Anda di halaman 1dari 38

PEMBERIAN CAIRAN

PARENTERAL DAN TRANSFUSI


DARAH PADA BAYI DAN ANAK
Disusun Oleh :
Dara Rizkasary (P07120417005)
Cairan Parenteral
• Pemberian cairan intravena adalah pemberian sejumlah
cairan ke dalam tubuh, ke dalam pembuluh vena untuk
memperbaiki atau mencegah gangguan cairan dan
elektrolit, darah, maupun nutrisi (Perry & Potter, 2006).
Tujuan Pemberian Cairan Parenteral
• Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh
• Memperbaiki keseimbangan asam basa
• Memperbaiki volume komponen-komponen darah
• Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-
obatan kedalam tubuh
• Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan yang
di istirahatkan.
Jenis –Jenis Cairan
1. Asering
Komposisnya :Na 130 mEq, Cl 109 mEq, Ca 3 mEq, K 4 mEq, Asetat/garam 28 mEq.
Fungsi cairan ini dapat diberikan saat pasien dehidrasi (keadaan shock
hipovolemik dan asidosis), demam berdarah dengue, trauma, dehidrasi berat,
luka bakar dan shock hemoragik.

2. Cairan Kristaloid
Normal Saline
• Kegunaan :
• Mengganti cairan saat diare
• Mengganti elektrolit dan cairan yang hilang di intravaskuler
• Menjaga cairan ekstra seluler dan elektrolit serta membuat peningkatan pada
metabolit nitrogen berupa ureum dan kreatinin pada penyakit ginjal akut.
a. Ringer Laktat (RL)
• Komposisi : (mmol/100 ml : Na = 130, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl = 109-110, Basa =
28-30 mEq /L)
• Manfaat cairan Ringer Laktat : Kandungan kaliumnya bermanfaat untuk
konduksi saraf dan otak, mengganti cairan hilang karena dehidrasi, syok
hipovolemik dan kandungan natriumnya menentukan tekanan osmotik pada
pasien.

b. Deaktrosa
• Cairan terdiri dari beberapa komposisi yakni :
• Glukosa = 50 gr/l,100 gr/l,200 gr/l
• Manfaat deaktrosa adalah cairan yang diperlukan pasien pada saat terapi
intravena,dan diperlukan untuk hidrasi ketika pasien sedang dan selesai
operasi.
3. Cairan Koloid
a. Albumin
• Komposisi : Protein 69-kDa yang mendapat pemurnian yang berasal
dari plasma manusia (misalnya 5 %).
• Adapun manfaat albumin yaitu mengganti jumlah volume yang hilang
atau protein ketika pasien mengalami syok hipovolemia,
hipoalbuminemia, saat operasi ,trauma, gagal ginjal yang akut dan
luka bakar. Selain itu, ketika pasien diterapi dengan albumin dapat
memberi pengaruh diuresis yang berkelanjutan serta membantu
dalam penurunan berat badan.
b. Dextran
• Komposisi : Polimer glukosa (hasil sintesis bakteri Leuconosyoc
mesenteroides melalui media sukrosa)
• Manfaat dextran, membantu menambah plasma ketika pasien
mengalami trauma, syok sepsis, iskemia celebral, vaskuler perifer dan
iskemia miokard. Selain itu, cairan dextran memberi efek anti trombus
yakni dapat menurunkan viskositas darah dan mencegah agregasi
platelet.
4. Cairan Mannitol
• Komposisi terdiri dari karbon, hidrogen dan
oksigen (C6H14O6). Manfaatnya yaitu
membantu tekanan intrakranial yang tinggal
menjadi normal atau berkurang, memberi
peningkatan diuresis pada proses pengobatan
gagal ginjal (oliguria), membuat eksresi senyawa
toksik menjadi meningkat. Bermanfaat juga
sebagai larutan irigasi genitouriner ketika pasien
sedang menjalani operasi prostat atau
transuretral.
5. KA-EN 1B
• Komposisinya dalam tiap 1000 ml yaitu : Sodium
klorida 2,25 g, Anhidrosa dekstros 37,5 g,
Elektrolit (meq/L) yang terdiri dari : Na+ (38,5),Cl-
(38,5),dan glukosa (37,5 g/L)
• Manfaat cairan KA-EN 1B : Dapat menjadi cairan
elektrolit pasien pada pasien yang sedang
dehidrasi karena tidak mendapat asupan oral dan
pasien yang sedang demam. Selain itu cairan ini
bisa diberikan kepada bayi prematur maupun
bayi yang baru lahir sebagai cairan elektrolitnya.
6. KA-EN 3A & KA-EN 3B
• Manfaat kedua larutan ini adalah :
• Membantu memenuhi kebutuhan pasien akan
cairan dan elektrolit karena kandungan
kaliumnya (pada KA-EN 3A mengandung
kalium 10 mEq/L dan KA-EN 3B mengandung
kalium 20 mEq/L) yang cukup walaupun pasien
sudah melakukan ekskresi harian
7. Otsu-NS
• Komposisinya terdiri dari elektrolit (mEq/L) : Na+=154, dan Cl- +154
• Manfaat cairan Otsu-NS yakni mengganti Na dan Cl ketika pasien
diare,mengganti kehilangan natrium pada pasien saat asidosis
diabetikum,insufisiensi adrenokortikal,dan luka bakar. Selain itu,
mengganti cairan saat pasien mengalami dehidrasi akut.
Kebutuhan cairan pada anak

• Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60% air dan 40% zat padat
seperti protein,lemak dan mineral.
• Kebutuhan cairan untuk bayi dan anak adalah sebagai berikut :
1 kg BB membutuhkan cairan sebesar 100 ml. Untuk 10 kg berikutnya
membutuhkan cairan 50ml/kgBB dan untuk berat badan berikutnya
membutuhkan cairan 25 ml untuk setiap tambahan kgBBnya
Contoh :
• Pada pasien berat badan 5 kg, membutuhkan cairan sebesar :
• 5 x 100ml = 500ml
• Pada pasien berat badan 11 kg, membutuhkan cairan sebesar :
• BB 10 kg = 10 x100=1000 cc
• BB 11 kg = 1000+50= 1050 cc
• BB 12 kg = 1000+ (2x50) = 1100 cc
• BB 15 kg = 1000+ (5x50)= 1250 cc
• BB 18 kg = 1000 + (8x50) = 1400 cc
• BB 20 kg = 1000 + (10x 50) = 1500 cc
• Pada pasien dengan berat badan 22 kg, membutuhkan cairan sebesar :
• Bb 20 kg = 1500 cc
• BB 21 kg = 1525 cc
• BB 22 kg = 1550 cc
Menghitung tetes
• Ket :
• Faktor tetes dewasa 20
• Rumus dasar dalam hitungan menit • Tetes per menit = jumlah cairan infus (ml)
• Jumlah tetesan per menit = jumlah cairan (kolf) • Lamanya infus (jam) x 3
x faktor tetes • = 500 ml
• 8x3
• Waktu
• = 500 ml
(menit)
• 24
• = 20 TPM
• Rumus dasar dalam hitungan jam • Untuk infuset makro, 20 tetes/ menit = 1 cc=
1 ml
• Jumlah tetesan per jam = jumlah cairan (kolf) x
• 1 cc/ menit = 60 cc / jam
faktor tetes
• Jumlah cairan 500 cc / 60 = 8,3 atau 8 jam
• Waktu (jam) x • Jadi cairan nya akan habis dalam waktu 8 jam
60
• Faktor tetes anak-anak 60
Tetes per menit = jumlah cairan infus (ml)
Lamanya infus (jam)
= 500 ml
• 8 • Perbandingan nya adalah
• = 500 ml
• 20 tetes/ menit infus makro = 1
• 8
cc
• = 60 TPM
• Untuk infuset mikro, 60 tetes/ menit = 1 • 60 tetes / menit infus mikro = 1
cc=1 ml cc
• 1 cc/ menit = 60 cc/ jam • Jadi perbandingan makro : mikro
• Jumlah cairan 500 cc / 60 = 8,3 atau 8 jam adalah 20 : 60 = 1 : 3 artinya satu
• Jadi cairan nya akan habis dalam waktu 8 tetes makro sama dengan tiga
jam tetes mikro
Contoh soal :

• Seorang anak di bawa oleh ibunya ke rumah sakit, setelah di periksa


ternyata anak harus mendapatkan cairan intravena sebanyak 500 cc
dalam waktu 8 jam. Hitung lah jumlah tetesan dalam menit nya !
• Jawab :
Jumlah tetesan per menit = jumlah cairan (kolf) x faktor tetes
Waktu (menit)
• = 500 cc x 60
• 480
• = 62,5 atau 60 TPM
Tranfusi Darah

• Tranfusi darah adalah proses menyalurkan


darah dari satu orang ke sistem peredaran
orang lainnya melalui intravena dengan
indikasi tertentu. (A.Harryanto
Reksodiputro.1994)
Tujuan
• Meningkatkan hemoglobin klien dan hematokrit untuk memperbaiki
sirkulasi dan distribusi oksigen.
• Melaksanakan tindakan pengobatan dan memenuhi kebutuhan klien
terhadap darah sesuai dengan program pengobatan.
• Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor. 
• Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada
peredaran darah (stabilitas peredaran darah).
Jenis Tranfusi Darah
1. Transfusi PRC
Tujuan transfusi PRC adalah untuk menaikkan Hb pasien tanpa
menaikkan volume darah secara nyata. Secara ringkas transfusi PRC
diindikasikan bagi :
• Pasien dengan kadar Hb rendah
• Pasien anemia karena kehilangan darah saat pembedahan
• Pasien dengan massa sel darah merah rendah
2. Darah lengkap /whole blood (WB)
• Pemberian transfusi WB pada umumnya dilakukan sebagai pengganti
sel darah merah pada keadaan perdarahan akut atau masif yang
disertai dengan hipovolemia, atau pada pelaksanaan transfusi tukar.
Di dalam WB, masih terdapat seluruh komponen darah manusia,
termasuk faktor pembekuan, sehingga dapat digunakan pada kasus
perdarahan masif. Indikasi :
• Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragik, trauma
atau luka bakar
• Klien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25
persen dari volume darah total
3. Sel darah merah cuci/washed erythrocytes(WE)
• Transfusi WE dapat diberikan pada pasien dengan riwayat reaksi alergi
atau demam pada episode transfusi sebelumnya, hiperkalemi,
defisiensi IgA, atau memiliki alergi terhadap protein plasma. Dosis WE
pada anak untuk transfusi massif adalah 10-15 mL/kgBB, bergantung
pada keadaan umum saat pemeriksaan.

4. Transfusi trombosit konsentrat/thrombocyte concentrate(TC)


• Transfusi TC dapat diberikan pada pasien yang mengalami perdarahan
akibat trombositopenia, atau sebagai profilaksis pada keadaan
tertentu.
5. Plasma segar beku/fresh frozen plasma(FFP)
Plasma segar beku/fresh frozen plasma(FFP), tujuan dari transfusi FFP
untuk mengganti defisiensi faktor koagulasi, terutama faktor IX pada
pasien dengan hemofilia B dan faktor inhibitor koagulasi, baik yang
didapat atau bawaan apabila tidak tersedia komponen konsentrat dari
faktor spesifik atau faktor kombinasi.
Secara singkat transfusi FFP diindikasikan untuk :
• Pencegahan perdarahan post operasi dan syok
• Pasien dengan defisiensi faktor koagulasi yang tidak bisa ditentukan
• Klien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor
pembekuan.
SOP (STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR)
Pemberian Cairan Parenteral dan
Transfusi Darah
Pemberian Cairan Parenteral
Indikasi pemberian cairan parenteral
• Keadaan emergency yang memungkinkan pemberian obat langsung ke
dalam IV.
• Keadaan ingin mendapatkan respon yang cepat terhadap pemberian obat.
Klien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus
melalui IV.
• Klien yang mendapat terapi obat yang tidak bisa diberikan melalui oral atau
intramuskuler.
• Klien yang membutuhkan koreksi/pencegahan gangguan cairan dan
elektrolit.
• Klien yang mendapatkan tranfusi darah.
• Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada
operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena
untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat).
Kontra indikasi pemberian cairan parenteral

• Daerah yang memiliki tanda-tanda infeksi, infiltrasi atau thrombosi.


• Daerah yang berwarna merah, kenyal, bengkak dan hangat saat disentuh.
• Vena di bawah infiltrasi vena sebelumnya atau di bawah area flebitis.
• Vena yang sklerotik atau bertrombus.
• Lengan yang mengalami edema, infeksi, bekuan darah, atau kerusakan
kulit.
• Lengan pada sisi yang mengalami mastektomi (aliran balik vena
terganggu).
• Lengan yang mengalami luka bakar
Persiapan Alat dan Bahan
• Standar infus
• Infus set mikro
• Cairan yang dibutuhkan
• Abocath 24
• Perlak atau pengalas
• Tourniquet, kapas alcohol
• Plester, handscun dan gunting
• Tegaderm
• Elastamul
• Neirbeken
• 3 way
Prosedur Kerja
• Cuci tangan
• Jelaskan pada orang tua pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang
akan dilakukan
• Atur posisi pasien
• Siapkan standar infus
• Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukkan bagian karet pada cairan
infus
• Isi cairan kedalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi
sebagian dan buka klem selang dan udara yang ada diselang akan keluar
• Letakkan perlak dibawah tempat vena yang akan ditusuk
• Pasang torniquet sedekat mungkin disekitar area penusukan dan lakukan
desinfektan
• Untuk imobilisasi vena lakukan peregangan kulit dengan cara menarik kulit
dengan kuat dan bersebrangan.
lanjut
• Lakukan desinfektan pada daerah sekitar tempat penusukan
• Dengan mata jarum menghadap ke atas dan membentuk sudut 20-30 derajat dengan
kulit, lakukan penusukan dengan cepat lapisan yang ada diatas vena
• Tarik jarum keluar sepanjang 1 cm, darah akan mengalir diantara abocate dan tabung
jarum. Hal ini memastikan ujung abocate sudah berada dalam vena
• Pegang pangkal abocate dengan kuat dan masukkan abocate seluruhnya dengan
menggunakan jarum abocate sebagai pemandu
• Lakukan penekanan dengan jari diatas abocate, tarik jarum sepenuhnya
• Sambungkan infus set , alirkan cairan infus dan lakukan fiksasi dan jangan lupa
memberikan bantalan pada telapak tangan bayi atau anak agar infusan tidak mudah
lepas.
• Atur kecepatan tetesan sesuai dengan kebutuhan
• Rapikan pasien dan bereskan alat
• Lepaskan handscoon dan cuci tangan
• Dokumentasikan.
Hal-Hal Yang Diperhatikan

• Harus mengetahui diagnosa medis pasien, indikasi pemberian obat,


dan efek samping obat
• Menggunakan prinsip 5 benar. Benar pasien, benar obat, benar dosis,
benar waktu, benar cara pemberian.
• Harus memastikan bahwa pasien mendapat kan obatnya dan
mengamati reaksi nya.
• Injeksi intrakutan yang dilakukan untuk melakukan tes pada jenis
antibiotik
Transfusi Darah
Indikasi Tranfusi Darah

• Pasien dengan kehilangan darah dalam jumlah besar (operasi besar,


perdarahan postpartum, kecelakaan, luka bakar hebat, penyakit
kekurangan kadar Hb atau penyakit kelainan darah).
• Pasien dengan syok hemoragi.
• Pasien dengan penekanan system imun (imunokompromise). Pasien
dengan defisiensi faktor koagulasi yang tidak bisa ditentukan
• Klien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor
pembekuan.
KontraIndikasi

• Hb dan jumlah eritrosit dan leukosit pasien yang tidak normal.


Pasien yang bertekanan darah rendah.
• Transfusi darah dengan golongan darah yang berbeda.
• Transfusi darah dengan darah yang mengandung penyakit, seperti
HIV/AIDS, Hepatitis B.
Persiapan Alat Dan Bahan

• Blood Set • Gunting


• Abochate 24 • Neirbeken
• Cairan (Nacl) • Tourniquet
• Kantung darah • Elastamul
• Sarung tangan • Tegaderm
• Kapas alcohol • Pengalas
• Plester
• Thermometer
Prosedur Tindakan
• Jelaskan prosedur kepada klien, dan kaji kondisi klien
• Minta klien untuk melaporkan adanya menggigil, sakit kepala, gatal-gatal
atau ruam dengan segera
• Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
• Pasang selang IV dengan menggunakan abocate berukuran 24
• Gunakan selang infuse yang memiliki filter didalam selang atau blood set
• Identifikasi produk darah dan klien dengan benar
• Mulai berikan transfuse secara perlahan diawali dengan pengisian filter
didalam selang
• Atur kecepatan sampai 2ml/menit untuk 15 menit pertama dan tetaplah
bersama klien.
• Monitor keadaan pasien setiap 5 menit selama 15 menit pertama
transfus
• Lepas dan buang sarung tangan, cuci tangan.
• Observasi timbulnya reaksi yang merugikan secara berkelanjutan,
catat pemberian darah atau produk darah
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
• Kondisi pasien sebelum ditranfusi
• Kecocokan darah yang akan dimasukkan
• Label darah yang akan dimasukkan
• Golongan darah klien
• Periksa warna darah (terjadi gumpalan atau tidak)
• Homogenitas (darah bercampur semua atau tidak). 

Anda mungkin juga menyukai