Anda di halaman 1dari 28

EJAAN DAN ISTILAH

DALAM BAHASA  Disusun Oleh :


INDONESIA Aulia Putri 40017009
Dian Wahyuni 40017018
Ema Malini 40017025
Irma Ismawati 40017038
Monalisa 40017048
 
Dosen Pembimbing : Supriantini, M.Pd.

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2019/2020
EJAAN

 Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana


melambangkan bunyi ujaran  dan bagaimana
melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana
antarhubungan antara lambang itu (pemisahan dan
penggabungannya dalam suatu bahasa).
Perkembangan Ejaan
 Pada tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa melayu
dengan huruf latin, yang disebut Ejaan Van
Ophuijsen.
 Kemudian Pada tanggal 19 Maret 1947 Ejaan
Soewandi diresmikan untuk menggantikan Ejaan
Van Ophuijsen, ejaan ini dikena oleh masyarakat
dengan julukan ejaan republik.
 ‘’oe = u’’ goeroe = guru
 Tj = c
 Setelahnyapada Kongres bahasa Indonesia II
Medan (1959) sidang perutusan Indonesia dan
Melayu (Slametmulyana-syeh Nasir bin Ismail,
ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yang
kemudian dikenal dengan Ejaan
Melindo (Melayu–Indonesia).
 Baru pada tanggal 16 Agustus 1972 melalui pidato
Kenegaraannya Presiden Republik Indonesia
Meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan. Peresmian ejaan baru itu
berdasarkan keputusan Presiden No. 57, Tahun
1972.
 ‘’u’’ guru
 Pada tahun 1987 kedua pedoman terseut direvisi.
Edisi revisi dikuatkan dengan surat putusan
menteri pendidikan kebudayaan No. 0543a/1987,
tanggal 9 September1987.
Fungsi Ejaan

 Landasan pembakuan tata bahasa


 Landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
 Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain
ke dalam bahasa Indonesia
Tanda Baca

 adalah lambang-lambang tulisan yang


dipergunakan oleh penulis untuk melambangkan
berbagai aspek bahasa lisan, yang bukan bunyi-
bunyi bahasa (fonem-fonem).
Jenis-jenis dan Fungsi-fungsi Tanda Baca

Titik (.)
1. Untuk menandai bahwa sebuah kalimat sudah
berakhir. Jika kalimat demikian dibaca dengan
bersuara, maka akan terdengar intonasi menurun dan
berhenti, sebelum memulai kalimat berikutnya.
Misalnya: Dewan Perwakilan Rakyat telah memulai
bersidang. Banyak masalah yang akan dibahas
2. Pada berbagai singkatan.
Misalnya: R.O.Sembiring. dll. Dr.      
Tanda Koma (,)

1. Untuk menandai dan memisahkan induk kalimat dari


anak kalimat, serta anak kalimat lainnya. intonasi
terdengar agak menaik dan berhenti sebentar pada
akhir bagian kalimat atau kata sebelum tanda koma.
2. Untuk menandai dan memisahkan keterangan-
keterangan tambahan.
3. Untuk menandai dan memisahkan suatu pembuka
atau pendahuluan kalimat. Misalnya: Berdasarkan
fakta-fakta ini, kami dapat menyimpulkan bahwa
situai sudah semakin gawat.
4. Untuk menandai dan memisahkan beberapa kata
atau frase yang disebut berturut-turut.
5. Untuk menandai seseorang yang disapa atau
diajak bicara.
6. Untuk menghindari keraguan tafsiran.
Titik Koma (;)
1. Untuk menandai dan memisahakan anak-anak kalimat
yang setara.Dalam membaca dengan bersuara,
intonasi terdengar menurun dan berhenti sejenak pada
bagian kalimat yang berakhir tanda baca ini.
2. Untuk menandai dan memisahakan bagian-bagian
kalimat yang setaraf, dan dengan demikian kata-kata
sambung tidak perlu dipergunakan.
3. Untuk memisahkan bagian atau bagian-bagian
kalimat yang agak panjang dan sama subjeknya dan
satu atau lebih tanda koma telah dipakai sebelumnya.
4. Memisahakan tahun-tahun pada catatan kaki dalam
karya ilmiah
Titik Dua (:)
1. Untuk menandai urutan hal atau benda. Dalam
membaca dengan suara, intonasi naik pada
bagian kalimat yang berakhir pada tanda ini.
2. Untuk menandai kutipan atau kalimat langsung.
3. Untuk menandai suatu kesimpulan atau
pernyataan.
4. Untuk menandai pemberian contoh, dan biasanya
dibutuhkan sesudah kata “Misalnya”,”Umpamanya”,
atau “Contoh”, sesudah ada kata pengantar.
5. Untuk memisahkan dua kalimat setaraf, dimana
kalimat kedua adalah untuk mempertegas atau
memperjelas kalimat pertama.
6. Untuk menandai halaman kutipan pada catatan
kaki dalam kata ilmilah.
Tanda Tanya (?)

1. Untuk menandai pertanyaan langsung. Dalam


membaca dengan bersuara, intonasi biasanya
naik pada bagian kalimatbsebelum tanda ini.
2. Untuk menandai keraguan-keraguan tentang
benarnya sudatu informasi. Dalam hal ini tanda
tanya ditempatkan didalam kurung (?).
Tanda Seru (!)

1. Untuk menandai suatu perintah atau suruhan.


2. Untuk menandai suatu pernyataan yang agak
emosional atau seruan.
3. Untuk menandai bahwa sesuatu informasi yang
dinyatakan perlu diperhatikan. Dalam hal ini
tanda seru ditempatkan dalam kurung (!)
bersama sesuatu frase atau kalimat komentar.
4. Untuk menyatakan kekurangsetujuan penulis
atau suatu pendapat. Dalam hal ini juga tanda
seru itu juga ditempatkan dalam kurung (!).
Tanda Kutip (“…”)

1. Untuk menandai ujaran atau kalimat langsung.


2. Untuk menandai suatu kutipan dari buku atau
tulisan.
3. Untuk menandai judul buku atau sesuatu tulisan.
4. Untuk menandai suatu istilah asing atau kata
yang diistimewakan.
Tanda Garis/dash (Hubung) (-)

1. Untuk menandai pikiran atau keterangan


tambahan.
2. Untuk menandai suatu ujaran atau pernyataan
yang terputus atau keragu-raguan.
3. Untuk menandai suatu ujaran atau pernyataan
yang merupakan kesimpulan atau himpunan.
Tanda Kurung ((...))
1. Untuk menandai penjelasan atau informasi
tambahan, termasuk cetakan kaki dalam tulisan
ilmiah.
2. Untuk menandai pengertian “atau”.
Tanda Titik-titik (…)

1. Untuk menandai ujaran atau penyataan yang


terputus, yang biasanya karena keragu-raguan.
2. Untuk suatu informasi yang diharapkan dapat
diisi atau diketahui sendiri oleh pembaca.
Tanda Petik Tunggal (‘…’)

1. Untuk mengapit makna, terjemahan, dan


penjelasan kata atau ungkapan asing.
Tanda garis miring(/)

1. Untuk menyatakan dan atau atau; per yang


artinya ‘tiap’; tahun akademik/tahun ajaran/tahun
takwim; nomor rumah setelah nomor jalan;
nomor surat
Tanda Penyingkat/Apostrof (‘)

1. Untuk penyingkat suatu kata yang digunakan


untuk menunjukan penghilangan bagian suatu
kata atau bagian angka tahun.

Tanda hitungan
seperti: sama dengan (=), tambah (+), kurang (-),
kali (x), bagi (:), lebih kecil (<), lebih besar (>)
ditulis dengan jarak satu spasi dengan huruf yang
mendahului dan mengikutinya.
Istilah
 adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama
atau lambang dan yang dengan cermat
mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan,
atau sifat yang khas dalam bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
 Tata istilah (terminologi) adalah perangkat asas
dan ketentuan pembentukan istilah serta kumpulan
istilah yang dihasilkannya.
Macam-macam Istilah
1. Istilah umum adalah istilah yang berasal dari
bidang tertentu, yang karena dipakai secara luas,
menjadi unsur kosakata umum.
2. Istilah khusus adalah istilah yang maknanya
terbatas pada bidang tertentu saja.
Proses Pembentukan Istilah
 pemadanan atau penerjemahan
Contoh : busway jalur bus
 penyerapan kosa kata asing

Contoh : camera kamera


 gabungan penerjemahan dan penyerapan

Contoh : subdivision menjadi subbagian


Sumber-sumber Istilah

 Istilah Indonesia
 Istilah Nusantara adalah dipakai untuk
menggambarkan wilayah kepulauan yg membentang dr
sumatra sampai papua
 Istilah asing
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai