Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 4

. Imam Ahmadi
2. Dyah F. korompot
3. Reza Hitaha
4. Asinta ulim
5. Hawana
6. Anita yumame
7. Riyona Sitaniapessy
8. Samsia kelian
9. Febri Leuwol
10. Irtan H. Sikowai
11. Yansen M
12. Anafi
 
A.DEFINISI PERDARAHAN SALURAN CERNA DAN TRAUMA  ABDOMEN

•Perdarahan saluran cerna yaitu perdarahan yang bisa terjadi dimana saja di sepanjang saluran
pencernaan, mulai dari mulut sampai anus. Bisa berupa ditemukannya darah dalam tinja atau muntah
darah,tetapi gejala bisa juga tersembunyi dan hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan tertentu.
Saluran perncernaan dibagi menjadi 2 yaitu, perdarahan saluran cerna bagian atas dan saluran cerna
bagian bawah. Saluran cerna bagian atas ( upper GI ) meliputi : mulut, faring, esophagus dan
lambung. Sedangkan saluran cerna bagian bawah ( lower GI) meliputi : usus halus dan usus besar
sampai anus.
•Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta
trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001 : 2476 )
Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang terletak diantara diafragma
dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk (Ignativicus & Workman, 2006).
Etiologi
• 1.    Perdarahaan saluran cerna
• Perdarahan saluran cerna bagian atas ( upper GI ) umumnya
dapat disebabkan antara lain :
• a.    Ulkus peptikum 
• b.    Varises esophagus pada hipertensi portal 
• c.    Gastritis erosive atau ulseratif :
• ü Alcohol dalam jumlah besar
• ü Obat-obatan  : salisilat, fenilbutazon, indometasin,
kortikosteroid, reserpin dosis besar (oral/parenteral).
• ü Stress berat : penyakit intracranial, luka bakar, sepsis.
• d.    Lain-lain : esofagitis, karsinoma lambung ( biasanya
bersifat perdarahan
laserasi hepar kronik
( hemobilia ), ruptura aneurisma aorta,
), uremi.
• Perdarahan saluran cerna bagian bawah ( lower GI) umumnya
disebabkan antara lain:
• a.    Lesi daerah anus : hemoroid, fisura ani, fistula ani.
• b.    Penyakit rectum dan usus besar : karsinoma, polip,
radang ( colitis ulseratif, penyakit crohn, amuba ) dan
divertikulum.
• c.    Penyakit jejunum dan ileum : volvulus, enterokolitis
nekrotikans
bayi dan( keduanya
(Meckel  (perdarahan
anak-anakpada< bayi
2 baru lahir
tahun ), ), invaginasi
divertikulum
dewasa muda), tifoid. banyak dan berulang pada anak dan
• 2.    Trauma tumpul abdomen
• Dapat disebabkan
kompresi atau sabukoleh pukulan,
pengaman benturan,
(set-belt) (FKUI,ledakan,
1995). deselerasi,
•  
• C.   PATOFISIOLOGI
• 1.    Perdarahan saluran cerna bagian atas
• ü  Ulkus peptikum, perdarahan pada ulkus peptikum merupakan
manifestasi yang utama dari penyakit ini .
• ü  Gastritis erosive tjd org yg mengkonsumsi alkohol & obat-
obat
Erosi antiinflamasi
lambung juga dpt menyebabkan
terjadi pada orang terjadinya
yang erosi lambung.
mengalami trauma
berat, pembedahan, & penyakit sistemik yang berat.7
• ü  Varises & gastropati hipertensi portal, terjado secara
mendadak
sekunder disebabkan
akibat sirosis oleh
hepar, hipertensi
kemudian portal
akan yang terjadi
menyebabkan
perdarahan varises.
• ü  Ruptur mukosa esofagogastrika (Sindrom Mallory Weiss),
perdarahan disebabkan karena laserasi mukosa.
•  
• 2.    Perdarahan saluran cerna bagian bawah
• ü  Lesi pd anus & rectum, perdarahan dapat terjadi karena feses
yang
Trauma mengeras
rectum sehingga
& defekasi
msuknya bendadilakukan
asing dengan
dalam mengejan.
rectum juga
dapat menyebabkan terjadinya hematochezia.
• ü  Lesi pada colon, perdarahan terjadi karena karsinoma
maupun polip pada colon.
• 3.    Trauma tumpul
• Pada trauma tumpul dengan velisitas rendah (misalnya akibat tinju) biasanya menimbulkan
kerusakan satu organ. Sedangkan trauma tumpul velositas tinggi sering menimbulkan
kerusakan organ multipel, seperti organ padat ( hepar, lien, ginjal ) dari pada organ-organ
berongga. (Sorensen, 1987)
• Yang mungkin terjadi pada trauma abdomen adalah :
•  
• a.  Perforasi
Gejala perangsangan peritonium yang terjadi dapat disebabkan oleh zat kimia atau
mikroorganisme. Bila perforasi terjadi dibagian atas, misalnya lambung, maka terjadi
perangsangan oleh zat kimia segera sesudah trauma dan timbul gejala peritonitis hebat.
Bila perforasi terjadi di bagian bawah seperti kolon, mula-mula timbul gejala karena
mikroorganisme membutuhkan waktu untuk berkembang biak. Baru setelah 24 jam timbul
gejala-gejala akut abdomen karena perangsangan peritoneum.
Mengingat kolon tempat bakteri dan hasil akhirnya adalah faeses, maka jika kolon terluka dan
mengalami perforasi perlu segera dilakukan pembedahan. Jika tidak segera dilakukan
pembedahan, peritonium akan terkontaminasi
• oleh bakteri dan faeses. Hal ini dapat menimbulkan peritonitis yang berakibat lebih berat.
•  
• b.  Perdarahan
Setiap trauma abdomen (trauma tumpul, trauma tajam, dan tembak) dapat menimbulkan
perdarahan. Yang paling banyak terkena robekan pada trauma adalah alat-alat parenkim,
mesenterium, dan ligamenta; sedangkan alat-alat traktus digestivus pada trauma tumpul
biasanya terhindar. Diagnostik perdarahan pada trauma tumpul lebih sulit dibandingkan
dengan trauma tajam, lebih-lebih pada taraf permulaan. Penting sekali untuk menentukan
secepatnya, apakah ada perdarahan dan tindakan segera harus dilakukan untuk
menghentikan perdarahan tersebut. Sebagai contoh adalah trauma tumpul yang
menimbulkan perdarahan dari limpa. Dalam taraf pertama darah akan berkumpul dalam
 
sakus lienalis, sehingga tanda-tanda umum perangsangan peritoneal belum ada sama
sekali.
• Dalam hal ini sebagai pedoman untuk menentukan limpa robek(ruptur lienalis) adalah:
• Adanya bekas (jejas) trauma di daerah limpa
• Gerakkan pernapasan di daerah epigastrium kiri berkurang
• Nyeri tekan yang hebat di ruang interkostalis 9 - 10 garis aksiler depan kiri.
 
• Trauma
• (kecelakaan)
• ↓
• Penetrasi & Non-Penetrasi
• ↓
• Terjadi perforasi lapisan abdomen
• (kontusio, laserasi, jejas, hematom)
• ↓
• Menekan saraf peritonitis
• ↓
• Terjadi• perdarahan jar.lunak dan rongga abdomen  →   Nyeri

• Motilitas usus
• ↓
•        Disfungsi usus  →   Resiko infeksi
• ↓
• Refluks usus output cairan berlebih
•  
• 
•                         
•            Gangguan cairan                                         Nutrisi kurang dari
•                                       dan eloktrolit                                      kebutuhan tubuh
•  
•     
•  Kelemahan fisik
•       ↓
• Gangguan mobilitas fisik
•  
•  
•  
• .   MANIFESTASI KLINIS
•  
• 1.    Saluran pencernaan
• Gambaran kliniknya berbeda-beda tergantung pada :
• 1.  Letak sumber perdarahan dan kecepatan gerak usus
• 2.  Kecepatan dan jumlah perdarahan
• 3-  Keadaan penderita sebelum perdarahan
• Hematemesis ialah dimuntahkannya darah dari mulut, darah
dapat
yang berasal dari saluran
tertelan cerna bagian
(epistaksis, atas atauekstraksi
hemoptisis, darah darigigi,
luar
tonsilektomi).
lambung, darah Tergantung
dapat pada lamanya
berwarna merah, kontak
coklat dengan
atau asam
hitam.
Biasanya tercampur sisa makanan dan bereaksi asam.
• Melena ialah feces berwarna hitam seperti ter karena tercampur
darah
atas ;umumnya
yang terjadi
lebih dari akibat perdarahan
50-100ml dan saluran
biasanyacernadisertai
bagian
hematemesis.
perdarahan Melana
jejunum atau tanpa
ileum hematemesis
asalkan terjadi dalam
perjalanannya pada
usus lambat.
berangsur Biasanya
normal melena
meskipun berlangsung
darah samar 1-3 hari,
mungkin lalu
menetap
sampai
benzidin).3-8  hari (perdarahan <50 ml, diketahui dengan tes
• Hematokezia ialah keluarnya darah segar dari anus umumya
terjadi
juga akibat perdarahan
disebabkan perdarahan saluran cerna
saluran bagian
cerna bawah.
bagian atas Dapat
yang
besar dan cepat disalurkan melalui usus. 
• 2.    Trauma tumpul
•Gambaran kliniknya antara lain :
• ü  Nyeri
• Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat. Nyeri dapat timbul di bagian
yang luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat ditekan dan nyeri lepas.
• ü  Darah dan cairan
• Adanya penumpukan darah atau cairan dirongga peritonium yang disebabkan oleh iritasi.
• ü  Cairan atau udara dibawah diafragma
• Nyeri disebelah kiri yang disebabkan oleh perdarahan limpa. Tanda ini ada saat pasien dalam
posisi rekumben.
• ü  Mual dan muntah
• ü  Penurunan kesadaran (malaise, letargi, gelisah)
• Yang disebabkan oleh kehilangan darah dan tanda-tanda awal shock hemoragi
E.   PROSEDUR DIAGNOSTIK
• 1.    Perdarahan saluran pencernaan bagian atas
•  
• ü  Anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium
Dilakukan
penderita anmnesis
lamah atau yang teliti
kesadaran dan bila
menurun maka keadaan
dapat umum
diambil
aloanamnesis.
misalnya Perlu penyakit
hepatitis, ditanyakan hatiriwayat
menahun,penyakit dahulu,
alkoholisme,
penyakit
penyakit lambung,
darah pemakaian
seperti: leukemia obat-obat
dan ulserogenik
lain-lain. dan
Biasanya
pada perdarahan
pecahnya varises saluran
esofagusmakan
tidakbagian atas yang
dijumpai adanya disebabkan
keluhan
rasa nyeri
hematemesis atau
timbulpedih di
secara daerah
mendadak.epigastrium
Dari hasil dan gejala
anamnesis
sudah
dengan dapat
memakaidiperkirakan
takara jumlah
yang perdarahan
praktis seperti yang keluar
berapa gelas,
berapa
perdarahankaleng dan lain-lain.
salurankeadaan
makanumum,Pemeriksaan
bagian fisik
atas nadi, penderita
yangtekanan
perlu
diperhatikan
darah, adalah
tanda-tanda anemia kesadaran,
dankeadaan
gejala-gejala hipovolemik
agar
sepertidengan
adanya segera
rejatan diketahui
atau kegagalan yang
fungsi hati.lebih serius
Disamping
itu dicari
seperti tanda-tanda
spider naevi, hipertensi portal
ginekomasti, dan palmaris,
eritema sirosis hepatis,
caput
medusae,
edema adanya
tungkai. kolateral,
Pemeriksaan asites, hepatosplenomegali
laboratorium seperti dan
kadar
hemoglobin,
golongan hematokrit, leukosit, sediaan darah hapus,
berkala untuk dapat mengikuti perkembangan penderita.secara
darah dan uji fungsi hati segera dilakukan
• ü  Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan radiologik dilakukan dengan pemeriksaan esofagogram untuk daerah esofagus dan diteruskan dengan
pemeriksaan double contrast pada lambung dan duodenum. emeriksaan tersebut dilakukan pada berbagai posisi
terutama pada daerah 1/3 distal esofagus, kardia dan fundus lambung untuk mencari ada/tidaknya varises. Untuk
mendapatkan hasil yang diharapkan, dianjurkan pemeriksaan radiologik ini sedini mungkin, dan sebaiknya segera
setelah hematemesis berhenti.
• ü  Pemeriksaan endoskopik
Dengan adanya berbagai macam tipe fiberendoskop, maka pemeriksaan secara endoskopik menjadi sangat penting
untuk menentukan dengan tepat tempat asal dan sumber perdarahan. Keuntungan lain dari pemeriksaan endoskopik
adalah dapat dilakukan pengambilan foto untuk dokumentasi, aspirasi cairan, dan biopsi untuk pemeriksaan
sitopatologik. Pada perdarahan saluran makan bagian atas yang sedang berlangsung, pemeriksaan endoskopik dapat
dilakukan secara darurat atau sedini mungkin setelah hematemesis berhenti.
• ü  Pemeriksaan ultrasonografi dan scanning hati
Pemeriksaan dengan ultrasonografi atau scanning hati dapat mendeteksi penyakit hati kronik seperti sirosis hati yang
mungkin sebagai penyebab perdarahan saluran makan bagian atas. Pemeriksaan ini memerlukan peralatan dan tenaga
khusus yang sampai sekarang hanya terdapat dikota besar saja.
• F.    PENATALAKSANAAN MEDIS
•  
• 1.    Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA)
• Penatalaksanaan perdarahan saluran cerna bagian atas dapat dibagi atas:
• a.    Penatalaksanaan umum/suportif
• b.    Penatalaksanaan khusus
• c.    Usaha menghilangkan faktor agresif
• d.    Usaha meningkatkan faktor defensif
• e.     Penatalaksanaan bedah
•  
• a.    Penatalaksanaan umum atau suportif
• Penatalaksanaan ini memperbaiki keadaan umum dan tanda vital. Yang
paling penting pada pasien perdarahan SCBA adalah memberikan
resusitasi pada waktu pertama kali datang ke rumah sakit. Kita harus
secepatnya memasang infus untuk pemberian cairan kristaloid (seperti
NaCL 0.9% dan lainnya) ataupun koloid (plasma expander) sambil
menunggu darah dengan/tanpa komponen darah lainnya bila diperlukan.
Selang nasogastrik perlu dipasang
• untuk memonitor apakah perdarahan memang berasal dari
SCBA
melakukandan bilasan
apakahlambung
masih aktif
tiap 6berdarah
jam sampaiatau tidak dengan
jernih.
• Pasien harus diperiksa darah perifer (hemoglobin, hematokrit,
leukosit
perdarahan.dan trombosit)
Sebaiknya tiap 6 jam
bila untuk memonitor
dicurigai adanya aktifitas
kelainan
pembekuan
Coagullation darahdan seperti Disseminated
(DIC) lainnya, harus dilakukan Intravascular
pemeriksaan
pembekuan
masa darah
protrombin, seperti
APTT, masa
masa perdarahan,
trombin, Burrmasa
Cell,pembekuan,
D dimmer
dan lainnya.
diobati sesuai Bila terdapat
kelainannya. kelainan
Pada pembekuan
penderita dengan darah harus
hipertensi
portal
esofagus dimana
dapat perdarahan
diberikan obat disebabkan
somatostatinpecahnya
atau varises
oktreotide.
Pada perdarahan non varises yang masif,
• dapat juga diberikan somatostatin atau oktroetide tetapi jangka
pendek 1-2 hari
perdarahan saja. Pada
SCBA dapatprinsipnya,
mengikutiurutan penatalaksanaan
anjuran algoritme
penatalaksanaan dari Konsensus
Palmer atau Triadapafilopoulos. Nasional Indonesia atau
• Selain pengobatan pada pasien perdarahan perlu diperhatikan
pemberian
sudah tidaknutrisi
perlu yang optimallagi
dipuasakan sesegera
, dan mungkin
mengobati bilakelainan
pasien
kejiwaan/psikis
penyakit pada bila
pasienadadan
dan keluarga
memberikan edukasi
misal mengenai
memberi tahu
mengenai penyebab perdarahan dan bagaimana
pencegahaan agar tidak mengalami perdarahan lagi. cara-cara
• b.    Penatalaksanaan khusus
• Penatalaksanaan khusus merupakan penatalaksanaan hemostatik perendoskopik atau terapi embolisasi
arteri.
• Terapi hemostatik perendoskopik yang diberikan pada pecah varises esofagus yaitu tindakan skleroterapi
varises perendoskopik (STE) dan ligasi varises perendoskopik (LVE). Pada perdarahan karena kelainan
non varises, dilakukan suntikan adrenalin di sekitar tukak atau lesi dan dapat dilanjutkan dengan suntikan
etoksi-sklerol atau obat fibrinogen-trombin atau dilakukan terapi koagulasi listrik atau koagulasi
dengan heat probe atau terapi laser, atau koagulasi dengan bipolar probe atau yang paling baik yaitu
hemostatik dengan terapi metal clip.
• Bila pengobatan konservatif, hemostatik endoskopik gagal atau kelainan berasal dari usus halus dimana
skop tak dapat masuk dapat dilakukan terapi embolisasi arteri yang memperdarahi daerah ulkus.
•Terapi ini dilakukan oleh dokter spesialis radiologi intervensional.

Anda mungkin juga menyukai