Anda di halaman 1dari 41

Asuhan

keperawatan
keluarga pada
pasien dg DBD
 JANNATI (19.14901.14.34)
Konsep Dasar Askep Keluarga
1.1 Pengertian
Keperawatan keluarga adalah proses pemberian pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan (Depkes
RI, 2010).

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang


diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga, pada
tatanan komunitas yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan, berlandaskan pada etika dan etiket keperawatan,
dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (kelompok
kerja keperawatan CHS ,1994 : MC closkey & grace, 2001).
1.2 Tujuan Asuhan Keperawatan
Keluarga
 Tujuan umum tujuan pelayanan keperawatan
keluarga adalah mengoptimalkan fungsi dan
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan dan mempertahankan status kesehatan
anggotanya.
 Tujuan khusus
1. keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan
kesehatan keluarga dan menangani masalah
kesehatan
2. keluarga memperoleh pelayanan keperawatan
sesuai kebutuhan
3. keluarga mampu berfungsi optimal dalam
memelihara hidup kesehatan anggota keluarganya
1.3 Sasaran Asuhan
Keperawatan Keluarga
Menurut (DEPKES RI,2010)
1. Keluarga sehat
2. Keluarga risiko tinggi dan rawan
kesehatan
3. Keluarga yang memerlukan tindak
lanjut
1.4 Peran Dan Fungsi Perawat
Keluarga
1. Pelaksana
2. Pendidik
3. Konselor
4. Kolaborator
1.5 Standar Asuhan Keperawatan
Keluarga
Asas Etik Legal Terkait
Asas Keluarga
2.1 Kebijakan dan legislasi dalam pelayanan kesehatan keluarga.
Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 28C Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pasal 1 dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.

2.2 Aspek Legal etik keperawatan keluarga


a. Otoritas (authority),
b. Akuntabilitas (accountability),
c. Pengambilan keputusan yang mandiri
d. Kolaborasi
e. Pembelaan atau dukungan (advokasi),
Defenisi
DBD
Penyakit DBD adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan
demam mendadak 2 sampai 7 hari tanpa penyebab
yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati
disertai tanda perdarahan dikulit berupa bintik
perdarahan, lebam/ruam. Kadang-kadang
mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran
menurun atau shock (Depkes RI, 1992).
Etiologi

Penyebab DHF
adalah
Arbovirus
( Arthropodborn
Virus ) melalui gigitan
Patofisiologi

Virus yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk


aedes aegypty, pertama-tama yang terjadi adalah viremia
yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit
kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh,
ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekie),
hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi
seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran
hati (Hepatomegali) dan pembesaran limpa
(Splenomegali). Ruam pada DHF disebabkan karena
kongesti pembuluh darah dibawah kulit.
Lanjut ke WOC……!!!
Klasifikasi DBD
WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF
menurut derajat penyakitnya menjadi
golongan,yaitu :
1.Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain,
tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7
hari, Uji tourniquet positif,
trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
2.Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah
dengan gejala-gejala perdarahan
spontan seperti petekie, ekimosis,
hematemesis, melena, perdarahan gusi.
..

3.Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan
peredaran darah seperti nadi lemah dan
cepat (>120x/mnt ) tekanan nadi
sempit ( £ 120 mmHg ), tekanan
darah menurun, (120/80 ; 120/100 ;
120/110 ; 90/70 ; 80/70 ; 80/0 ;
0/0 )
4.Derajat IV
Nadi tidak teraba, tekanan darah
tidak teratur (denyut jantung ³
140x/mnt) anggota gerak teraba dingin,
berkeringat dan kulit tampak biru.
Tanda dan Gejala Penyakit
DBD

a. Diagnosa Klinis
1). Demam tinggi mendadak 2 sampai 7 hari (38 –
40 º C).
2). Manifestasi perdarahan dengan bentuk: uji
Tourniquet positif , Petekie , Purpura, Ekimosis,
Perdarahan konjungtiva, Epistaksis, Perdarahan
gusi, Hematemesis, Melena) dan Hematuri .
3. Perdarahan pada hidung dan gusi.
4. Rasa sakit pada otot dan
Lanjut…
persendian, timbul bintik-bintik
merah pada kulit akibat pecahnya
pembuluh darah.
5. Pembesaran hati (hepatomegali).
6. Renjatan (syok), tekanan nadi
menurun menjadi 20 mmHg atau
kurang, tekanan sistolik sampai 80
mmHg atau lebih rendah.
7. Gejala klinik lainnya yang sering
menyertai yaitu anoreksia
(hilangnya selera makan), lemah,
mual, muntah, sakit perut, diare
dan sakit kepala.
b. Diagnosa Laboratoris

1).Trombositopeni pada hari ke-


3 sampai ke-7 ditemukan
penurunan trombosit hingga
100.000 /mmHg.
2). Hemokonsentrasi,
meningkatnya hematrokit
sebanyak 20% atau lebih.
(Depkes RI, 2005).
7.Pemeriksaan Penunjang dan Diagnosis

Menurut Hindra Irawan Satari (2005) ada


beberapa pemeriksaan pada pasien DBD,
diantaranya :
a.Tes Tourniquet yang positif
b.Pemeriksaan hematologi diantarany:
1.hematokrit:biasany meningkat pd hari ke
3
2.hemoglobin:kadarny akan naik mengikuti
hemokonsentrasi
….

Jumlah granulosit menurun pada hari


ketiga sampai kedelapan.

4.trombosit: Trombositopenia mulai


tampak beberapa hari setelah panas, dan
mencapai titik terendah pada fase syok

c.Diagnosis Laboratorium Infeksi Virus Dengue, uji


laboratorium meliputi:
1.Isolasi Virus Dengue
2.Pemeriksaan Serologi

d.Pemeriksaan radiologi dan USG

Pada pemeriksaan radiologi dan


USG kasus DBD, terdapat beberapa
kelainan yang dapat dideteksi, yaitu :
dilatasi pembuluh paru, efusi pleura,
kardiomegali, efusi perikard,
hepatomegali, cairan dalam rongga
peritoneum.
Penatalaksanaan
a. Tirah baring atau istirahat
baring.
b. Diet makan lunak.
c. Minum banyak (2 – 2,5 liter/24
jam)
d. Pemberian cairan intravena
e. Monitor tanda-tanda vital
f. Periksa Hb, Ht dan trombosit
setiap hari.
g. Pemberian obat antipiretik
sebaiknya dari golongan
asetaminopen.
h. Monitor tanda-tanda perdarahan
lebih lanjut.
9.Komplikasi

1.Syok
2.Ensefalopati Dengue
3.Kelainan ginjal
4.Udem paru
Landasan Teoritis Asuhan
Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan Utama
mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu
hati, mual dan nafsu makan menurun
c. Riwayat penyakit sekarang
menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot,
pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu
menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu
makan menurun.
d. Riwayat penyakit terdahulu f. Riwayat Kesehatan
Tidak ada penyakit yang Lingkungan:
diderita secara specific. Biasanya lingkungan
e. Riwayat penyakit keluarga kurang bersih, banyak
Riwayat adanya penyakit genangan air bersih
DHF pada anggota seperti kaleng bekas, ban
keluarga bekas, tempat air minum
burung yang jarang
diganti airnya, bak mandi
jarang dibersihkan.
g. Riwayat Tumbuh
Kembang
h.Riwayat Persistem

1). Sistem Pernapasan


Sesak, perdarahan melalui 3). Sistem Cardiovaskuler
hidung, pernapasan dangkal, Pada grde I dapat terjadi
epistaksis, pergerakan dada hemokonsentrasi, uji
simetris, perkusi sonor, pada tourniquet positif,
auskultasi terdengar ronchi, trombositipeni, pada grade
krakles. III dapat terjadi kegagalan
sirkulasi, nadi cepat, lemah,
2). Sistem Persyarafan hipotensi, cyanosis sekitar
Pada grade III pasien gelisah mulut, hidung dan jari-jari,
dan terjadi penurunan pada grade IV nadi tidak
kesadaran serta pada grade teraba dan tekanan darah
IV dapat trjadi DSS tak dapat diukur.
Lanjut…
4). Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada
epigastrik, pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang,
penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat
hematemesis, melena.
5). Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan
mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.
6). Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I
terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III
dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.
i.Pengkajian Pola fungsi
gordon

1.Pola persepsi dan penanganan kesehatan


Biasanya mengalami perubahan penatalaksanaan kesehatan yang dapat
menimbulkan masalah dalam kesehatannya
2.Pola nutrisi dan metabolisme
Biasanya mual, penurunan nafsu makan selama sakit, nyeri saat menelan
sehingga dapat mempengaruhi status nutrisi berubah
3.Pola aktifitas dan latihan
Biasanya terganggu aktifitasnya akibat adanya kelemahan fisik serta pasien
akan mengalami keterbatasan gerak akibat penyakitnya
4.Pola tidur dan aktifitas
Biasanya kebiasaan tidur akan terganggu
dikarenakan suhu badan yang meningkat,
sehingga pasien merasa gelisah pada waktu
tidur
5.Pola eliminasi
Kebiasaan dalam buang BAK akan terjadi
refensi bila dehidrasi karena panas yang
meninggi, konsumsi cairan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan
6.Pola reproduksi dan sexual
Pada pola reproduksi dan sexual pada pasien
yang telah atau sudah menikah akan terjadi
perubahan
7.Pola persepsi dan pengetahuan/kognitif
Perubahan kondisi kesehatan dan gaya hidup
akan mempengaruhi pengetahuan dan
kemampuan dalam merawat diri
8.Pola persepsi dan konsep diri
Tjd perubahan apabila pasien tidak efektif dalam mengatasi masalah
penyakitnya
9.Pola penanggulangan stress
Biasanya stres timbul apabila seorang pasien tidak efektif dalam
mengatasi masalah penyakitnya
10.Pola Peran dan Hubungan
Adanya kondisi kesehatan mempengaruhi terhadap hubungan
interpersonal & peran serta mengalami tambahan dlm menjalankan
perannya selama sakit
11.Pola tata nilai dan kepercayaan
Timbul distres dalam spiritual, pasien akan menjadi cemas dan takut
akan kematian, serta kebiasaan ibadahnya akan terganggu.
 
Data Subjektif/Objektif Etiologi Masalah Keperawatan

DO: proses infeksi virus dengue Hipertermi

 j.Perumusan diagnosa
Suhu tubuh >37,5
 Klien Gelisah Viremia
 Klien Berkeringat
DS: Termoregulasi
 Klien mengeluh badannya
terasa panas
 Klien mengeluh merasa tidak Demam
nyaman

DO: Peningkatan suhu tubuh Kekurangan volume cairan

 Suhu klien>37,5
 Mukosa bibir pucat, kering Ektravasasi cairan
dan pecah-pecah
 Turgor kulit tidak elastis Intake kurang
DS:
 Klien mengeluh mual dan Volume plasma berkurang
muntah
DO: . Nafsu makan menurun
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
 BB Klien menurun
 Klien mual
 Klien Anoreksia
DS:

 Klien mengatakantidak Intake nutrisi tidak adekuat

nafsu makan

Nutrisi kurang dari


kebutuhan
Penentuan Kriteria Hasil (NOC)
Hipertermi b.d proses infeksi virus dengue
NOC:

1). Thermoregulasi

indikator:
a). Temperatur kulit (dalam batas normal)
b). Temperatur tubuh (dalam batas normal)
c). Tidak ada sakit kepala
d). Tidak ada perubahan warna kulit
e). Nadi dalam batas normal
f). Pernafasan dalam batas normal.
2). Hydrasi

indikator:
 Tidak Muncul rasa haus yang abnormal.
 Tidak ada demam.
 Berkeringat dalam batas normal.
 Urine yang keluar (batasan normal).
 TD (batasan normal).
 Hematokrit (batasan normal).
b.Kekurangan volume cairan tubuh b.d kehilangan cairan ;
peningkatan permeabilitas kapiler

NOC:
1). Fluid balance
indikator:
 Tekanan darah dalam batas normal.
 -turgor kulit bagus
 Nadi dalam batas normal.
 -Mukosa kulit bagus
 Keseimbangan antara intake dan Output.
 - hematokrit normal
- Elektrolit serum normal.
2). Nutritional status : food and fluid intake Fluid
management
indikator:
 intake oral adekuat.
 intake cairan adekuat.
c.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d intake yang tidak adekuat

 NOC:
1.Nutritional status : nutrition intake
Indikator :
 kalori intake adekuat.
 protein intake adekuat.
 karbohidrat intake adekuat.
 vitamin intake adekuat.
 mineral intake adekuat.
4. Perumusan Intervensi Keperawatan (NIC)

a.Hipertermi b.d proses infeksi virus dengue


NIC:
1). Pemantauan/Pemeriksaan TTV :
 Pantau TD, nadi, temperatur suhu dan pernafasan.
 Pergerakan dan fluktuasi dalam TD.
 Pantau TD waktu pasien berbaring, duduk dan
berdiri.
 Auskultasi TD di kedua lengan dan bandingkan.
 Berinisiasi dan mengatur/menjaga kesinambungan
temperatur.
 Pantau kualitas dan munculnya nadi.
Lanjut..
 Pantau suara jantung.
 Pantau suara frekuensi pernapasan dalam ritmenya.
 Pantau ketidaknormalan pola pernafasan.
 Pantau warna kulit, temperatur.
 Pantau ada tidaknya sianosis pada central maupun
perifer.
 Identifikasi kemungkinan adanya penyebab
perubahan pada tanda-tanda vital.
 Periksa secara periodik keakuratan instrumen, yang
digunakan untuk melengkapi data pasien.
2.Perawatan demam
 Pantau temperatur suhu tubuh secara teratur/berkala.
 Pantau kehidupan cairan yang tidak kelihatan.
 Pantau perubahan warna kulit dan temperatur suhu
tubuh.
 Pantau TD, nadi, respirasi.
 Pantau penurunan tingkat kesadaran.
 Pantau nilai WBC, HTC.
 Pantau masukan dan pengeluaran cairan.
 Rencanakan pengobatan untuk mengobati penyebab
demam.
 Berikan selimut untuk menyelimuti klien.
 Tingkatkan pemasukan cairan melalui IV.
b. Kekurangan volume cairan tubuh
b.d kehilangan cairan ; peningkatan
permeabilitas kapiler
NIC:
1). Fluid management :  Monitor masukkan
 Pertahankan intake dan makanan / cairan dan
ouput yang akurat. hitung intake kalori harian
 Monitor status hidrasi  Kolaborasikan pemberian
(kelembaban membarn cairan IV.
mukosa, nadi adekuat,  Monitor status nutrisi.
tekanan darah ortostatik)  Berikan cairan IV pada
jika diperlukan.
 Monitor hasil lab yang
suhu ruangan.
sesuai dengan retensi cairan
 Dorong masukkan oral.
(BUN , Ht , osmolalitas  Kolaborasi dokter jika
urin). tanda cairan berlebihan
 Monitor vital sign. muncul memburuk.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d intake yang tidak adekuat

 1). Manajemen Nutrisi :


 Catat jika klien memiliki alergi makanan.
 Tentukan jumlah kalori dan tipe nutrien yang
dibutuhkan.
 Dorong asupan kalori sesuai tipe tubuh dan gaya
hidup.
 Dorong asupan zat besi.
 Berikan gula tambahan k/p.
 Berikan makanan tinggi kalori, protein dan minuman
yang mudah dikonsumsi.
 Ajarkan keluarga cara membuat catatan
makanan.
 Monitor asupan nutrisi dan kalori.
 Timbang berat badan secara teratur.
 Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi dan bagaimana memenuhinya.
 Ajarkan teknik penyiapan dan
penyimpanan makanan.
 Tentukan kemampuan klien untuk
memenuhi kebutuhan nutrisinya.
2). Monitor nutrisi :

 BB klien dalam interval spesifik.
 Monitor adanya penurunan BB.
 Monitor tipe dan jumlah nutrisi untuk aktivitas
biasa.
 Monitor respon emosi klien saat berada dalam
situasi yang mengharuskan makan.

Anda mungkin juga menyukai