Anda di halaman 1dari 22

PENYUSUNAN ANGGARAN

BIAYA
24 MARET 2020
PENGERTIAN
Maksud dan tujuan penyusunan anggaran biaya
bangunan adalah untuk menghitung biaya-biaya yang
diperlukan dari suatu bangunan dan dengan biaya ini
bangunan tersebut dapat terwujud sesuai dengan yang
direncanakan.
ANGGARAN BIAYA PASTI

Penyusunan anggaran biaya pasti berbeda de ngan


penyusunan anggaran biaya raba, baik mengenai
bahan-bahan yang diperlukan maupun cara
penyusunan dari anggaran tersebut. Anggaran biaya
pasti harus disusun seteliti dan secermat mungkin,
karena hasil yang diharapkan adalah harga
bangunan pasti atau harga bangunan yang
sebenarnya.
Bahan-Bahan yang Diperlukan untuk
Penyusunan Anggaran Biaya Pasti
1. Peraturan dan syarat-syarat.
2. Gambar rencana/gambar bestek.
3. Berita acara/risalah penjelasan
pekerjaan (untuk bangunan yang
dilelangkan).
4. Buku analisa BOW atau lainnya.
5. Peraturan-peraturan normalisasi yang
bersangkutan.
6. Syarat-syarat lain yang diperlukan.
Cara Menyusun Anggaran Biaya Pasti
Perhitungan yang dibuat untuk menyusun Anggaran
Biaya Pasti akan menghasilkan suatu biaya/harga
bangunan dan dengan biaya/harga tersebut untuk
pelaksanaan. Oleh karena itu, anggaran biaya pasti
harus disusun dengan teliti, rinci dan selengkap-
lengkapnya.
Penyusunan Anggaran Biaya Pasti dilaksanakan
dengan cara pembuatan daftar-daftar sebagai berikut:
1. Daftar Harga Satuan Bahan 2. Daftar Harga Satuan Upah
(Daftar I) Tenaga (Daftar II)
Berisi upah perhari dari tenaga kerja
Daftar harga satuan bahan berisi
yang akan digunakan sebagai
daftar bahan-bahan bangunan yang
pelaksana pekerjaan. Macam / jenis
akan dipergunakan untuk
tenaga kerja ini tergantung dari macam
pelaksanaan pekerjaan dengan
/jenis bagian pekerjaan yang pada
satuan masing-masing, seperti :
umumnya merupakan gabungan dari
m2, m3, m1, lembar dan sebagainya.
beberapa jenis tenaga kerja yaitu :

pekerja, tukang, kepala tukang, mandor

dll.
3. Daftar harga satuan bahan 4. Daftar volume dan harga
dan upah tenaga kerja satuan pekerjaan (Daftar IV)
pada tiap satuan pekerjaan
(Daftar III) Yang dimaksud volume pekerjaan adalah
perhitungan dari gambar rencana/gambar
Yang dimaksud dengan jenis pekerjaan
bestek yang dapat berupa jumlah dalam isi
yaitu semua jenis pekerjaan yang ada
(M3), luas (M2), panjang (M1) atau jumlah
mulai dari pekerjaan persiapan sampai
dalam satuan lain. Harga satuan pekerjaan
dengan pekerjaan penyelesaian dari
diperoleh dari perhitungan analisa BOW
bangunan. Harga satuan bahan dan
atau analisa lainnya. Harga pekerjaan
harga satuan upah, dapat diperoleh dari
perhitungan dengan menggunakan diperoloeh dari perkalian jumlah volume

analisa BOW atau perhitungan analisa dengan harga satuan pekerjaan.

lainnya.
5. Daftar rekapitulasi (Daftar V)
Merupakan daftar himpunan/ikhtisar dari semua kegiatan pekerjaan.
Penjumlahan harga-harga pekerjaan dari daftar V ini merupakan harga
bangunan riil/nyata yang lazim disebut harga nominal. Selanjutnya,
masih harus ditambah dengan biaya-biaya lain, yaitu biaya umum, biaya
tak terduga, pajak dan keuntungan.
Cara menghitung volume galian struktur untuk
fondasi setempat
Galian struktur adalah pekerjaan galian pada segala
jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebutkan
atau ditunjukkan pada gambar rencana untuk suatu
struktur. contoh pekerjaan galian yang termasuk
galian struktur diantaranya adalah galian pada
pembuatan abutment atau fondasi jembatan, tembok
penahan tanah dari beton, dan galian pada fondasi
setempat. 
Cara menghitung volume galian struktur untuk fondasi setempat (telapak)

Sebagai contoh untuk menghitung volume galian struktur untuk fondasi


setempat atau telapak silahkan anda perhatikan gambar berikut:
Dari gambar denah tersebut dapat kita ketahui:

Terdapat dua tipe atau ukuran pondasi setempat yang


diberi tanda/kode P1 dan P2. Sebagai contoh
perhitungan kali ini kita akan menghitung volume
galian untuk pondasi setempat P2 pada bangunan
tersebut yang berjumlah 12 titik.
Sedangkan dari gambar detail fondasi di
atas dapat kita ketahui ukuran dari pelat
fondasinya adalah 1 meter x 1 meter.
Dan kedalaman fondasi dari permukaan
Dari hasil perhitungan tersebut dapat kita
tanah adalah 1,15 meter. kita asumsikan
bangunan tersebut di bangun di daerah ketahui volume galian struktur untuk fondasi
dengan permukaan tanah yang relatif
datar sehingga kedalaman galian untuk setempat tipe 2 adalah 13,8 m3 (meter
setiap titik fondasinya adalah sama.
Maka volume galian struktur untuk kubik). untuk menghitung volume galian
fondasi bangunan tersebut adalah:
struktur keseluruhan maka anda dapat
• Volume galian struktur = Luas pelat
pondasi x kedalaman pondasi x jumlah mengulangi langkah diatas untuk
titik pondasi
• Volume galian struktur = ( 1 m x 1 m) x
menghitung pondasi tipe lainnya (tipe 1)
1,15 m x 12 titik kemudian menjumlahkan volume keduanya. 
• Volume galian struktur = 1 x 1,15 x12
Volume galian struktur = 13,8 m3
PENGERTIAN SLOOF
Sloof adalah istilah untuk salah satu elemen struktur bangunan
yang bekerja pada arah horizontal sama halnya seperti balok.
Pada suatu bangunan atau rumah, sloof dipasang secara
memanjang diantara pondasi batu kali dan juga dinding. 

Sloof berfungsi untuk menerima beban dari dinding dan


mendistribusikannya secara merata pada pondasi dan juga
kolom (tiang). Selain itu, sloof juga berfungsi sebagai pengikat
antar kolom pada suatu bangunan (rumah).
Contoh perhitungan volume pekerjaan sloof

Pekerjaan pembuatan sloof beton bertulang seringkali


dinyatakan dalam satuan meter kubik. namun dalam
perhitungannya terdapat pekerjaan lain yang tidak dapat
terpisahkan dan perlu untuk diperhitungkan juga, apalagi
ketika anda ingin membuat RAB. Pekerjaan lain tersebut ialah
pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting, dan pekerjaan
pembesian. 
Cara menghitung volume beton untuk sloof:
Dari gambar di atas diketahui, panjang sloof adalah
sama dengan panjang pondasi batu kali yaitu 27 m.
Ukuran Lebar  dan tinggi sloof adalah 15 cm dan  20
cm. Maka volume beton untuk pekerjaan sloof tersebut
adalah:
Volume beton = panjang sloof x lebar sloof x tinggi
sloof
Volume beton = 27 x 0,15 x 0,2 
Volume beton = 0,81 m3 (meter kubik)
Cara menghitung volume bekisting untuk sloof

Bekisting sloof dipasang memanjang dikedua sisinya. Volume


bekisting sloof dinyatakan dalam satuan m2 (meter
persegi). Sehingga untuk menghitung volume bekistingnya
cukup dengan mengkalikan panjang sloof dengan tingginya dan
dikalikan lagi dengan 2.
Volume bekisting = panjang sloof x tinggi sloof x 2
Volume bekisting = 27 x 0,2 x 2
Volume bekisting = 10,8 m2 (meter persegi)
Cara menghitung volume pembesian sloof
Misalkan besi yang digunakan untuk Sedangkan untuk menghitung volume
penulangan sloof adalah besi diameter tulangan sengkang, langkah pertama yang
10 mm dan besi diameter 8 mm. besi
harus kita lakukan adalah menghitung
diameter 10 mm digunakan sebagai besi
total panjang besi untuk satu buah
tulangan utama atau pokok sebanyak 4
buah. Sedangkan besi diameter 8 mm sengkang. kemudian dikalikan dengan
digunakan untuk tulangan sengkang jumlah sengkang keseluruhan.
atau beugel dengan jarak pemasangan
150 mm. Panjang sengkang perbuah = Keliling
  sengkang + kait
Rumus untuk menghitung volume Panjang Sengkang perbuah
tulangan utama adalah: =(12+17+12+17)+(5+5)
Volume tulangan utama (dia. 10) Panjang sengkang perbuah
= jumlah tulangan x panjang sloof
= 58 + 10
Volume tulangan utama (dia. 10)
Panjang sengkang perbuah
= 4 x 27
Volume tulangan utama (dia. 10) = 68 cm = 0,68 m
= 108 m
Jumlah sengkang = (Panjang sloof : jarak antar sengkang (Spasi)) + 1

Jumlah sengkang = (27 : 0,15) + 1

Jumlah sengkang = 181 buah

Sehingga total besi diameter 8 untuk sengkang adalah;

Volume besi dia. 8 = Panjang sengkang perbuah x Jumlah sengkang

Volume besi dia. 8 = 0,68 x 181

Volume besi dia. 8 = 123,08 m

jika anda ingin mengetahui jumlah batang atau lonjor besi tersebut, maka anda cukup membagi total

panjang besi tersebut dengan 12 (Panjang standar besi tulangan per batang/lonjor).

Besi tulangan utama (dia. 10) = 108 / 12 = 9 Batang

Besi tulangan Sengkang (dia. 8) = 123,08 /12 = 10,26 = 11 Batang (Dibulatkan)


 
Cara mudah untuk mendapatkan berat tulangan

Baja tulangan pada umumnya dinyatakan dengan satuan kilogram atau


dengan satuan batang. Sehingga untuk dapat menentukan berat baja
tulangan cukup dengan mengkalikan volume baja tersebut dengan
berat jenis baja. Berat jenis baja adalah 7850 kg/m3.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut:
misalkan kita ingin mengetahui berat per meter baja tulangan polos
diameter 10 mm, maka
Volume baja = Luas penampang x Panjang
                     = (0,25 x 3,14 x 0,01^2) x 1
                     = 0.0000785
Berat baja     = Volume baja x Berat Jenis baja
                     = 0.0000785 x 7850
                     = 0.616
Jadi, Berat per meter untuk baja tulangan polos untuk diameter 10 mm
adalah 0,616 kilogram.
Untuk Baja tulangan berprofil atau ulir, jika ingin
melakukan perhitungan seperti di atas kita akan
mendapatkan sedikit kesulitan terutama ketika
menghitung luas penampang baja tersebut. Sehingga
akan lebih mudah untuk mengetahui beratnya dengan
cara melihat tabel berat standar atau tabel yang
dikeluarkan oleh pabrik yang memproduksi baja
tulangan berprofil tersebut. 

Anda mungkin juga menyukai