Anda di halaman 1dari 10

Perdarahan Abnormal

Pervaginam Disusun oleh:

ARIZAL PRATAMA

RAMA YUSUF

ALDA RIRIZQIA

AULIA NURSANI

ENIH RAHAYU

IKRAMA AKBARAHMA

NADA LAELA

NORA DESMALIA
FAKULTAS KEDOKTERAN PRESELLYA EDHIET
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2020
Etiologi

– Kelainan pada serviks uteri seperti polip servisis uteri, erosio


porsionis uteri, ulkus pada portio uteri, karsinoma servisis uteri.
– Kelainan pada korpus uteri seperti polip endometrium, abortus
imminens, abortus insipiens, abortus incompletus, mola hidatidosa,
korio karsinoma, sub involusio uteri, karsinoma korpus uteri,
sarkoma uteri, mioma uteri.
– Kelainan pada tuba fallopi seperti kehamilan ektopik terganggu,
peradang tuba, tumor pada tuba.
– Kelainan pada ovarium seperti radang ovarium, dan tumor ovarium.
Klasifikasi Perdarahan uterus
abnormal
 PUA akut: Perdarahan haid yang banyak sehingga perlu dilakukan
penanganan yang cepat untuk mencegah kehilangan darah. PUA
akut dapat terjadi pada kondisi PUA kronik atau tanpa riwayat
sebelumnya.
 PUA kronik: Merupakan terminologi untuk PUA yang telah terjadi
lebih dari 3 bulan. Kondisi ini biasanya tidak memerlukan
penanganan yang cepat dibandingkan PUA akut.
 Perdarahan tengah (intermenstrual bleeding): terjadi di antara 2
siklus haid yang teratur. Perdarahan dapat terjadi kapan saja atau
dapat juga terjadi diwaktu yang sama setiap siklus
Pemeriksaan fisik
– Pemeriksaan fisik pertama kali dilakukan untuk menilai
stabilitas keadaan hemodinamik
– Pemeriksaan IMT, tanda hiperandrogen, pembesaran kelenjar
tiroid atau manifestasi hipotiroid/hipertiroid, galaktorea
(hiperprolaktinemia), gangguan lapang pandang (adenoma
hipofisis), purpura dan ekimosis wajib diperiksa.

Pemeriksaan ginekologi
– Pap smear untuk menyingkirkan adanya mioma uteri, polip,
hyperplasia endometrium atau keganasan.
– Pemeriksaan bimanual
– Pemeriksaan dengan spekulum
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan hormon
Pemeriksaan fungsi hemostasis untuk
menyingkirkan gangguan koagulasi
Diagnosis dan tatalaksana
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan PUA ialah memperbaiki keadaan umum,
menghentikan perdarahan, dan mengembalikan fungsi hormon reproduksi.
Langkah-langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

– Perbaikan keadaan umum: Pada keadaan PUA akut anemia harus segera
diatasi dengan transfusi darah. Pada PUA kronis keadaan anemia ringan
sering kali dapat diatasi dengan diberikan sediaan besi, sedangkan anemia
berat membutuhkan transfusi darah.
– Penghentian perdarahan dilakukan dengan pemakaian hormon steroid seks,
penghambat sintesis prostaglandin, anti fibrinolitik, pengobatan D & C, dan
pengobatan operatif.
– Mengembalikan keseimbangan fungsi hormon reproduksi dengan
mengembalikan siklus haid abnormal menjadi normal, pengubahan siklus
anovulatorik menjadi ovulatorik atau perbaikan suasana sehingga terpenuhi
persyaratan untuk pemicuan ovulasi.
Daftar Pustaka
1. Hestiantoro, A. Konsensus Tatalaksana Pendarahan Uterus Abnormal Karena
Efek Samping Kontrasepsi. Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas
Indonesia (HIFERI) Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).
2. Rifki, M dkk. Profil perdarahan uterus abnormal di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2014; Volume 4, Nomor 1. Jurnal
e-Clinic (eCl); Manado ; 2016
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai