Anda di halaman 1dari 12

Pemeriksaan Fisik & Penyakit

pada Hidung
THT RSUD TARAKAN
PERIODE 10 FEBRUARI – 14 MARET 2020
Fungsi Hidung

Fungsi Respirasi
Fungsi Penghidu
Fungsi Fonetik
Fungsi statik dan mekanik
Refleks nasal
Fungsi Sinus Paranasal

Mengantur kondisi udara


Penahan suhu
Membantu resonansi suara
Menghasilkan mukus
Membantu keseimbangan kepala
Peredam perubahan tekanan udara
Anamnesis

SEKRET
 Berasal dari satu atau dua sisi ?
 Lamanya ? Terus menerus atau intermiten? Bagaimana
terjadinya ? Usia saat kejadian ?
 Encer atau kental ? Disertai darah atau purulen ?
 Apakah ada hubungannya dengan perubahan lingkungan
atau musim?
HIDUNG TERSUMBAT
 Terjadi pada satu atau dua sisi?
 Lamanya ? Terus menerus atau intermiten? Bagaimana
terjadinya ? Usia saat kejadian?
 Riwayat trauma hidung?
 Operasi hidung atau THT lainnya ?
 Riwayat alergi yang berkaitan dengan perubahan musim
dan suhu ? Riwayat lengkapnya ?
 Semprotan hidung atau obat-obatan?
PERDARAHAN
 Berapa lama? Frekuensi? Kapan serangan terakhir?
 Pendarahan satu atau dua sisi ?
 Perdarahan berasal dari nares anterior, posterior atau
keduanya ?
 Apakah hanya terjadi pada musim dingin ?
 Apakah ada riwayat trauma ?
 Apakah pasien mempunyai kecendrungan berdarah?
 Apakah pasien sedang menggunakan obat-obatan?
 Riwayat hipertensi atau gangguan darah lainnya?
GANGGUAN PENGHIDU/ANOSMIA
 Penurungan kemampuan penciuman berhubungan dengan
trauma? Infeksi saluran nafas bagian atas atau penyakit
sistemik ?
 Kehilangan kemampuan penghidu atau penciuman sebagian
atau keseluruhan ?
 Riwayat penyakit hidung atau sinus ?
 Ada gejala sistemik lainnya ?
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan hidung dari luar
Rhinoskopi Anterior
Rhinoskopi Posterior
Pemeriksaan Transiluminasi
Pemeriksaan Hidung Dari Luar
Inspeksi Palpasi Perkusi
1. Kerangka dorsum 1. Dorsum nasi: 1. Bila palpasi
nasi: krepitasi, deformitas menimbulkan reaksi
1. Lebar (polip (fraktur) yang hebat maka
nasi) 2. Ala nasi: sangat sakit dapat diganti dengan
2. Miring (fraktur) pada furunkel perkusi
3. Saddle nose pada vestibulum nasi
Lues 3. Regio sinus
4. Lorgnet nose Frontalis: menekan
pada abses lantai sinus frontalis,
septum nasi dengan ibu jari tekan
2. Luka-luka, warna ke arah mediao-
edema, ulkus naso- superior, dengan
labial tenaga yang optimal
3. Bibir atas: maserasi dan simetris
akibat sekresi dari 4. Sinus maksilaris:
sinusitis, adenoiditis syarat-syarat seperti
di atas, tetapi jangan
tekan pada foramen
infra orbitalis sebab
ada N. Orbitalis
RINOSKOPI ANTERIOR

Alat
Spekulum hidung
Pinset – bayonet
Aplikator
Pipa penghisap
Kaca rinoskopi posterior

Cara pemakaian spekulum


Memegang spekulum dengan tangan kiri. Posisi spekulum horizontal,
tangkai lateral, mulutnya medial
Memasukan spekulum. Mulut spekulum dalam keadaan tertutup,
masukkan ke dalam kavum nasi dan mulut spekulum dibuka pelan-pelan
Mengeluarkan spekulum. Mulut spekulum ditutup 90%, baru dikeluarkan.
RINOSKOPI ANTERIOR
RINOSKOPI ANTERIOR
Bentuk : normal/tdk, deformitas +/-
Tanda peradangan : hiperemis +/-, edema +/-, nyeri +/-
Sinus frontalis & maxillaris : nyeri tekan +/-, nyeri ketuk +/-
Vestibulum : bulu hidung +/-, sekret +/-, krusta +/-, furunkel +/-,
laserasi +/-
Cavum nasi : lapang/sempit, sekret +/-, massa+/-
Konka inferior : eutrofi/hipertrofi/atrofi, hiperemis +/-, lividae +/-
Meatus nasi inferior : terbuka/tertutup, sekret +/-
Konka medius : eutrofi/hipertrofi/atrofi, hiperemis +/-, lividae +/-
Meatus nasi medius : terbuka/tertutup, sekret +/-
Septum nasi : deviasi +/-, edema +/-

Anda mungkin juga menyukai