Anda di halaman 1dari 35

PRAKTIKUM PLAN OF

DEVELOPMENT

PLUG H
KELOMPOK 2
NAMA KELOMPOK :

• 1. Rini Setyowati
• 2. Hernaningdyah Amukti AW
• 3. M. Shafa Ucca V
• 4.Haykal Kurniawan
• 5. Ni Luh Rika C
• 6. Miftahul Irhami
OUTLINE

Evaluasi dan Analisa Geologi gan Geofisika


Reservoir Condition
Pemodelan Geologi Reservoir
 Metode Perhitungan Awal Isi Hidrokarbon ( Hydrocarbon-InPlace)
EVALUAS I D AN ANALI S A G EOLOG I D AN GE OFI SI KA
GEOLOGI REGIONAL
CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

BLOK
CENTAU
RY

Cekungan Sumatera Selatan merupakan cekungan busur belakang berumur Tersier yang terbentuk
sebagai akibat adanya interaksi antara Paparan Sunda (sebagai bagian dari lempeng kontinen Asia)
dan lempeng Samudera India. Daerah cekungan ini pada sebelah barat daya dibatasi oleh singkapan
Pra-Tersier Bukit Barisan, di sebelah timur oleh Paparan Sunda (Sunda Shield), sebelah barat
dibatasi oleh Pegunungan Tigapuluh dan ke arah tenggara dibatasi oleh Tinggian Lampung
(Palunggono, 1992).
GEOLOGI REGIONAL
CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

Batuan Induk : Hidrokarbon pada cenkungan


Sumatra Selatan diperoleh dari batuan induk lacustrine
formasi Lahat dan batuan induk terrestrial coal dan
coaly shale pada formasi Talang Akar
Migrasi : Migrasi horisontal terjadi di sepanjang
kemiringan slope, yang membawa hidrokarbon dari
source rock dalam kepada batuan reservoir dari formasi
Lahat dan Talang Akar sendiri.
Batuan Reservoir : Formasi Air Benakat
Perangkap : Lipatan antiklin yang berarah
baratlaut-tenggara, merupakan struktur dangkal yang
melibatkan reservoir dari Air Benakat dan Muara Enim
Batuan tudung : Formasi Kasai
GEOLOGI CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

Struktur Cekungan Sumatera Selatan yang ada saat ini merupakan hasil dari 3 periode, yaitu :
• Periode 1, Eosen-Awal Oligosen Cekungan Belakang Busur Sumatera terbentuk pada fase pertama
tektonik regangan pada masa Tersier Awal. Sedimentasi awal merupakan sedimentasi dengan
lingkugan darat yang diakibatkan pengankatan blok batuan dasar.
• Periode 2, Oligosen awal-Miosen awal Tektonik ekstrusi dikemukakan oleh dikemukakan oleh
Taponnier dkk. (1986) menyebabkan satura-satura tektonik di asia berbelok dan mengalami
perputaran blok. Fasa transgresi terjadi di Akhir Oligosen atau Awal Miosen Formasi ini tersesarkan
dan terlipat berulang kali membentuk jebakan struktur untuk hidrokarbon.
• Periode 3 Miosen Tengah-Resen Pengangkatan Bukit Barisan menyebabkan regresi muka air laut
yang dilanjutkan dengan pengendapan sedimen darat pada Miosen Tengah.
STRATIGRAFI CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

 Formasi Lahat, rangkaian breksi vulkanik tebal, tuf,


endapan lahar dan aliran lava, serta dicirikan dengan kehadiran
sisipan lapisan batupasir kuarsa. Diendapan pada lingkungan
darat, serta berumur Eosen – Oligosen Awal.
 Formasi Talang Akar, lingkungan pengendapannya
berkisar dari lingkungan sungai teranyam dan sungai
1
bermeander yang berangsur berubah menjadi lingkungan delta
1
front dan lingkungan prodelta.
 Formasi Baturaja, komposisi dari Formasi Baturaja ini
terdiri dari Batugamping Bank (Bank Limestone) atau platform
dan reefal. Diendapkan pada bagian intermediate-shelfal dari
Cekungan Sumatera Selatan, di atas dan di sekitar platform dan
tinggian.
STRATIGRAFI CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

Formasi Gumai, Batuan yang ada di formasi ini terdiri dari


napal yang mempunyai karakteristik fossiliferous, banyak
mengandung foram plankton. Sisipan batugamping dijumpai
pada bagian bawah. terendapkan selama fase transgresif laut
maksimum, (maximum marine transgressive) ke dalam 2
cekungan.
STRATIGRAFI CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

Formasi Air Benakat, diendapkan selama awal fase siklus


regresi. Komposisi dari formasi ini terdiri dari batupasir
glaukonitan, batu lempung, batu lanau, dan batupasir yang
mengandung unsur karbonatan.
Formasi Muara Enim, bagian atas dan bawah formasi ini
dicirikan oleh keterdapatan lapisan batubara yang menerus
lateral. Formasi Muara Enim berumur Miosen Akhir – Pliosen
Awal, dan diendapkan secara selaras di atas Formasi Air
Benakat pada lingkungan laut dangkal, paludal, dataran delta
dan non- marine.
Formasi Kasai, Komposisi dari formasi ini terdiri dari
batupasir tuffan, lempung, dan kerakal dan lapisan tipis
batubara. Lingkungan pengendapannya darat.
PEM O DELAN G EO LOGI R ESERVOIR
• A. Struktur Reservoir
Struktur Geologi Reservoir terdapat patahan dan rekahan. Patahan merupakan suatu bentuk
dari rekahan pada lapisan batuan bumi yang memungkinkan suatu blok batuan bergerak relatif
terhadap blok yang lainnya. Jika patahan dihubungkan terhadap rekahan maka patahan dapat
dideskripsikan sebagai rekahan pada masa batuan yang telah memperlihatkan gejala pergeseran.
Patahan pada data geologi terjadi dari lapisan air benakat hingga basement yang terletak dibawah
lapisan talang akar. Lipatan yang terjadi pada lapisan batuan yaitu lipatan antiklin.

b. Peta Kontur Struktur kedalaman


Peta tersebut dapat digunakan untuk menentukan puncak atau top structure dari lapisan
tersebut, dan juga bottom structure dari lapisan tersebut, berdasarkan hal tersebut dapat diketahui
tebal dari reservoir yang dapat digunakan untuk menghitung OOIP, selain itu juga dapat diketahui
titik untuk dilakukan pemboran. Selain itu juga dapat diketahui titik untuk perforasi pada formasi
tersebut.
• C. Peta Bawah Permukaan
-Gross Interval
Merupakan besaran yang menggambarkan ketebalan kotor sebelum dilakukan cut-off atau
dengan kata lain masih memperhitungkan jumlah shale, yang akan menyebabkan OOIP yang
Semakin besar karena luasan yang semakin besar.
-Ketebalan Zona hidrokarbon Produktif (Net Porous)
Merupakan Ketebalan yang telah dilakukan cut-off pada nilai shale. Hal ini berpengaruh
terhadap OOIP karena apabila memperhitungkan Vshale nilai OOIP akan semakin besar padahal
yang berada ditempat tersebut adalah Shale.
 
- Iso net-pay
Merupakan peta yang menggambarkan kesamaan nilai yang telah dilakukan cut-off atau
dengan kata lain bersih dari shale.
- Iso-porositas
Merupakan Peta yang menggambarkan kesamaan nilai porositas. Sehingga dapat mengetahui
kemenerusan dari reservoir-nya. Berdasarkan peta yang ada dapat terlihat persebaran dari nilai
porositas untuk tiap lapisan, dimana pada lapisan Z380 memiliki porositas yang paling besar, dan
dilanjutkan dengan lapisan Z550 dan Z450. Dengan nilai rata-rata masing-masing berturut-turut
adalah 0.17, 0.1675 dan 0.1625.
- Iso-permeabilitas
Merupakan peta yang menggambarkan kesamaan nilai permeabilitas. menggambarkan
persebaran kemampuan mengalirkan hidrokarbon sehingga menggambarkan nilai nilai laju aliran.
Berdasarkan peta persebaran permeabilitas dibawah dapat diketahui bahwa yang memiliki
nilai yang paling besar adalah pada lapisan Z380 yaitu 14,14 D dan diikuti dengan lapisan Z550
dengan nilai 13,124 D dan yang terakhir adalah Lapisan pada zona Z450 dengan nilai 13 D
- Iso-Saturasi air 
Merupakan peta yang menggambarkan persebaran nilai saturasi air. Sehingga dapat diketahui
nilai dari Sw untuk tiap lapisan

- Iso-Hydrocarbon Volume
Merupakan peta yang menggmabarkan kesamaan kandungan hydrocarbon. Sehingga dapat
dilakukan pemboran ditempat yang diinginkan. Berdasarkan Peta tersebut dapat diketahui nilai dari So
untuk tiap lapisan.
R ES ER VO IR DESCRI PTIONS
INITIAL CONDITION

Parameter Z380 Z450 Z550


Reservoir Pressure, psig 563 687.1 928
Reference depth, meter ss 365.4 433 637.9
Reservoir emperature, F 135 142 165
Initial formation volume factor, 1.148 1.244 1.451
rb/stb

Solution gas oil ratio, scf/stb 226 346.2 687


Bubble point pressure, psig 506 611.6 902
KARAKTERISTIK BATUAN

• a. Ketebalan Kotor Pasir (Gross Sand)


Setiap sumur terdiri dari 4 zona , setiap zona memiliki ketebalan yang berbeda-beda .

Sumur Zona Z380 Zona R10 Zona Z450 Zona Z550

Beta – 01 16,4 ft 22,96 ft 32,8 ft 26,4 ft

Beta – 02 14,2 ft 22,1 ft 32,8 ft 24,2 ft

Beta – 03 16,4 ft 21 ft 32,8 ft 22,4 ft

Beta – 04 16,4 ft 23,1 ft 32 ft 24,2 ft


b. Net to Gross Ratio (n/g)
Net to gross ratio (n/g) adalah perbandingan antara formasi yang bersih atau telah di cut-off
dengan Vshale berbanding dengan formasi yang kotor yaitu formasi yang belum di cut-off
Vshale,
Sumur Zona Z380 Zona r10 Zona Zona
z450 z550
Beta – 01 56% 44% 55% 52%
Beta - 02 47% 45% 43% 51%
Beta - 03 49% 44% 46% 51%
Beta - 04 50% 48% 49% 50%
• C. Volume Clay

Sumur Zona Z380 Zona R10 Zona Z450 Zona Z550


Beta-01 24,4% 12,1% 32,1% 6,9%
Beta-02 24,4% 12,1% 32,1% 6,9%
Beta-03 24,4% 12,1% 32,1% 6,9%
Beta-04 24,4% 12,1% 32,1% 6,9%
• D. Mineral Content
Mineral didominasi oleh mineral kuarsa yang terdapat pada formasi Gumai dan formasi air
benakat dan formasi talang akar.

• E. Porositas
Merupakan suatu besaran yang menggambarkan kemampuan menampung fluida dari suatu
batuan. Besaran ini didefinisikan sebagai besaran perbandingan antara volume pori batuan
dengan volume bulk batuan. Besaran ini berkaitan dengan nilai OOIP, semakin besar porositas
maka semakin besar nilai OOIP.
Sumur Zona Z380 Zona R10 Zona Z450 Zona Z550
Beta-01 17% 15% 17% 16%
Beta-02 17% 15% 16% 16%
Beta-03 17% 15% 15% 16%
Beta-04 17% 15% 17% 19%
• F. Saturasi Air
Saturasi air adalah besaran yang menggambarkan perbandingan antara volume pori yang terisi
oleh air dibandingkan dengan volume total pori. Nilai Sw berbeda-beda pada setiap zona begitu
juga pada tiap sumur. Semakin besar Sw maka saturasi minyak akan semakin kecil. untuk itu
dicari saturasi air yang kecil.
Sumur Zona Z380 Zona R10 Zona Z450 Zona Z550
Beta-01 40% 60% 30% 35%
Beta-02 40% 65% 37% 35%
Beta-03 30% 62% 34% 37%
Beta-04 38% 62% 40% 37,5%
• G. Permeabilitas
Menggambarkan kemampuan suatu batuan untuk mengalirkan fluida pada reservoir, hal ini
berkaitan dengan besaran laju produksi suatu sumur. Semakin besar permeabilitas suatu sumur
maka akan semakin besar juga nilai laju produksinya. Dari perhitungan didapatkan nilai :
Beta-01 : 14.144295 D
Beta-02 : 10.402 D
Beta-03 : 13.0089 D
Beta-04 :13.123 D.
• H. Rock Compressibility
Kompresibilitas batuan merupakan nilai yang menggambarkan perubahan volume batuan
akibat perubahan tekanan yang mempengaruhinya, Seperti tekanan hidrostatik dan tekanan
overburden.
Kompresibilitas batuan dipengaruhi oleh besaran dari porositas, dimana semakin besar porositas
maka nilai rock compressibility batuan akan semakin kecil karena berbanding terbalik.
Nilai rock compressibility bervariasi untuk tiap porositas dari yang terkecil dengan porositas
0,15, 0,16, 0,17, 0,18 dan 0,19 berturut-turut adalah 4,1x10-6, 4x10-6, 3,9x10-6, 3,8x10-6, dan
3,7x10-6. Dari perhitungan rock compressibility didapatkan berbagai nilai pada Z380, R10, Z450,
dan Z550 antara lain sebesar 3,9x10-6, 4,1x10-6, 3,9x10-6, dan 3,92x10-6.
i. Cut off Analysis
Jika kita analisa nilai dari porositas, bisa ditarik kesimpulan bahwa cut off porositas bernilai
10-16% , ini berarti apabila nilai porositasnya dibawah 10-16% maka porositasnya tidak efisiensi
karena kandungan minyaknya hanya sedikit.
Untuk cut off Vshale bernilai 20-50% karena apabila Vshale semakin banyak kemampuan
porinya untuk menyimpan minyak pada pori juga akan semakin kecil.
Untuk cut off sw bernilai 55-70% menandakan apabila semakin besar nilai sw maka makin
kecil nilai so yang mengakibatkan kandungan oil menjadi semakin kecil sehingga produksinya
akan lebih banyak air.
j. Fluid Properties
Fluida yang terkandung dala reservoir antara lain hydrogen sulfide, carbon dioxide,
nitrogen, methane, ethane, propane, iso-butane, n-butane, iso-pentane, n-pentane, hexane,
heptanes plus. Dari beberapa komponen tersebut reservoir mengandung banyak C7 +
menandakan bahwa lapangan banyak mengandung minyak berat.
k. Kompresibilitas minyak
Dari data perhitungan didapatkan nilai Co sebesar 3.37163 x 10-5 untuk lapisan Z380.

l. Water Resistivity
merupakan persebaran dari air yang dilakukan dengan menggunakan logging. Dapat
diidentifikasi melalui chart log. Sehingga dapat mengetahui WOC

m. Kandungan panas
merupakan perbedaan Temperatur yang terdapat di lapisan batuan suatu reservoir.
Kandungan panas dapat dipengaruhi oleh masa jenis dari fluida yang terdapat pada fluida
tersebut. Kandungan panas dapat mempengaruhi sifat fisik fluida. Dimana semakin besar
kandungan panas maka semakin mudah aliran fluida tersebut. Adapun yang mempengaruhi
lainnya adalah entalpi, entropi, energi dalam dan delta T.
n. Kelarutan gas (Rs)

adalah banyaknya volume gas yang terbebaskan dari suatu minyak


mentah di dalam reservoir, yang di permukaan volume sebesar stock tank
barrel.
O. Factor volume formasi minyak
adalah perbandingan relative antara bolume minyak
awal (reservoir) terhadap volume minyak akhir (tangki
pengumpul).

P. Bubble Point
adalah temperature dimana gelembung uap pertama kali
terbentuk di dalam cairan pada saat dipanaskan sesuai
dengan tekanan yang diberikan. Atau dapat dinyatakan
DRIVE MECHANISM

• Salah satu karakteristik reservoir yang dapat membantu mengalirnya fluida ke


permukaan yaitu mekanisme dari tenaga pendorongnya. Jenis mekanisme
pendorong yang bekerja pada reservoir akan mempengaruhi besarnya recovery
factor yang akan diperoleh dari reservoir itu. Mekanisme yang bekerja pada
reservoir tersebut adalah water drive dan solution gas drive.
HASIL PERHITUNGAN OOIP PER LAPISAN

OOIP (Original Oil in Place) merupakan jumlah keseluruhan minyak yang menempati pori-
pori batuan reservoir pada kondisi mula-mula. Sedangkan OGIP (Original Gas In Place)
merupakan jumlah keseluruhan gas yang menempati pori-pori batuan reservoir pada kondisi
mula-mula. Untuk memperkirakan cadangan reservoir dengan metode volumetric, salah satu
parameter yang harus diketahui adalah volume batuan (Vb). Untuk menentukan volume batuan,
maka diperlukan peta kedalaman strukturnya. Dari data perhitungan didapat nilai OOIP sebesar
10270864.1 bbl.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai