Anda di halaman 1dari 19

LITERATUR REVIEW STASE MANAJEMEN

PENGARUH MOTIVASI EKSTRINSIK


TERHADAP KINERJA PERAWAT
PELAKSANAAN DALAM
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN
KEPERAWATAN
Linawati DL
P1908100
Latar Belakang
 kinerja perawat merupakan produktivitas perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai wewenang dan
tanggungjawabnya yang dapat diukur secara kualitas dan
kuantitas. Penilaian kinerja perawat merupakan bentuk
penjaminan mutu layanan keperawatan dan sistem formal
untuk mengkaji dan mengevaluasi kinerja seseorang secara
berkala berfungsi sebagai informasi tentang kemampuan
individu perawat dan membantu pimpinan mengambil
keputusan dalam pengembangan personalia
Rumusan Masalah
 Berdasarkan informasi dan latar belakang masalah di atas, maka masalah literature
review adalah untuk melihat “Pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja
perawat pelaksanaan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan”
Tujuan Masalah
 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami konsep teori motivasi ekstrinsik yang
dapat mempengaruhi kinerja perawat pelaksanaan dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan.

 Tujuan Khusus
Selama berlangsungnya pembelajaran daring manajemen
keperawatan mahasiswa diharapkan mampu untuk mengaplikasikan
dan dapat menerapkan pendokumentasian asuhan keperawatan jika
melaksanakan praktek di rumah sakit.
Manfaat Bagi Pasien
 Manfaat bagi pasien
Pasien Diharapkan mendapatkan asuhan yang aman dan terhindar dari
kesalahan dalam memberi asuhan keperawatan.
 Manfaat bagi Pelayanan Keperawatan
Dapat menjadi masukan dan pertimbangan bidang keperawatan dalam
membimbing perawat dilapangan untuk berupaya menurunkan kesalahan
dalam setiap pemberian asuhan keperawatan.
 Manfaat bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi bidang keperawatan.
BAB II
Motivasi Ekstrinsik
 motivasi kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku
yang berhubungan dengan lingkungan kerja.
 Motivasi ekstrinsikadalah motif - motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau
pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu (Djamarah, 2002) Menurut Taufik (2007),
faktor - faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah :
 Dorongan keluarga.

Dorongan dari keluarga seperti suami, orang tua, teman. Misalnya karena adanya dorongan (dukungan) dari suami,
orang tua ataupun anggota 9 keluarga lainnya. Dukungan dan dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan
Motivasi perawat dalam melaksanakan tugasnya tersebut.
 Lingkungan

Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal. Lingkungan dapat mempengaruhi seseorang sehingga
dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar
dalam memotivasi seseorang dalam merubah tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang hangat dan
terbuka, akan menimbulkan rasa kesetiakawanan yang tinggi.
 Imbalan

Seseorang dapat termotivasi karena adanya suatu imbalan sehingga orang tersebut ingin melakukan sesuatu dan
akan bertanggung jawab dalam tugasnya.
BAB II
Konsep Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan adalah suatu bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki
perawat dalam melakukan catatan keperawatan yang berguna untuk kepentingan klien,
perawat dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar
komunikasi yang akurat dan baik secara tertulis dengan tanggung jawab perawat.

Standar dokumentasi proses keperawatan


1. Pengkajian Keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. evaluasi
Tujuan Dokumentasi
Keperawatan
1. Sebagai sarana komunikasi
2. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat
3. Sebagai informasi statistik
4. Sebagai sarana pendidikan
5. Sebagai sumber data penelitian
6. Sebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatan
7. Sebagai sumber data perencanaan asuhan keperawatan
berkelanjutan
Komponen Dokumentasi
Keperawatan
Komunikasi
Untuk dapat menyalurkan ide secara efektif, perawat memerlukan keterampilan dalam komunikasi
tertulis.

Proses keperawatan
Perawat memerlukan keterampilan dalam mencatat proses keperawatan seperti keterampilan
mengidentifikasi masalah dan kebutuhan untuk perawatan,keterampilan mendokumentasikan rencana
keperawatan, keterampilan mendokumentasikan implementasi keperawatan, keterampilan
mendokumentasikan evaluasi respon pasien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, dan
keterampilan mengkomunikasikan hasil kajian pasien kepada perawat atau anggota tim kesehatan lain.

Standar dokumentasi
Merupakan keterampilan untuk dapat memenuhi dan melaksanakan standar dokumentasi yang telah
ditetapkan dengan tepaat, dalam hal ini adalah keterampilan menulis yang sesuai standar dokumentasi
dengan konsisten, menggunakan pola yang efektif, dan akurat
BAB III
 Desain Penelitian

Dalam desain penelitian yang terdapat pada jurnal terdapat beberapa tipe desain penelitian ialah : riset
exsperimental.
1. Pada jurnal yang telah ditelaah dengan judul Pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja perawat pelaksana
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan diruang rawat inap rumah sakit permata bunda medan
didapatkan bahwa Desain penelitian ini adalah penelitian analitik kuantitatif dengan desain penelitian cross
sectional
2. Pada jurnal yang telah ditelaah dengan judul Hubungan motivasi kerja perawat dengan kepatuhan
pendokumentasian implementasi asuhan keperawatan di rsu yarsi Pontianak didapatkan bahwa Desain
penelitian ini adalah Penelitian kuantitatif menggunakan desain penelitian crossectional
3. Pada jurnal yang telah ditelaah dengan judul Hubungan motivasi kerja dan imbalan yang diterima perawat dalam
kepatuhan pendokumentasian flowsheet didapatkan bahwa Desain penelitian ini adalah Penelitian kuantitatif
menggunakan desain penelitian crossectional
4. Pada jurnal yang telah ditelaah dengan judul Hubungan motivasi perawat dengan pelaksanaan dokumentasi
keperawatan di rumah sakit islam sultan agung semarang didapatkan bahwa Desain penelitian ini adalah
Penelitian survey kuantitatif menggunakan desain penelitian crossectional
5. Pada jurnal yang telah ditelaah dengan judul Pengaruh kompetensi, motivasi dan insentif perawat terhadap
pendokumentasi asuhan keperawatan diruang rawat inap RSUD Wisata UIT Makassar didapatkan bahwa Desain
penelitian ini adalah Penelitian survey analitik menggunakan desain penelitian crossectional
1. Pada jurnal yang telah ditelaah dengan judul Pengaruh faktor motivasi intrinsic dan
ekstrinsik terhadap kinerja perawat di RSUD 45 kabupaten kuningan didapatkan bahwa
Desain penelitian ini adalah Penelitian survey kuantitatif menggunakan desain penelitian
crossectional
2. Pada jurnal yang telah ditelaah dengan judul Gambaran motivasi perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit bhayangkara Manado didapatkan bahwa
Desain penelitian ini adalah Penelitian deskriftif murni menggunakan desain penelitian
accidental sampling
3. Pada jurnal yang telah ditelaah dengan judul Hubungan motivasi perawat dengan
pelaksanaan pengkajian dalam proses keperawatan didapatkan bahwa Desain penelitian
ini adalah Penelitian survey kuantitatif menggunakan desain penelitian crossectional
4. Pada jurnal yang telah ditelaah dengan judul Hubungan motivasi perawat dengan
pelaksanaan dokumentasi keperawatan di rawat inap interne RSUD kota padang
Panjang didapatkan bahwa Desain penelitian ini adalah Penelitian deskriftif korelasional
menggunakan desain penelitian crossectional
5. Pada jurnal yang telah ditelaah dengan judul Hubungan motivasi perawat dengan
pelaksanaan dokumentasi keperawatan di rumah sakit islam didapatkan bahwa Desain
penelitian ini adalah Penelitian survey kuantitatif menggunakan desain penelitian
crossectional
B. Data Base Jurnal
A. Desain Penelitian
Jenis artikel yang di digunakan dalam
menyusun penulisan makalah
Dalam desain penelitian yang terdapat merupakan kumpulan dari beberapa
pada jurnal terdapat beberapa tipe
desain penelitian ialah : riset jurnal yang di cari melalui pencarian
exsperimental,Survey google Scholar
Research,Corelasi Research.

C. Batasan Waktu D. Jenis Artikel

Jenis artikel Original article/ original


Literatur yang digunakan dalam
research, berupa artikel pada umumnya
menyusun makalah ini sesuai dengan yang diterbitkan oleh jurnal ilmiah yang
batasan waktu maksimal 5 tahun menjelaskan informasi baru yang
terakhir, dan didapatkan jurnal dari didasarkan pada hasil penelitian yang
tahun 2016 sampai tahun 2019 untuk telah dilakukan dan didukung dengan
menyusun makalah ini. analsis statistic
BAB IV
 Hasil penelitian dari 10 jurnal yang sudah di telaah
menunjukkan bahwa motivasi ekstrinsik terhadap
kinerja perawat dalam penerapan pendokumentasian
asuhan keperawatan. Produktivitas dalam keperawatan
dihubungkan dengan efesiensi dan keefektifan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan. Pendokumentasian
keperawatan ini sangat penting karena merupakan bukti
perawat telah melakukan tindakan kepada pasien, maka dari
itu perlu adanya kontrol terhadap pendokumentasian asuhan
keperawatan.
JUDUL PENGARUH MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DIRUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PERMATA
BUNDA MEDAN

Jurnal AUTHOR 1.

2.
Wahyu Bima Saputra

Juanita

3. Siti Saidah Nasution


TAHUN 2020
NEGARA Indonesia
ABSTRAK Kinerja perawat merupakan pelaksanaan tugas profesi yang dilaksanakan sesuai standar.
Perawat tidak hanya melakukan asuhan keperawatan, tetapi melaksanakan dokumentasi asuhan
keperawatan yang merupakan kinerjanya. Perawat pelaksana kurang memahami pentingnya
pendokumentasian asuhan keperawatan, ini terlihat dari pendokumentasian yang tidak
dilengkapi perawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap
kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap
Rumah Sakit Permata Bunda Kota Medan. Jenis penelitian ini adalah deksriptif analitik. Popilasi
dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di instalasi rawat inap yaitu sebanyak
106 perawat. Hasil uji regresi logistik didapatkan bahwa ada 3 variabel motivasi yang
berpengaruh terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Permata Bunda yaitu supervisi
(p=0,006), insentif (p=0,001), dan hubungan antar personal(p=0,019). Di sarankan kepada
pimpinan rumah sakit untuk memperbaiki kualitas supervisi dan insentif untuk meningkatkan
kinerja perawat dalam memberikan pelayanan

TUJUAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja perawat
pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit
Permata Bunda Kota Medan.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Permata Bunda Kota
Medan berlokasi di Jalan Sisingamangaraja no.7 Medan, dimulai dari Juni 2018 hingga Oktober 2018. Populasi pada penelitian adalah meliputi 106 orang.

SAMPEL Sampel dalam penelitian ini menjadi 106 orang atau 100% dari jumlah populasi.
PROSEDUR PENELITIAN Teknik pengumpulan data dengan cara: wawancara, observasi, kuesioner, dan studi dokumen.
LATAR BELAKANG Tenaga kesehatan dalam rumah sakit adalah setiap individu yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan yang dukung dengan pengetahuan serta keterampilan melalui
proses pendidikan dalam bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya Kesehatan.
Kinerja perawat merupakan suatu aktivitas pengimplementasian suatu tugas, wewenang atau tanggung jawab dalam mencapai tujuan profesi dalam pelaksaanaan
asuhan keperawatan dengan standar yang telah ditetapkan. Selain melakukan asuhan keperawatan langsung terhadap pasien, kinerja dari perawat ialah melaksanakan
pendokumentasian asuhan keperawatan.
Dokumentasi keperawatan merupakan salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau, dan menyimpulkan penyelenggaraan asuhan keperawatan yang ada dirumah
sakit.
Beberapa hal yang mempengaruhi kinerja ialah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation) (8). Menurut Robbins (Nursalam, 2014 ) menyatakan kinerja
karyawan (employee perfomance) adalah tingkat dimana karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Penilaian kerja (performance appraisal) adalah proses
yang mengukur kinerja karyawan. Penilaian pada umumnya mencakup aspek kualitatif dan kuantitatif dari pelaksanaan kerja. Penialaian kinerja berkenaan dengan
seberapa baik seseorang melakukan pekerjaan yang ditugaskan atau yang diberikan.
Berdasarkan hasil wawancara tertulis dengan beberapa perawat yang bekerja di instalasi rawat inap Rumah Sakit X, mereka mengatakan bahwa melakukan
pendokumentasian itu memang tanggung jawab seorang perawat, tetapi melakukan asuhan keperawatan bagi mereka merupakan yang lebih utama dibandingkan dengan
melakukan dokumentasi keperawatan. Selanjutnya, mereka mengatakan bahwa memiliki keterhambatan dalam melakukan pendokumentasian karena jumlah pasien yang
sangat tinggi dan sebagai alternatif mereka hanya menulis kegiatan pada catatan atau intruksi dokter. Selanjutnya perawat mengatakan bahwa mereka jika melakukan
tugasnya dengan baik tidak pernah mendapatkan penghargaan dari kepala ruangan dan bahwa semuanya sama bagi kepala ruangan tidak ada perbedaan antara satu
perawat dengan perawat lainnya.
Mereka juga mengatakan bahwa kepala ruangan hanya memeriksa tugas dan memberikan teguran jika ada perawat yang kurang baik melakukan asuhan keperawatan dan
tidak memberikan pengarahan dan dukungan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Serta tidaknya ada teguran langsung dari kepala ruangan kepada perawat
pelaksana yang bertugas jika terjadinya ketidaklengkapan atau kekosongan pada form dokumentasi asuhan keperawatan. Fasilitas untuk melaksanakan dokumentasi
sudah memadai alat tulis dan form asuhan keperawatan sudah menggunakan sistem check list sehingga memudahkan perawat untuk melakukan pencatatan.Hubungan
antar tim perawat juga masih kurang dan perlu ditingkatkan terutama dalam melengkapi dokumentasi asuhan keperawatan.
Dengan adanya kemampuan dan motivasi, perawat akan terdorong untuk melakukan tugas-tugasnya dengan baik. Motivasi bersumber dari dorongan dalam diri maupun
dari luar diri perawat. Motivasi ekstrinsik meliputi : administrasi dan kebijakan, supervisi, insentif, hubungan antar personal dan kondisi kerja. Faktor intriksik meliputi :
tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, pencapaian dan pengakuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan dari hasil analisis menunjukkan bahwa hanya variabel supervisi, insentif, dan
hubungan antar personal yang memilki nilai p<α (0,05), artinya variabel supervisi, insentif, dan hubungan antar
personal memilki pengaruh yang signifikan terhadap variabel motivasi kerja perawat. Selanjutnya, pada nilai Odds
Ratio (Exp B) dari variabel supervisi (4,143), insentif (5,004), dan hubungan antar personal (3,059), hal ini bermakna
bahwa supervisi yang baik akan dapat meningkatkan kinerja perawat sebesar 4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
kompetensi supervisi yang tidak baik. Pada insentif yang dinilai baik akan dapat meningkatkan kinerja perawat sebesar
5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan insentif yang tidak baik. Selanjutnya, pada hubungan antar personal perawat
yang baik akan dapat meningkatkan kinerja perawat 3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan hubungan antar personal
yang tidak baik.
Hasil ini sejalan dengan Indri (2014) yang menyimpulkan bahwa lebih dari separuh (55%) perawat pelaksana memiliki
kinerja yang kurang baik dan kurang dari separuh (45%) perawat pelaksana memiliki kinerja yang baik di Ruangn Rawat
Inap RSUD dr. Rasidin Padang tahun 2014. Faktor motivasi yang mempengaruhi kinerja meliputi kebutuhan fisiologi,
kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Faktor yang paling
berpengaruh ialah faktor aktualisasi diri, sebanyak 60% perawat memiliki motivasi rendah.
Begitu juga dengan motivasi ekstrinsik yang juga berpengaruh terhadap kinerja perawat yang meliputi gaji, kebijakan,
hubungan kerja, lingkungan kerja dan supervisi. Untuk indikator variabel kinerja meliputi kualitas kerja dan disiplin
kerja. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaruh motivais intrinsik dan ekstrinsik terhadap kinerja perawat
rendah. Motivasi intrinsik yang besar pengaruhnya terhadap peningkatan kinerja adalah tanggung jawab. Sedangkan,
motivasi ekstrinsik yang besar pengaruhnya terhadap peningkatan kinerja perawat adalah hubungan kerja dan
lingkungan kerja.
KESIMPULAN Terdapat pengaruh yang signifikan dari seluruh variable, adapun variabel Supervisi yang
baik akan dapat meningkatkan kinerja perawat sebesar 4 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan supervisi yang tidak baik. Insentif yang dinilai baik akan dapat meningkatkan
kinerja perawat sebesar 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan insentif yang tidak baik.
Hubungan antar personal perawat yang baik akan dapat meningkatkan kinerja perawat 3
kali lebih tinggi dibandingkan dengan hubungan antar personal yang tidak baik.
Disarankan kepada pimpinan Rumah Sakit agar memperbaiki kualitas supervisi, dan
menambah insentif, agar dapat meningkatkan kinerja perawat sehingga nantinya akan
berdampak pada kualitas pelayanan yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA Saputra Wahyu, Juanita, Nasution Siti Saidah. pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kinerja
perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan diruang rawat inap rumah
sakit permata bunda medan. Medan; 2018

DATA BASE Google Scholar :


https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved
=2ahUKEwiDxImfwOXqAhVMAXIKHfelAcAQFjABegQIBBAB&url=https%3A%2F%2Fonline-journal.u
nja.ac.id%2Fjkmj%2Farticle%2Fview%2F8936&usg=AOvVaw3kLY3DdcWn2kIgYrborS8O

 
BAB V
Kesimpulan
Berdasarkan studi literatur yang saya lakukan, rata-rata dalam pemberian motivasi memiliki
pengaruh positif hingga lebih dari 50% terhadap kinerja perawat dapat disimpulkan bahwa
mayoritas artikel menyatakan bahwa penerapan motivasi kepada kinerja perawata dalam
membantu pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan sangat penting untuk diterapkan
untuk yang memotivasi serta dapat meningkatkan kinerja perawat sehingga menjadi lebih
produktif dan menjadikan pendokumentasian asuhan keperawatan lebih lengkap sehingga
meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
Saran
Diharapkan Perawat pelaksana dapat meingkatkan sikap menghargai dengan mengajak perawat
lainnya mengisi dokumentasi asuhan keperawatan secara lengkap dan mendiskusikan
permasalahan pendokumentasian asuhan keperawatan dengan tim kesehatan lainnya agar
dokumentasi asuhan keperawatan bisa terisi dengan lengkap. Memberikan pelatihan tentang
dokumentasi asuhan keperawatan terutama dalam hal manfaat dokumentasi asuhan keperawatan.
Perawat dapat melakukan tindakan keperawatan sesuai SOP yang ada diruangan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai