Anda di halaman 1dari 27

PATENSI JALAN NAFAS

Oleh : Arif Rahman Hakim

Pembimbing :

dr.Imam Ghozali,Sp.An
ANATOMI SALURAN PERNAFASAN
ANATOMI HIPOFARING
 Patensi jalan nafas ialah merupakan suatu upaya
untuk Mempertahankan patensi jalur udara antara
Paru-Paru dengan udara luar sehingga menjamin
pernafasan yang adekuat.
Definisi
Airway Management / penatalaksanaan jalan

nafas ialah memastikan jalan napas tetap


terbuka.
Dengan tujuan untuk menjamin jalan masuknya

udara ke paru secara normal sehingga menjamin


kecukupan oksigenase tubuh.
Pengelolaan Jalan Nafas (Airway Management)
adalah menjaga agar jalan nafas selalu bebas,lancar
serta teratur,Bila terjadi sumbatan jalan nafas
management jalan nafas yang harus dilakukan
meliputi:

 1. Managment jalan nafas tanpa alat


 2.Managment jalan nafas dengan alat
Managment jalan nafas tanpa alat
 Jaw thrust maneuver
 Indikasi:pasien dengan penurunan kesadaran dengan
pernafasan yang tidak adekuat
 Kontraindikasi:pasien sadar penuh
Managment jalan nafas tanpa alat
 Head tilt-chin lift (kepala mengadah keatas-dagu
diangkat)
Indikasi:pasien dengan penurunan kesadaran dengan
pernafasan yang tidak adekuat
Kontraindikasi : pasien sadar penuh,Trauma Servikal
Managment jalan nafas dengan alat
oro-pharyngeal airway
• Indikasi :Pasien tidak sadar,tidak mampu dilakukan
manuver manual,napas spontan,tidak ada reflek
muntah
• Kontraindikasi :Pasien sadar, pasien dengan resiko
aspirasi isi lambung
Komplikasi :Sumbatan,memancing reflek muntah
yang kemudian diikuti dengan batuk,laringospasme
dan trauma.
Prosedur oro-pharyngeal airway
Managment jalan nafas dengan alat
Naso-pharyngeal airway

Indikasi :pemeliharaan jalan nafas pada pasien


sadar/tidak sadar,nafas spontan,kesulitan dengan
OPA
Kontraindikasi :Fraktur nasal, basis
crania,koagulapati,infeksi/tumor hidung
Prosedur Naso-pharyngeal airway
Managment jalan nafas dengan alat
 laryngeal mask airway :
Ukuran laryngeal mask airway
UKURAN USIA BERAT BADAN (KG)

1,0 NEONATUS <3

1,3 BAYI 3-10

2,0 ANAK KECIL 10-20

2,3 ANAK 20-30

3,0 DEWASA KECIL 30-40

4,0 DEWASA NORMAL 40-60

5,0 DEWASA BESAR >60


• Indikasi :
-sebagai alternatif dari ventilasi face mask dan
Intubasi EET untuk airway managment
-Sebagai Resusitasi pada pasien yang tidak sadar
Kontraindikasi :
-pasien dengan resiko aspirasi isi lambung dan
reflek jalan nafas
-pasien yang membutuhkan dukungan ventilasi
mekanik jangka waktu lama
PROSEDUR PEMASANGAN LMA
Managment jalan nafas dengan alat
 Intubasi endotrakheal
A.DEFINISI.
Intubasi endotrakheal adalah tindakan untuk
memasukan pipa endotracheal kedalam trachea.
 Tujuan Intubasi Endotrakeal
a. Mempermudah pemberian anestesi.
b. Mempertahankan jalan nafas agar tetap bebas serta
mempertahankan kelancaran pernapasan.
c. Mencegah kemungkinan terjadinya aspirasi lambung
d. Mempermudah pengisapan sekret trakeobronkial.
UKURAN endotracheal tube
USIA DIAMETER JARAK SAMPAI BIBIR(CM)
(MM)

Prematur 2.0 – 2.5 10

Neonatus 2.5 – 3.5 11

1 – 6 bulan 3.0 – 4.0 11

½ – 1 tahun 3.5 – 4.0 12

1 – 4 tahun 4.0 – 5.0 13

4 – 6 tahun 4.5 – 5.5 14

6 – 8 tahun 5.0 – 5.5 15 – 16

8 – 10 tahun 5.5 – 6.0 16 – 17

10 -12 tahun 6.0 – 6.5 17 – 18

12 – 14 tahun 6.5 – 7.0 18 – 22

Dewasa wanita 6.5 – 8.5 20 – 24

Dewasa pria 7.5 – 10.0 20 – 24


STATICS
 Sebelum melakukan tindakan intubasi trakea,ada
beberapa alat yang perlu disiapkan yang disingkat
dengan STATICS

S
T
A
T
I
C
S
Prosedur pemasangan intubasi
Endotracheal Tube
endotracheal tube
MALLAMPATI SCORE
 Indikasi Intubasi Trakea
1. Menjaga patensi jalan napas oleh sebab apapun
(kelainan anatomi, bedah khusus, pembersihan
sekret jalan napas)
2. Mempermudah ventilasi positif dan oksigenasi
(misalnya saat resusitasi, memungkinkan
penggunaan relaksan dengan efisien, ventilasi
jangka panjang)
 Kontraindikasi Intubasi Trakea
o Trauma servikal
o Keadaan trauma/obstruksi jalan nafas atas
FAKTOR MEMPERSULIT ETT
 Kesulitan intubasi yang sering dijumpai adalah :
• 1. Leher pendek berotot.
• 2. Mandibula menonjol.
• 3. Maksila/gigi depan menonjol.
• 4. Uvula tak terlihat (kelainan anatomi)
• 5.Gerak sendi temporo-mandibular terbatas
• 6. Gerak vertebra servikalis terbatas
 Komplikasi pada intubasi Endotracheal diantaranya :
-Selama intubasi (trauma gigi geligi, laserasi bibir, gusi,
laring)
-Cidera leher dapat memperberat cidera servikal
-Hipoksia karena spasme pita suara
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai