Anda di halaman 1dari 19

PNEUMONIA

PADA
ANAK
KELOMPOK 7
UNIVERSITAS ISLAM ASSYAFI’IYAH

SKUAD

1. AMRI

2. CHIKA AMELIA ARIYANTI

3. SYAIFUDIN NUR HIDAYAT


DEFINISI
PNEUMONIA
Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat
konsolidasi dan terjadi pengisapan rongga alveoli yang dapat disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing.

Pneumonia adalah peradangan paru dimana asinus tensi dengan cairan,


denganatau tanpa disertai infiltrasi sel radang ke dalam dinding alveoli dan
rongga interstisium.
KLASIFIKASI PNEUMONIA
Community Acquired Acute Pneumonia
1. Streptococcus pneumonia atau pneumococcus
Merupakan mikroorganisme yang paling sering ditemukan, diplokokus
grampositif berbentuk lanset di dalam neutrofil
2. Haemophilus influenzae
Merupakan bakteri pleomorfik, gram-negatif, berkapsul (enam serotype)
atau tidak berkapsul (tidak bisa ditentukan tipenya) mikroorganisme ini
menyebabkan infeksi saluran napas bawah dan meningitis yang bisa
membawa kematian pada anak-anak dan merupakan penyebab umum
pneumonia pada orang dewasa, khususnya mereka yang menderita
COPD.
3. Moraxella catarrhalis
Menyebabkan pneumonia bacterial, khususnya pada manula, infeksi ini
memperberat COPD dan merupakan penyebab umum otitis media pada
anak-anak

4. Pneumonia Staphylococcus aureus


Sering menjadi komplikasi penyakit virus dan merupakan infeksi pada
para pemakai obat intravena, infeksi oleh mikroorganisme ini
mengakibatkan abses dan empiema.
Klebsiella pneumonia
Merupakan penyebab paling umum pneumonia gram-negatif,
infeksi ini mengenai orang-orang yang keadaan umumnya buruk
khususnya pecandu alkohol kronik.

Pseudomonas aeruginosa
Sering ditemukan pada anak kistik dan neutropenia

Legionella pneumophilia
Infeksi oleh mikroorganisme ini menyebabkan pneumonia yang
berat pada anak dengan gangguan imunitas
PENYEBAB

BAKTERI
Stapylococcus aureus
GRAM POSITIFE
Streptococcus pneumoniae
GRAM NEGATIVE
Haemophilus Influenzae
Klebsiella Pneumoniae
Mycobacterium Tuberculosis
VIRUS
Respiratorik syncytial virus

LAIN-LAIN
Mykoplasma
Aspirasi benda asing
Jamur
MANIFESTASI KLINIK
GEJALA BATUK
DEMAM DENGAN SUHU DIATAS 40 C
DISPNEA
TAKIPNEA
PUCAT
SIANOSIS (TANDA LANJUTAN)
MELEMAH ATAU HILANGNYA SUARA NAFAS
RETRAKSI DINDING THORAX (INTERKOSTAL, SUBKOTAL,
DIAFRAGMA, ATAU SUPRAKLAVIKULA)
NAFAS CUPING HIDUNG
NYERI ABDOMEN
BATUK PAROKSIMAL MIRIP PERTUSIS
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sinar X
Mengidentifikasi distribusi struktural, dapt juga menyatakan abses
luas/infiltrat, empisema (stapilococcus) infiltrasi menyebar atau
terlokalisasi (bakterial) atau penyebaran / perluasan infiltrasi nodul
(virus). (Pneumonia mikoplasma sinar X dada mungkin bersih)

Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah


Diambil dengan biopsi jarum, aspirasi transtrakeal, bronkoskopifiberotik
atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab
LANJUTAN……

Jumlah Darah Lengkap


Leukosit biasanya ada meski sel darah putih rendah terjadi pada infeksi
virus, kondisi tekanan imun memungkinkan berkembangnya pneumonia
bakterial.

Pemeriksaan serologi titer virus atau legionella, aglutini dingin.

Pemeriksaan fungsi paru


volume mungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar), tekanan jalan
napas mungkin meningkat dan komplain menurun, hipoksemia.
PENATALAKSANAAN
Penisilin 50.000 U/kg/BB/Hari, ditambah dengan kloramffenikol 50 - 70
mg/kg/BB/hari atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektrum luas
seperti ampisilin. Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari.

Pemberian oksigen dan cairan intravena, biasanya diperlukan campuran


glukose 5% dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KCl
10mEq/500 ml/botol infus.

Karena sebagin besar anak jatuh kedalam asidosis metbolik akibat kurang
makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan analisa
gas darah arteri.
PROSES KEPERAWATAN
DIAGNOSA:
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS
Ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas
untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Batasan karakteristik : 6. Perubahan suara napas
1. Dispnea 7. Sputum berlebih
2. Suara napas tambahan 8. Batuk tidakefektif atau tidak ada
3. Perubahan pada irama dan frekuensi napas 9. Ortopnea
4. Sianosis 10. Gelisah
5. Kesulitan untuk berbicara 11. Mata terbelalak
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Indentitas: Nama, usia, jenis kelamin,
RIWAYAT KESEHATAN :
1) Keluhan utama: pasien mengeluh batuk dan sesak napas.
2) Riwayat penyakit sekarang
3) Riwayat penyakit dahulu: dikaji apakah pasien pernah menderita penyakit seperti ISPA, TBC
paru, trauma. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi.
4) Riwayat penyakit keluarga: dikaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-
penyakit yang disinyalir sebagai penyebab pneumoni seperti Ca paru, asma, TB paru dan lain
sebagainya.
5) Riwayat alergi: dikaji apakah pasien memiliki riwayat alergi terhadap beberapa oba,
makanan, udara, debu.
Pemeriksaan fisik

Keadaan umum: tampak lemas, sesak napas

Kesadaran: tergantung tingkat keprahan penyakit, bisa somnolen

Tanda-tanda vital:
a) TD: biasanya normal
b) Nadi: takikardi
c) RR: takipneu, dipsneu, napas dangkal
d) Suhu: hipertermi
Kepala: tidak ada kelainan
Mata: konjungtiva nisa anemis

Hidung: jika sesak, ada pernapasan cuping hidung Paru:


a) Inspeksi: pengembangan paru berat dan tidak simetris, ada penggunaan otot
bantu napas
b) Palpasi: adanya nyeri tekan, peningkatan vocal fremitus pada daerah yang
terkena.
c) Perkusi: pekak bila ada cairan, normalnya timpani.
d) Auskultasi: bisa terdengar ronchi.

Jantung: jika tidak ada kelainan, maka tidak ada gangguan

Ekstremitas: sianosis, turgor berkurang jika dehidrasi, kelemahan


DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mukus berlebihan


yang ditandai dengan jumlah sputum dalam jumlah yang berlebihan,
dispnea,sianosis, suara nafas tambahan (ronchi).
• Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan
yang ditandai dengan dispena, dispena, penggunaan otot bantu pernafasan,
pernafasan cuping hidung.
• Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-
kalpier yang ditandai dengan dispnea saat istirahat, dispneu saat aktifitas ringan,
sianosis.
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan Asupan diet kurang yang ditandai dengan ketidakmampuan
menelan makanan,membran mukosa pucat, penurunan berat badan selama
dalam perawatan.
• Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen yang ditadai dengan Dispnea setelah
beraktifitas,keletihan, ketidaknyamanan setelah beraktifitas
• Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan
yang ditandai dengan ibu/keluarga mengatakan tidak mengetahui penyakit
yang diderita pasien, cara penularan, faktor resiko, tanda dan gejala,
penanganan dan cara pencegahannya

Anda mungkin juga menyukai