Anda di halaman 1dari 13

 

PENGENALAN DASAR NAPZA DAN


K E WA S P A D A A N S T A N D A R K E S E H A T A N
 
OLEH
MARIA ALFONS
Deskripsi Singkat
• Mata Diklat Pengenalan Dasar Napza dan Kewaspadaan Standar Kesehatan pada Diklat Teknis Pengamanan berisi tentang materi
dasar mengenai jenis-jenis Napza dan efeknya terhadap kesehatan serta materi Kewaspadaan Standar Kesehatan untuk melindungi
Petugas Pemasyarakatan dari risiko tertular infeksi.
Hasil Belajar
• Setelah mempelajari tentang Modul Pengenalan Dasar Napza dan Kewaspadaan Standar Kesehatan ini, peserta Diklat diharapkan
mampu menerapkan Kewaspadaan Standar Kesehatan untuk melindungi Petugas Pengamanan dari risiko tertular infeksi.
Indikator Pembelajaran
• Setelah mempelajari Modul Pengenalan Dasar Napza dan Kewaspadaan Standar Kesehatan ini, peserta diharapkan dapat:
– Mengidentifikasi jenis-jenis Napza
– Menjelaskan dampak buruk Napza bagi kesehatan
– Memperagakan kewaspadaan standar kesehatan untuk melindungi diri dari resiko tertular infeksi
Manfaat
– Peserta dapat lebih memahami pengertian Napza, jenis-jenis Napza, penggolongan Napza, efek yang ditimbulkan oleh zat dan
penyalahgunaan Napza.
– Peserta dapat menjelaskan dampak buruk akibat penyalahgunaan Napza bagi kesehatan.
– Peserta dapat lebih memahami pengertian kewaspadaan standar dalam kesehatan dan cara penerapan kewaspadaan standar dalam
pelaksanaan tugas pengamanan sehari-hari.
– Peserta dapat lebih memahami teknik pencegahan penularan infeksi penyakit di Lapas dan Rutan.
– Peserta dapat menerapkan pengamanan terhadap barang/orang lingkungan dalam rangka pencegahan peredaran gelap Napza ke dalam
lingkungan Lapas/ Rutan dengan tetap menerapkan kewaspadaan standar kesehatan untuk mencegah penularan penyakit.
• JENIS-JENIS NAPZA, PENGGOLONGAN NAPZA, PENYALAHGUNAAN NAPZA DAN
MODUS-MODUS PENYELUNDUPAN NAPZA
Narkotika, psikotropika dan zat adiktif atau yang sering disebut sebagai Napza adalah bahan / zat
yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku)
serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku.
Bahan adiktif adalah bahan/zat lain bukan Narkotika dan psikotropika yang penggunaannya dapat
menimbulkan ketergantungan baik psikologis atau fisik, misalnya rokok, kopi.
Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara, memiliki, menyimpan,
menguasai, atau menyediakan Narkotika adalah melanggar hukum dan dapat dipidana penjara,
denda bahkan hukuman mati.
Jenis-jenis Napza yang sering disalahgunakan adalah
• Ganja Dikenal juga istilah ganja, Marijuana, pot, cimeng, Mary jane, Gele, grass, weed. Ganja merupakan
kumpulan daun, tangkai, buah kanabis sativa yang dikeringkan dan dirajang. Ganja dapat juga diolah
dalam bentuk minyak hashish yang merupakan cairan berwarna coklat.
Penggunaannya dengan cara dirokok (dilinting), dengan pipa atau digunakan dalam campuran dengan zat
lain. Penggunaan terus menerus dalam waktu yang lama akan mengakibatkan kerusakan memori, proses
belajar, dan perilaku sosial.
• Heroin Dikenal juga istilah white smack, Serbuk putih, medicine, ubat, putau. Merupakan golongan
opioida semisintetik. Heroin dibuat dari getah buah poppy. Dijual dalam bentuk bubuk putih atau coklat.
Digunakan dengan cara disuntik, dirokok ataupun dihidu. Penggunaan heroin melalui jarum suntik yang
bergantian berisiko penularan HIV/AIDS, Hepatitis C dan B. Penggunaan heroin secara terus-menerus
mendoong terjadinya toleransi dan ketergantungan, sehingga dosis yang diperlukan terus meningkat.
Pengguna dapat mengalami overdosis. Jika pengguna dengan ketergantungan mengurangi atau
menghentikan penggunaannya akan mengalami gejala putus zat berupa gelisah, rasa nyeri otot dan tulang,
diare, muntah dan merinding.
• Kokain Dikenal juga istilah crack, daun koka, pasta koka. Kokain merupkan zat stimulan yang kuat dan
menyebabkan toleransi dan ketergantungan. Dalam peredarannya kokain berupa bubuk putih, sebagai
garam kokain hidroklorida atau freebase. Kokain hidroklorida larut dalam air, digunakan dengan cara
disuntik atau dihidu. Bentuk freebas digunakan dengan cara dibakar seperti rokok. Efek fisik yang muncul
pada tubuh di antaranya masalah jantung, gangguan pernapasan, gangguan sistem saraf (termasuk stroke),
gangguan pencernaan (penurunan nafsu makan).
• Sabu Dikenal juga istilah Ice, ubas, Methamphetamine, crystal. Merupakan golongan metamfetamin.
Biasanya berbentuk kristal. Penggunaannya dengan cara dibakar menggunakan aluminium foil dan asapnya
dihisap intra nasal) atau dibakar menggunakan botol yang dirancang khusus (bong). Metamfetamin
mempengaruhi otak dan membuat rasa nikmat, meningkatkan energi dan meningkatkan mood. Kecanduan
terjadi begitu cepat sehingga peningkatan dosis terjadi dalam jangka pendek. Gangguan kesehatan meliputi
gangguan irama jantung, kenaikan tekanan darah dan masalah psikososial. Penggunaan jangka panjang
akan menyebabkan gangguan mental, gangguan memori dan masalah kesehatan mulut yang berat.
• Extacy Dikenal juga istilah XTC, kancing, Ineks, flash, fipper, hammer.
Termasuk golongan amfetamin. Berbentuk pil atau kapsul. Efek fisik dan
psikologis jangka panjang berupa penurunan berat badan, malnutris, gangguan
saraf, gangguan kardiovaskuler, dan gejala psikosis (gangguan jiwa). 
• Ketamine Dikenal juga istilah vit K, kitkat K, Special K, adalah obat anestesi
untuk hewan, namun sering disalahgunakan oleh remaja. Ketamin dapat
berbentuk cairan yang digunakan secara disuntik atau dalam bentuk bubuk
yang yang digunakan secara dihidu. Merupakan zat anestesi disosiatif yang
menyebabkan penggunanya merasakan seolah-olah ‘keluar dari tubuhnya’.
Ketamin menghambat persepsi visual dan suara dan membuat tubuh sulit
bergerak. Pada keadaan overdosis dapat menyebabkan gagal nafas dan
berujung pada kematian.
• Lysergic acid diethylamide (LSD) Dikenal juga istilah Acid, trips, blotters,
stamp, black sesame, seed, micro, micro dot. Berefek halusinogen. Digunakan
dalam dosis kecil karena efeknya sangat kuat. Zat tersebut
• diteteskan dalam jumlah sedikit di atas kertas atau agar-agar atau benda lain
yang dapat menyerap cairan lalu ditelan. Penghentian zat ini dalam beberapa
tahun masih dapat menunculkan efek halusinogen. 
• Ermin 5 Contoh : lem aica aibon, solvent. Merupakan golongan inhalan,
digunakan dengan cara dihirup. Berbentuk zat kimia yang mudah menguap,
aerosol atau gas. Jika digunakan dalam jangka panjang membuat penggunanya
hilang kesadarn, mengalami kerusakan otak, hati dan ginjal.
C.
  Penggolongan Napza

Berbagai jenis Napza memiliki pengaruh terhadap tubuh yang menghasilkan perubahan kondisi
mental dan tingkah laku penggunanya.
Berdasarkan efek yang dapat ditimbulkannya, Napza digolongkan menjadi 4 golongan:
1. Stimulan
 
Bersifat meningkatkan aktifitas susunan saraf pusat. Zat ini mempercepat detak jantung dan
pernapasan serta meningkatkan tekanan darah. Zat ini berpotensi menekan nafsu makan dan
membuat penggunanya tetap terjaga.
2. Depresan

  Bersifat menekan aktifitas susunan saraf pusat. Penggunanya mengalami perlambatan detak
jantung dan pernapasan. Beberapa pengguna memanfaatkan efek ini pada saat mengalami
sulit tidur.
 
Menyebabkan gangguan sensori panca indera (halusinasi) yang cukup besar dan
mengubah suasana hati dan pikiran.
 
4. Efek lain
 
Mempunyai efek kombinasi dari jenis-jenis zat yang telah disebutkan di atas, misalnya stimulan
dan halusinogen.
 
Penyalahgunaan Napza
• Penyalahgunaan napza yaitu mengkonsumsi Napza tanpa indikasi medis dan tanpa pengawasan petugas kesehatan. Risiko
penyalahgunaan Napza adalah berkembangnya penyakit adiksi (kecanduan). Adiksi merupakan penyakit yang menyerang fungsi
otak,
• bersifat kronis dan memiliki risiko kambuh yang tinggi. Gejala khas adiksi ditandai dengan pencarian dan penggunaan kompulsif,
meskipun mengetahui kemungkinan konsekuensi yang membahayakan. Seperti halnya dengan beberapa penyakit kronis lainnya,
adiksi tidak dapat disembuhkan namun dapat dikelola agar penderitanya dapat aktif menjalankan fungsi sosialnya.Perkembangan
adiksi terkait erat dengan progresi penggunaan zat yang semakin lama semakin sering dan menggunakan dosis yang semakin
besar untuk mendapatkan efek yang diinginkan dan terdapat gejala putus zat jika penggunaannya dihentikan tiba-tiba. 
Tingkatan penggunaan Narkoba sampai menjadi adiksi yaitu:
 1. User 
a. Menggunakan sesekali/jangka pendek: didorong rasa ingin tahu/merasakan suasana hati/perasaan yang baru.
b. Penggunaan drugs terkendali secara baik di acara/lingkungan sosial.
2. Abuser 
• Digunakan tergantung pada keadaan/tujuan tertentu : melarikan atau membebaskan diri dari masalah, rasa sakit,
drugs sebagai waktu penawar sementara dibutuhkan. Misalnya: karena stress, dukacita.
3. Addict 
• Pengguna sudah menjadikan drugs sebagai santapan kesehariannya, jika tidak menggunakan zat akan mengalami
kesulitan fisik dan mental.
Modus-modus Penyelundupan Napza ke Dalam Rutan/Lapas
• Peredaran gelap Napza di dalam Rutan dan Lapas masih sering ditemui. Semakin
banyaknya pecandu Napza yang berada di dalam Rutan dan Lapas, maka semakin beragam
strategi dan upaya penyelundupan Napza ke dalam lembaga tersebut. Cara-cara yang
ditempuh untuk memasukkan Napza ke dalam Rutan dan Lapas dapat dikelompokkan
menjadi:
• Melalui perantaraan petugas pemasyarakatan
• Tanpa perantaraan petugas pemasyarakatan :

• a. Dibawa oleh pengunjung (dimasukkan ke dalam barang bawaan, diselundupkan dalam


pakaian, dan tubuh).
• b. Menggunakan alat, binatang, kendaraan, bola tenis, makanan dan lain-lain
• c. Dibawa oleh Tahanan/Narapidana yang bersangkutan saat kembali dari
persidangan/pemindahan/berobat ke luar Rutan atau Lapas
DAMPAK BURUK NAPZA TERHADAP KESEHATAN
A. Dampak Napza pada otak, yaitu terjadi perubahan struktur dan kerja otak sesudah penggunaan
Napza yang akan tetap bertahan lama meski penggunaan zat telah dihentikan. Beberapa efek samping
Napza yang dapat terjadi terhadap fungsi otak, antara lain:
– Adiksi adalah penyakit gangguan kimiawi otak, kronik, mudah relaps, dan proses pemulihannya
memerlukan waktu yang panjang.
– Depresi
– Halusinasi
– Gangguan pergerakan dan bicara
– Gangguan memori
– Gangguan tidur kronis
B. Penularan penyakit melalui darah: HIV, Hepatitis B dan C
C. Gangguan fungsi organ lainnya: gangguan irama jantung, darah tinggi, gangguan fungsi paru.
D. Peningkatan risiko terjadinya kanker sampai pada kematian.
E. Pada penyalahguna narkoba jenis Opiat seperti Heroin
– Kematian akibat kelebihan takaran (over dosis) karena penekanan pada pusat pernafasan. 
– Gangguan jiwa dengan gejala perlambatan dalam proses berpikir, emosi dan perilaku.
– Penularan virus Hepatitis dan HIV melalui penyalahgunaan narkoba cara suntik
F. Pada penyalahgunaan Narkoba jenis Amphetamine Type Stimulant (ATS) seperti Shabu dan Ekstasi
• Kematian dalam waktu singkat / pendek karena kelebihan takaran yang berakibat gangguan pada
sistem pembuluh darah dan jantung
• Gangguan jiwa berat jenis skizofrenia paranoid dalam waktu cukup lama
• Hubungan seksual bebas diantara sesama penyalahguna sebagai pelampiasan hawa nafsu emosional
yang dirangsang timbul oleh ATS ini dan tentunya akan ikut berperan dalam peningkatan kasus
HIV/AIDS di kalangan pecandu narkoba
KEWASPADAAN STANDAR KESEHATAN
• Kewaspadaan standar dalam kesehatan, 
• (selanjutnya disebut kewaspadaan standar) adalah rangkaian upaya yang bertujuan untuk mengurangi risiko
penularan infeksi penyakit akibat terpapar bahan-bahan yang mengadung organisme penyebab penyakit baik dari
sumber yang telah diketahui status infeksinya maupun tidak. Situasi di Lapas dan Rutan dengan jumlah penghuni
yang jauh melebihi kapasitas dan memiliki ruangan berventilasi kurang baik akan mempermudah penularan penyakit.
Jika salah satu penghuni terinfeksi, penyakit tersebut dapat dengan mudah menular kepada penghuni lainnya bahkan
kepada petugas. Petugas pengamanan, dalam menjalankan tugas sehari-hari berkontak erat dengan Tahanan dan
Narapidana. Oleh karena itu peran petugas pengamanan dalam pencegahan penularan infeksi penyakit sangat penting, di
antaranya:
• Menerapkan prinsip-prinsip kewaspadaan standar setiap saat bertugas Setiap petugas Lapas/Rutan maupun Tahanan dan
Narapidana perlu menerapkan prinsip-prinsip kewaspadaan standar, karena berisiko terpapar oleh darah atau cairan
tubuh. Perilaku petugas pengamanan yang rutin menerapkan kewaspadaan standar ini dapat dicontoh oleh Tahanan dan
Narapidana sehingga dapat menurunkan risiko penyebaran penyakit di dalam Rutan dan Lapas.
• Mengarahkan seseorang yang terduga terinfeksi penyakit ke klinik untuk segera mendapat pengobatan.
Menemukan dan mengobati pasien yang terinfeksi penyakit merupakan salah satu strategi pengendalian penyakit
menular, yang bertujuan untuk memutus rantai penularan.
Penyakit-Penyakit Menular yang Sering Terdapat di Rutan dan Lapas
1. TBC
• Merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.
Penyebarannya melalui percikan ludah penderita yang mengandung kuman tersebut. Penularan penyakit ini dapat dicegah dengan menerapkan
etika batuk, penggunaan masker pada pasien batuk dan pengobatan segera pada penderita TBC.
2. HIV
• Merupakan penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus, menyerang kekebalan tubuh manusia sehingga menjadi rentan
terkena penyakit. Penularan penyakit ini dapat dicegah dengan cara menghindari paparan terhadap darah dan cairan tubuh penderita.
• Sebaiknya seluruh Petugas Pemasyarakatan dapat melindungi diri dari paparan terhadap darah dan cairan tubuh yang dapat terjadi saat
bertugas (tertusuk jarum suntik bekas pakai,
• Terkena percikan/tumpahan darah Narapidana/Tahanan) dan sebagainya. Namun, jika sudah terlanjur terpapar, dalam materi ini juga
dijelaskan cara-cara pertolongan pertama pada luka akibat perkelahian dan pertolongan pertama pada luka akibat tertusuk jarum suntik.
• 3. Scabies
 Merupakan penyakit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabei yang bersembunyi di bawah kulit penderitanya. Penularan penyakit ini
dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan tubuh (mandi 2 kali sehari dengan sabun dan air bersih), menjaga kebersihan kamar hunian
serta mencuci dan menjemur pakaian, handuk dan alas kasur secara rutin. Penderita scabies sebaiknya ditempatkan di ruangan terpisah dari
orang sehat, sampai sembuh.
4. Diare
•  Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar, dengan tinja yang encer. Penyebabnya adalah virus,
bakteri dan parasite yang masuk ke dalam
• saluran pencernaan melalui makanan dan minuman yang tercemar.
• Penularan penyakit ini dapat dicegah dengan cara mencuci tangan sebelum makan, sesudah makan dan setelah buang air, menjaga
kebersihan makanan, minuman dan peralatan makan-minum.
Penerapan Kewaspadaan Standar dalam Tugas Pengamanan
1. Mencuci tangan dengan benar
2. Alat pelindung diri
3. Penggeledahan badan
4. Penggeledahan barang
5. Penanganan tumpahan/percikan darah dan cairan tubuh
6. Pertolongan pertama pada luka akibat perkelahian
7. Pertolongan pertama pada luka tertusuk jarum suntik
8. Pencegahan penularan infeksi melalui percikan ludah
Terima Kasih

Pratikum Yaa...!

Anda mungkin juga menyukai