Anda di halaman 1dari 19

 Tuberkulosis (TB) --> infeksi bakteri

Mycobacterium tuberculosis.
 >95% infeksi paru mycobacterial O/bakteri ini
 sisanya --> M.kansasii dan M.avium-
inracellulare complex.
 Transmisi-->droplet dari individu yang
terinfeksi,setelah kontak langsung secara
dekat dan berulang.
 Seseorang yang belum pernah terpapar/tidak
memiliki hipersensitifitas terhadap
tuberculoprotein -->Tuberkulosis Primer.
 Jika seseorang memiliki hipersensitifitas
terhadap tuberculoprotein melalui infeksi
sebelumnya /vaksinasi BCG --> Tuberkulosis
Post-Primer.
 Jika bentuk primer langsung berlanjut ke
bentuk post-primer -->Tuberkulosis Primer
Progresif.
 pada umumnya subakut atau kronik
 penurunan berat badan,
 hilangnya nafsu makan,
 malaise, pyrexia,
 keringat malam, dan
 batuk produktif/nonproduktif disertai
haemoptysis.
--> Skrining dapat dilakukan dengan Tes Kulit
(Mantoux atau Heaf Tests) ataupun dengan
radiografi dada.
 dicirikan >daerah kecil konsolidasi perifer
(Fokus Ghon) dimana bakteri dari sini
nantinya akan masuk ke nodus limfatik
regional.
 Kelainan Roentgen akibat penyakit ini dapat
berlokasi di mana saja dalam paru-paru,
namun sarang dalam parenkim paru-paru
sering disertai oleh pembesaran kelenjar
limfe regional (Kompleks Primer).
 Temuan Radiologis
 1. Konsolidasi
 terjadi di lobus manapun, homogen dan
luasnya ±10 mm sampai seluruh lobus.
 2. Limfadenopati
 Merupakan manifestasi yang paling sering
timbul dengan/tanpa konsolidasi.
 Limfadenopati nodus limfe di hilus -->menekan
bronkus lobus atas -->atelektasis.
 Atelektasis menetap walau sudah diterapi
dengan obat anti tuberculosis menandakan
stenosis bronkus.
 3. Efusi Pleura
 Efusi pleura (pd tuberkulosis primer)
dapat terjadi baik pada anak-anak maupun
remaja dan dewasa muda. Akumulasinya
lambat dan tidak sakit sehingga efusi tampak
besar. Efusi > unilateral
 4. Tuberkulosis milier.
 Tuberkulosis milier > jarang terjadi
 komplikasi yang serius dan memberikan
gambaran nodul kecil (1-2 mm) multipel
terpisah berbatas jelas yang tersebar merata
pada kedua paru.
 TB pada pasien yang telah memiliki
hipersensitifitas terhadap tuberculoprotein
sebagai akibat dari infeksi sebelumnya /
vaksinasi BCG.
 Temuan Radiologis
 Tuberkulosis post-primer dicirikan dengan
sifatnya yang kronis, pembentukkan kavitas,
dan fibrosis.
 Pembesaran kelenjar limfe pada post-primer
jarang ditemukan.
 Klasifikasi Tuberkulosis Post-Primer
 1. Tuberkulosis Minimal
 - Tidak ada kavitas
 - Unilateral
 - Lesi terbatas oleh garis median, apeks, iga
2 depan
 2. Tuberkulosis lanjut sedang
- Unilateral / bilateral
- Sarang yang bersifat bercak-bercak ≤
satu paru
- Sedangkan bila ada lubang, diameternya ≤ 4cm
- Konsolidasi homogen tidak melebihi luas 1 lobus
 3. Tuberkulosis sangat lanjut :
 - Luas daerah yang dihinggapi oleh
sarang-sarang lebih daripada
klasifikasi kedua di atas
 - Kavitas diameter lebih dari 4 cm
 4. Tuberkulosis tipe Chronic fibroid
 - Penarikan paru (karena fibrosis),
volume paru mengecil
 - ICS menyempit
 - Trachea dan hilus tertarik
 Dapat terjadi dari tuberkulosis primer
maupun post-primer.
 menyerupai sebuah tumor.
 Pada hakekatnya tuberkuloma adalah suatu
sarang keju (caseosa) -->menunjukkan penyakit
yang tidak begitu virulen bahkan bersifat tidak
aktif.
 Tuberkuloma memberikan gambaran nodule 10-
15 mm
 dapat muncul di lobus manapun, dapat single
maupun multiple, berbatas jelas dan di dekatnya
terdapat lesi satelit. Kalsifikasi dan kavitasi
jarang terjadi.
 1. Efusi Pleura
 meluasnya infiltrat primer langsung ke pleura
/melalui penyebaran homogen.
 Gambaran radiologisnya tampak perselubungan
padat dengan batas tegas yang konkaf sinus terisi
dan biasanya ada tanda perdorongan jantung ke
sisi yang sehat.
 2. Penyebaran Milier
 Akibat penyebaran hematogen tampak sarang-
sarang berukuran 1-2 mm atau sebesar kepala
jarum (millium), tersebar merata di kedua belah
paru. Pada foto toraks dapat menyerupai
gambaran ‘badai kabut’ (snow storm
appearance). Dapat menyebar ke ginjal, tulang,
sendi, meningens dan sebagainya.
 3. Atelektasis Bronkus
 Stenosis bronkus dengan akibat atelektasis
lobus atau segmen paru yang bersangkutan sering
menduduki lobus kanan (sindroma lobus medius).
 4. Kavitasi (Lubang)
 Terjadi akibat melunaknya sarang keju. Dinding
kavitas sering tipis berbatas licin tetapi dapat juga
tebal berbatas tidak licin.
 Lubang kecil dikelilingi oleh jaringan pada
pemeriksaan berulang (follow-up) dinamakan
lubang sisa (residual cavity) dan menandakan suatu
proses spesifik lama yang sudah tenang.
Pembesaran nodus limfatik pada tuberkulosis
Tuberkulosis milier
Tuberkulosis dengan efusi pleura
Tuberkuloma

Anda mungkin juga menyukai