Anda di halaman 1dari 26

STRUKTUR KAYU

OLEH:
HANIF HADI WIRSI
18323061
PENGERTIAN
Yang dimaksud kerusakan kayu adalah menurunnya kekuatan kayu akibat
adanya/terjadinya reta-retak, pecah-pecah, belah, pelapukan karena cuaca,
serangan serangga atau jamur; juga menurunnya mutu kayu akibat terjadinya
perubahan warna, berubahnya nilai dekoratif. Hal ini dapat diakibatkan oleh
ulah manusia yang kurang cermat dalam mengelola kayu, misalnya :
• pememliharaan hutan yang kurang baik,
• cara penebangan pohon yang salah,
• pembagian kayu yang keliru,
• cara menggergaji yang keliru, dan
• pengeringan kayu yang tidak sesuai.
1. Cacat mata kayu Pengaruh mata kayu :
Mata kayu merupakan lembaga atau bagian
cabang yang berada di dalam kayu. Mata kayu a. Mengurangi sifat keteguhan
dapat dibedakan : kayu
a. Mata kayu sehat : mata kayu yang tidak busuk,
berpenampang keras, tumbuh kukuh dan rapat b. Menyulitkan pengerjaan karena
pada kayu, berwarna sama atau lebih gelap kerasnya penampang mata kayu
dibandingkan dengan kayu sekitarnya.
b. Mata keyu lepas : mata kayu yang tidak (mata kayu sehat).
tumbuh rapat pada kayu, biasanya pada proses c. Mengurangi keindahan
pengerjaan, mata kayu ini akan lepas dan tidak
ada gejala busuk. permukaan kayu
c. Mata kayu busuk : mata kayu yang d. Menyebabkan lubangnya
menunjukkan tanda-tanda pembusukan dan
bagian-bagian kayunya lunak atau lapuk, lembara-lembaran finir.
berlainan dengan bagian-bagian kayu
sekitarnya.
2. Pecah dan belah c. Pengaruh cacat pecah atau
Pada kayu bulat sering terlihat adanya serat-serta
yang terpisah memanjang: belah :
a. Berdasarkan ketentuan pengujian kayu, maka : • Mengurangi keteguhan tarik
• jika lebar terpisahnya serat ≤ 2 mm, dinamakan
retak. • Mengurang keteguhan kompresi,
• Lebar terpisahnya serat ≤ 6 mm, dinamakan pecah distrubsi beba jadi tidak merata.
• Lebar terpisahnya serat ≥ 6 mm, dinamakan belah
b. Penyebab terjadinya cacat pecah dan belah, • Keteguhan geser berkurang,
diantaranya : akibat luasan daerah yang
• Ketidakseimbangan arah penyusutan pada waktu
kayu menjadi kering.
menahan beban berkurang.
• Tekanan di dala tubuh kayu yang kemudian
terlepas padawaktu kayu ditebang.
• Kesalahan dalam teknik penebangan atau
menimpa benda-benda keras.
3. Pecah busur dan pecah gelang
4. Hati rapuh
Pecah busur adalah pecah yang mengikuti arah
lingkaran tumbuh, bentuknya kurang dari setengah
Hati adalah pusat lingkaran tumbuh kayu bulat.
lingkaran. Sedangkan pecah gelang adalah klanjutan dari Cacat hati rapuh merupakan tanda khas yang umum
pecah busur yang kedua ujungnya bertemu membentuk dimiliki kayu daun lebar yang umum tumbuh
lingkaran penuh atau lebih dari setengah lingkaran. didaerah tropis, seperti : meranti. Bagian kayu yang
Penyebab terjadinya cacat pecah busur atau peah rapuh ummnya menunjukkan tanda-tanda
gelang, diantaranya : berkurangnya kekerasan dan kepadatan namun hati
• Ketidakseimbangan dalam penyusutan pada waktu kayu rapuh yang dimaksud tidak menunjukkan tanda-tanda
mengering. pembusukan yang nyata. Cacat hati rapuh mengurangi
• Tegangan di dalam kayu yang terlepas secara tiba-tiba kekuatan terhadap kayu. Cacat ini akan menyulitkan
pada saat penebangan. Pengaruh cacat jenis ini sama proses pembuatan finir secara rotary (pengupasan)
dengan halnya pengaruh cacat belah dan pecah. karena tidak adanya kekuatan dari sumbu mesin untuk
mencengkram dolok tersebut.
5. Arah serat 6. Cacat akibat jamur penyerang kayu
Jamur penyerang kayu dapat dibedakan menjadi :
Beberapa jenis kayu seperti lara, • jamur pembusuk kayu
kesambi, memiliki serat yang berpadu • jamur pelapuk kayu
sehingga kayu sulit dikerjakan • jamur penyebab noda kayu
(misalnya pada proses ketam) dan hal Pada tahap permuaan serangan jamur akan
mengakibatkan timbulnya kerapuhan kayu yang nyata,
ini dianggap merugikan, namun cenderung kayu akan mengalami patah secara mendadak
mempunyai keteguhan belah yang jika diberi beban dengan perubahan bentuk sedikit serta
patahan halus tidak berserpih.
tinggi. Jenis kayu ini mempunyai serat
yang melintang artinya tidak sejajar
dengan sumbu batang dan jenis serat
semacam ini akan mengurangi
keteguhan kayu.
7. Cacat akibat Serangga perusak kayu 8. Lubang gerek dan lubang cacing laut
Jenis serangga perusak kayu, diantaranya : rayap, Lubang gerek ialah lubang-lubang pada kayu yang
kumbang kayu, dan bubuk kayu. Kayu merupakan disebabkan oleh serangga penggerek, atau cacing-cacing
makanan dan tempat tinggal serangga tersebut, laut. Lubang cacing laut ialah lubang-lubang pada kayu yang
disebabkan oleh cacing-cacing laut. Umumnya penggerekan
sehingga jelas bahwa serangga-serangga tersebut akan
tersebut menyerang kayu yang baru ditebang. Kadangkala
membuat lubang-lubang terowongan didalam kayu pada pohon yang masih tegak berdiri. Serangga ini tidak
yang mengakibatkan kekuatan kayu akan berkurang. dapat hidup pada kayu gergajian yang telah dikeringkan,
karena larvanya memerlukan jamur. Sedangkan cacing laut
menyerang kayu yang berada di air laut. Lubang gerek
mengurangi keindahan. Bila banyak menggerombol akan
mempengaruhi kekuatan kayu, bahkan kayu sama sekali
mungkin tidak dapat dimanfaatkan lagi. Demikian pula cacat
pada lubang cacing laut.
FAKTOR-FAKTOR PERUSAK KAYU
1. Oleh makhluk hidup (biologis) d. Cendawan Pewarna Kayu
a. Micro Organisme Cendawan yang tergolong ke dalam pewarna
Cendawan dan bakteri kedua-duanya disebut juga kayu diantaranya terkenal dengan nama blue-
mikro organisme dan digolongkan ke dalam 4 stain karena membei bercak-bercak warna
bagian berdasarkan sifat perkembangannya di biru pada kayu-kayu yang diserangnya.
dalam kayu dan bentuk kerusakan yang Cendawan ini terdiri dari cendawan-cendawan
ditimbulkannya.
Ascomycetes dan Deteromycetes yang antara
b. Cendawan Perusak Kayu lain ialah : ceratocyctis SPP, Diplodia SPP,
Cendawan ini merupakan golongan yang
dan Graphium SPP. Cendawan-cendawan ini
terpenting dari mikro organisme, karena golongan
tidak menyerangdinding-dinding sel kayu,
ini merubah fisik maupun kimia kayu
yang dimakan adalah bahan-bahan organic
c. Cendawan di Permukaan
Cendawan ini tumbuh hanya di bagian permukaan
yang terdapat pada lumen-lumen sel sehingga
kayu, jadi mycelium-miceliumnya tidak diduga bahwa kekuatan fisik kayu-kayu yang
menembus bagaian dalam kayu. diserangnya tidak mengalami perubahan.
e. Bakteri
Bakteri ini tidak memakan kayu, tetapi
g. Cacing laut (Marine borer)
mempergunakan kayu sebagai tempat tinggal, Cacing laut adalah perusak
warna kayu yang diserang tidak mengalami
perubahan akan tetapi permeabilitas kayu menjadi
kayu yang menyerang kayu-
lebih baik. kayu yang digunakan di air
f. Seranga
Serangga perusak kayu terutama adalah
asin (laut).
rayp.Rayap penyerang kayu karena bahan
makanan utamanya adalah selulosa kayu. Bentuk
kerusakan yang ditimbulkannya disebut
kerusakan serang labah, karena yang diserang
adalah dinding sel maka kekuatan kayu akan
sangatmenurut. Umumnya rayap menyerang
kayu-kayu yang lebih dulu telah
diserangcendawan-cendawan perusak kayu.
Disamping rayap, masih terdapat serangga peusak
lainnya seperti bubuk kayu kering dan bubuk
basah.
2. Oleh Non Biologis c. Faktor fisis adalah udara,
Faktor perusak non biologis adalah semua
factor di luar golongan biologis yang dapat
cahaya, air dan api,
menimbulkan kerusakan kayu. Kerusakan- pengungkapan kayu terhadap
kerusakan ini antara lain disebabkan oleh udara akan menyebabkan
pengaruh-pengaruh :
kerusakan, sebab kayu
a. Kerusakan mekanis yang disebabkan oleh mempunyai sifat hygrostropis
oleh bekerjanya gaya (beban) dari luar serta sifat kembang susut.
terhadap kayu tersebut. Kerusakan
mekanis antara lain abrais kayu,
contohnya pada bantalan kereta api.
b. Bahan-bahan kimia tediri dari basa, asam
atau garam, akan tetapi disbanding besi,
kayu secra umum jauh lebih tahan
terhadap bahan-bahan kimia
PEMANFAATAN MATERIAL KAYU
1. Kayu utuh 2. Plywood
Kayu utuh yang tidak dibentuk dari Kayu lapis yang biasa disebut tripleks atau
sambungan atau gabungan, kayu solid yang cukup multipleks, sesuai dengan namanya kayu lapis terbentuk
dari beberapa lapis lembaran kayu. Lembaran-lembaran
populer di Indonesia al; kayu jati, sungkai, nyatoh,
tersebut direkatkan dengan tekanan tinggi dan
ramin, dan jati belanda, dll menggunakan perekat khusus. Kayu lapis yang terdiri
dari tiga lembar kayu disebut tripleks. Sedangkan yang
terdiri dari lebih dari tiga lembar kayu, disebut
multipleks.
3. Partikel Board 4. Medium Density Fiberboard
Jenis kayu olahan yang satu ini Kayu yang terbuat dari campuran
terbuat dari serbuk kayu kasar bubur kayu dengan bahan kimia
tertentu, cara pembuatannya mirip
yang dicampur dengan bahan
dengan kayu partikel. Kayu MDF
kimia khusus, campuran tersebut merupakan material kayu olahan yang
kemudian disatukan dengan lem tidak tahan terhadap air dan
dan dikeringkan dengan suhu kelembapan. Untuk daerah-daerah yang
tinggi. memiliki kelembapan tinggi, sebaiknya
tidak menggunakan kayu MDF.
5. Blockboard
Balok-balok kayu berukuran 4
cm - 5 cm dipadatkan
menggunakan mesin, setelah itu
diberi pelapis, sehingga hasil
akhirnya berupa lembaran seperti
papan kayu. Blockboard memiliki
dua pilihan ketebalan, 15mm dan
18mm, harganya pun cenderung
lebih murah dibandingkan kayu
solid.
PENGERINGAN KAYU
Pengeringan kayu adalah proses untuk • Membuat kayu menjadi ringan. Dengan
mengeluarkan air yang terdapat di dalam kayu. Telah
diutarakan di muka, bahwa kadar air kayu memberikan
demikian ongkos angkutan berkurang.
pengaruh yang sangat besar dalam pemakaian kayu. • Mencegah serangan jamur dan bubuk
Dengan adanya pengeringan akan diperoleh kayu. Sebab umumnya jasad renik
keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
• Menjamin kestabilan dimensi kayu. Sebab di bawah
perusak kayu atau jamur tak dapat
titik jenuh serat, perubahan kadar air dapat hidup di bawah persentase kadar air +
mengakibatkan kembang susut pada kayu. 20%.
Sebaliknya bila kayu dikeringkan sampai mendekati
kadar air lingkungan, maka sifat kembang susut ini • Memudahkan pengerjaan selanjutnya,
akan dapat teratasi, bahkan dapat diabaikan antara lain: pengetaman, perekatan,
• Menambah kekuatan kayu. Makin rendah kadar air finishing, pengawetan serta proses-
kayu yang dikandung, akan semakin kuat kayu proses kelanjutan lainnya.
tersebut.
Macam - Macam Pengeringan Kerugian:
Kita mengenal dua cara pengeringan - waktu yang dipergunakan cukup
yang umum dipergunakan yaitu:
lama (tergantung cuaca)
1. Pengeringan Kayu dengan Alam
atau Udara
- memerlukan areal / lapangan
yang cukup luas
Keuntungan : - memerlukan persediaan kayu
- biaya relative murah, tanpa peralatan lebih banyak
yang mahal - cacat – cacat yang timbul sulit
- pelaksanaannya lebih mudah, tanpa diperbaiki kembali
memerlukan tenaga ahli
- pengeringan dengan tenaga alam / udara
- kadar air akhir umumnya masih
(matahari) cukup tinggi
- kapasitas dan sortimen kayu tidak
terbatas
Cepat atau lambatnya kayu mengering • Kadar air awal : Makin basah kayu itu
tergantung dari beberapa faktor yaitu : pada awalnya, makin lama pula proses
• Iklim: yaitu besar/kecilnya curah huja, pengeringannya.
intensitas penyinaran matahari, • Jenis kayu : Beberapa jenis kayu akan
ada/tidaknya kabut lebih cepat mengering, umumnya kayu
• Suhu: Didalam keadaan udara yang tetap, lunak akan lebih cepat mongering
makin tinggi suhu, makin cepat kayu daripada kayu yang lebih keras.
mengering.
• Letak kayu : Umumnya kayu gubal
• Kelembaban udara : Dalam keadaan suhu
lebih cepat mengering daripada kayu
yang tetap, makin rendah kelembaban
teras.
udara, makin cepat proses pengeringan.
• Ukuran kayu : Tebal tipisnya kayu yang
• Peredaran udara : Berfungsi mengganti
udara yang basah dengan udara yang akan dikeringkan.
kering sehingga pengeringan dipercepat. • Cara penyusunannya dengan
menggunakan ganjal/sticker
2. Pengeringan Kayu dengan Cara • Kontinuitas produksi tidak
Buatan (Kiln Drying) terganggu dan tidak diperlukan
Pengeringan ini merupakan lanjutan hasil persediaan kayu yang banyak
perkembangan pengeringan udara • Tidak membutuhkan tempat yang
Keuntungan: luas
• Waktu pengeringan sangat singkat
• Kualitas hasil jauh lebih baik
• Kadar air akhir dapat diatur sesuai
dengan keinginan, disesuaikan dengan
tujuan penggunaan Kerugian:
• Kelembaban udara (RH), temperature • Memerlukan investasi/modal yang
dan sirkulasi udara dapat diatur sesuai besar
dengan jadwal pengeringan • Memerlukan tenaga ahli pengalaman
• Terjadinya cacat kayu dapat dihindari
• Sortimen kayu yang akan
dan beberapa jenis kayu dapat diperbaiki
dikeringkan tertentu
Jenis Dry Kiln Pekerjaan pengeringan kayu dengan
a. Compartment Kiln kiln dapat dibagi dalam 4 tahap yaitu :

• Tingkat kekeringan kayu sama


• Tahap penyediaan alat – alat
• Pintu masuk lori sama dengan pintu keluar
• Tahap penumpukan/penyusunan kayu
• Arah pergerakan udara melintang kiln
• Tidak membutuhkan ruang yang besar • Tahap pengambilan contoh – contoh
kayu pengamatan
b. Progessive Kiln • Tahap pekerjaan selama pengeringan
berlangsung yang mencakup :
• Tingkat kekeringan kayu berbeda penggunaan jadwal pengeringan,
• Pintu masuk dan keluar tidak sama pengaturan dan pengawasan suhu
• Arah pergerakan udara berlawanan dengan serta kelembaban udara di dalam kiln.
arah lori
• Merupakan bentuk terowongan
PELAKSANAAN PENGERINGAN KAYU
A. Tahap Penyediaan Alat B. Tahap Penumpukan/ Penyusunan
KayuSebagai syarat mutlak, fondasi dan lantai
Selain mesin pengering yang sudah harus kuat dan datar, agar tidak mempengaruhi
lengkap dengan peralatannya, ada kerusakan kayu dan tumpukan kayu secara
beberapa alat lagi yang masih perlu keseluruhan. Kayu yang akan dikeringkan harus
diseragamkan dalam hal : jenis kayu, kualitas kayu,
disediakan, antara lain alat pengukur ketebalan kayu, kadar air awal. Dengan
kadar air kayu (Hydrometer) untuk keseragaman ini, maka pelaksanaan pengeringan
mengetahui kadar air di dalam kayu akan lebih sempurna. Kayu ada yang diletakkan
langsung diatas pondasi, tapi ada pula dengan
setiap waktu diperlukan. Batas menggunakan lori. Pada umumnya cara terakir
pembacaan alat tersebut tidak lebih lebih banyak dipakai. Agar peredaran udara merata
dari 60% yang dikandung oleh kayu. pada seluruh bagian permukaan kayu, maka lapisan
papan tingkat demi tingkat harus diberi ganjel.
C. Tahap Pengambilan Contoh-contoh D. Penggunaan Jadwal Pengeringan
Pengamatan (Skema Pengeringan)
Yang terpenting dalam pembuatan Skema pengeringan merupakan suatu
contoh kayu pengamatan adalah bagaimana daftar yang memuat tahap-tahap
caranya agar benar – benar kayu itu perubahan suhu dan kelembaban udara
mewakili kelompoknya. Karena contoh dalam proses pengeringan berdasarkan
pengamatan sangat berguna sebagai kayu. Berdasarkan sifat-sifat kayu secara
petunjuk dalam menentukan langkah – umum maka skema pengeringan untuk
langkah perubahan kondisi pengeringan. beberapa jenis kayu dapat dikelompokkan
Kadar air kayu awal yang akan dalam beberapa macam. Dari skema
dikeringkan, perlu diketahui lebih dahulu, pengeringan dapat dilihat, bahwa pada
sebab langkah – langkah perubahan suhu awal mulainya pengeringan, ketika kayu
dan kelembaban udara selama pengeringan masih mengandung banyak air,
berlangsung, didasarkan atas besarnya dipergunakan suhu yang rendah dengan
kangdungan kadar air sebelum dikeringkan kelembaban yang tinggi.
KERUSAKAN KAYU AKIBAT PROSES
PENGERINGAN
A. Kerusakan Akibat Penyusutan Kayu B. Kerusakan Akibat Serangan Jamur
Cacat-cacat serupa yang diakibatkan penyusutan antara Pembusuk
lain adalah :
Kerusakan ini terjadi pada permulaan
• Pecah ujung (end checks) dan pecah permukaan (surface pengeringan. Jamur itu sendiri sebenarnya telah
checks) melekat sebelum kayu tersebut dikeringkan dalam
• Pecah dimulai pada bagian ujung kayu dan menjalar kiln. Yang banyak diserang umumnya adalah
sepanjang papan bagian kayu gubal. Karena jamur dapat tumbuh
• Retak di bagian dalam kayu (honeycombing)
subur pada suhu yang rendah dan kelembaban
• Casehardening
yang tinggi, maka untuk mengendalikan
• Bentuk mangkok (cupping) : perubahan bentuk
melengkung pada arah lebar kayu
kerusakan ini ialah dengan mempercepat
• Bentuk busur (bowing) : perubahan bentuk melengkung pengeringan pada suhu lebih tinggi. Umumnya
pada arah memanjang kayu kerusakan ini hanya mengubah warna kayu, tidak
• Menggelinjang (twist) menurunkan sifat mekanik kayu.
• Perubahan bentuk penampang kayu (diamonding)
• Kerusakan Akibat Bahan Kimia
Di Dalam Kayu
Kayu memiliki kandungan
beberapa zat, diantaranya adalah zat
ekstraktif. Melalui reaksi kimia zat
ini dapat mengakibatkan perubahan
warna atau noda kimia pada kayu.
Perubahan ini tidak mempengaruhi
kekuatan kayu itu sendiri, hanya
pengruh yang tidak baik terhadap
penglihatan mata saja. Hal itu terjadi
karena bereaksinya zat ekstraktif
dengan panas yang ada pada kiln.
PENGAWETAN KAYU
A. Pengawetan metode sederhana (tanpa tekanan/non 2. Metode Pencelupan
pressure process)
1. Metode Rendaman
Keuntungan :
Keuntungan : • Proses sangat cepat
• Penetrasi dan retensi bahan pengawet lebih banyak • Bahan pengawet dapat dipakai berulang kali
• Kayu dalam jumlah banyak dapat diawetkan bersama (hemat)
• Larutan dapat digunakan berulang kali (dengan
menambah konsentrasi bila berkurang) • Peralatan cukup sederhana

Kerugian : Kerugian :
• Waktu agak lama, terlebih dengan rendaman dingin
• Penetrasi dan retensi kecil sekali, terlebih
• Peralatan mudah terkena karat
• Pada proses panas, bila tidak hati – hati kayu bisa pada kayu basah
terbakar • Mudah luntur, karena bahan pengawet
• Kayu basah agak sulit diawetkan melapisi permukaan kayu sangat tipis
3. Metode Pemulasan dan 4.Pembalutan
Cara pengawetan ini khusus digunakan untuk
Penyemprotan mengawetkan tiang-tiang dengan menggunakan bahan
pengawet bentuk cream (cairan) pekat, yang
dilaburkan/diletakkan pada permukaan kayu yang
Keuntungan : masih basah. Selanjutnya dibalut sehingga terjadilah
• Alat sederhana, mudah proses difusi secara perlahan-lahan ke dalam kayu.
Keuntungan :
penggunaannya
• Peralatan sederhana
• Biaya relatif murah • Penetrasi lebih baik, hanya waktu agak lama
• Digunakan untuk tiang-tiang kering ataupun basah
Kerugian :
Kerugian : • Pemakaian bahan pengawet boros
• Penetrasi dan retensi bahan pengawet • Jumlah kayu yang diawetkan terbatas, waktu
kecil membalut lama
• Membahayakan mahluk hidup sekitarnya (hewan
• Mudah luntur dan tanaman)
B. Pengawetan metode khusus (cara tekanan /pressure Keuntungan :
process)
• Penetrasi dan retensi tinggi sekali
Proses ini ada 2 macam menurut kerjanya :
• Proses Sel Penuh, dimana pada proses ini bahan (memuaskan)
pengawet mengisi seluruh lumen sel kayu. Metode sel • Waktunya relatif singkat sekali
penuh ada 2 cara yaitu metode bethel dan Bernett.
• Dapat mengawetkan kayu basah dan kering
• Proses Sel Kosong, yaitu bahan pengawet hanya mengisi
ruang antar sel kayu. Ada dua cara yaitu cara Rueping, Kerugian :
menggunakan tekanan awal 4 atmosphere dinaikkan • Modal yang diperlukan besar
sampai dengan 8 atm. Cara kedua yaitu cara Lawry
menggunakan tekanan awal 7 atm • Perlu ketelitian dan pengerjaan yang tinggi
• Keduanya berbeda pada pelaksanaan permulaan. Proses • Cara ini hanya sesuai untuk perusahaan yang
Rueping langsung memasukkan bahan pengawet dengan komersial
tekanan sampai ± 4 atmosfer, kemudian dinaikkan
sampai sekitar 7-8 atmosfer. Sedangkan pada proses
lowry tidak digunakan tekanan awal, tapi tekanan
langsung sampai 7 atmosfer. Beberapa jam kemudian
tekanan dihentikan dan bahan pengawet dikeluarkan dan
dilakukan vakum selama 10 menit untuk membersihkan
permukaan kayu dari larutan bahan pengawet.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai