Anda di halaman 1dari 32

NARKOTIKA

PSIKOTROPIKA
PREKURSOR

Riana Putri R, M.Farm., Apt


S1 Farmasi UMKU
Tingkat 2
NARKOTIKA
 adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana
terlampir dalam Undang-Undang tentang Narkotika.
Golongan Narkotika Berdasarkan Bahan Pembuatannya :

1.Narkotika Alami : Zat dan obat yang langsung bisa dipakai sebagai narkotik
tanpa perlu adanya proses fermentasi, isolasi dan proses lainnya. Bahan
alami tersebut umumnya tidak boleh digunakan untuk terapi pengobatan
secara langsung karena terlalu beresiko.
Contoh narkotika alami yaitu seperti ganja dan daun koka.
 Opium yaitu narkotika yang dihasilkan dari getah tanaman pepaver
somnirum.
 Kokain atau candu, jenis narkotika yang dihasilkan dari daun
Erythroxyloncoa yang dikenal dengan sebutan pohon koka. Penggunaan
yang berlebihan dapat menyebabkan depresi, kejang, dan meninggal dunia.
 Cannabis (Ganja) yaitu narkotika yang berasal dari tanaman cannabis sativa.
Tanaman ini banyak ditemukan di daerah Amerika Utara dan Amerika
Selatan, dapat menimbulkan rasa gembira, sedih atau marah yang berlebihan
pada penggunaannya
Ganja

Koka
Opium
2. Narkotika Sintesis : narkotika palsu yang dibuat dari bahan
kimia, Narkotika ini digunakan untuk pembiusan dan pengobatan
bagi orang yang menderita ketergantungan narkotika.
1. Petidin
 Petidin biasa digunakan dalam obat bius lokal, atau sering juga
digunakan dalam operasi kecil seperti khitan, jahit luka dan
sebagainya
2. Methadon
 Methadon sendiri dapat digunakan sebagai obat bagi pecandu
narkotika, biasanya di gunakan dalam terpai pelepasan candu
3. Naltrexon
 Naltrexdon  sendiri dapat digunakan sebagai obat bagi pecandu
narkotika, seperti halnya Methadon, biasanya di gunakan dalam
terpai pelepasan candu
3. Narkotika Semi Sintesis : narkotika alami yang diolah dan di ambil zat
aktifnya, agar memiliki khasiat yang lebih kuat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan kedokteran. Contoh :
1. Morfin
 Morfin dipakai dalam dunia kedokteran untuk menghilangkan rasa sakit atau
pembiusan pada operasi pembedahan
2.Kodein
 Kodein dipakai sebagai obat penghilang batuk, atau obat batuk

3. Heroin
 Heroin sendiri tidak dapat digunakan dalam kedokteran atau pengobatan, ini
disebabkan karena daya adiktifnya sangat besar dan manfaatnya secara
medis belum di temukan. Dalam perdagangan gelap, Heroin di berinama
Putaw, atau petal. Bentuknya lebih menyerupai tepung terigu halus putih
namun agak kotor
4.Kokain
 Kokain sendiri adalah jenis Narkotika Semisintetus yang dibuat dari biji
koka yang telah di olah
Penggolongan narkotika
 Golongan I: hanya untuk pengembangan iptek, tidak untuk
terapi, berpotensi sangat tinggi ketergantungan
 Golongan II: untuk pengobatan, pilihan terakhir terapi,
untuk pengembangan iptek, potensi tinggi ketergantungan
 Golongan III:banyak digunakan untuk pengobatan,
pengembangan iptek, potensi ringan ketergantungan
Jenis berdasarkan penggolongan

 Narkotika golongan I : opium mentah, tanaman koka, daun


koka, kokain mentah, heroina, metamfetamina, dan tanaman
ganja;
 Narkotika golongan II : ekgonina, morfin metobromida, dan
morfina;
 Narkotika golongan III : etilmorfina, kodeina, polkodina,
dan propiram
Cara Narkoba digunakan

 Dimakan, dihisap, dihirup


melalui hidung, disedot
melalui hidung,
 Ditempel kekulit,
disuntikan
 Melalui dubur
 dll
Efek-efek Narkoba
 Halusinogen , efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi
dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi
ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak
ada / tidak nyata contohnya kokain & LTD.

 Stimulan , efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ


tubuh seperti otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga
mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu ,
dan cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira
untuk sementara waktu.

 Adiktif , Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan


ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan
seseorang cenderung bersifat pasif , karena secara tidak langsung
narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak Jika terlalu lama dan
sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh
akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan
overdosis dan akhirnya kematian.
Gambar Sebelum dan Sesudah saat Pemakaian Narkoba

Jumlah korban yang tewas setiap harinya akibat mengonsumsi


narkoba mencapai 41 orang atau setahun sekitar 15.000 orang
(mayoritas remaja) Indonesia tewas karena penyalahgunaan
narkotika Dalam kata lain, penyalahgunaan narkotika membawa
pada kematian yang mengenaskan dan sia-sia.
PSIKOTROPIKA
ADALAH zat/bahan baku atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
Fungsi peraturan psikotropika :
1. menjamin ketersediaan psikotropika guna
kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu
pengetahuan;
2. mencegah terjadinya penyalahgunaan
psikotropika;
3. memberantas peredaran gelap psikotropika.
Penggolongan
 Psikotropika golongan I : yaitu psikotropika yang tidak
digunakan untuk tujuan pengobatan dengan potensi
ketergantungan yang sangat kuat
 Contoh psikotropika golongan I diantaranya yaitu LSD,
DOM, Ekstasi, dan lain sebagainya.
 Pemakaian obat-obatan ini akan menimbulkan efek
halusinasi, dan mampu merubah perasaan secara drastis.
 Efek buruknya yaitu dapat menimbulkan kecanduan, yang
mengarah pada kematian bila sudah mencapai level yang
paling parah.
 Psikotropika golongan II : yaitu psikotropika yang berkhasiat
terapi tetapi dapat menimbulkan ketergantungan yang cukup
tinggi
 Penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter, agar tidak
memberi efek kecanduan.
 Golongan II termasuk ke dalam jenis obat-obatan yang
paling sering disalahgunakan.
 Contohnya yaitu Sabu atau Metamfeamin, Amfetamin,
Fenetilin, dan zat lainnya
 Psikotropika golongan III : yaitu psikotropika dengan efek
ketergantungannya sedang dari kelompok hipnotik sedatif
 Penyalahgunaan obat-obatan ini juga dapat menyebabkan
kematian.
 Contohnya yaitu Mogadon, Brupronorfina, Amorbarbital,
dan lain-lain
 Psikotropika golongan IV : yaitu psikotropika yang efek
ketergantungannya ringan
 menimbulkan efek samping, yang cukup berbahaya.
Termasuk bisa menimbulkan kematian.
 Penyalahgunaan obat-obatan golongan IV ini, terbilang
tinggi. Beberapa diantaranya bahkan mudah ditemukan lalu
dikonsumsi secara sembarangan.
 Contoh : Lexotan, Pil Koplo, Sedativa atau obat penenang,
Hipnotika atau obat tidur, Diazepam, Nitrazepam,
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 57 TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA
Perbedaan narkotika dan psikotropika
Perbedaan Narkotika Psikotropika
Bahan utama Terbuat dari 3 jenis Terbuat dari bahan kimia non
tanaman narkotika
Cara kerja Membuat penggunaannya Membuat penggunaannya
tidak merasa sakit mengalami perubahan mental
dan tingkah laku
Efek Kecanduan, namun tubuh Kecanduan dan halusinasi
tidak merasa sakit
Jenis Morfin, heroin, ganja, Ekstasi, sabu-sabu, sedatif,
kokain, lysergenic acid, nipam, angle dust
Bahaya psikotropika
Stimulan
 Fungsi tubuh akan menjadi lebih tinggi dan bergairah,
yang membuat pemakainya terjaga. Kerja organ
tubuh tertentu akan menjadi lebih berat, bila si
pemakai tidak menggunakan obat-obatan tersebut.
sehingga badan pun menjadi lemah. Efek dari
kecanduan ini akan menyebabkan penggunanya harus
selalu mengkonsumsi zat tersebut, supaya kondisi
tubuh selalu prima. Contoh stimulan yang sering
disalahgunakan adalah ekstasi dan sabu-sabu
Halusinogen
 Merupakan efek yang sering kali dialami oleh pemakai,
yang dimana persepsinya menjadi berubah dan dapat
merasakan halusinasi yang berlebihan. Contoh zat yang
memberi efek halusinogen tersebut adalah ganja.
Depresan
 Efek tenang yang dihasilkan disebabkan karena zat itu
menekan kerja sistem saraf pusat terlalu tinggi. Bila
digunakan secara berlebihan penggunanya akan tidur
sampai lama sekali bahkan sampai tidak sadarkan diri.
Bahaya yang paling fatal adalah bisa menyebabkan
kematian. Contoh zat yang sifatnya depresan adalah
putaw.
Ciri-ciri pemakai psikotropika

1. Orang yang menggunakan zat-zat Psikotropika


dapat dikenal jelas melalui fisiknya, kegiatan
sehari-hari yang berubah dari biasanya. Berikut
ciri-ciri pengguna psikotropika, diantaranya yaitu:
2. Badan terus melemas dan tidak bergairah, tidak ada
tenaga untuk beraktivitas.
3. Muka terlihat pucat dan tubuhnya kurus.
4. Tubuh menggigil berat disertai dengan teriakan
histeris.
5. Susah untuk berkonsentrasi atau fokus terhadap
suatu hal.
Dampak Negatif dari Penggunaan Psikotropika
1. Kokain dapat menimbulkan rasa takut berlebihan dan
depresi.
2. Pil ekstasi menimbulkan rasa lelah dan tenang.
3. Morfin menimbulkan rasa ngantuk, gangguan pernafasan,
bahagia berlebih (eufhoria), dan kematian.
4. Barbiturat mengakibatkan mudah tertidur lelap dan
menimbulkan kematian.
5. Berbagai zat narkotika seperti candu, heroin, dan ganja
dapat menyebabkan saraf terganggu dan menimbulkan
ketagihan pada akhirnya kematian.
PREKURSOR FARMASI
Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan
kimia yang dapat digunakan sebagai bahan baku/penolong
untuk keperluan proses produksi industri farmasi atau produk
antara, produk ruahan, dan produk jadi yang mengandung
ephedrine, pseudoephedrine,
norephedrine/phenylpropanolamine, ergotamin, ergometrine,
atau Potasium Permanganat.
PENGGOLONGAN PREKURSOR
Pengaturan Prekursor bertujuan untuk:
1. melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan
Prekursor;
2. mencegah dan memberantas peredaran gelap Prekursor;
3. mencegah terjadinya kebocoran dan penyimpangan
Prekursor;
4. menjamin ketersediaan Prekursor untuk industri farmasi,
industri non farmasi, dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
DASAR HUKUM
 UU No 35(2009) : narkotika
 PP No 44 (2010) : prekursor farmasi
 PP No 7 (2018) : perubahan penggolongan narkotika
 PP No 57 (2017) : perubahan penggolongan psikotropika
 Permenkes No 3 (2015) : peredaran, penyimpanan,
pemusnahan dan pelaporan narkotika, psikotropika,
prekursor farmasi

Anda mungkin juga menyukai