiks

Gbr. 26-1 Gambaran anatomi usus besar.


458 BAGIAN LIMA GANGGUANSISTEMGASTROINTESTINAL

Kolon mengabsorpsi sekitar 800 ml air per hari,


bandingkan dengan usus halus yang mengabsorpsi
sekitar 8.000 ml. Namun demikian, kapasitas absorpsi
Kolon sigmoid
usui besar adalah sekitai 1500 hingga 2000 mllhari.
Bila jumlah ini dilampaui (misalnya akibat hantaran
cairan berlebihan dari ileum) akan mengakibatkan
diare. Berat akhir feses yang dikeluarkan per hari
Otot longitudinal
sekitar 200 g, dan 80 hingga 90% diantaranya adalah
air. Sisanya terdiri dari residu makanan yang tidak
terabsorpsi, bakteri, sel epitel yang terlepas, dan min-
eral yang tidak terabsorpsi.
Sejumlah kecil pencernaan dalam usus besar
terutama disebabkan olehbakteri danbukan oleh kerja
enzim. Ususbesar menyekresi mukus alkali yang tidak :Levator ani
"*i
,S\'
mengandung enzim. Mukus ini bekerja untuk melumas
dan melindungi mukosa (lihat Gbr. 6-3).
Bakteri usus besar menyintesis vitamin K dan
beberapa vitamin B. Pembusukan oleh bakteri dari sisa '"rE/"r.n*,eksterna
protein menjadi asam amino dan zat yang lebih
sederhana seperti peptida, indol, skatol, fenol, dan
ashm lemak. Bila asam lemak dan HCI dinetralisasi hemoroidalis eksterna
oleh bikarbonat, akan dihasilkan karbondioksida hemoroidalis interna
(COr).Pembentukan berbagai gas seperti NH3, CO2, Kolumna Morgagni reKal
H' HrS dan CHn membantu pembentukan gas (flatus)
dalam kolon. Beberapa subtansi ini dikeluarkan dalam Gbr.26-2 Anatomi rektum dan anus.
feses, sedangkan zat lain diabsorpsi dan diangkut ke
hati untuk diubah menjadi senyawa yang kurang toksik
dan diekskresikan melalui urine.
Fermentasi bakteri pada sisa karbohidrat juga oleh refleks gastrokolik setelahmakan, terutama setelah
melepaskan CO, H, dan CI{
yang juga berperan dalam makanan yang pertama kali dimakan pada hari itu.
pembentukan flatus dalam kolon. Dalam sehari secara Propulsi feses ke dalam rektum menyebabkan ter-
normal dihasilkan sekitar 1.000 ml flatus. Kelebihan jadinya distensi dinding rektum dan merangsang
gas dapat terjadi pada aerofagia (menelan udara secara refleks defekasi. Gambar 26-2 melukiskan anatomi dasar
berlebihan), dan pada peningkatan gas dalam lumen rektum dan anus. Defekasi dikendalikan oleh sfingter
usus (oiasanyaberkaitan dengan jenis makanan yang ani ekstema dan intema. Sfingter intema dikendalikan
dimakan). Makanan yang mudah membentuk gas oleh sistem saraf otonom, sedangkan sfingter ekstema
seperti kacang-kacangan mengandung banyak karbo- dikendalikan oleh sistem saraf voluntar. Refleks
hidrat yang tidak dapat dicerna. defekasi terintegrasi pada medula spinalis segmen
Pada umumnya usus besarbergerak secara lambat. sakral kedua dan keempat. Serabut parasimpatis
Gerakan usus besar yang khas adalah gerakan mencapai rektum melalui saraf splangnikus panggul
pengaduknn haustral. Kantong atau haustra meregang dan menyebabkan terjadinya kontraksi rektum dan
dan dari waktu ke waktu otot sirkular akan berkontrasi relaksasi sfingter interna. Pada waktu rektum yang
untuk mengosongkannya. Gerakan ini tidak progresif, teregang berkontraksi, otot levator ani berelaksasi,
tetapi menyebabkan isi usus bergerak bolak-balik dan sehingga menyebabkan sudut dan anulus anorektal
meremas-remas sehingga memberi cukup waktu unhrk menghilang. Otot sfingter interna dan eksterna
terjadinya absorpsi. Terdapat dua jenis peristaltik berelaksasi pada waktu anus tertarik ke atas melebihi
propulsif: (1) kontraksi lambat dan tidak teratur, berasal tinggi massa feses. Defekasi dipercepat dengan
darf segmen proksimal dan bergerak ke depan, tekanan intraabdomen yang meningkat akibat
menyumbat beberapa haustra; dan (2) peristaltik mnssa, kontraksi voluntar otot dada dengan glotis yang ter-
merupakan kontraksi yang melibatkan segmen kolon. tutup, dan kontraksi otot abdomen secara terus-
Gerakan peristaltik ini menggerakkan massa feses ke *".,"rrr, (manuver atau peregangan Vatsilva).
depan, akhimya merangsang defekasi. Kejadian ini Defekasi dapat dihambat oleh kontraksi voluntar otot
timbul dua sampai tiga kali sehari dan dirangsang sfingter ekstema dan levator ani. Dinding rektum
GongguonUsusBesor BAB 26 459

secara bertahap menjadi relaks, dan keinginan berlangsung dengan cermat. Namun bila terdapat lesi
defekasi menghilang. obshuktif atau kolitis ulseratif aktif, maka penggunaan
Rektum dan anus merupakan lokasi sebagian obat pencahar kuat dapat membahayakan atau
penyaldt yang sering ditemukan pada manusia. mengancam jiwa. Pada pemeriksaan ini dapat terlihat
Penyebab umum konstipasi adalah kegagalan neoplasma, striktur, divertikulosis, dan polip. Sekum
pengosonganrektum saat terjadi peristaltik massa. Bila dan kolon asendens dapat terlihat dalam waktu 3
defekasi tidak sempurna, rektum menjadi relaks dan sampai 5 jam setelah menelan barium. Pembuatan
keingipan defekasi menghilang. Air tetap terus radiogram enema barium selalu harus mendahului
diabsorpsi dari massa feses, sehingga feses menjadi pembuatan radiogram dengan barium secara per oral.
keras, dan menyebabkan lebih sukarnya defekasi Penambahan kontras-udara dengan radiografi enema
selanjutnya. Bila massa feses yang keras ini terkumpul barium bersifat akurat hingga 90% pemeriksaaan.
di satu tempat dan tidak dapat dikeluarkan, maka Namun demikian, pemeriksaan endoskopi kolon
disebut sebagaiimpnksifeses. Tekanan pada feses yang terbukti lebih akurat untuk mendeteksi dan meng-
berlebihan menyebabkan timbulnya kongesti vena evaluasi lesi yang ada dibandingkan dengan pemerik-
hemoroidalis interna dan eksterna, dan hal ini saan radiografi.
merupakan salah satu penyebab hemoroid (vena Sigmoidoskopi fleksibel umumnya telah meng-
varikosa rektum). Inkontinensia feses dapat disebab- gantikan sigmoidoskopi rigid 25 crn. Visualisasi
kan oleh kerusakan otot sfingter ani atau gangguan langsung pada 40 hingga 60 cm terminal reklum dan
medula spinalis. Daerah anorektal sering merupakan kolon sigmoid dapat dilakukan dengan persiapan
tempat terjadinya abses dan fistula. Kanker kolon dan yang minim dan lebih nyaman bagi pasien. Enam
rektum merupakan kanker saluran gastrointestinal puluh persen dari semua tumor usus besar dapat
yang paling sering terjadi. terlihat secara langsung menggunakan alat ini. Selain
melihat daerah tersebut, dapat dilakukan pemeriksaan
bakteriologik, parasitologik dan sitologik pada saat
membersihkan peralatan, selain itu juga mudah untuk
PhOSEDUR DIAGNOSTIK melakukan biopsi lesi yang dicurigai. Kolonoskopi
d en gan s e r nt op t ik y an g fleksib el memungkinkan dntuk

Diagnosis patologi yang berhubungan dengan usus melihat dan melakukan biopsi lesi di sepanjang usus
besar sangat terkait dengan gejala eliminasi. Konsti- besar. Seorang ahli yang berpengalaman biasanya
pasi, diare, perubahan jumlah dan wama, atau adanya mampu memasukkan alat ini hingga mencapai ileum
darah dalam feses merupakan gejala penting yang terminalis.
memusatkan perhatian kita pada kolon dan rektum. Pemeriksaan USG, CT scnn, dan MRI merupakan
Nyeri yangberasal dari kolon terletak di bagian lateral pemeriksaan diagnostik terbaru yang digunakan untuk
abdomen kiri atau kanan, berlawanan dengan nyeri penilaian kolon, terutama massa abdomen. Pemerik-
yang berasal dari'usus halus, yang biasanya terlefak saan CT s c an (meskipun sekarang mahal) efektif untuk
di paraumbilikal. melakukan evaluasi abdomen bagian bawah dengan
Anamnesis dan pemeriksaan fisik merupakan massa peradangan. Pasien yang mengaiami penyulit
tindakan diagnostik yailg penting dilakukan. Pada akibat divertikula juga dapat diperiksa dengan
pemeriksaan palpasi dapat teraba adanya massa ab- menggunakan teknologi diagnostik ini. MRI dapat
domen. Pemeriksaan digital (rectal toucher) sangat memberikan informasi akurat mengenai anatomi
penting, karena sekitar 75"/" dari semua karsinoma kanker rektum invasif dan aliran darahpada penderita
rektum dapat terdiagnosis melalui pemeriksaan digi- gangguan vaskular.
tal. Bila terjadi inkontinensia, maka harus dilakukan
penilaian integritas sfingter. Pemeriksaan feses,
sigmoidoskopi, kolonoskopi, dan pemeriksaan
radiologi (USG, CT scan, MRI) diperlukan untuk PENYAKIT DIVERTIKULA
penilaian lengkap pada kasus kecurigaan adanya
penyakiEkolon.
PADA USUS BESAR
P emeriksaan radiografi dengnn enetna barium merupa-
kan perneriksaan yang sering dilakukan untuk men- Diaertikulosis merupakan suatu keadaan pada kolon
deteksi adanya gangguan kolon. Persiapan atau yang dicirikan dengan adanya herniasi muko#
pembersihan usus terlebih dahulu sebelum peme- melalui tunika muskularis yang membentuk kantong
riksaan penting dilakukan agar pemeriksaan dapat berbentuk seperti botol. Bila satu kantong atau lebih
460 BAGIAN LIMA GANGGUAN SISTEM GASTROINTESTINAL

mengalami peradangan, keadaan ini disebut sebagai


diaertikalitis.

Patofisiologi
Insidensi divertikulosis secara keseh.rruhan tinggi;
penyakit ini menyerang sekitar 10% penduduk
menurut sebagian besar pemeriksaan mayat. Diverti-
kulosis jarang terjadi pada usia di bawah 35 tahun,
tetapi meningkat seiring bertambahnya usia sehingga
pada usia 85 tahun, dua pertiga penduduk mengalami
penyakit ini. Lokasi terjadinya divertikula yang paling
sering adalah kolon sigmoid, yaitu sekitar 90% kasus.
Walaupun etiologi divertikulosis tidak diketahui,
namun telah dilakukan banyak penelitian mengenai
motilitas dan tekanan unhrk menunjang kemungkinan
bahwa penyakit divertikula disebabkan oleh gangguan
gerakan kolon. Gbr. 26-3 menggambarkan pola
motilitas normal usus besar danmekanisme patogenik
div-ertikulosis. Pada bagian kolon yang memiliki diver-
Gbr. 26-3 Patogenesis penyakit divertikula. A. Pola pergerakan
tikula cenderung timbul kontraksi kuat otot sirkular normal. B. Pola pergerakan abnormal, terjadi kegagalan relaksasi
yang menimbulkan tekanan intralumen yang sangat sehingga timbul tekanan intraluminal yang tinggi dan mengakibatkan
tinggi. Tampaknya tekanan yang ting$ ini menyebab- pembentukan divertikulum. C. Potongan melintang kolon
memperlihatkan titik lemah dalam otot sirkular tempat pembuluh
kan timbulnya herniasi mukosa melalui lapisan otot darah menembus otot. Herniasi mukosa dan pembentukan
yang menimbulkan divertikula. Divertikula biasanya divertikulum terjadi pada tempat ini.
terletak pada perlekatan kolon dan mesenterium karena
masuknya pembuluh darah melemahkan dinding.
Perubahan tekanan pada penyakit divertikula sama
dengan perubahan tekanan yang ditemukan pada radiografi, pemeriksaan kolonoskopi, dan biopsi.
sindrom kolon iritasi atau spastik. Pemeriksaan enema barium berbahaya bila dilakukan
Faktor yang lebih penting pada etiologi penyakit pada serangan akut divertikulitis karena bahaya
divertikula adalah faktor yang berkaitan dengan jum- perforasi. PemeriksaanCT scnn juga dapat dilakukan
lah serat dalam makanan. Divertikulosis jarang terjadi untuk mengevaluasi adanya inflamasi dan massa
pada orang dengan diet tinggi serat, tetapi sangat pada pasien dengan komplikasi divertikula.
sering terjadi pada orang Eropa dan Amerika Utara Pada banyak pasien, gejala bersifat ringan dan
(semua ras) yang dietnya rendah serat. Tekanan atau terdiri atas flatulen, diare atau konstipasi intermiten,
tegangan pada dindiflg organ berongga erat terkait serta rasa tidak enak pada kuadran kiri bawah abdo-
dengan tekanan dalam organ dan diameter organ. Bila men. Gejala ini biasanya dapat digolongkan sebagai
sebuah saluran seperti kolon sering dibiarkan sindrom iritasi kolon yang mendahului timbulnya
menyempit (akibat diet rendah serat), maka timbulnya divertikulosis pada beberapa pasien.
tekanan akan menyebabkan beban yang lebih besar Penyulit penyakit divertikula terjadi akibat
pada dinding daripada bila kolon itu terisi feses. divertikulitis akut atau kronis, yang dapat menyebab-
kan perdarahan, perforasi, peritonitis, abses, dan
pembentukan fistula, atau obstruksi usus akibat
Gambaran Klinis dan Komplikasi striktnr (Gbr.26a),
Pada divertikulitis akut, terdapat demam, leukosi-
Sebagian besar penderita divertikulosis tidak memper- tosis, nyeri, dan nyeri tekan pada kuadran kiri bawah
lihatkan gejala dan tetap tidak diketahui kecuali bila abdomen. Selama serangan akut, dapat terjadi per-
dilakukan pemeriksaan enema barium unluk menyeli- darahan dari jaringan granulasi vaskular namun
diki keadaan lain. Bila ditemukan divertikula, dokter biasanya ringan. Kadang"kadang perdarahan terjadi
perlu menyingkirkan kemungkinan karsinoma. masif karena erosi menembus pembuluh darah besar
Diferensiasi ini dilakukan dengan pemeriksaan di dekat divertikula. Perdarahan biasanya diobati
Gongguon Usus Besor BAB 26 461

secara konservatif, tetapi kadang perlu dilakukan obati dengan diet cair atatt pemberian cairan intravena
reseksi usus. (IV), pelunak feses, tirah baring, dan antibiotik ber-
Kadang kala divertikula yang meradang akut spektrum luas. Antibiotik yang bermanfaat melawan
mengalEmi ruptur. Bila perfbrasi yang terjadi kecil, bakteri gram-negatif anaerob dapat diberikan pada
dapat mengakibatkan pembentukan abses dekat penderita yang diduga mengalami perforasi atan
diverlikulum yang mengalami perforasi. Bila perforasi abses. Insisi dan drainase abses mungkin diperlukan.
besar, feses dapat masuk ke dalam peritoneum dan Setelah fase akut, diindikasikan pemberian diet residu-
menyebabkan bentuk peritonitis yang paling ber- tinggi.
bahaya dengan mortalitas titgg. Gejala perforasi mirip Pembedahan hanya diperlukan pada penyakit
dengan gejala tukak yangmengalami perforasi kecuali yang berat, luas, atau pada komplikasi. Pembedahan
dalam hal nyeri, rigiditas, dan nyeri tekan yang pai- yang diperlukan adalah reseksi kolon yang sakit di-
ing jelas pada kuadran kiri bawah. sertai anastomosis untuk memulihkan kontinuitas. Bila
D ia ertikttlitis kronis menyebabkan usus mudah tidak terdapat komplikasi, dapat dilakukan pem-
mengalami serangan peradangan berulang. Akibat- bedahan pada stadium satu. Pada kasus lain, dapat
nya dapat berupa fibrosis dan perlekatan struktur dilakukan kolostomi sementara (mengalihkan kolon
sekitarnya. Bila peradangan kronis menyebabkan ke permukaan abdomen). Anastomosis dan penulupan
penyempitan lumen, dapat terjadi obstruksi parsial dilakukan di kemudian hari.
kronis yang menimbulkan gejala konstipasi, feses
seperti pita, diare intermiten, dan peregangan abdo-
men. Gambaran akhir obstruksi dapat dipercepat oleh
serani3an akut, menyebabkan terjadinya abses RADANG USUS BESAR
perikolon yang menyempitkan lumen yang sudah
menyempit. Fistula dapat juga terbentuk sebagai
penyulit abses perikolon. Jenis yang paling sering Penyakit radang kronis usus besar dibagi daiam dua
trirjadi adalah fistula vesikosigmoid. Aliran biasanya bagian-kolitis ulseratif nonspesifik dan penyakit
dari kolon ke kandung kemih, dan keluhannya adalah Crohn usus besar (kolitis granulomatosa). Walaupun
pneumaturin atau keluar gelembung udara (gas) dalam kedua keadaan ini mempunyai banyak gambarari yang
urine. Fisbula juga dapat menuju ke usus halus atau ke sama, namun banyak perbedaan yang memisahkan
peritoneum. keduanya menjadi dua keadaan klinis yang berbeda.
T abel 26-1 memuat daftar perbedaan kedua penyakit
tersebut. Cukup banyak gambaran klinis yang
Pengobatan tumpang tindih sehingga beberapa ahli yakin bahwa
kedua penyakit ini mungkin merupakan variasi yang
Apabila divertikula ditemukan secara kebetulan dan disebabkan oleh agen etiologi yang sama.
penderita asimtomatik, pada umumnya tidak diobati.
Namtrn dem ikian, g}"kpenderita divertikulitis diobati
secara medis. Kasus ringan tanpa tanda perforasi di-
Kolitis Ulseratif
Kolitis ulseratif merupakan penyakit radang kolon
Divertikulitis
nonspesifik yang umumnya berlangsung lama disertai
masa remisi dan eksaserbasi yangberganti-ganti. Nyeri
abdomen, diare, dan perdarahan rektum merupakan
gejala dan tanda yang penting. Lesi utamanya adalah
reaksi peradangan daerah srrbepitel yang timbul pada
basis kripte Lieberkiihn, yang akhimya menimbulkan
ulserasi mukosa (lihat Gambar Berwarna 31). Awitan
puncak penyakit ini adalah antara usia 15 dan 40
tahun, dan menyerang kedua jenis kelamin sama
banyak. Insidensi kolitis ulseratif per tahun adalah
sekitar 1 per 10.000 orang dewasa kulit putih' Penyakit
Crohn terjadi pada sekitar seperempat dari kolitis
ulseratif. Kedua penyakit ini iebih jarang dijumpai
Gbr. 26-4 Penyulit divertikulitis. pada orang kulit berwarna.
462 BAGIAN LIMA GANGGUANSISTEMGASTRCINTESTINAL

Etiologi dan Patogenesis Edema dapat mengakibatkan kerapuhan hebat


sehingga dapat terjadi perdarahan akibat trattma
Etiologi kolitis ulseratif, seperti juga penyakit Crohn, ringan, seperti gesekan ringan pada permukaan.
tidak diketahui. Faktor genetik tampaknya berperanan Pada stadium penyakit yang lebih lanjut, abses
dalam etiologi, karena terdapat hubungan familial kripte pecah menembus dinding kripte dan menyebar
yang jelas antara kolitis ulseratif, penyakit Crohn, dan
dalam lapisan submukosa, menimbulkan terowongan
spondilitis ankilosa. dalam mukosa. Mukosa kemudian terkelupas
Telah dijelaskanbeberapa teori mengenai penyebab
menyisakan daerah tidak bermukosa (tukak). Tukak
kolitis ulseratif, namun tidak ada yang terbukti. Teori mula-mula tersebar dan dangkal, tetapi pada stadium
yang paling terkenal adalah teori reaksi sistem imun lebih lanjut, permukaan mukosa yang hilang menjadi
fubuh terhadap virus atau bakteri yang menyebabkan luas sekaii sehingga mengakibatkan hilangnya
terus berlangsungnya peradangan dalam dinding jaringan, protein, dan darah dalam jumlah banyak.
usus. Penderita kolitis ulseratif memang memiliki
kelainan sistem imun, tetapi tidak diketahui hal ini
merupakan penyebab atau akibat efek ini; kolitis
Gambaran Klinis
ulseratif tidak disebabkan oleh distres emosional atau
sensitifitas terhadap makanan, tetapi faktor-faktor ini Terdapat tiga jenis klinis kolitis ulseratif yang sering
mungkin dapat memicu timbulnya gejala pada terjadi, dikaitkan dengan frekuensi timbulnya gejala.
beberapa orang (NIDDK, 1998). Kolitis ulseratif fulminan akut dltandai oleh awitan
Lesi patologis awal terbatas pada lapisan mukosa yang mendadak disertai diare (10 sampai 20 kali/hari)
berupa pembentukan abses dalam kriptus, yang parah, berdarah, nausea/ muntah, dan demam yang
berbeda dengan lesi pada penyakit Crohn yang menyebabkan berkurangnya cairan dan elektrolit
menyerang seluruh tebal dinding usus. Pada per- dengan cepat. Seluruh kolon dapat terserang disertai
mulaanpenyakit, timbul edema dan kongesti mukosa. dengan pembentukan terowongan dan pengelupasan

TABEL 26-{
.;..J:

lrr;q, p!1!gdmn foiitli Utseiitit Oan Penyakit Crohn


_ . ... uronn
PenyaKtr^ .,j:,f.;,",
i : :,,r.
,

iit lh;Fr ;r:::5ir i iil j... ,.;: . l"f,:


-

Bagian usus yang terserang Mukosa dan submukosa Transmural


Respons peradangan granulomatosa Jarang Sering
Mengenai rektum 95% 5Oo/"
Mengenai usus halus Biasanya normal 809o ,1,-,,, ,,.
t ". , ,,., ,; 1,,:,-ll ,::'
Mengenai kolon kanan Kadang-kadang terkena Sering terkena
Penyebaran lesi Menyeluruh sampai rektum Lesi "melompaf' diskontinu
Massa peradangan Jarang Biasanya teraba
Diare Sering Sering
Perdarahan rektum Sering. terus menerus Jarang
Fistula interna Jarang Sering
Abses ani Kadang-kadang Sering
Fisura dan fistula anorektal Jarang Sering
Mukosa tampak seperti batu koral Jarang (pseudopolip, glanulal kasar) Sering
(cobblestone)
Megakolon toksik Kadang-kadang Jarang : ',,, ,,
ir .,1,.. :::., ,

Potensi menjadi ganas Tinggi setelah'10 tahun Rendah


Manifestasi ekstragastrointestinal (misal,
artritis, keterlibatan mata dan kulit,
Kadang-kadang Leln cil|"* t u seratjl
1ara1o
dsb)
Striktur Kadang-kadang, ringan Sering
Jari tabuh Jarang Sering
Frekuensi relatif Tiga hingga'empat kali lebih sering
daripada penyakit Crohn
Bersifat familial dan terkait-bangsa Ya Ya
Yahudi
Autoantibodi Sering Tidakditemukan
Gongguon Usus Besor BAB 26 463

mukosa, yang menyebabkan hilangnya darah dan Komplikasi


mukus dalam jumlah banyak. Jenis kolitis ini terjadi
pada setitar 10% penderita. Prognosisnyaburuk, dan
Komplikasi kolitis ulseratif dapat bersifat lokal atau
sistemik. Fistula, fisura, dan abses rektal jarang terjadi
sering terjadi penyulit berupa megakolon toksik.
Sebagian besar penderita kolitis ulseratif mengalami
bila dibandingkan pada kolitis granulomatosa.
Kadang-kadang, terbentuk fistula rektovagina.
tipe kolitis kronis intermiten (rekuren). Awitan cenden-rng
Beberapa penderita dapat mengalami penyempitan
perlahan selama berbulan-bulan hingga bertahun-
lumen usus akibat fibrosis, yang umumnya ringan bila
tahun,'Penyakit bentuk ringan dicirikan dengan
dibandingkan dengan penyakit Crohn.
serangan singkat yang terjadi dalam intervalberbulan-
Salah satu komplikasi yang lebih berat adalah
bulan sampai bertahun-tahun dan berlangsung selama
dilatasi toksik atau megakolon, dengan paralisis fungsi
1-3 bulan. Mungkin terjadi sedikit atau tidak terjadi
motorik kolon transversum disertai dilatasi cepat
demam serta gejala konstitusional, dan biasanya hanya
segmen usus tersebut. Megakolon toksik paling sering
mengenai kolon bagian distal. Demam dan gejala
menyertai pankolitis. Angka mortalitas sekitar 30%
sistemik dapat timbul pada bentuk penyakit yang lebih
dan sering terjadi perforasi usus. Pengobatan
berat dan serangan dapat berlangsung selama 3 atau komplikasi ini adalah kolektomi darurat. Komplikasi
4 bulan, kadang digolongkan sebagai tipe kronis lain adalah perdarahan masif yang kadang-kadang
kontinu. Pada tipe kronis kontinu, pasien terus menerus memerlukan kolektomi darurat.
mengalami diare setelah serangan permulaan. Diban- Komplikasi lain yangcukup penting adalah karsi-
dingkan dengan tipe intermiten, kolon yang terserang noma kolon, dan frekuensinya semakin meningkat
cenderung lebih luas dan lebih sering terjadi pada pasien yang telah menderita penyakit inilebih
komplikasi. dari 10 tahun. Apabila kolitis ulseratif telah mengenai
Pada kolitis ulseratif bentuk ringan, teqadi diare seluruh kolon selama 25 tahun, angka probabilitas
ringan disertai dengan perdarahan ringan dan kanker meningkat menj adi 40%.
i4termiten. Pada penyakit yang berat, defekasi terjadi Komplikasi sistemik sangat beragam, dan sukar
lebih dari enam kali sehari disertai banyak darah dan dihubungkan secara kausal dengan penyakit kolon.
mukus. Kehilangan darah dan mukus yang berlang- Komplikasi tersebut berupa pioderma gangrdnosa,
sung kronis dapat mengakibatkan anemia dan hipo- episkleritis, uveitis, artritis, dan spondilitis ankilosa.
proteinemia. Nyeri kolikhebat ditemukan pada abdo- Gangguan fungsi hati sering terjadi pada kolitis
men bagian bawah dan sedikit mereda bila defekasi. ulseratif. Adanya komplikasi sistemik berat dapat
Hanya sedikit kematian yang secara langsung terjadi menjadi indikasi pembedahan pada kolitis, bahkan
akibatpenyakit ini, namun dapat menimbulkan cacat bila gejala kolonbersifat ringan sekalipun (Cbr.26-5;
ringan atau berat. lihat Gambar Berwarna 32).
Penegakan diagnosis kolitis ulseratif biasanya jelas.
Dijumpai diare disertai darah, dan sigmoidoskopi
memperlihatkan mukosa yang rapuh dan sangat Pengobatan
meradang disertai eksudat. Pada 95% kasus mengenai Tidak ada pengobatan spesifik untuk kolitis ulseratif.
daerah rektosigmoid kolon. Serangan dapat meluas Tujuan terapi adalah untuk mengatasi peradangan,
dari daerah ini tetapi selalu bersifat kontinu, berbeda mempertahankan status gizi penderita, meringankan
dengan penyakit Croirn yang cenderung melompat- gejala, serta mencegah infeksi dan komplikasi lain.
lompat. Pemeriksaan radiografi dengan barium pada Kortikosteroid diberikan untuk mengurangi
kolon membantu menentukan luas perubahan pada peradangan dan mempercepat penyembuhan klinis.
kolon yang lebih proksimal, tetapi sebaiknya tidak Sulfonamida diberikan, namun mekanisme kerjanya
dilakukan pada serangan akut, karena dapat memper- kurang dimengerti. Diet residu-rendah menyebabkan
cepat terjadinya megakolon toksik dan perforasi. berkurangnya massa feses sehingga membuat pasien
Kolonoskopi dan biopsi seringkali dapat membedakan merasa lebih nyaman. Diet juga harus mengandung
kolitis ulseratif dari kolitis granulomatosa. Pemeriksaan protein tinggi untuk mengompensasi kehilangan pro-
USG endoskopi dapat memperlihatkan dinding tein dalam lesi eksudatif, dan juga harus tinggi kan-
saluran gastrointestinal dan struktur yang berdekatan. dungan vitamin dan mineral dengan pembatasan
USG endoskopi lebih akurat untuk menilai abses laktosa untuk menghindari terjadinya intoleransi
dibandingkan pemeriksaan MRI dan dapat membantu laktosa yang berkaitan dengan diare. Selama ekia-
membedakan antara kolitis ulseratif dan penyakit serbasi, tingtura opium dan paregorik kadang-kadang
Crohn. diberikan untuk mengatasi diare. Obat antikolinergik
464 BAGIAN LIMA GANGGUAN SISTEM GASTROI NTESTI NAL

Gbr. 26-5 Beberapa komplikasi kolitis ulseratif. A, Perdarahan: spesimen operasi dari usus besar yang dibuang dari penderita kolitis
ulseratif untuk mengatasi perdarahan. Sonde menunjukkan tempat terjadinya perforasi kecil. B,.Megakolon toksik: kolon yang besar dan
berdilatasi menonjol melalui insisi bedah. C, Pioderma gangrenosum. Merupakan tukak nekrotik kulit yang menyertai penyakit peradangan
usus. (Atas kebaikan Daniel J. Fall, M.D., St. Joseph Mercy Hospilal, Ypsilanti, Mich.)

juga dapat membanlu menghilangkan kram abdomen beberapa tahun. Hal ini karena insidensi karsinoma
dan diare. Obat untuk mengendalikan diare hams diberi- kolon pada pa ien ini sangat tinggi. Kanker kolon
kan dengan pengawasan untuk menghindari terjadinya sukar didiagnosis pada penderita ini sebab gejala yang
dilatasi kolon dan megakolon toksik. Pasien malnutrisi timbul (seperti penurunan berat badan atau feses
membuhrhkan pemberian nutrisi parenteral total (TPN). berdarah) lebih dianggap sebagai eksaserbasi kolitis
Dukungan emosional dan menenteramkan hati ulseratif dibandingkan sebagai tanda-tanda kanker.
penderita merupakan aspek pengobatan yang penting.
Bila tindakan medis tidak berhasil dan penyakit
tidak dapat teratasi, maka diindikasikan pembedahan.
Operasi yang paling sering dilakukan adalah kolek- NEOPLASMA USUS BESAR
tomi total dan pembuatan ileostomi permanen. Bebe-
rapa ahli juga menganjurkan kolektomi pada semua Neoplasma kolon dan rektum dapat bersifat jinak atau
pasien yang seluruh kolonnya telah terkena selama ganas. Neoplasma jinak sejati (lipoma, tumor karsi-
Gcngguon Usus Besor BAB 26 465

noid, dan leiomioma) jarang terjadi pada kolon. P oliposis fnmilinl mentpakan gangguan yang jarang

Namun polip kolon sangat sering ditemr-rkan dan meru- terjadi dan diturunkan secara genetik sebagai sifat
pakan p_eralihan antara neoplasma jinak dan ganas. dominan antosomal dan dicirikan dengan ratusan
polip adenomatosa (baik pedunkulata maupun sesil)
di seluruh usus besar. Kedua jenis kelamin terserang
Polip Kolon dalam jumlah yang sama. Polip tidak dijumpai
sewaktu lahir, tetapi biasanya timbul sekitar saat pu-
Polipmerupakan neoplasma yang berasal dari permu- bertas. Kemungkinan timbulnya kanker meningkat
kaan mukosa dan meluas ke arah luar. Terdapat tiga seiring dengan bertambahnya usia dan hampir 100%
bentuk polip kolon: adenoma pedunkulata, adenoma terjadi pada usia sekitar 40 tahun.
vilosa, dan poliposis familial.
Adenomn pedunkulnta (juga disebut sebagai polip Gambaran Klinis
adenomatosa atau adenoma polipoid) berbentuk
seperbi bola yang dilekatkan ke membran mukosa oleh
Sebagian besar polip adenoma bersifat asimtomatik
tangkai yang tipis. Polip jenis ini menyerang kedua dan ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan
jenis kelamin danpada semlla kelompok usia, walau- sigmoidoskopi, enemabarium, atau otopsi. Bila polip
pun frekuensinya semakin bertambah seiring dengan menimbulkan gejala, umumnya berupa perdarahan
meningkabnya usia. Otopsi dan pemeriksaan sigmoi- yang nyata atau samar. Kadang-kadang, polip yang
doskopi menunjukkan bahwa sekitar 9% populasi di besar dapat menimbulkan intususepsi dan
menyebabkar-r obstruksi usus (iiha t Gbr . 25-5,D). Diar e
atas 45 tahun terserang penyakit ini. Walaupun polip
pedunkulata dapat terjadi pada setiap bagian kolon, dan sekret mukus dapat dikaitkan dengan adenoma
namun lebih sering terletak pada 25-30 cm (10-12 inci) vilosa yang besar dan poliposis familial.
bagian distal. Polip pedunkulata dapat tunggal atau
multipel;biasanya berdiameter 0,5-1 cm (0,2-0,4 inci), Pengobatan
tetapi dapat pula berdiameter 4 atau 5 cm (1,6 hingga Pengobatanpolip kolon dipengaruhi oleh perten-
2,0 inci). Secara histologi, polip ini terdiri atas kelenjar tangan mengenai kemungkinan keganasannya.
yang berproliferasi. Hubungan antara polip adenoma- Kemungkinan keganasan pada poliposis familial tidak
tosa dengankanker kolon masih diperdebatkan, karena diragukan iagi, sehingga diobati dengan proktokolek-
polip adenomatosa mempunyai penyebaran yang tomi total dan ileostomi permanen atau reseksi subto-
sama dalam kolon seperti kanker dan sering dikaitkan tal dengan ileorektal anatomosis. Bila rektum diper-
dengan kanker. Umumnya polip adenomatosa tahankan, maka perlu diperiksa secara periodik
dianggap tidak berbahaya. Akan tetapi, bila polip adanya kemungkinan kanker.
multipel atau bila diameter kepala lebih besar dari 1 Cara pengobatan adenoma pedunkulata atau ad-
cm, maka kemungkinan ganas menjadi lebihbesar. enoma vilosa tidak jelas. Pada umumnya, polip yang
Bentuk polip pedunkulata lain yang paling sering berdiameter lebih dari 2 cm, multipel, atau vilosa
terjadi pada anak usia kurang dari 10 tahun adalah dianggap memiliki derajat keganasan yang tinggi dan
polip juaenilis. Polip juvenilis seringkali besar, vaskular, sebaiknya diangkat. Polip pedunkulata tunggal
dan mempunyai pedikelpanjang; diduga berasal dari berdiameter kurang dari 1 cm jarang menjadi ganas
peradangan dan dapat muncul sebagai perdarahan dan dapat diobservasi secara berkala.
atau prolapsus melalui anus. Polip juvenilis kadang- Polip dapat dieksisi dari bawah melalui sigmoidos-
kadang terjadi pada orang dewasa. kopi atau kolonoskopi. Lesi yang lebih besar dan
Adenoma ailosa (paplloma vilosa, adenoma sesil), adenoma vilosa diobati dengan laparotomi dan reseksi
berbeda dengan adenoma pedunkulata, merupakan segmental.
suatu tumor sesil (tak bertangkai). Dengan mata
telanjang permukaannya jelas berbentuk papilar dan
tampak sebagai suatu massa nodular. Secara histo- Karsinoma Kolon dan Rektum
logis, lesi terdiri atas tonjolan seperti jari (vilosa),
biasanya'ioliter, dan terletak dalam kolon sigmoid atau Kolon (termasuk rektum) merupakan tempat kega-
rektum. Adenoma vilosa umumnya besar (lebih dari 5 nasan saluran cema yang paling sering. Kanker kolon
cm) dan frekuensinya sekitar seperdelapan dari ad- merupakan penyebab ketiga dari semua kematiare
enoma pedunkulata. Keganasan jauh lebih sering akibat kanker di Amerika Serikat, baik pada pria
terjadi pada tumor ini (kemungkin an 25"/o) dibanding- maupun wanita (American Cancer Society, 2001).
kan pada adenoma pedunkulata. Kanker usus besar biasanya merupakan penyakit yang
466 BAGTAN LIMA GANGGUANSISTEMGASTROINTESTINAL

terjadi pada orang tua, dengan insidensi puncak pada sit feses meningkat. Akibatnya kontak zat berpotensi
usia 60 dan 70 tahun. Kanker kolon jarang ditemukan karsinogenik dengan mukosa usus bertambah lama.
di bawah usia 40 tahun, kecuali pada orang yang Penelitian awal menunjukkan bahwa diet makanan
merfiiliki riwayat kolitis ulseratif atau poliposis famil- tinggi bahan fitokimia mengandung zat gizi seperti
ial. Kedua jenis kelamin terserang dalam jumlah sama. serat, vitamin C, E, dan karoten dapat meningkatkan
Sekitar 60"/, dari semua kanker usus terjadi pada fungsi kolon dan bersifat protektif dari mutagen yang
bagian rektosigmoid, sehingga dapat teraba pada menyebabkan timbulnya kanker.
penleriksaan rektum atau terlihat pada pemeriksaan
sigmoidoskopi. Sekum dan kolon asendens merupakan Skrining
tempatberikuhrya yang paling sering terserang. Kolon
transversa dan fleksura adalah bagian yang mungkin Kanker kolorektal menyebabkan sekitar 57.000 kema-
paling jarang terserang. tian per tahun di Amerika Serikat. Beberapa organisasi
Tumor dapat berupa massapolipoid,besar, tumbuh (misal, National Cancer Institute, American Cancer
ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar Society, American College of Physicians) memiliki
usus sebagai striktura anular (mirip cincin) (lihat penuntun skrining yang telah disetujui untuk men-
Gambar Berwarna 33). Lesi anular lebih sering terjadi deteksi kanker kolorektal pada stadium yang masih
pada bagian rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid dapat disembuhkan sehingga membantu mengurangi
yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon morbiditas dan mortalitas akibat penyakit ini. Strategi
asendens. Secara histologis, hampir semua kanker skrining pada orang yang tidak memperlihatkan gejala
usus besar adalah ndenoknrsinoma (terdiri atas epitel dianjurkan sebagai berikut: (1) Laki-laki dan perem-
kelenjar) dan dapat menyekresi mukus yang puan berusia lebih dari 40 tahun harus menjalani
jumlahnya berbeda-beda. Tumor dapat menyebar (1) pemeriksaan rektal digital (rectal toucher) setiap tahun,
melalui infiltrasi langsung ke struktr-rr yang berdekatan, dan (2) Orangberusia di atas 50 tahunharus menjalani
seperti ke dalam kandung kemih, (2) melalui pembuluh pemeriksaan darah samar feses setiap tahun dan
limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon; dan pemeriksaan sigmoidoskopi setiap 3 hingga 5 tahun
(3) melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon setelah dua kali pemeriksaan awal yang berjeda
mengalirkan darah ke sistem portal. Prognosis relatif setahun. Orang yang berisiko tinggi karena tnemiliki
baik bila lesi terbatas pada mukosa dan submukosa riwayat keluarga juga harus menjalani pemeriksaan
pada saat reseksi, dan jauh lebihburukbila telah terjadi kolon total dengan enema barium kontras-udara atau
metastasis ke kelenjar limfe. kolonoskopi setiap 3 hingga 5 tahun. Individu yang
memiliki riwayat keluarga terkena kanker kolorektal
harus dipantau ketat dengan melakukan skrining
Etiologi teratur. Analisis untuk mengetahui adanya mutasi
Walaupun penyebab kanker usus besar (seperti kanker proto-onkogen ras yang spesifik dari DNA yang
lainnya) masih belum diketahui, namun telah dikenali didapatkan dari feses pasien yang memiliki riwayat
beberapa faktor predisposisi. Hubungan antara kolitis kanker kolorektal juga tampak efektif sebagai
ulseratif (yaitu tipe polip kolon tertentu) dengan kanker mekanisme skrining (Mayer, 1998).
usus besar telah dibicarakan.
Faktor predisposisi penting lain mungkin berkaitan
dengan kebiasaan makan. Hal ini karena kanker usus
Gambaran Klinis
besar (seperti juga divertikulosis) terjadi sekitar 10 kali Gejala kanker usus besar yang paling sering adalah
lebih banyak pada penduduk wilayah barat yang perubahan kebiasaan defekasi, perdarahan, nyeri,
mengonsumsi lebih banyak makanan mengandung anemia, anoreksia, dan penurunan berat badan. Gejala
karbohidrat murni dan rendah serat, dibandingkan dan tanda penyakit ini bervariasi sesuai dengan letak
pada penduduk primitif (misal, di Afrika) yang kanker dan sering dibagi menjadi kanker yang
mengonsumsi makanan tinggi serat. Burkitt (1971) mengenai bagian kanan dan kiri usus besar.
mengemukakan bahwa diet rendah serat dan tinggi Karsinoms kalon kiri dan rektum cenderung menye-
karbohidrat murni mengakibatkan perubahan flora babkan perubahan defekasi akibat iritasi dan respons
feses dan perubahan degradasi garam empedu atau refleks. Sering terjadi diare, nyeri mirip-kejang, dan
hasil pemecahan protein dan lemak, sebagian zatini kembung. Lesi pada kolon kiri cenderung melingkar,
bersifat karsinogenik. Diet rendah serat juga menyebab- sehingga sering timbul -gangguan obstruksi. Feses
kan pemekatan zat berpotensi karsinogenik ini menjadi dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik mukus
feses yang bervolume lebih kecil. Selain itu, masa tran- maupun darah segar sering terlihat pada feses. Dapat
Gongguon Usus Besor BAB 26 467

terjadi anemia akibat kehilangan darah kronis. Pertum- darl 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak
buhan pada sigmoid atau rektum dapat mengenai mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan
radiks saraf, pembuluh limfe, atau vena, menimbulkan perasaan yang sangat tidak nyaman.
gejala pfiJa tungkai atau perineum. Hemoroid, nyeri Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang
pinggang bagian bawah, keinginan defekasi, atau disebabkan oleh gangguan aliran balik dari vena
sering berkemih dapat timbul akibat tekanan pada hemoroidalis. Telah diajukan beber,apa faktor etiologi
struktur tersebut. yaitu konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pel-
Karsiyoma padskolonkann n (isi kolon berupa cairan) vis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroid uteri,
cenderung tetap tersamar hingga lanjut sekali, dan tumor rektum. Penyakithati kronis yang disertai
Terdapat sedikit kecenderungan terjadi obstruksi hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid,
karena lumen usus lebihbesar dan feses masih encer. karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah
Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah ke dalam sistem portal (lihat Gbr. 27-2). Selatn itu
bersifat samar dan hanya dapat dideteksi dengan uji sistem portal tidak mempunyai katup, sehingga
guaiak (suatu uji sederhana yang dapat dilakukan di mudah terjadi aliran balik.
klinik). Perdarahan dapat bersifat intermiten, sehingga Hemoroid ekstema diklasifikasikan sebagaibentuk
diindikasikan pemeriksaaan endoskopi atau radiogafi akut dan kronis. Bentuk akut berupa pembengkakan
usus besar bila terjadi anemia. Mukus jarang terlihat, bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya
karena tercampur dalam feses. Pada orang kurus, merupakan suatu hematoma, walaupun disebut
tumor kolon kanan kadang dapat diraba, tetapi tidak sebagai hemoroid trombosis ekstemal akut. Bentuk ini
khas pada stadium awal. Penderita mungkin merasa sering terasa sangat nyeri dan gatal karena ujung-
tidak enak pada abdomen, dan kadang pada epigas- ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
hium. Kadang-kadang perlu membuang trombus dengan
anestesi lokal, atau dapat diobati dengan "kompres
Pengobatan duduk" panas dan analgesik. Hemoroid eksterna
kronis atau skin tagbiasanya merupakan sekuele dari
Pengobatan karsinoma kolon dan rektum adalah hematom akut. Hemoroid ini berupa satu atau lebih
pengangkatan tumor dan pembuluh limfe secara lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan ikaf dan
pembedahan. Tindakan yang paling sering dilakukan
sedikit pembuluh darah.
adalah hemikolektomi kanan, kolektomi transversal,
Hemoroid intema dikelompokkan dalam derajat I,
hemikolektomi kiri atau reseksi anterior, dan reseksi II, dan III. Hemoroid interna derajat I (dini) tidak
abdominoperineal. Pembedahan sangat berhasil bila menonjol melalui kanalis ani hanya dapat dideteksi
dilakukan pada pasien yang tidak mengalami metasta- melalui pemeriksaaan proktoskopi. Lesi ini biasanya
sis. Pemeriksaan tindak lanjut dari antigen karsino-
terletak pada posterior kanan dan kiri serta anterior
embrionik adalah penanda yang sensitif untuk kanan, mengikuti penyebaran cabang-cabang vena
rekurensi tumor yang tidak terdeteksi. Daya tahan hemoroidalis superior, dan tampak sebagai pembeng-
hidup 5 tahun adalah sekitar 50%. kakan globular kemerahan. Hemoroid derajat II
mengalami prolaps melalui kanalis ani setelah
defekasi; hemoroid ini dapat mengecil spontan atau
GANGGUAN ANOREKTAL dapat direduksi (dikembalikan ke dalam) secara
manualHemoroid derajat Iil mengalami prolaps secara
permanen. Gejala hemoroid intema yang paling sering
Hemoroid adalah perdarahan tanpa nyeri, karena tidak terdapat
Hemoroid atau "wasir" merupakan vena varikosa serabut nyeri pada daerah ini. Sebagian besar kasus
pada kanalis ani dan dibagi menjadi 2 jenis yaitu, hemoroid adalah hemoroid campuran interna dan
hemoroid intema dan ekstema. Hemoroid interna ment- ekstema.
pakan varises vena hemoroidalis superior dan media, Komplikasi hemoroid yang paling sering adalah
sedangkan h emoroid ekst erna rnerup akan varises vena perdarahan, trombosis, dan strangulasi. Hemoroid
hemoroidalis inferior. Sesuai istilah yang digunakan, strangulasi adalah hemoroid yang prolaps dengan
hemoroid ekstema timbul di sebelah luar otot sfingter suplai darah dihalangi oleh sfingter ani.
ani, dan hemoroid intema timbul di sebelah atas (atau Diagnosis hemoroid ditegakkan melalui inspeksi,
di sebelah proksimal) sfingter. pemeriksaan digital, dan pemeriksaan proktoskop'i
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering dijumpai atau anaskopi. Dokter perlu menyingkirkan kemung-
dan terjadi pada sekitar 35% penduduk berusia lebih kinan karsinoma apabila hemoroid dan perdarahan
468 BAGTAN LIMA GANGGUANSISTEMGASTROINTESTINAL

terjadi pada penderita usia pertengahan dan usia


lanjut.
Sebagian besar penderita hemoroid tidak perlu
me{alani pembedahan.'Pengobatan medis adalah
"kompres duduk" atau bentuk pemanasan basah lain,
tirahbaring, pelunak feses untuk mencegah konslipasi,
diet tinggi serat, dan penggunaan supositoria. Eksisi Abses Abses
pelvireKal submukosa
bedah dapat dilakukan bila perdarahan menetap,
terjadi prolaps, atau terjadi pruritus dan nyeri anus us ant
yang tidak dapat diatasi. Abses iskioreKal
Abses
perianal

Fisura Ani (Fisura in Ano)


Fisurn snimerupakan retakan pada dinding anus yang
Muara fistula
disebabkan oleh peregangan akibat lewatnya feses anoreKal
yang keras; oleh karena itu, sering disebabkan oleh
konstipasi. Diare atau tralrma saat lahir juga menye- Gbr. 26-6 Lokasi abses dan fistula anorektal yang tersering.
Peradangan sering dimulai pada kriptus ani.
babkan timbulnya fisura ani. Gejala yang paling
mencolok adalah nyeri terbakar hebat setelah defekasi,
dan gerakan usus biasanya diikuti oleh sedikit darah
merah cerah. Penderita hampir selalu mengalami duduk atau batuk. Abses submukosa atau iskiorektal
konstipasi dan karena pergerakan usus menimbulkan dapat teraba sebagai pembengkakan pada wakttt
nyeri hebat, konstipasi memburuk secara progresif pemeriksaan rektum. Abses pelvirektal dapat lebih
karena penderita takut melakukan defekasi. Fisura ani sukar ditemukan. Tanda awal dapatberupa keluamya
sering disert ai skin taghemoroid eksterna. Bila dilatasi nanah dari fistula anorektal. Kadang-kadang, fistula
lokal, pemakaian salep, dan pembersih tidak dapat diraba atau perjalanannya ditentukan dengan
membantu, dilakukan eksisi bedah. memasukkan sonde perlahan-lahan dari muara
eksternanya, dengan satu jari dari tangan lainnya di
dalam anus.
Abses Anorektal dan Fistula Ani Abses anorektal biasanya dimulai sebagai pera-
dangan kriptus ani, yang terletak pada ujung bawah
Abses tmorekfal merupakan infeksi yang terlokalisasi kolum Morgagni (lihat Gbr. 26-2). Kelenjar anus
dengan pengumpulan nanah pada daerah anorektal. bermuara dalam kriptus ani. Obstruksi atau trauma
Organisme penyebab biasanya adalah Escherichia coli, pada saluran ini menimbulkan stasis dan mencetus-
stafilokokus, atau streptokokus. Fistuln nni (in sno) kan terjadinya infeksi. Robekan mukosa akibat feses
merupakan alur granulomatosa kronis yang berjalan yang keras dapat menjadi faktor predisposisi. Pada
dari anus hingga bagian iuar kulit anus, atau dari beberapa kasus, dapat ditemukan lesi lokal yang
suatu abses hingga anus atau daerah perianal. Fistula menjadi pencetus gangguan ini misalnya hemoroid
anorektal sering didahului oleh pembentukan abses. berlukak atau fisura ani.
Tempat abses dan pembentukan fistula dilukiskan Bila gejala diare menyertai fistula anorektal yang
dalam Gbr. 26-6. Abses perianal merupakan jenis berulang, perlu dipikirkan penyakit Crohn, karena
abses anorektal yang paling sering ditemukan, diikuti 50% penderita penyakit Crohn mengalami fistula in
oleh abses iskiorektal, submukosa, dan pelvirektal. ano.
Abses perianal biasanya nyata, tampak sebagai Pengobatan abses dan fistula anorektal adalah
pembengkakan yangberwarna merah dan nyeri yang insisi dan drainase abses, serta eksisi fistula yang ber-
terletak dekat pinggir anus. Nyeri diperberat bila hubungan.
GongguonUsusBesor BAB 26 469

.(oruseP KUNct
i LJtus Oeiai::itau,totbn berbentuk, saturan cakram, Herniasi sering terjadi pada titik
-., muskUlar,beiongga yang membentang dari terlemah, tempat masuknya pembuluh darah
sekum hingga kanalis ani dan dibagi menjadi metemahkan dinding kolon. Kolon sigmoid
sekum, kolon (asendens, transversum, desen- merupakan tempat terserin g diverlikula. Bila satu
,:" dens; dah sigmbid); dah rektum. Katup ileosekal atau lebih sakulus meradang, keadaan inidisebut
.." m'bhgontiof ma5uknya kimus ke'dalam kolon, d i ve rti ku t itis. Pato genesis divertikulosis diyakini
,.,1. sbfl,angkan otot sf ingter ekSternus dan internus berkaitan dengan makan makanan rendah Seiat,
gangguan motilitas, dan peningkatan tekanan in-
,,r' men$ontrol keluarnya feses dari kanalis ani,.
i..,Usu5.,besar: secara klinis dib'agi menjadi b-agian traluminal yang menyebabkan terjadinya hern iasi
kanan dan kiri berdasarkan pada aliran darah. mukosa. Tekanan yang lebih besar dapat
,,:.- Arleaia mesenterika superior mendarahi sekum, terbentuk pada orang yang makan makanan
kolon asendens, dan dua pertiga proksimal kolon rehdah serat karena kolon mempunyai lumen
,,',tiansneis um (se p'aruh kah an ),, Arteiia mese h - yang lebih::sempit:dibandingkan Oengan t<oton
i
::iteri ka inferior,rnen darahi sepe rti$a dista! ko lo n yang terisi feses bila makan makanan kaya
transversum yang turun dan kolon sigmoid serta serat. Penyulit divertikulitis adalah peradangan,
'r bagiah,proksimal reKum (separuh kiri), pembentukan abses, perdarahan, obstruksi
i U$us besar memiliki berbagaifungsi, yang ter- usus, perforasi, dan peritonitis. : ,

penting adalah absorpsi air dan elektrolit. Kolitis u Iserativa merupakan penyakit peiadang-
;,r Absbrpsi ihi sudah harnpir selesaidalam kofon an kolon nonspesifik yang biasa terjadi setelah
,,:,' dekStra, Kolon si$moid merupakan reservoir eksaserbasi dan remisi lama. Lesi peradangan
,,,..tuntutnassa feses yang lerdehidrasi sampai mengenai mukosa dan submukosa, akhirnya
,.,..teirjadinV0 defekasi. Kapasitas absorpsi kolon menyebabkan ulserasi dan perdarahan. Proses
adalah sekitar 1500 sampai 2000 ml. Bila jumlah penyakit biasanya dimulai,di daerah reKosigmgid
ini dilampaui akibat pengiriman aii yang dan dapat menyebar ke proksimal mengenai
ib$tfebihan dari seluruh kolon {tidak ada lesi melompat seperti
ileum, akan terjadidiare.
r ,Sejumlah:-ke.cil. pencernaan dalam usus besar pada penyakii Crohn). Gejala dan tanda kardinal
terutama disebabkan oleh bakteri dan bukan oleh adalah nyeri kolik abdomen dan berdarah, serta
: ,,ke'rjaenzim,, Baktdri dalam usus besar menyin- diare terisi mukus. Komplikasi yang berpotensi
,, tbsi$Vitamin K.dan bebeiapa vitamin B. Selain fatat adalah megakofon toksik, perdaiahan, dan
itu juga terjadi fermentasi baXteri beberapa karsinoma kolon. Manifestasi di luar gastrointes-
i r t<arQohidiatdatam kolon, Sekitar 1000 mlftatus tinal (arlritis, mengenai mata dan kulit) serupa
.' (kebanyakAn ddii udara yang tertelan) dlkeluar: dengan manifestasi pada pehyakit Crohn.
', kah.setiap hari" Lesi penyakit Crohn mengenai kolon pada sekitar
r Ciri khas gerakan usus besar adalah pengaduk- 35% kasus.
:,:,,'.ah ha-ustral, Gelaf(ah m6'remas yang tidak Polip kolon sering terjadidan menempati posisi
,:, r,0$1esif ihi menyeb-abkeh i5i usus bergerak intermediat antara neoplasma jinak dan ganas.:
:,:bolak-bdlik; Sehingoa:rnemberjkan waktu untuk Polip pafing sering terjadi di kolon sigmoid,dan
terjadinya absorpsi. Peristalsis mendorong feses mdningkat seiring bertambahnya usia, Polifi
' :,,kedalamie'k[ dan menyebAbl€n peregangan tumbuh dari permukaan mukosa dan meluas
,,:'r dindlng iektum dan aktivasi refleks delekabi, keluar. Adenoma pedunkulata (polip adeno-
-, Keadaan,patologi Usus besar Cendbrung matosa atau adenoma polipoid) adalah struktur
dihubungkan dengan gejala eliminasi. Konstipasi, seperli bola yang menempel pada membran
,,.,.,.'diare;,psiubahan.ukuran atau warha tinia, dan mukosa dengan tangkai tipis. Polip adenomatosa
:,.
::: darah dalam tinja me rupakan
:
g ejala dan tan da
:
multipel atau berdiameter lebih dari 1 cm
:,dengan kblon dan dianggap merupakan risiko kanker yang tinggi.
:::'penting.yang berkaitan
rektum. Polip juvenilis paling sering terjadi pada anak,
r,.DiVertikulosisrme;npakan :keadaan kolon yang mempunyai tangkai yang sangat panjang, dan
dicirikan dengan herniasi mukosa melalui dianggap berasal dari peradangan. Adenoma
,:mtskulari$,untuk membehtuk kantong berbentuk vilasa adalah neoplasrna (massa berbentuk
470 BAGIAN LIMA GANGGUANSISTEMGASTROINTTSTINAL

'kan' :ir.iUat;va
, kembang kol) sesil (dasar lebartanpa tangkai), uengan xan t<er'ioton r<ili oin
biasanya soliter dan besar (>5 cm) dan kesem- mempunyai prognosis lebih buruk.
patan menjadi ganas adalah lebih dari 25%. Hemoroid atau 'Wasi/' adalah vena varikosa pada
Poliposis familial merupakan suatu penyakit kanalis ani dan dibagi menjadi dua golongan
genetik dominan autosomal yang dicirikan yaitu interna dan eksterna. Hemoroid interna
dengan adanya ratusan polip pedunkulata dan adalah Varises veha hemoroidalis superiol,dan.,,,,:,,i ;

sesii di seluruh kolon; kemungkinan terjadinya media, terletak di atas sfingter rektum interna.:,:,,:-
:,: kanfer kolon adalah 100% pada usia +O tahin. Hemoroid ekiterna adalah varises vena hemo-
I Kanker kolon dan rektum merupakan penyebab roidalis inferior, terletak di luar sfingter ani.
ketiga kematian akibat kanker pada lat<i-takidan Penyebab langsung hemoroid adalah gangguan
perempuan; sekitar 60% terjadidi daerah rekto- aliran balik vena dari vena hemoroidalis yang
sigmoid kolon, sehingga kanker ini dapat disebabkan oleh kehamilan, konstipasi atau
dipalpasi saat pemeriksaan rektal atau dideteksi diare atau keduanya, kankei rektum; dan sirosig L

melalui pemerrksaaan sigmoidoskopi. Sekitar hepatis. Penyulit hemoroid adalah perdarahan, ,,,

25% kanker kolon terletak di sekum dan kolon trombosis, dan strangulasi.
:,rcendens;$erta dapat didbteksi melalui p6me- Hemoroid eksterna,akut lAmpak,$eba$di'pem-,
riksaan kolonoskopi. Secara histologis hampir bengkakan bundar dan kebiruan paOi pinggir
semua kanker kolon adalah adenokarsinoma. anus yang sebenarnya meiupakan sebuah he-
Secara struktur, kanker kolon berbentuk polipoid matoma. Hemoroid eksterna kronis alau anal
(lebih sering di sekum) atau berbentuk anular skin tag biasanya adalah sekuele hematoma
(seperti cincin) (lebih sering di daerah rekto- akut. Hemoroid eksterna sering menyebabkan
iigmoiol. pruritus.
- Gejala dan tanda kanker kolon dan rektum Hemoroid inferna digolongkan menjadi derajat
:l: i ' oe-ryariaSf,berdaShrkan pada letaknya dan umum- satu (pembengkakan globular yang dirasakan
nya Oinagimenjadi kanker kolon kiri (desendens, dalam kanalis ani). derajat dua (prolaps melalui
' sigmojd ;: dan rektUm) dan kanan.{sekum, asen- kanalis ani selama O61"kasi, tetap' etrgecil
dens, transversum kanan). Gejala dan tanda kembali atau dapat didorong secara minua!.kb .

,,kpnkdr k0lonikiri adalah: (1) perubahan yang dalam kanalis ani), dan derajat tiga (prolaps
nyata pada kebiasaan usus (konstipasi atau permanen melalui.kanalis ani).Bila hemb-ioiQ11,,
'diare, tinja berbentuk pensil atau pita, tenes- terjadi pada pasien berusia pertengahan atau
mus); (2) darah makroskopis pada tinja; (3) nyeri tua, rnaka kem un gkinan, kan kei.iektu m,1, harus
. (rektaf, puhggung, kuadran kiri bawah); (4) ane- disingkirkan
mia dan penurunan berat badan; dan (5) massa Fisura ani (fisura in ano) merupakan retaknya
yang dapat diraba dan terdeteksidengan peme- lapisan anus disebabkan oleh regangan akibat
riksaan digitalatau endoskopik. Gejala dan tanda lewatnya tinja yang keras.
hhkei
k0!0n ;kqnan adalah : (1 ) darah samar pada tAbses,,'anorektal adalah infeksi
i:: lo,tfa].'Osrlgan :

,,,l1nja;.(2) ryerf.qlih ke umbilikus ataU pun$gung; pengumpulan :pUs di,daerah anorektal^, F.i /a
,...p},apemid dan,pdnurunan berat badaq;,$an (4) in anomerupakan saluran granulomatosa kronis
massa abdomen yang dapat diraba di kuadran yang secara langsung mulai dari kanalis ani ke
..
lgh ap bawahr,,Piiubahan t<eOiasaan usus bu kan kulit di luar anus atau dari abSeS..ke kanaliS:ani
kare,na,tihja...yahg ..,cai r, Kan ker kol oh .kan anl atau daerah peri re ktal. Fistula anoaektal terdapat
.

',,,!r*u.m
nia,tdiuiagnos is leb ih lambat di bandin g- pada sO%,penderita penyakitCrohn, ,,: ::,,i,,, , ' ,
Gongguon Usus Besor BAB 26 471

9rnnruYAAN
Beberapa contoh pertanyaan urttuk bab ini tercantum di sini, Kunjungi http://www.mosby.com/MERLIN/PriceWilson/ untuk
pertanyaan tambahan.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dapat mengakibatkan perbedaan B. Sebutkan tiga faktor predisposisidalam
berikut ini pada sehelai kertas yang fungsi? patogenesis kanker kolon atau rektum?
terpisafr. 4. Ceritakan dengan singkat kerja mekanis 9. Sebutkan hipotesis Burkitt mengenai
1. Gambarlah usus besar dalam rongga usus besar (gerakan mengaduk haus- hubungan diet dengan timbulnya kanker
abdomen dan pelvis dan berilah tanda tra, peristaltik massa). usus?
untuk nama berikul apendiks; sekum; 5. Sebutkan lima gangguan anoreKalyang 10. Mengapa hemoroid sering menjadi
kolon asendens, transversum, desen- sering terjadi. manifestasi sirosis hati dan hipertensi
dens, dan sigmoid; rektum; rektum; 6. Sebutkan tindakan diagnostik yang paling podal?
kanalis ani; anus; fleksura hepatika dan sering dilakukan untuk detensi penyakit 11. Berikan definisifisura in ano dan fistula
lienalis;haustra dan taenia koli. usus besar. Apa yang dapat dideteksi in ano. Apakah ada hubungan antara
2. Apakah fungsi utama usus besar? pada setiap penyakit? kedua gangguan tersebut dengan
3. Jelaskan perbedaan antara struktur usus 7. Apakah semua kasus divertikulitis akut hemoroid? Penyakit saluran cerna apa
besardan usus halus. Bagaimana hal memerlukan pembedahan? Bila tidak, yang sering dihubungkan dengan fistula
apakah pengobatan divertikulitis akut? anorektal?

Lengkapi bagian yang kosong dengan jawaban yang tepat.


12. adalah terjadinya herniasi mukosa melalui muskularis usus
besar untuk membentuk kantong berbentuk botol. Keadaan ini disebut sebagai
bila kanton g tersebut terinf lamasi.
13. adenoma atau polip adenomatosa adalah struktur mirip bola
bertangkaiyang timbul dari permukaan mukosa. Polip memiliki
tangkai yang sangat panjang dan sering timbul pada anak. Suatu adenoma
adalah tumor berdasar lebar yang terdiri atas tonjolan vilosa.
adalah suatu penyakit herediter yang dicirikan dengan
ratusan polip diseluruh kolon.
14. Kanker yang tumbuh melingkar atau lebih sering terjadi
pada kolon kiri, sedangkan pada sekum bentuknya lebih sering
1 5. Tiga cara penyebaran kanker usus adalah

dan-.
16. Hemoroid interna adalah varises vena hemoroidalis
terletak di (dalam atau luar) sfingter ani. Vena
hemoroidalis berkaitan dengan hemoroid eksterna.
48. Tiga penyulit hemoroid yang sering terjadiadalah
dan

Anda mungkin juga menyukai