Anda di halaman 1dari 21

BAB VII

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA


DAN HEWAN

NAMA :1.AULIA MUSLIMAH


2.AYU SAFITRI
KELAS : XII IPA 2
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
 Sistem ekskresi adalah sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak
berguna bagi tubuh dari dalam tubuh, seperti menghembuskan gas CO2 ketika
bernafas, berkeringat, dan buang air kecil. 
 Ginjal
 Fungsi ginjal adalah menyaring darah sehingga menghasilkan urine,
membuang zat-zat yang membahayakan tubuh, membuang zat-zat
yang berlebihan dalam tubuh, mempertahankan tekanan osmosis
cairan ekstraseluler, mempertahankan keseimbangan asam dan basa,
mengatur volume plasma darah dan jumlah air di dalam tubuh, dan
menjalankan fungsinya sebagai hormone, dengan menghasilkan dua
macam zat, yaitu renin dan eritropoitetin yang diduga memiliki
fungsi endokrin.
 Paru-Paru
 Paru-paru merupakan organ pernafasan tetapi memiliki peranan dalam sistem eksresi
sisa-sisa hasil metabolism berupa karbon dioksida dan air dalam bentuk uap air. Sisa
metabolism dari jaringan diangkut oleh darah menuju ke paru-paru untuk dibuang.
Proses pembuangan diawali dengan berdiskusinya karbon dioksida dari sel-sel ke
dalam darah, melalui cairan jaringan dan akhirnya masuk ke dalam alveolus. Dari
alveolus, karbon oksidasi akan dikeluarkan melalui udara yang dihembuskan pada
saat ekspirasi.
 Hati
 Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh yang terletak dibagian kanan atas
rongga perut. Fungsi hati dalam sistem ekskresi adalah menghasilkan empedu secara
terus menerus yang ditampung dalam kantung empedu. Empedu mengandung air,
asam empedu, garam empedu, kolesterol, fosfolipid, zat warna empedu dan beberapa
ion.
 Kulit
 Fungsinya adalah sebagai alat pelindung tubuh terhadap segala bentuk
rangsangan. Selain itu, kulit juga berfungsi untuk mengeluarkan keringat yang
merupakan salah satu sistem ekskresi.
 Berdasarkan strukturnya, kulit terdiri dari dua lapisan yaitu epidermis(lapisan
luar) dan dermis(lapisan dalam). Epidermis terdiri dari stratum korneum,
stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale.
Stratum korneum mengalami deskuamasi (kehilangan sisik) secara terus
menerus pada permukaannya. Sel-sel yang kehilangan sisik tersebut mengalami
pemberharuan selama proses keratinisasi(pembentukan zat tanduk/keratin).
SISTEM EKRESI VERTEBRATA
 Tipe ginjal pada vertebrata ada beberapa macam, yaitu pronefros, opistonefros,
mesonefros, dan metanefros. Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase
embrio atau larva yang selanjutnya akan berubah menjadi mesonefros lalu menjadi
metanefros pada akhirnya. Opinefros adalah tipe ginjal yang terdapat pada amfibi
ikan.
 Pada ikan, ekskrsi terjadi pada sepasang ginjal(opistonefros) memanjang dan
berwarna kemerah-merahan. Pada beberapa jenis ikan, contohnya ikan mas, saluran
ginjal menyatu dengan saluran kelenjar kelamin yang disebut saluran urogenital.
 Pada katak, ekskresi terjadi di sepasang
ginjal(opestonefros) yang terletak di kanan dan kiri tulang
belakang. Ginjalnya berwarna merah kecoklat-coklatan.
Ginjal berfungsi sebagai alat penyaring yang akan
mengeluarkan zat sisa, yaitu garam-garam mineral dan
cairan dari darah. Saluran ekskresi katak merupakan
saluran yang akan bermuara di kloaka. Pada katak jantan,
saluran ginjal dan saluran kelaminnya menyatu tetapi
tidak pada katak betina.
 Sistem eksresi pada reptile terjadi pada ginjal(metanefros)
yang sudah berkembang sejak embrio. Ginjal ini
dihubungkan oleh saluran ke kantung kemih dan langsung
bermuara ke kloaka. Selain ginjal, reptile juga mengalami
ekskresi pada kelenjar kulit yang meghasilkan asam urat
tertentu yang berguna untuk mengusir musuh.
 Sistem ekskresi pada burung terjadi pada
ginjal(metanefros), paru-paru dan kulit. Sepasang ginjal
burung berwarna coklat. Saluran ekskresinya terdiri dari
ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian
akhir usus(kloaka). Burung mengsekresi asam urat dan
garam. Jika kelebihan larutan garam akan mengalir ke
rongga hidung dan keluar melalui nares. Burung hampir
tidak memiliki kelenjar kulit tetapi memiliki kelenjar
minyak pada tungginya dan kelenjar minyal ini berguna
untuk meminyaki bulu-bulunya.
 SISTEM EKSKRESI INVERTEBRATA
 Pada cacing pipih terjadi proses pengeluaran zat sisa misalnya Planaria
yang dilakukan melalui pembuluh bercabang-cabang yang memanjang
pada bagian samping kiri dan kanan di sepanjang tubuhnya. Setiap
cabang berakhir pada sel-sel api (solenosit) yang dilengkapi dengan silia
(bulu getar), Saluran ini disebut protonefridium. Silia  pada setiap sel api
akan selalu bergerak. Akibat dari gerakan silia tersebut, air atau cairan
tubuh dan zat sisa yang sudah disaring di dalam sel api akan terdorong
masuk ke dalam saluran ekskresi. Dari saluran ekskresi, cairan tubuh dan
zat sisa kemudian dikeluarkan dri tubuh melalui suatu lubang yang
disebut nefridiofor.
 Alat ekskresi pada serangga disebut tubula atau pembuluh Malpighi.
Pembuluh Malpighi merupakan tabung kecil yang panjang.
Pembuluh Malpighi terletak dalam homosol dan tergenang di dalam
darah. Pembuluh Malpighi bagian dalam tersusun oleh selapis sel
epitel yang berperan dalam pemindahan urea, limbah nitrogen,
garam-garam, dan air dari hemolomfa ke dalam rongga pembuluh,
lalu diserap kembali secara osmosis di rectum untuk diedarkan ke
seluruh tubuh hemolimfa. Sebaliknya, bahan yang mengandung
nitrogen diendapkan sebagai Kristal asam urat yang akan
dikeluarkan bersama feses melalui anus.
VIDEO SISTEM EKSKRESI

Anda mungkin juga menyukai