Anda di halaman 1dari 8

Desa Dalam

Rancangan
Perpres
Tentang
Percepatan
Eliminasi
Tuberkulosis
drg. Putih Sari
Anggota Komisi IX DPR RI
Member of Global TB Caucus
RANCANGAN PERPRES PERCEPATAN ELIMINASI
TUBERKULOSIS
• Dibuat untuk percepatan pencapaian eliminasi TBC di Indonesia
• Memastikan bahwa upaya penanggulangan TBC komprehensif,
terpadu, dan berkesinambungan dengan pendekatan multi-sektor
• Prioritas nasional untuk mengatasi tingginya beban TBC di
Indonesia belum diterjemahkan ke tingkat Pemerintahan

Rancangan Desa, masih sebatas Pemerintah Pusat dan Pemerintah


Daerah.
• Indonesia memiliki 74.954 Desa (PDDI Kemendesa), ada
Perpres TBC potensi percepatan upaya eliminasi TBC jika melibatkan
desa
belum • UU No. 6/2014 Tentang Desa (UU Desa) pasal 74
mengamanatkan bahwa belanja desa diprioritaskan untuk
menjelaskan memenuhi kebutuhan pembangunan dan sesuai dengan
prioritas Pemda Kab/Kota, Provinsi, dan Nasional.

peran • Kebutuhan pembangunan termasuk kebutuhan primer,


pelayanan dasar dan kegiatan pemberdayaan masyarakat
desa.
strategis Desa • Lampiran hal. 30 dalam UU Desa tentang penjelasan pasal
74 ayat (2) juga menyebutkan bahwa yang dimaksud
secara optimal dengan “kebutuhan primer” adalah kebutuhan pangan,
sandang, dan papan; dan yang dimaksud dengan
“pelayanan dasar” adalah antara lain pendidikan,
kesehatan, dan infrastruktur dasar.
Draft Rancangan Perpres versi 28 Mei 2020 – Koordinasi multi-sektoral

Pasal 16
• Penanggulangan TBC dilakukan secara terpadu dengan pendekatan multi sektoral

Pemerintah
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing;
• Penanggulangan TBC sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui koordinasi
dan kerja sama mulai dari perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan, serta monitoring
dan evaluasi dalam rangka peningkatan sumber daya yang dibutuhkan dalam
Penanggulangan TBC.
Desa adalah
• Koordinasi dan kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan para
pemangku kepentingan yang meliputi:
pemangku
• Kementerian/Lembaga;
• Instansi Pemerintah;
kepentingan
• Satuan/Unit Kerja Pemerintah Daerah;
• Badan Pengelola Jaminan Sosial
program
• Badan Usaha Milik Negara;
• Dunia usaha dan industri;
kesehatan
• Organisasi non pemerintah; masyarakat
• Organisasi profesi;
• Perguruan tinggi;
• Mitra internasional; dan
• Orang perseorangan.
Draft Rancangan Perpres versi 28 Mei
2020 - Promosi kesehatan

Pasal 4
• Promosi kesehatan sebagaimana
Pemerintah Desa juga dapat dimaksud dalam Pasal 3 huruf a wajib
menyelenggarakan kegiatan diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah dalam rangka
promosi kesehatan melalui meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
UKBM dan perubahan perilaku masyarakat
Permenkes No.8/Tahun 2019 tentang tentang TBC.
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan • Promosi kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
berkesinambungan melalui kegiatan
advokasi, komunikasi, dan mobilisasi
sosial dengan jangkauan yang luas.
Masyarakat di Desa berperan dalam upaya mengeliminasi TBC
tetapi belum ada tanggung jawab dan kewenangan eksplisit
untuk Pemerintah Desa
Draft Rancangan Perpres versi 28 Mei 2020 – Peran serta masyarakat
Pasal 18
• Pemerintah dan Pemerintah Daerah memberikan akses kepada masyarakat untuk berperan serta dalam kegiatan penanggulangan
Tuberkulosis berdasarkan prinsip kemitraan.
• Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain sebagai berikut:
• menyelenggarakan kegiatan penanggulangan Tuberkulosis untuk mendukung upaya yang dilakukan pemerintah, khususnya yang bersifat promotif,
preventif dan rehabilitatif;
• mengupayakan tersedianya dukungan untuk pasien TBC yang bersifat komplementer dengan dukungan yang disediakan Pemerintah
• mencegah terjadinya stigma dan diskriminasi terhadap kasus Tuberkulosis di masyarakat; dan
• memberikan masukan dalam penyusunan kebijakan daerah terkait dengan penanggulangan Tuberkulosis.
• Pemerintah Daerah bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong peran aktif dan potensi masyarakat dalam upaya
penanggulangan Tuberkulosis.
• Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat bersama-sama melaksanakan mitigasi terhadap dampak sosial ekonomi
yang dihadapi pasien TBC Resisten Obat dan keluarga dengan cara:
• memberikan jaminan kesehatan dan perlindungan sosial;
• menghilangkan diskriminasi dalam memberikan layanan dan dalam kehidupan masyarakat;
• menyelenggarakan program-program pemberdayaan untuk meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga; dan
• mengikutsertakan pasien dan penyintas TBC Resisten Obat dalam upaya penanggulangan TBC sebagai sarana untuk pemberdayaan ekonomi dan
sosial.
Pelibatan Masyarakat Desa dalam
Penanggulangan TBC
PERAN KEGIATAN
Pencegahan TBC Penyuluhan TBC, pelaksanaan KIE untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat, pelatihan kader.
Deteksi dini terduga TBC Membantu pelacakan kontak erat pasien dengan gejala
TBC,pengumpulan dahak terduga TBC, pelatihan kader.
Melakukan rujukan Mendampingi orang terduga TBC untuk memeriksakan diri ke
fasilitas layanan kesehatan.
Dukungan/motivasi Dukungan motivasi dan sebagai Pengawas Menelan Obat (PMO),
Kepatuhan pengobatan pasien TBC kelompok pasien, diskusi kelompok sebaya.

Selama pandemi COVID-19, kegiatan-kegiatan di atas perlu memperhatikan protokol kesehatan. Strategi
lain yang perlu di intensifkan adalah penggunaan media teknologi informasi untuk melakukan edukasi,
deteksi dini, rujukan dan pengawasan pasien.
“Berat sama dipikul ringan
sama dijinjing”
• Rancangan Perpres perlu secara eksplisit menyebutkan peran dan kewenangan desa dalam penanggulangan
TBC
• Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Desa PDTT perlu berkoordinasi
untuk:
• Memperkuat pendekatan pemberdayaan masyarakat secara sistematis dalam upaya eliminasi TBC untuk
memastikan seluruh lapisan masyarakat terlibat dan menerima manfaat
• Melakukan pembinaan Pendamping Desa terkait penyelenggaraan upaya kesehatan berbasis masyarakat
(UKBM) untuk pencegahan dan pengendalian TBC. Termasuk dengan kebijakan yang jelas untuk
mendukung penyelenggaraan secara berkelanjutan terutama di kab/kota prioritas program TBC
• Melakukan penguatan mobilisasi sumber daya domestik agar program pengendalian TBC secara
bertahap dapat ditangani oleh APBN, APBD dan dana di dalam negeri lainnya, termasuk strategi
pemberdayaan masyarakat melalui Dana Desa/Alokasi Dana Desa, sehingga tidak bergantung kepada
bantuan luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai