Anda di halaman 1dari 9

CONTROLLERSHIP

PERTEMUAN KE 3

BY : MERI YANTI,S.E.M.Si
2020
PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI
Dalam pembahasan sebelumnya telah disinggung bahwa controller sebagai
pejabat utama dibidang akuntansi. Dengan kedudukan ini controller harus
memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai prinsip-prinsip dan
praktek-praktek akuntansi.

Prinsip akuntansi yang diterima umum (generally accepted accounting prin-


ciples)

 Prinsip dan Praktek akuntansi yang diterima umum atau lazim diterima
(generally accepted), yaitu Prinsip akuntansi yang paling sering digunakan
secara luas dan mempunyai kewenangan kuat yang mendukungnya.

Sebagai contoh, prinsip sinking fund dalam akuntansi penyusutan. faktor


yang dapat menentukan praktek akuntansi, seperti dalam hal
mengkapitalisasikan peralatan yang bemilai rendah dan menyusutkannya dan
bukan membebankannya sebagai biaya (expense) pada saat pembelian.
Dapat dijumpai banyak variasi dalam praktek-praktek menerapkan suatu
prinsip akuntansi. Pertimbangan harus diberikan dalam masing-masing
keadaan, dan praktek pelaksanaannya mungkin berbeda asalkan itu mengikuti
suatu prinsip akuntansi yang lazim diterima .
LANJUTAN......

 Suatu prinsip didefinisikan Sebagai suatu pedoman dalam memilih


alternatif-alternatif untuk mencapai kualitas yang diinginkan. Apabila
dikaitkan dengan akuntansi, maka suatu prinsip dianggap sebagai aturan
akuntansi yang memberikan hasil-hasil yang diinginkan dan dapat
diterima pihak lain yang berkepentingan yang merupakan para pemakai
informasi.

 Kebijaksanaan dan praktek-praktek akuntansi yang paling sering


dipergunakan untuk mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi
keuangan guna pengelolaan dan pengoperasian perusahaan
dianggap sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.
PENGEMBANGAN PRINSIP AKUNTANSI

 Pengembangan prinsip akuntansi yang diterima umum merupakan suatu


prinsip yang terdiri dari 5 (lima) aturan pelaporan financial, untuk
diberlakukan pada perusahaan-perusahaan. Aturan-aturan itu
secara singkat dinyatakan sebagai berikut :

1. Laba yang belum direalisir (unrealized profit) tidak boleh dikredit


pada keuntungan, apakah secara Jangsung ataupun tidak Jangsung,
dengan cara membebankan terhadap keuntungan-keuntungan yang
belum direalisir.
2. Surplus modal (capital surplus), tidak boleh dipergunakan
untuk membebaskan perkiraan laba tahun sekarang atau tahun yang
akan datang. 
3. Saldo laba yang ditahan (earned surplus) yang telah terbentuk
dalam suatu anak perusahaan sebelum diperoleh induk perusahaan, dan
bukan merupakan suatu bagian dari saldo laba yang ditahan.
4. Dividen-dividen atas treasury stock tidak boleh dikredit pada
perkiraan pendapatan.
5. Wesel tagih dan piutang kepada para pejabat, pegawai atau
perusahaan- perusahaan harus ditujukan secara terpisah.
  KONSEP AKUNTANSI KEUANGAN

Konsep Akuntansi Keuangan (Statements of Financial Accounting Concepts).


Tujuannya adalah untuk menguraikan azas-azas yang menjadi dasar
penetapan norma akuntansi dan pelaporan untuk menetapkan tujuan.

Pokok-pokoknya adalah sebagai berikut :


 
1. Laporan keuangan itu sendiri bukan merupakan suatu tujuan akhir, tetapi ia
dimaksudkan untuk menyediakan informasi yang berguna dalam membuat
keputusan perusahaan.
2. Tujuan laporan finansial tidak bersifat tetap, tetapi dipengaruhi oleh
lingkungan ekonomi, hukum, politik dan sosial dimana pelaporan finansial
itu terjadi. 
3. Tujuan-tujuan tersebut dipengaruhi oleh karakteristik dan
pernbatasan dari jenis informasi yang dapat disediakan melalui
pelaporan finansial:
4. Fokus utama daripada pelaporan keuangan adalah informasi
mengenai pendapatan dan komponen-komponennya.
5. Pelaporan keuangan diharapkan dapat menyediakan informasi
mengenai prestasi pelaksanaan keuangan suatu perusahaan selama
suatu periode.
 
BEBERAPA HAL PENTING DAN BERGUNA DALAM PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN KEUANGAN

Beberapa konsepsi khusus yang diterapkan dalam perencanaan dan pengendalian


perusahaan. Konsepsi-konsepsi khusus yang akan dibicarakan adalah :
 
1. Akuntansi Pertanggungjawaban (Responsibility Accounting)
2. Perilaku Biaya (Cost Behavior)
3. Pelaporan Pengecualian (Exception Reporting)

1 . Akuntansi pertanggungjawaban

Ditinjau secara luas, akuntansi melayani tiga tujuan yang berlainan, yaitu :
 
I. Pelaporan keuangan (financial reporting); terutama berhubungan dengan
pelaporan hasil menyeluruh dari operasi dan kondisi keuangan perusahaan
kepada manajemen dan masyarakat.

2. Penilaian persediaan (inventory valuation), yang memungkinkan


pengalokasian dan pembebanan biaya-biaya dan ongkos-ongkos secara wajar
terhadap persediaan dan harga pokok persediaan atau terhadap biaya berjalan
lainnya.
 
LANJUTAN......

3. Evaluasi prestasi kerja (performance evaluation), yang memungkinkan


pengukuran pelaksanaan per individu atau per kelompok terhadap tujuan- tujuan
yang telah ditetapkan . Tujuan ketiga ini mempermudah pengukuran hasil-hasil yang
sesungguhnya terhadap rencana atau norma lain yang dipilah, dan dapat
diterapkan pada pendapatan penjualan, atau setiap kombinasi dari padanya.
Tujuan ini juga menyangkut pemisahan data menurut segmen yang
dilaporkan. Oleh karena itu proses akuntansi harus mengidentifikasi setiap unsur,
pendapatan atau biaya yang dianggap dapat dikendalikan.

Ada tigajenis pusat-pusat pertanggungjawaban (reponsibility center), pertama dapat


merupakan pusat biaya (cost center), jika pengawas hanya diharuskan
bertanggungjawab terhadap biaya belaka, yaitu terhadap ongkos-ongkos dari
departemennya sendiri atau terhadap biaya bahan baku, atau upah tenaga kerja.
Kedua, dapat diperluas menjadi suatu pusat laba (profit center), jika pengawas
diharuskan bertanggungjawab untuk mencapai suatu kontribusi laba yang
ditetapkan. Dan yang terakhir jika seorang manajer diharuskan bertanggungjawab
terhadap investasi yang diperlukan untuk menghasilkan margin atau laba, maka
pusat pertanggungjawabannya merupakan pusat investasi (investment center).
  Dengan adanya pusat-pusat pertanggungjawaban sebagaimana disebutkan di atas,
maka pengakumulasian dan pelaporan informasi akuntansi harus mengikuti struktur
organisasi dan tanggung jawab fungsional yang bersangkutan. Laporan harus
mencakup pendapatan dan/atau biaya dan/atau investasi yang menjadi
tanggung jawab manager yang dilaporkan.

 
LANJUTAN.....

2. Perilaku Biaya

Yang mendasar proses perencanaan dan pengendalian, atau disebut


perencanaan laba, adalah suatu pemahaman yang jelas mengenai
bagaimanakah biaya-biaya, khususnya biaya overhead prabrikase atau
ongkos-ongkos lain akan berubah jika dihubungkan dengan volume
usaha. Prinsip-prinsip ini harus dipahami dalam mengetrapkan
akuntansi pertanggungjawaban .

pembedaan antara jenis-jenis biaya merupakan hal yang pokok untuk


melaksanakan fungsi controllership. Jadi untuk tujuan perencanaan
biaya-biaya dapat diklasifikasikan menurut perilaku dalam hubungannya
dengan kegiatan atau volume, dan tergantung pada analisis keuangan
yang akan dilaksanakan. Untuk tujuan pengendalian biaya- biaya dapat
dipisahkan menjadi biaya-biaya yang dapat dikendalikan, dan yang
tidak dapat dikendalikan.

 
LANJUTAN.......

3. Pelaporan atas penyimpangan / Kekecualian.

Fungsi controllership dapat dikatakan efektif sejauh bila dapat


mengidentifikasikan pelaksanaan operasi manajemen yang
menyimpang dari sesuatu sasaran yang realistis (apakah berupa
rencana, atau norma, atau pelaksanaan di masa lalu). Dan ditinjau dari
segi pengendalian akuntansi mungkin tidak ada yang lebih sia-sia dari
pada laporan yang memuat sangat banyak perincian yang tidak
dipergunakan. Salah satu fungsi dari controller adalah untuk
mengorganisasikan informasi, sehingga fakta-fakta dapat
dimengerti. dan dapat bertindak sesuai dengan itu penyimpangan atau
varians dari norma atau standarlah yang harus diperhatikan.
Mengeliminasikan sebab terjadinya varians yang tidak menguntungkan.

Anda mungkin juga menyukai