Anda di halaman 1dari 7

PEMANFAATAN SENYAWA POLI-MONOALILOKSI-

KALIK[6]ARENA SEBAGAI ANTIDOTUM


KERACUNAN KADMIUM PADA MENCIT
(The Utilization of Poly-monoallyloxy-calix[6]arene as
Antidote on Cadmium Intoxication in Mice)
Disusun oleh:
Kelompok 5
Sandy Akbar Gajah
Selfi Khofifah
Yanti Mala Fitri
Yuni Mutmainah
SUB BAB

PENDAHULUAN DAN TUJUAN PENELITIAN

TEORI

METODOLOGI PENELITIAN

CARA KERJA

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

Sandy Akbar Gajah


TUJUAN
PENDAHULUAN
PENELITIAN

Perkembangan industri di Indonesia telah Pada penelitian ini akan dipelajari kemampuan dari
memberikan dampak positif bagi kesejahteraan hidup senyawa poli-monoaliloksi-kaliks[6]arena
manusia, namun di sisi lain juga memberikan dampak (PMK[6]H) sebagai antidotum keracunan Cd pada
negatif yang merugikan. Dampak negatif timbul akibat mencit.
limbah industri seringkali tidak mendapat penanganan
yang tepat sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan
termasuk lingkungan perairan di sekitarnya. Salah satu
bahan pencemar perairan yang cukup berbahaya adalah
logam berat. Logam berat sukar didegradasi menjadi
spesies yang tidak berbahaya, sehingga akumulasi ion-ion
logam tersebut dapat mencapai konsentrasi toksik yang
dapat mengakibatkan kerusakan ekologi.

Selfi Khofifah
TEORI

Kadmium (Cd) merupakan salah satu logam berat yang memiliki toksisitas tinggi. Efek keracunan
yang ditimbulkan dapat berupa penyakit paru-paru, hati, tekanan darah tinggi, gangguan pada sistem
ginjal dan kelenjar pencernaan serta mengakibatkan kerapuhan pada tulang (Bernard, 2008).
Senyawa makrosiklik turunan kaliksarena dapat berpotensi sebagai antidotum keracunan logam
berat umumnya dikarenakan pembentukan senyawa pengkhelat antara gugus-gugus aktif seperti –OH,
-SH, C=O, dan sebagainya dengan ion logam.

Yanti Mala Fitri


METODOLOGI
PENELITIAN
SUBJEK UJI
• Padapenelitianinidigunakansatujenishewanujiyaitumencitjantan(Musmusculus),galurBalb/C
yangdiperolehdariFakultasKedokteranUGM, yangberumur2 -3bulandenganbobotsekitar20 g.

BAHAN
• Bahan-bahanyangdigunakandalampenelitianiniadalah:poli-monoaliloksi-kaliks[6]arena
(PMK[6]H)hasilsintesisPrabawatidkk(2011), CMC-Na (Merck), CdCl2 (Merck),akuades,
formalinteknis10%.

ALAT
• Peralatanyangdigunakanmeliputi:spuitinjeksidanjarumoral
No.14,neracaanalitis,timbanganmencit,
stirrer,seperangkatalatgelas(gelasbeker,gelasukur,labutakar,
pipet,gelasarloji)danseperangkatalatbedah(gunting,pinset).

Yuni Mutmainah
CARA KERJA

1. siapkan alat dan bahan


2. siapkan hewan uji mencit yang terbagi menjadi 5 kelompok, 2 kelompok kontrol dan 3 kelompok
perlakuan.
3. kelompok kontrol terdiri dari kontrol positif KCN (Kalium Sianida) dan kontrol negatif Aq.dest
4. Kelompok perlakuan terdiri dari kelompok 1 pemberian antidot sesaat keracunan, kelompok 2 pemberian
saat jantung berdebar, kelompok 3 pemberian saat hilang kesadaran.
5. kelompok 1 akan diinjeksi peroral kcn, sesaat setelah Terjadi keracunan diinjeksi IP antidot.
6. kelompok 2 akan diinjeksi peroral kcn, sesaat setelah jantung berdebar diinjeksi IP antidot
7. kelompok 3 akan diinjeksi peroral kcn, sesaat setelah timbul hilang kesadaran mencit diinjeksi IP antidot
8. analisa data dengan menghitung waktu mencit saat mulai keracunan sampai normal kembali

Selfi Khofifah
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ketoksikan akut KCN
dosis 0.026 mg/g BB mencit mampu dinetralkan dengan kombinasi
antidotum natrium tiosulfat (1.625 mg/g BB) dan natrium nitrit (0.16
mg/ 20 g BB). Semakin cepat penanganan pemberian antidotum
semakin meningkatkan prosentase kehidupan. Dari hasil pengamatan
pemberian antidotum sesaat terjadi keracunan efektif meningkatkan
prosentase kehidupan lebih besar dibandingkan dengan pemberian
antidotum setelah muncul efek ketoksikan jantung berdebar dan
hilang kesadaran.

Yanti Mala Fitri

Anda mungkin juga menyukai