Anda di halaman 1dari 56

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN 

HORMON TIROID
SINTESIS DAN SEKRESI HORMON TIROID
MEKANISME KERJA HORMON TIROID
AKSIS HIPOTALAMUS-HIPOFISIS-TIROID
EFEK HORMON TIROID PADA AKTIVITAS METABOLIK
SELULAR

1. Hormon Tiroid meningkatkan jumlah dan aktivitas Sel Mitokondria


2. Hormon Tiroid meningkatkan Transpor Aktif ion-ion melalui Membran
Sel
EFEK HORMON TIROID PADA PERTUMBUHAN

Hormon Tiroid mempunyai efek yang umum dan spesifik terhadap


pertumbuhan. Contohnya, hormon tiroid berguna untuk menimbulkan
perubahan metamorfosis kecebong pada katak.
Pada manusia, efek hormon tiroid terhadap pertumbuhan lebih nyata
terutama pada masa pertumbuhan anak-anak.
EFEK HORMON TIROID PADA MEKANISME TUBUH YANG
SPESIFIK

1. Stimulasi pada Metabolisme Karbohidrat


2. Stimulasi pada Metabolisme Lemak
3. Efek pada Plasma dan Lemak Hati
4. Peningkatan Kebutuhan Vitamin
5. Peningkatan Laju Metabolisme Basal
6. Penurunan Berat Badan
EFEK HORMON TIROID PADA SISTEM
KARDIOVASKULAR

1. Peningkatan Aliran Darah dan Curah Jantung


2. Peningkatan Frekuensi Denyut Jantung
3. Peningkatan Kekuatan Jantung
4. Tekanan Arteri Normal
5. Peningkatan Pernapasan
EFEK HORMON TIROID LAINNYA

1. Peningkatan Motilitas Saluran Cerna


2. Efek Rangsang pada Sistem Saraf Pusat
3. Efek pada Fungsi Otot
4. Efek pada Tidur
5. Efek pada Fungsi Seksual
HORMON PARATIROID
 Ca (kalsium) itu digunakan
untuk pelepasan
neurotransmitter, untuk
merangsang jantung, lalu pada
otot dia ada di reticulum
sarkoplasma sebagai sliding
filament dan yang paling
menonjol yaitu untuk kekuatan
tulang dan gigi. Kalau Fosfat
fungsinya untuk Pembuatan
ATP.
*release : pelepasan
*efflux : aliran keluar
*decreased : berkurang
*enhanced/increasing : peningkatan
Berdasarkan pentingnya Ca dan PO4 , maka dari itu konsentrasi ca dan PO4 harus selalu
stabil dan tersedia dengan baik didalam darah.
Jadi pada dasarnya, kalsium dan fosfat diatur oleh 3 organ, yaitu Tulang untuk
menyimpan, Ginjal untuk membuang, dan Usus untuk sumber nutrisi.
Usus dibantu oleh vitamin D untuk diserap dan dikeluarkan ke darah. Jika konsentrasi
Kalsium dalam darah rendah/sedikit, maka perlu pembongkaran kalsium pada tulang
dan reabsorbsi pada ginjal, sehingga PTH (parathormon) meningkat. Tapi, kalau kadar
kalsium dalam darah tinggi/banyak, maka calcitonin akan tersimpan ditulang. Kalau
masih berlebih lagi, diperlukan aktivitas menurunkan reabsorbsi diginjal dan dibuang ke
ginjal.
Hormon paratiroid (PTH) menyediakan mekanisme
yang kuat untuk mengatur konsentrasi kalsium dan
fosfat ekstrasel lewat pengaturan reabsorpsi di usus,
ekskresi di ginjal, dan pertukaran ion-ion tersebut
antara cairan ekstraselular dan tulang. Aktivitas
kelenjar paratiroid yang berlebihan dapat
menyebabkan absorpsi garam-garam kalsium yang
cepat dari tulang yang akibatnya adalah
hiperkalsemia dalam cairan ekstraselular;
sebaliknya, keadaan hipofungsi kelenjar paratiroid
menyebabkan hipokalsemia, yang sering kali
menimbulkan tetani.
EFEK HORMON PARATIROID TERHADAP KONSENTRASI KALSIUM DAN FOSFAT
DALAM CAIRAN EKSTRASELULAR

 Konsentrasi kalsium dan fosfat dalam darah akibat pemberian PTH secara infus
yang mendadak pada seekor hewan dan pemberian ini dilanjutkan untuk
beberapa jam.
Naiknya konsentrasi kalsium terutama disebabkan oleh dua efek berikut ini:
1. efek PTH yang meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat dari tulang
2. efek yang cepat dari PTH dalam mengurangi ekskresi kalsium oleh ginjal.
 Berkurangnya konsentrasi fosfat disebabkan oleh efek yang sangat kuat dari
PTH dalam meningkatkan timbulnya ekskresi fosfat dari ginjal secara
berlebihan, yang merupakan suatu efek yang cukup besar untuk mengatasi
peningkatan absorpsi fosfat dari tulang.
HORMON PARATIROID MENINGKATKAN ABSORPSI KALSIUM DAN FOSFAT DARI
TULANG

 PTH mempunyai dua efek pada tulang dalam menimbulkan absorpsi kalsium dan
fosfat.
1. Tahap yang pertama merupakan suatu tahap cepat yang dimulai dalam waktu
beberapa menit dan meningkat secara progresif dalam beberapa jam. Tahap ini
disebabkan oleh aktivasi sel-sel tulang yang sudah ada (terutama osteosit) untuk
meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat
2. Tahap yang kedua adalah tahap yang lebih lambat, dan membutuhkan waktu
beberapa hari atau bahkan beberapa minggu untuk menjadi berkembang penuh;
fase ini disebabkan oleh adanya proses proliferasi osteoklas, yang diikuti dengan
sangat meningkatnya reabsorpsi osteoklastik pada tulang sendiri, jadi bukan
RANGKUMAN EFEK-EFEK HORMON PARATIROID.

 Efek utama peningkatan sekresi PTH dalam merespons


penurunan konsentrasi ion kalsium cairan ekstrasel:
- PTH merangsang resorpsi tulang, menyebabkan
pelepasan kalsium ke dalam cairan ekstrasel
- PTH meningkatkan reabsorpsi kalsium dan
menurunkan reabsorpsi fosfat oleh tubulus ginjal,
sehingga ekskresi kalsium berkurang dan ekskresi
fosfat naik
- PTH diperlukan untuk mengubah 25-
hidroksikolekalsiferol menjadi 1,25-
dihidroksikolekalsiferol, yang kemudian meningkatkan
GANGGUAN PADA PARATIROID
(RIKETSIA-OSTEOMALASIA)

a. Defisiensi vitamin D
- Diet
- Kekurangan sintesis
b. Gangguan GI
c. Herediter
- Riketsia karena defidiensi semu vitamin D atau riketsia bergantung vitamin D tipe I
( 1–OHase)
- Riketsia karena defisiensi semu vitamin D atau riketsia bergantung vitamin D tipe II ( 1,25-
(OH)2-reseptor)
d. Gagal ginjal kronis
e. Penurunan fosfat
- Diet
PENGOBATAN RIKETSIA-OSTEOMALASIA

a. Vitamin D2 (ergokalsiferol) atau D3 (kolekalsiferol)

b. Kalsium
c. Sinar matahari
d. 1,25-(OH)2-D3 (kalsitriol)
PANKREAS
STRUKTUR JARINGAN PENYUSUN PANKREAS

Pankreas terdiri dari 2 jaringan utama, yaitu:


I. Jaringan Asini, 
 Berfungsi untuk mengeluarkan cairan pencernaan
ke duodenum.
 Menghasilkan enzim pencernaan
II. Pulau Langerhans,
 Berfungsi untuk mensekresi insulin dan glukagon.
 Sel-sel pulau Langerhans terdiri dari empat macam :
- Sel Alfa - Sel Delta
- Sel Beta - Sel F
JENIS SEL PULAU LANGERHANS:

1. Sel Alfa Pankreas, berjumlah sekitar 25% dari pulau. Sel Alfa Langerhans merupakan sel
yang berfungsi untuk menghasilkan hormon Glukagon.
2. Sel Beta Pankreas, berjumlah sekitar 70% dari pulau. Sel Beta Langerhans merupakan sel
yang berfungsi untuk menghasilkan hormon Insulin dan hormon Amylin.
3. Sel F Pankreas (Sel Gamma Pankreas), Pankreasberupa sel renik (sangat kecil) dan berjumlah
kurang dari 1% dari pulau langerhans. Sel Gamma merupakan sel yang berfungsi
menghasilkan Polipeptida Pankreas.
4. Sel Delta Pankreas, berjumlah kurang dari 5% dari pulau langerhans. Sel Delta merupakan
sel yang berfungsi untuk menghasilkan somatostatin. Hormon Somatostatin akan
menghambat sekresi sel lainnya.
GLUKAGON

Stimulus sekresi glukagon adalah kondisi hipoglikemia.


Inhibitor atau yang menghambat sekresi glukagon adalah kondisi
hiperglisemia.
Faktor lain yang mempengaruhi sekresi glukagon antara lain asam amino,
asam lemak, serta keton, hormone traktus gastrointestinal dan
neurotransmiter.
SINTESIS GLUKAGON

Proses sintesis glukagon disebut limited proteolyse, yang artinya molekul


glukagon berasal dari prohormone.
Disintesis dari molekul prekursor proglukagon.
Pembelahan proglucagon menghasilkan Glicentin, Glicentin-related
Pancreatic Polypeptide, oxytomodulin, Glucagon, Glucagon Like Peptide.
FUNGSI DAN EFEK DARI GLUKAGON

Fungsi dari glukagon :


 Meningkatkan kadar gula dalam darah.
Efek dari glucagon :
 Lipolisis; penguraian lemak. Ini terjadi di jaringan lemak
 Proteolisis; penguraian protein. Ini terjadi di otot
 Glukoneogenesis dan Glikogenolisis; membuat glukosa. Ini terjadi di hati
GLIKOGENOLISIS
INSULIN
SINTESIS INSULIN
EFEK INSULIN TERHADAP METABOLISME

Efek Insulin terhadap Metabolisme Karbohidrat


 Meningkatkan metabolisme dan ambilan glukosa otot
 Meningkatkan ambilan, penyimpanan dan penggunaan glukosa oleh hati
Efek Insulin terhadap Metabolisme Lemak
 Memacu sintesis & penyimpanan lemak
 Defisiensi insulin meningkatkan penggunaan lemak sebagai sumber energy
Efek Insulin terhadap Protein dan Pertumbuhan
 Tidak adanya insulin menyebabkan berkurangnya protein dan peningkatan asam amino plasma
 Insulin dan hormon pertumuhan berinteraksi secara sinergis untuk memacu pertumbuhan
 Insulin meningkatkan sintesis dan penyimpanan protein.
MEKANISME KERJA HORMON INSULIN DAN GLUKAGON
POLIPEPTIDA PANKREAS

Sebagian sekresi polipeptida pancreas berada di bawah control


kolinergik; kadarnya dalam plasma turun setelah pemberian
atropine
Sekresinya meningkat oleh makanan yang mengandung protein
dan oleh puasa, olahraga, dan hipoglikemia akut. Sekresinya
menurun oleh somatostatin dan glukosa intravena
SOMATOSTATIN

Somatostatin menghambat sekresi hormon pertumbuhan


Menghalangi ketosis pada kondisi defisiensi akut insulin
(menghambat kerja glukagon untuk lipolisis saat kondisi insulin
rendah)
Mengurangi pengangkutan nutrien dari traktus gastrointestinal
ke dalam sirkulasi darah
FUNGSI UTAMA SOMATOSTATIN

Menekan sekresi Insulin dan glucagon sehingga mengurangi


sekresi dan absorbsi dalam saluran cerna.
Pengaruh yang disebabkan ialah terhambatnya pemakaian
makanan yang cepat dan oleh karena itu makanan tersedia untuk
waktu yang tersedia lebih lama.
ADRENAL
1. KORTEKS ADRENAL
1.1. MINERALOKORTIKOID

Aldosteron dan senyawa lainnya memiliki peran dalam mengubah permeabilitas


membran sel terhadap elektrolit (Na+ dan K+)
Peran terpenting dari aldosteron adalah pada tubulus ginjal. Peningkatan sekresi
aldosteron akan meningkatkan reabsorbsi Na+ kembali ke dalam darah dari urin dan
menyimpan Na+ di dalam tubuh. Hal ini akan meningkatkan ekskresi K+ dari aliran
darah ke dalam urin. Dengan demikian keseimbangan elektrolit dapat dipertahankan.
Kekurangan aldosteron akan menyebabkan kehilangan Na+ dan air yang berakibat
pada penurunan volume darah dan kolaps sirkulasi dengan tekanan darah rendah
MEKANISME KERJA ALDOSTERON :

 Steroid-Reseptor kompleks  inti  transkripsi DNA  produksi mRNA 


memacu sintesis protein oleh ribosom  protein enzim untuk transport aktif
Na + /K+ (Na + /K+ATPase)
1. Renin-Angiotensin sistem
Sekresi renin dikontrol oleh ritme sirkadian (meningkat pada pagi hari), penurunan
volume darah (hipovolemia) , dehidrasi, hiperosmotik.
2.  ACTH
Efek ACTH terhadap sekresi aldosteron bersifat sementara
3. Kadar elektrolit plasma
Na + rendah / K+ tinggi  merangsang zona glomerularis sekresi aldosteron 
Na + tinggi / K+ rendah  sekresi aldosteron dihambat (feed back negatif)
1.2. GLUKOKORTIKOID

 Efek utamanya adalah pada metabolisme karbohidrat. hormon ini berfungsi untuk
mengubah lemak dan protein menjadi glukosa.
 Hormon : Kortison, Kortikosteron, prednison, metilprednison, deksametason
 Mekanisme kerja : Kompleks hormon(steroid)  reseptor di
sitosolintitranskripsi DNAsintesis protein (enzim & protein yang memerantai
respon glukokorticoid
EFEK GLUKOKORTIKOID

 Efek metabolisme karbohidrat

Glukokortikoid meningkatkan sintesis glukosa dari sumber non karbohidrat melalui proses neoglukogenesis.
Glukokortikoid jmenurunkan penggunaan glukosa oleh jaringan tubuh dan meningkatkan penyimpanan glukosa di
dalam hati dalam bentuk glikogen dalam rangka meningkatkan kadar glukosa dalam darah.
 Efek metabolisme protein

Glukokortikoid menurunkan sintesis protein di seluruh tubuh, karena asam-asam amino diubah melalui
glukoneogenesis menjadi glukosa. Di dalam hepar, sintesis protein meningkat. Hal ini menyebabkan kehilangan
protein jaringan dan meningkatkan pengeluaran nitrogen sebagai urea di dalam urin.
 Efek metabolisme lemak

Glukokortikoid meningkatan asam lemak dalam darah yang dapat digunakan sebagai sumber energi oleh jaringan
 Efek pada darah

Glukokortoid meningkatkan pembentukan sel-sel darah merah oleh tubuh dan menurunkan pembentukan eosinofil.
EFEK GLUKOKORTIKOID

Efek-efek lainnya
 Mempunyai kerja mineralokortikoid yang lemah, yakni menahan natrium
 Mempertahankan tekanan darah, dengan bekerja pada pembuluh darah dan jantung
 Mempertahankan aktivitas normal otot-otot volunter yang menjadi lemah saat tidak
terdapat glukokortikoid.
 Menstabilkan lisozim di dalam sel
1.3. ANDROGEN

Androgen adalah hormon seks yang biasanya diproduksi hanya oleh testis pria,
namun dalam jumlah kecil, androgen juga diproduksi oleh rahim wanita dan kelenjar
adrenal yang terdapat pada pria dan wanita. Androgen membantu memulai
perkembangan testis dan penis pada janin laki-laki. Hormon ini diproduksi pada pria,
dan bertanggung jawab terhadap perkembangan ciri seksual sekunder pria, misalnya:
 pertumbuhan rambut wajah,
 pertumbuhan otot,
 suara menjadi lebih besar,
 dan lain-lain.
JENIS HORMON ANDROGEN

 Dehidroepiandrosteron (DHEA) dan metabolit-metabolitnya yaitu


hidroepiandrosteron sulfat dan androstenediol.
 Androstenedion, lebih kuat dari pada dehidroepiandrosteron, tetapi lebih lemah dari
testosteron, yang merupakan preskursornya.
 Tertosteron, merupakan senyawa androgen yang paling poten dibandingkan androgen
lainnya. Androgen ini dapat dibentuk pada kelenjar adrenal, ovarium, testis dan
jaringan perifer.
2. MEDULA ADRENAL

 Medula adrenal pada dasarnya adalah suatu ganglion simpatis, yang neuron pasca
ganglionnya telah kehilangan aksonnya dan menjadi sel-sel sekretorik
 Secara embriologi sel medula adrenal merupakan derivat sel saraf.
 90 % sel mensekresi epinefrin dan 10 % mensekresi norepinefrin, dan sedikit
mensekresi dopamin.
 Dalam kondisi normal,hanya sedikit epinefrin dan norepinefrin disekresi oleh
medula adrenal. Jumlah yang banyak disekresi sebagai respon terhadap
rangsangan yang menyebabkan kenaikan emosional (seperti marah).
 Sekresi terjadi mengikuti pelepasan asetilkolin dari saraf preganglioner yang
menginervasi medula adrenal
2.1 ADRENALIN

Hormon adrenalin berperan dalam meningkatkan frekuensi, kekuatan


dan curah jantung, dilatasi arteri koronaria, dilatasi pembuluh darah pada
otot volunter, konstriksi pembuluh darah kulit dan viscera, meningkatkan
tekanan darah,lalu menurunkan akibat dilatasi pembuluh darah otot,
menurunkan tonus dan peristaltik usus, kontraksi spinkter, dilatasi bronkus,
meningkatkan konsumsi oksigen, konversi glikogen menjadi glukosa dan
pada akhirnya meningkatkan kadar gula darah.
2.2 NORADRENALIN

Noradrenalin berperan dalam meningkatkan frekuensi denyut


jantung, tetapi hanya sedikit meningkatkan kekuatan dan curah jantung,
konstriksi arteri koronaria, konstriksi pembuluh darah pada otot volunter,
konstriksi pembuluh darah kulit dan viscera, meningkatkan tekanan darah,
menurunkan tonus dan peristaltik usus, kontraksi spinkter, dan hanya
sedikit meningkatkan metabolisme glukosa
GANGGUAN HORMON ADRENAL

1. Hipoadrenalisme 2. Hiperadrenalisme
Hipersekresi oleh korteks adrenal akan
Kelainan ini disebabkan oleh menyebabkan timbulnya sekumpulan efek
kegagalan korteks adrenal untuk yang disebut syndroma cushing. Sindroma
memproduksi hormon adrenokortikal ini terjadi oleh karena pembentukan
yang disebut sebagai penyakit addison, kortisol secara berlebihan dalam jangka
dimana korteks adrenal mengalami waktu panjang. Keadaan ini dapat
kerusakan yang disebabkan oleh penyakit disebabkan oleh tumor korteks adrenal,
autoimun, sekunder terhadap karsinoma atau tumor basofil dari hipofisis yang
atau pada kasus yang jarang terjadi menghasilkan ACTH dalam jumlah yang
adalah pada tuberkulosis. berlebihan
HORMON KULIT & VITAMIN D
METABOLISME CA DAN PO4

TULANG GINJAL USUS

 PTH - PELEPASAN Ca2+ -  REABSORSI Ca2+


DAN PO4 - REABSORBSI PO4
-  KONVERSI
25 -OHD31,25-(OH)2
- RESORBSI HCO3-
 
CT -  PELEPASAN Ca2+ -  REABSORBSI Ca2+
DAN PO4 DAN PO4
 
VIT - MENJAGA SIST. - REABSORBSI - ABSORBSI
D TRANSPORT Ca 2+ Ca 2+ DAN PO4
Ca2
RIKETSIA-OSTEOMALASIA

 Defisiensi Vitamin D
 Diet
 Kekurangan sintesis
 Gangguan GI
 Herediter
 Riketsia karena defisiensi semu vitamin D atau riketsia bergantung vitamin D tipe I ( 1–OHase)
 Riketsia karena defisiensi semu vitamin D atau riketsia bergantung vitamin D tipe II ( 1,25-(OH)2-reseptor)
 Gagal Ginjal Kronis
 Penurunan Fosfat
 Diet
 Ginjal
PENGOBATAN RIKETSIA-OSTEOMALASIA

 Vitamin D2 (ergokalsiferol) atau D3 (kolekalsiferol)


 Kalsium
 Sinar matahari
 1,25-(OH)2- D3 (kalsitriol)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai