Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

HIDROSEFALUS
DISUSUN OLEH :
1. INDAH NOVIA P. A
2. DESI SAFITRI FEBRIANI
A. DEFINISI
Hidrosefalus adalah suatu keadaan
patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan serebrospinalis,
disebabkan baik oleh produksi yang
berlebihan maupun gangguan
absorpsi, dengan atau pernah disertai
tekanan intrakanial yang meninggi
sehingga terjadi pelebaran ruangan-
ruangan tempat aliran cairan
serebrospinalis (Darto Suharso,2009)
B. ETIOLOGI
1)   Kelainan Bawaan (Kongenital) 
2)   Infeksi 
 3)   Neoplasma 
4)   Perdarahan 
C. MANIFESTASI KLINIS  
1. Hidrosefalus terjadi pada masa neonatus
pembesaran kepala abnormal
hidrosefalus kongenital
Lingkaran kepala neonatus 35-40 cm
pertumbuhan ukuran lingkar kepala terbesar adalah
selama tahun pertama kehidupan
Kranium terdistensi dalam semua arah tetapi
terutama pada daerah frontal
Tampak dorsum nasi lebih besar dari biasa
 Fontanella terbuka dan tegang
 sutura masih terbuka bebas
Tulang-tulang kepala menjadi sangat tipis.
Vena-vena di sisi samping kepala tampak melebar
dan berkelok
2. Hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-
kanak
 nyeri kepala sebagai manifestasi hipertensi
intrakranial
 Dapat disertai keluhan penglihatan ganda

(diplopia) dan jarang diikuti penurunan visus.


 Makrokrania mengesankan sebagai salah satu

tanda bila ukuran lingkar kepala lebih besar dari


dua deviasi standar di atas ukuran normal.
Makrokrania biasanya disertai empat gejala
hipertensi intrakranial lainnya yaitu: Fontanel
anterior yang sangat tegang, Sutura kranium
tampak atau teraba melebar, Kulit kepala licin
mengkilap dan tampak vena-vena superfisial
menonjol, Fenomena ‘matahari tenggelam’ (sunset
phenomenon).
D. PATOFISIOLOGI
Dikarenakan kondisi CSS yang tidak
normal hidrosefalus secara teoritis terjadi
sebagai akibat dari tiga mekanisme yaitu:
Produksi likuor yang berlebihan,
peningkatan resistensi aliran likuor,
Peningkatan tekanan sinus venosa.
Konsekuensi tiga mekanisme di atas
adalah peningkatan tekanan
intrakranial(TIK) sebagai upaya
mempertahankan keseimbangan sekresi
dan absorbsi.
E. PATHWAY
F. PENATALAKSANAAN
1. Mengurangi produksi cairan serebrospinal
dengan merusak pleksus koroidalis dengan
tindakan reseksi atau pembedahan, atau
dengan obat azetasolamid (diamox) yang
menghambat pembentukan cairan
serebrospinal. 
2. Memperbaiki hubungan antara tempat
produksi cairan serebrospinal dengan
tempat absorbsi, yaitu menghubungkan
ventrikel dengan subarachnoid 
3. Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam
organ ekstrakranial
4. Tindakan bedah pemasangan selang
pintasan atau drainase dilakukan setelah
diagnosis lengkap dan pasien telah di bius
total.
5. Pengobatan modern atau canggih dilakukan
dengan bahan shunt atau pintasan jenis
silicon yang awet, lentur, tidak mudah putus.
ASUHAN KEPERAWATAN
HIDROSEFALUS
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
2. Pengumpulan data : nama , usia, jenis kelamin,
suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat.
3. Keluhan utama : Muntah, gelisah, nyeri kepala, lelah
apatis, penglihatan ganda, perubahan pupil, kontriksi
penglihatan perifer.
4. Riwayat penyakit :
◦ Antrenatal : Perdarahan ketika hamil
◦ Natal: Perdarahan pada saat melahirkan, trauma sewaktu lahir
◦ Posnatal : Infeksi, meningitis, TBC, neoplasma
5. Pengkajian persystem
◦ B1 (breath ) : Dispnea, ronchi, peningkatan frekuensi
napas
◦ B2 ( Blood ) : Pucat, peningkatan systole tekanan darah,
penurunan nadi
◦ B3 ( Brain ) : Sakit kepala, dahi menonjol dan mengkilat,
kontruksi penglihatan perifer, strabismus (juling), tidak
dapat menglihat keatas “ sunset eyes”, kejang
◦ B4 ( Bladder ) : Oliguria
◦ B5 ( Bowel ) : Mual, muntah, malas makan
◦ B6 ( Bone ) : Kelemahan, lelah, peningkatan tonus otot
6. Ekstremitas
7. Observasi tanda – tanda vital
◦ peningkatan systole tekanan darah
◦ penurunan nadi/ bradikardia
◦ peningkatan frekuensi pernapasan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan
TIK
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
muntah sekunder akibat kompresi serebral dan
iritabilitas.
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
berhubungan dengan pembesaran kepala
4. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan
dengan penyakit yang di derita oleh anaknya.
5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
pemasangan drain/shunt.
C. INTERVENSI
 
1.    Nyeri akut berhubungan dengan
peningkatan TIK
 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 1 X 24 jam diharapkan rasa nyeri


akan berkurang /hilang
 Kriteria hasil  :

a.       Klien merasa nyaman


b.      Nyeri kepala berkurang atau hilang (skala nyeri 0).
c.       Tampak rileks.
d.      Tidak meringis kesakitan.
e.       Nadi normal dan RR normal.
Intervensi Rasional
1. Tampilkan pengkajian 1. Pengkajian menyeluruh
secara menyeluruh tentang memudahkan dalam
nyeri termasuk lokasi, penaganan nyeri.
karakteristik, durasi, 2.  Isyarat non verbal dapat
frekwensi, kualitas, memberikan gambaran
intensitas dan faktor tingkat nyeri yang dialami
predisposisi nyeri. klien.
2. Observasi isyarat non verbal 3. Pemberian analgesik untuk
dari ketidak nyamanan, mengurangai rasa nyeri.
terutama jika tidak dapat
berkomunikasi secara
efektif.
3. Pastikan pasien menerima
analgesik yang tepat.
2.  Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
muntah sekunder akibat kompresi serebral
dan iritabilitas.
◦ Tujuan : Setelah dilaksakan asuhan keperawatan
1x24 jam diharapkan ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh teratasi
◦ Kriteria Hasil :  Tidak terjadi penurunan berat badan
sebesar 10% dari berat awal, tidak adanya mual-
muntah.
Intervensi Rasional
1. Pertahankan kebersihan 1. Mulut yang tidak bersih
mulut dengan baik dapat mempengaruhi rasa
sebelum dan sesudah makanan dan meninbulkan
mengunyah makanan. mual
2. Tawarkan makanan porsi 2. Makan dalam porsi kecil
kecil tetapi sering untuk tetapi sering dapat
mengurangi perasaan mengurangi beban saluran
tegang pada lambung pencernaan. Saluran
3.  Atur agar mendapatkan pencernaan ini dapat
nutrien yang berprotein/ mengalami gangguan
kalori yang disajikan pada akibat hidrocefalus
saat individu ingin makan 3.  Agar asupan nutrisi dan
kalori klien adeakuat
3.  Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
pemasangan drain/shunt.
 Tujuan : Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
( 3 x 24 jam )
 Kriteria Hasil :
◦ TD dalam batas normal
◦ Tidak terdapat perdarahan
◦ Tidak terdapat kemerahan
intervensi rasional
1. Pantau tanda-tanda 1. Mengetahui penyebab
infeksi( letargi, nafsu terjadinya in
makan menurun, feksi
ketidakstabilan, 2. Mencegah timbulnya
perubahan warna kulit ) ifeksi
2. Lakukan rawat luka 3. Asupan nutrisi dapat
3. Pantau asupan nutrisi membantu
4. Kolaborasi dalam menyembuhkan luka
pemberian antibiotic 4. Antibiotik dapat
mencegah
D. IMPLEMENTASI
Tindakan dari intervensi yang dilakukan sesuai dengan
kebutuhan klien
 
E. EVALUASI
Keadaan anak dengan kondisi hidrosefalus di evaluasi
secara kontinu menurut kriteria yang ditetapkan dan
dapat diukur. Temuan klinis yang menunjukkan respon
normal disajikan sebagai hasil yang diharapkan dalam
rencana keperawatan untuk setiap pasien. kriteria ini
diperlukan untuk menentukan tindakan keperawatan
yang sesuai dan mengevaluasi keefektifannya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai