2.AYU SAFITRI KELAS : XII IPA 2 SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sistem ekskresi adalah sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh dari dalam tubuh, seperti menghembuskan gas CO2 ketika bernafas, berkeringat, dan buang air kecil. Ginjal Fungsi ginjal adalah menyaring darah sehingga menghasilkan urine, membuang zat-zat yang membahayakan tubuh, membuang zat-zat yang berlebihan dalam tubuh, mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler, mempertahankan keseimbangan asam dan basa, mengatur volume plasma darah dan jumlah air di dalam tubuh, dan menjalankan fungsinya sebagai hormone, dengan menghasilkan dua macam zat, yaitu renin dan eritropoitetin yang diduga memiliki fungsi endokrin. Paru-Paru Paru-paru merupakan organ pernafasan tetapi memiliki peranan dalam sistem eksresi sisa-sisa hasil metabolism berupa karbon dioksida dan air dalam bentuk uap air. Sisa metabolism dari jaringan diangkut oleh darah menuju ke paru-paru untuk dibuang. Proses pembuangan diawali dengan berdiskusinya karbon dioksida dari sel-sel ke dalam darah, melalui cairan jaringan dan akhirnya masuk ke dalam alveolus. Dari alveolus, karbon oksidasi akan dikeluarkan melalui udara yang dihembuskan pada saat ekspirasi. Hati Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh yang terletak dibagian kanan atas rongga perut. Fungsi hati dalam sistem ekskresi adalah menghasilkan empedu secara terus menerus yang ditampung dalam kantung empedu. Empedu mengandung air, asam empedu, garam empedu, kolesterol, fosfolipid, zat warna empedu dan beberapa ion. Kulit Fungsinya adalah sebagai alat pelindung tubuh terhadap segala bentuk rangsangan. Selain itu, kulit juga berfungsi untuk mengeluarkan keringat yang merupakan salah satu sistem ekskresi. Berdasarkan strukturnya, kulit terdiri dari dua lapisan yaitu epidermis(lapisan luar) dan dermis(lapisan dalam). Epidermis terdiri dari stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale. Stratum korneum mengalami deskuamasi (kehilangan sisik) secara terus menerus pada permukaannya. Sel-sel yang kehilangan sisik tersebut mengalami pemberharuan selama proses keratinisasi(pembentukan zat tanduk/keratin). SISTEM EKRESI VERTEBRATA Tipe ginjal pada vertebrata ada beberapa macam, yaitu pronefros, opistonefros, mesonefros, dan metanefros. Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio atau larva yang selanjutnya akan berubah menjadi mesonefros lalu menjadi metanefros pada akhirnya. Opinefros adalah tipe ginjal yang terdapat pada amfibi ikan. Pada ikan, ekskrsi terjadi pada sepasang ginjal(opistonefros) memanjang dan berwarna kemerah-merahan. Pada beberapa jenis ikan, contohnya ikan mas, saluran ginjal menyatu dengan saluran kelenjar kelamin yang disebut saluran urogenital. Pada katak, ekskresi terjadi di sepasang ginjal(opestonefros) yang terletak di kanan dan kiri tulang belakang. Ginjalnya berwarna merah kecoklat-coklatan. Ginjal berfungsi sebagai alat penyaring yang akan mengeluarkan zat sisa, yaitu garam-garam mineral dan cairan dari darah. Saluran ekskresi katak merupakan saluran yang akan bermuara di kloaka. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya menyatu tetapi tidak pada katak betina. Sistem eksresi pada reptile terjadi pada ginjal(metanefros) yang sudah berkembang sejak embrio. Ginjal ini dihubungkan oleh saluran ke kantung kemih dan langsung bermuara ke kloaka. Selain ginjal, reptile juga mengalami ekskresi pada kelenjar kulit yang meghasilkan asam urat tertentu yang berguna untuk mengusir musuh. Sistem ekskresi pada burung terjadi pada ginjal(metanefros), paru-paru dan kulit. Sepasang ginjal burung berwarna coklat. Saluran ekskresinya terdiri dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus(kloaka). Burung mengsekresi asam urat dan garam. Jika kelebihan larutan garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares. Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit tetapi memiliki kelenjar minyak pada tungginya dan kelenjar minyal ini berguna untuk meminyaki bulu-bulunya. SISTEM EKSKRESI INVERTEBRATA Pada cacing pipih terjadi proses pengeluaran zat sisa misalnya Planaria yang dilakukan melalui pembuluh bercabang-cabang yang memanjang pada bagian samping kiri dan kanan di sepanjang tubuhnya. Setiap cabang berakhir pada sel-sel api (solenosit) yang dilengkapi dengan silia (bulu getar), Saluran ini disebut protonefridium. Silia pada setiap sel api akan selalu bergerak. Akibat dari gerakan silia tersebut, air atau cairan tubuh dan zat sisa yang sudah disaring di dalam sel api akan terdorong masuk ke dalam saluran ekskresi. Dari saluran ekskresi, cairan tubuh dan zat sisa kemudian dikeluarkan dri tubuh melalui suatu lubang yang disebut nefridiofor. Alat ekskresi pada serangga disebut tubula atau pembuluh Malpighi. Pembuluh Malpighi merupakan tabung kecil yang panjang. Pembuluh Malpighi terletak dalam homosol dan tergenang di dalam darah. Pembuluh Malpighi bagian dalam tersusun oleh selapis sel epitel yang berperan dalam pemindahan urea, limbah nitrogen, garam-garam, dan air dari hemolomfa ke dalam rongga pembuluh, lalu diserap kembali secara osmosis di rectum untuk diedarkan ke seluruh tubuh hemolimfa. Sebaliknya, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai Kristal asam urat yang akan dikeluarkan bersama feses melalui anus. VIDEO SISTEM EKSKRESI