Anda di halaman 1dari 30

PRESENTASI KASUS

SKABIES
Oleh :
dr. Khalida Handayacita

Pembimbing :
dr. Sri Linda Sitorus

Puskesmas Kelurahan 2020


Nama : An. A. P
Jenis Kelamin: Perempuan
Usia : 7 Tahun
Alamat : GG. Mangga No.14 RT 08/02, Kel. CPY
Tanggal : 30 Juni 2020
pemeriksaan

KELUHAN UTAMA

Bruntus-bruntus yang terasa gatal pada sela sela


jari tangan, telapak tangan, dan lipat ketiak sejak
7 hari.
ANAMNESIS
Pasien datang ke Puskesmas diantar oleh ibunya dengan
keluhan gatal-gatal pada sela sela jari tangan, telapak
tangan, dan lipat ketiak. Keluhan dirasakan sejak 1 minggu yang
lalu, awalnya muncul bruntusan berisi cairan yang terasa gatal pada
sela sela jari lalu meluas ke telapak tangan dan lipat ketiak. Keluhan
gatal dirasakan bertambah saat malam hari dan saat pasien
berkeringat. Untuk mengurangi keluhan, ibu pasien memberikan
bedak bayi namun pasien masih merasakan gatal.

Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya dan seorang


kakak. Ibu pasien juga mengalami keluhan yang sama sejak 2
minggu yang lalu. Pasien mengaku tidur menggunakan
Kasur lipat berbahan kapuk bersama kedua orangtuanya dan
mengaku tidak pernah menjemur ataupun membersihkan kasur.
Pasien mandi 2x perhari, mengganti pakaian 1x sehari dan
menggunakan handuk bersama Ibu pasien.
RIWAYAT PENYAKIT

Pasien mengatakan baru pertama kali mengalami penyakit seperti ini.Riwayat


alergi dan atopi disangkal.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Ibu pasien mengalami keluhan yang sama.
Selain itu, riwayat penyakit jantung, ginjal, hati, paru, alergi, asma
dan keganasan disangkal

RIWAYAT KEBIASAAN

Pasien tidur bersama kedua orangtuanya dan menggunakan kasur


lipat berbahan kapuk. Ibu pasien mengaku jarang menjemur kasur.
Pasien menggunakan handuk bersama dengan ibunya .
PEMERIKSAAN FISIK
Kedaan umum Tampak sakit ringan
Kesadaran Compos Mentis (E4M6V5)
Nadi 86x/menit, reguler
Pernafasan 20x/menit
Suhu 37,0° C ( suhu di aksila )
Keadaan gizi Baik
Tinggi badan 123 cm
Berat badan 32 kg
Indeks massa tubuh 21,1 kg/m2
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala Normocephali
Mata Sklera ikterik (-) Konjungtiva Anemis (-/-)
Hidung Bentuk biasa, Lapang +/+, Sekret -/-
Mulut Mukosa bibir baik, faring tidak hiperemis
Telinga Dalam batas normal
Leher Dalam batas normal
Thoraks Pergerakan dinding dada simetris
Paru Bunyi nafas vesikuler, ronkhi -/-,
wheezing -/-
Abdomen Tampak datar, BU (+) Normal, nyeri tekan
suprapubik (-)
Ekstremitas Akral hangat, edema -/-
STATUS DERMATOLOGI
Distribusi : Generalisata
Lokasi : Sela-sela jari, telapak tangan, dan lipatan ketiak
Effloresensi : Macula eritem, multiple, batas tegas, bentuk bulat,
ukuran miliar hingga lenticular, skuama (+)
RESUME

Pasien perempuan usia 7 tahun, diantar oleh ibunya dengan keluhan


gatal-gatal pada sela sela jari tangan, telapak tangan, dan lipat ketiak
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan gatal dirasakan bertambah saat
malam hari dan saat pasien berkeringat. Ibu pasien juga mengalami
keluhan yang sama sejak 2 minggu yang lalu. Pasien mengaku tidur
menggunakan kasur lipat berbahan kapuk. Pasien mandi 2x perhari,
mengganti pakaian 1x sehari dan menggunakan handuk bersama Ibu
pasien. Riwayat alergi dan atopi disangkal.

ASSESSMENT

Skabies
TATALAKSANA
- Permetrin 5% : Seluruh tubuh 1x saat malam
- Loratadine 1x10mg

Edukasi :

- Menjaga kebersihan badan pasien dan keluarga


- Seluruh pakaian, sprei, dan handuk dirumah dicuci dengan menggunakan air
hangat, dijemur dimatahari dan di sterika.
- Kasur, bantal, karpet dan benda-benda lain yang tidak bisa di cuci dapat dijemur.

Saran :
Pemeriksaan kerokan kulit / swab kulit / mengambil tungau dengan jarum

PROGNOSIS

Ad vitam : ad bonam
Ad fungtionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
SKABIES
“ Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (kutu kecil)
yaitu Sarcoptes scabiei varietas hominis. Penyakit ini merupakan
masalah kesehatan masyarakat terutama di wilayah beriklim tropis dan
subtropis. Penyakit ini sangat mudah sekali menular dan sangat gatal
terutama pada malam hari. Faktor yang mempengaruhi ialah hygiene yang
kurang baik

SKABIES
definisi
ETIOLOGI • Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan
oleh infestasi S.scabiei varietas hominis.

• Parasit tersebut termasuk kelas arachnida,


subkelas acarina, ordo astigmata, dan family
sarcoptidae.

• Secara morfologi : Oval dan gepeng, berwarna


putih kotor, punggung cembung, bagian
dadanya rata, dan tidak memiliki mata

• Tungau betina berukuran lebih besar


dibandingkan tungau jantan, yakni 0,3-0,45mm.
tungau jantan berukuran 0,2-0,25mm
BENTUK SKABIES
Skabies pada orang bersih Skabies pada HIV/AIDS
Mengeluh gatal pada daerah predileksi, rasa gatal
tidak terlalu berat. Lesi : papul dan terowongan Bentuk yang sering dijumpai : scabies
dengan jumlah sedikit ( sulit diidentifikasi) krustosa dan popular atipikal.

Skabies pada orang terbaring di tempat tidur


Skabies Nodular
Lesi berupa nodul coklat kemerahan yang banyak dijumpai pada orang yang menderita
gatal. Biasanya pada daerah tertutup, penyakit kronik atau orang berusia lanjut yang
genitalia laki-laki, inguinal dan aksila berbaring di tempat tidur dalam jangka waktu
lama.
Skabies pada bayi dan lanjut usia Skabies bullosa
Mengenai seluruh tubuh, kepala, leher, telapak Skabies yang menginfestasi bayi dan
tangan dan sering terjadi infeksi sekunder. Dapat individu immunocompromised. Bula yang
juga mengenai wajah terbentuk mirip dengan bula pada pemfigoid bulosa
Skabies Norwegia
Atau Skabies krustosa ditanda lesi yang luas dengan krusta, skuama
generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi biasanya
kulit kepala yang berambut, bokong, siku, lutut
SIKLUS
HIDUP
GEJALA KLINIS
Terdapat 4 tanda cardinal, diagnosis ditegakan dengan menemukan minimal 2 dari 4 tanda cardinal

Pruritus nokturna

Gatal malam hari yg disebabkan aktivitas tungau lebih


tinggi pada suhu yang lembab dan panas
Adanya terowongan ( kunikulus)
Menyerang manusia secara kelompok Pada tempat-tempat predileksi berwarna putih keabuan.
Pada ujung trowongan biasanya akan didapatkan papul
Misalnya pada perkampungan yang padat atau vesikel. Biasanya pada tempat dengan stratum
penduduk atau sebuah keluarga biasanya seluruh korneum yang tipis
anggota keluarga terinfeksi

Menemukan tungau

Merupakan hal paling diagnostic. Dapat ditemukan


satu atau lebih stadium hidup tungau.
Efflorosensi dapat berupa : papula atau vesikel dimana puncaknya
terdapat gambaran yang sebenarnya merupakan Lorong-Lorong
sarcoptes yang biasa disebut kunikulus.

Kunikulus ini kadang tidak terlihat pada pemeriksaan fisik karena


sudah hilang akibat garukan kronis. Jika terjadi infeksi sekunder,
kunikulus ini dapat menjadi pustula

Apabila mengeai gland penis, maka akan terbentuk papula-


papula erimatus yang jelas. Papula ini mirip dengan papula pada
sifilis, hanya bedanya papula pada scabies terasa gatal sekali.
Jika mengenai skrotum maka gambaran papula akan lebih jelas,
karena stratum korneum scrotum lebih tipis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KEROKAN KULIT
Papul atau terowongan ditetesi minyak mineral lalu dikerok dengan skapel steril yang tajam
untuk menggangkat bagian atas papul/terowongan. Hasil diletakan di kaca objek, ditetesi
KOH, ditutup kaca penutup.

MENGAMBIL TUNGAU DENGAN JARUM


jarum ditusukkan di terowongan di bagian yang gelap lalu diangkat ke atas. Pada saat jarum
ditusukkan biasanya tungau akan memegang ujung jarum sehingga dapat diangkat keluar

USAP (SWAB) KULIT


bagian kulit tersebut dibersihkan dengan eter lalu dilekatkan selotip di atas papul atau
terowongan kemudian diangkat dengan cepat. Setelah itu, selotip dilekatkan di gelas objek,
ditetesi KOH, ditutup dengan kaca tutup, dan diperiksa dengan mikroskop.

BURROW INK TEST


Papul skabies diolesi tinta India menggunakan pena lalu dibiarkan selama 20-30 menit
kemudian dihapus dengan alkohol. Burrow ink test menunjukkan hasil positif apabila tinta
masuk ke dalam terowongan dan membentuk gambaran khas berupa garis zig zag. Burrow ink
test adalah pemeriksaan untuk mendeteksi terowongan, bukan untuk mendeteksi tungau dan
produknya.
TATALAKSANA
Prinsip pengobatan adalah menggunakan skabisida topikal diikuti dengan perilaku hidup bersih dan sehat baik pada
penderita maupun lingkungannya. Syarat skabisida ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak toksik atau
menimbulkan iritasi, tidak berbau, serta tidak menimbulkan kerusakan atau mewarnai pakaian, dan mudah diperoleh.

Permetrin
Benzil benzoate
Sulfur Presipitatum
bekerja dengan cara
dalam bentuk emulsi atau losio
mengganggu kanal natrium,
Sulfur dengan konsentrasi dengan konsentrasi 20-25%.
menyebabkan perlambatan
5-10% dalam vaselin Cukup efektif terhadap semua
repolarisasi dinding sel parasit
digunakan sebagai skabisida. stadium karena bersifat
yang pada akhirnya membunuh
neurotoksik untuk tungau
Sulfur dengan konsentrasi parasit. Permetrin dalam bentuk
dioleskan setiap malam selama
10% membunuh larva, nimfa krim 5% adalah skabisida pilihan
3 hari berturut-turut. tidak boleh
dan tungau skabies namun dalam tatalaksana skabies
digunakan pada ibu hamil dan
tidak dapat membunuh telur. karena angka kesembuhannya
menyusui, bayi, dan anak-anak
tinggi dan toksisitasnya rendah
kurang dari 2 tahun.
TATALAKSANA
Gama benzene heksaklorida

Dalam bentuk krim atau losio dengan konsentrasi 1% dan dapat membunuh telur,larva, nimfa dan tungau dewasa,
mudah digunakan, dan tidak menimbulkan iritasi. Cara pemakaiannya adalah dengan mengoles ke seluruh
badan dari leher ke bawah sampai ujung jari kaki lalu dibersihkan setelah 12 jam. Cukup diberikan sekali, namun jika
masih terdapat gejala aktif skabies maka perlu diulangi seminggu kemudian. Tidak boleh diberikan untuk ibu hamil dan
anak di bawah 6 tahun karena neurotoksik.

Krotamiton

Skabisida yang cukup efektif, tersedia dalam bentuk krim atau losio dengan konsentrasi 10%. Cara pemakaian dengan
mengoleskannya dari leher ke bawah, lalu diulang 24 jam kemudian. Hasil terbaik diperoleh bila dioleskan dua kali
sehari selama lima hari berturut-turut setelah mandi dan berganti pakaian. Tingkat keberhasilan bervariasi sekitar 50%-
70%. Efek samping : iritasi di kulit yang erosif dan sensitisasi pada pemakaian yang lama.
TATALAKSANA

IVERMEKTIN
Ivermektin merupakan derivat makrolid semisintetik yang menghambat gamma-aminobutyric-acid pada
neurotransmitter sehingga menyebabkan paralisis parasit. Ivermektin oral efektivitasnya setara dengan
permetrin sebagai skabisida sehingga menjadi alternatif untuk terapi skabies karena lebih mudah ditoleransi
tubuh, tidak menyebabkan iritasi kulit, dan tidak menunjukkan efek samping sistem saraf pusat karena
molekulnya tidak menembus sawar dara h otak.
Di Indonesia, ivermektin belum digunakan untuk pengobatan skabies maupun penyakit parasitik lainnya.
Ivermektin oral efektif untuk mengobati skabies dan biasanya digunakan untuk skabies krustosa atau pada saat
terjadi wabah di suatu institusi
Edukasi
• Mandi dengan air hangat dan keringkan badan
• Pengobatan yang diberikan dioles dikulit dan sebaiknya dilakukan pada malam hari
sebelum tidur
• Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan
• Ganti pakaian, handuk, sprei yang digunakan, selalu cuci dengan teratur dan
merendam menggunakan air hangat.
• Setiap anggota keluarga yang satu rumah, sebaiknya mendapatkan pengobatan
yang sama dan ikut menjaga kebersihan.
• Kasur, bantal, karpet dan benda-benda lain yang tidak bisa di cuci dapat dijemur
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
Komplikasi skabies tidak hanya perasaan tidak nyaman dan tidur yang tidak nyenyak karena
gatal. Dapat terjadi infeksi sekunder yang berasal dari tungau itu sendiri karena Staphylococcus
aureus
dan Streptococcus grup A dapat diisolasi dari tungau dan feses tungau. Infeksi sekunder dapat
memicu komplikasi sistemik, misalnya penyakit ginjal dan penyakit jantung rheumatik. Sekitar 50%
kasus glomerulonefritis akut pasca-infeksi Streptococcus disebabkan infeksi kulit.
Komplikasi lainnya adalah hiperpigmentasi atau hipopigmentasi akibat inflamasi, pruritus
pasca-skabies yaitu pruritus yang terjadi beberapa hari sampai minggu setelah infestasi primer
akibat hipersensitivitas terhadap tungau dan produk tungau.

Prognosis skabies sangat baik jika diagnosis dan terapi tepat, namun pada penderita
immunocompromised atau penderita yang tinggal di panti asuhan atau asrama, angka
kejadian infestasi ulang tinggi khususnya pada penderita yang kembali ke lingkungan
asalnya yang belum dilakukan eradikasi skabies
KESIMPULAN
SKABIES
KESIMPULAN

 Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau Sarcoptes
scabiei varietas hominis. Tungau Sarcoptes scabiei membuat terowongan pada stratum korneum dengan
siklus hidup dari telur sampai dewasa memerlukan waktu 9-14 hari. Tungau dapat menular melalui kontak
langsung (berjabat tangan, tidur Bersama) dan kontak tidak langsung (pakaian atau handuk bersama)
Scabies menyebabkan reaksi pada kulit berupa eritem, papul ataupun vesikel pada kulit.

 Gejala klinis scabies meliputi 4 tanda cardinal, yaitu :


1. Pruritus nocturnal (gatal malam hari)
2. Menyerang secara kelompok, misalnya sebuah keluarga
3. Adanya terowongan pada tempat predileksi
4. Menemukan tungau
KESIMPULAN

 Diagnosis ditetapkan berdasarkan adanya tanda-tanda cardinal. Diagnosis pasti ditegakan dengan
ditemukannya tungau melalui pemeriksaan mikroskopis seperti kerokan kulit, mengambil tungau dengan
jarum, tes tinta, swab kulit

 Penatalaksanaan untuk scabies yang sering digunakan antara lain :


- Permetrin 5% dioleskan keseluruh tubuh pada malam hari selama 8-12 jam dan bila terhapus sebelum
waktunya, maka krim harus dioleskan lagi
- Sulfur presipitat dipakai malam hari selama 3 malam dan dibersihkan setelah 24 jam. Sulfur dengan
konsentrasi 10% membunuh larva, nimfa dan tungau skabies namun tidak dapat membunuh telur.
- Benzil benzoate cukup efektif terhadap semua stadium karena bersifat neurotoksik untuk tungau, setiap
malam selama 3 hari berturut-turut
ANALISA KASUS
Pasien perempuan usia 7 tahun, datang
dengan keluhan gatal-gatal pada sela Gejala klinis Scabies :
jari tangan, telapak tangan, dan lipat Pruritus nocturna : Gatal malam hari
ketiak sejak 1 minggu yang lalu. yg disebabkan aktivitas tungau lebih
Keluhan gatal dirasakan bertambah tinggi pada suhu yang lembab dan
saat malam hari dan saat pasien panas.
berkeringat. Ibu pasien juga
mengalami keluhan yang sama sejak 2 Mengenai stratum korneum tipis : sela
minggu yang lalu. Pasien mengaku tidur sela jari, pergelangan tangan, siku, lipat
menggunakan kasur lipat berbahan ketiak, aerola, umbilicus, bokong,
kapuk bersama ayah dan ibunya. Ibu genitalia eksterna, perut bagian bawah.
pasien mengaku jarang menjemur kasur.
Pasien mandi 2x perhari, mengganti Menyerang kelompok : Misalnya pada
pakaian 1x sehari dan menggunakan perkampungan yang padat penduduk
handuk bersama Ibu pasien. atau sebuah keluarga
Distribusi : Generalisata
Lokasi :
Sela-sela jari, telapak tangan dan lipatan ketiak
Effloresensi :
Macula eritem, multiple, batas tegas,bentuk bulat,
ukuran miliar hingga lenticular, skuama (+)

Efflorosensi dapat berupa : papula atau vesikel dimana puncaknya terdapat


gambaran yang sebenarnya merupakan lorong-lorong sarcoptes yang biasa
disebut kunikulus.
Stratum korneum tipis : sela sela jari, pergelangan tangan, siku, lipat ketiak,
aerola, umbilicus, bokong, genitalia eksterna, perut bagian bawah.
Skabisida yang diberikan adalah Permetrin 5% : Seluruh tubuh 1x saat malam.
(selama 8-12 jam) bila terhapus sebelum waktunya, maka krim harus dioleskan lagi.
Keesokan harinya penderita harus mandi memakai sabun untuk membilas krim
permetrin dari kulit. Efektivitas permetrin dalam mengobati skabies adalah 91%.

- Syarat skabisida ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak toksik
atau menimbulkan iritasi, tidak berbau, serta tidak menimbulkan kerusakan atau
mewarnai pakaian, dan mudah diperoleh.
- Permetrin topikal lebih efektif dibandingkan ivermektin oral.
- Permetrin unggul dalam mengurangi pruritus persisten yang biasa dialami oleh
penderita skabies selama dan sesudah terapi dibandingkan krotamiton atau gama
benzen heksaklorida

Anda mungkin juga menyukai