SKABIES
Oleh :
dr. Khalida Handayacita
Pembimbing :
dr. Sri Linda Sitorus
KELUHAN UTAMA
RIWAYAT KEBIASAAN
ASSESSMENT
Skabies
TATALAKSANA
- Permetrin 5% : Seluruh tubuh 1x saat malam
- Loratadine 1x10mg
Edukasi :
Saran :
Pemeriksaan kerokan kulit / swab kulit / mengambil tungau dengan jarum
PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad fungtionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
SKABIES
“ Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (kutu kecil)
yaitu Sarcoptes scabiei varietas hominis. Penyakit ini merupakan
masalah kesehatan masyarakat terutama di wilayah beriklim tropis dan
subtropis. Penyakit ini sangat mudah sekali menular dan sangat gatal
terutama pada malam hari. Faktor yang mempengaruhi ialah hygiene yang
kurang baik
“
SKABIES
definisi
ETIOLOGI • Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan
oleh infestasi S.scabiei varietas hominis.
Pruritus nokturna
Menemukan tungau
Permetrin
Benzil benzoate
Sulfur Presipitatum
bekerja dengan cara
dalam bentuk emulsi atau losio
mengganggu kanal natrium,
Sulfur dengan konsentrasi dengan konsentrasi 20-25%.
menyebabkan perlambatan
5-10% dalam vaselin Cukup efektif terhadap semua
repolarisasi dinding sel parasit
digunakan sebagai skabisida. stadium karena bersifat
yang pada akhirnya membunuh
neurotoksik untuk tungau
Sulfur dengan konsentrasi parasit. Permetrin dalam bentuk
dioleskan setiap malam selama
10% membunuh larva, nimfa krim 5% adalah skabisida pilihan
3 hari berturut-turut. tidak boleh
dan tungau skabies namun dalam tatalaksana skabies
digunakan pada ibu hamil dan
tidak dapat membunuh telur. karena angka kesembuhannya
menyusui, bayi, dan anak-anak
tinggi dan toksisitasnya rendah
kurang dari 2 tahun.
TATALAKSANA
Gama benzene heksaklorida
Dalam bentuk krim atau losio dengan konsentrasi 1% dan dapat membunuh telur,larva, nimfa dan tungau dewasa,
mudah digunakan, dan tidak menimbulkan iritasi. Cara pemakaiannya adalah dengan mengoles ke seluruh
badan dari leher ke bawah sampai ujung jari kaki lalu dibersihkan setelah 12 jam. Cukup diberikan sekali, namun jika
masih terdapat gejala aktif skabies maka perlu diulangi seminggu kemudian. Tidak boleh diberikan untuk ibu hamil dan
anak di bawah 6 tahun karena neurotoksik.
Krotamiton
Skabisida yang cukup efektif, tersedia dalam bentuk krim atau losio dengan konsentrasi 10%. Cara pemakaian dengan
mengoleskannya dari leher ke bawah, lalu diulang 24 jam kemudian. Hasil terbaik diperoleh bila dioleskan dua kali
sehari selama lima hari berturut-turut setelah mandi dan berganti pakaian. Tingkat keberhasilan bervariasi sekitar 50%-
70%. Efek samping : iritasi di kulit yang erosif dan sensitisasi pada pemakaian yang lama.
TATALAKSANA
IVERMEKTIN
Ivermektin merupakan derivat makrolid semisintetik yang menghambat gamma-aminobutyric-acid pada
neurotransmitter sehingga menyebabkan paralisis parasit. Ivermektin oral efektivitasnya setara dengan
permetrin sebagai skabisida sehingga menjadi alternatif untuk terapi skabies karena lebih mudah ditoleransi
tubuh, tidak menyebabkan iritasi kulit, dan tidak menunjukkan efek samping sistem saraf pusat karena
molekulnya tidak menembus sawar dara h otak.
Di Indonesia, ivermektin belum digunakan untuk pengobatan skabies maupun penyakit parasitik lainnya.
Ivermektin oral efektif untuk mengobati skabies dan biasanya digunakan untuk skabies krustosa atau pada saat
terjadi wabah di suatu institusi
Edukasi
• Mandi dengan air hangat dan keringkan badan
• Pengobatan yang diberikan dioles dikulit dan sebaiknya dilakukan pada malam hari
sebelum tidur
• Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan
• Ganti pakaian, handuk, sprei yang digunakan, selalu cuci dengan teratur dan
merendam menggunakan air hangat.
• Setiap anggota keluarga yang satu rumah, sebaiknya mendapatkan pengobatan
yang sama dan ikut menjaga kebersihan.
• Kasur, bantal, karpet dan benda-benda lain yang tidak bisa di cuci dapat dijemur
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
Komplikasi skabies tidak hanya perasaan tidak nyaman dan tidur yang tidak nyenyak karena
gatal. Dapat terjadi infeksi sekunder yang berasal dari tungau itu sendiri karena Staphylococcus
aureus
dan Streptococcus grup A dapat diisolasi dari tungau dan feses tungau. Infeksi sekunder dapat
memicu komplikasi sistemik, misalnya penyakit ginjal dan penyakit jantung rheumatik. Sekitar 50%
kasus glomerulonefritis akut pasca-infeksi Streptococcus disebabkan infeksi kulit.
Komplikasi lainnya adalah hiperpigmentasi atau hipopigmentasi akibat inflamasi, pruritus
pasca-skabies yaitu pruritus yang terjadi beberapa hari sampai minggu setelah infestasi primer
akibat hipersensitivitas terhadap tungau dan produk tungau.
Prognosis skabies sangat baik jika diagnosis dan terapi tepat, namun pada penderita
immunocompromised atau penderita yang tinggal di panti asuhan atau asrama, angka
kejadian infestasi ulang tinggi khususnya pada penderita yang kembali ke lingkungan
asalnya yang belum dilakukan eradikasi skabies
KESIMPULAN
SKABIES
KESIMPULAN
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau Sarcoptes
scabiei varietas hominis. Tungau Sarcoptes scabiei membuat terowongan pada stratum korneum dengan
siklus hidup dari telur sampai dewasa memerlukan waktu 9-14 hari. Tungau dapat menular melalui kontak
langsung (berjabat tangan, tidur Bersama) dan kontak tidak langsung (pakaian atau handuk bersama)
Scabies menyebabkan reaksi pada kulit berupa eritem, papul ataupun vesikel pada kulit.
Diagnosis ditetapkan berdasarkan adanya tanda-tanda cardinal. Diagnosis pasti ditegakan dengan
ditemukannya tungau melalui pemeriksaan mikroskopis seperti kerokan kulit, mengambil tungau dengan
jarum, tes tinta, swab kulit
- Syarat skabisida ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak toksik
atau menimbulkan iritasi, tidak berbau, serta tidak menimbulkan kerusakan atau
mewarnai pakaian, dan mudah diperoleh.
- Permetrin topikal lebih efektif dibandingkan ivermektin oral.
- Permetrin unggul dalam mengurangi pruritus persisten yang biasa dialami oleh
penderita skabies selama dan sesudah terapi dibandingkan krotamiton atau gama
benzen heksaklorida