Anda di halaman 1dari 18

REAKSI TRANSFUSI DARAH

REAKSI HEMOLITIK AKUT

Tatalaksana &
1: 38.000 Tanda dan Gejala
Pencegahan
• Inkompatibilitas ABO • Demam, Menggigil • Stop transfusi  NS
sel darah merah • Nyeri dada/ punggung • Bawa sisa darah ke
• Penyebab tersering : • Gelisah, cemas Bank darah
salah identifikasi px • Dyspneu • NS (20-30ml/kg) untuk
• Semakin banyak yg • Takikardi, hypotensi mempertahankan BP
masuk  makin berat • Hemoglobinuria dan urin output
gejalanya • Furosemide untuk
• Oliguri bila terjadi AKI
mempertahankan Urin
output
• Ambil sampel darah 
cek DL, fungsi ginjal
dan hepar
Harmono (Buku ajar IPD) 2009 Harmono (Buku ajar IPD) 2009, Morgan 2013 Harmono (Buku ajar IPD) 2009, Mc Clelland 2007
A.REAKSI HEMOLITIK LAMBAT

Reaksi ini biasanya timbul setelah 3-21 hari setelah transfusi. Reaksi biasanya
ringan dan dapat sembuh sendiri. Reaksi bersifat sekunder, terjadi sesudah
kemasukan antigen eritrosit, respon terbentuknya antibodi lambat, puncak reaksi
tercapai juga lambat. (Mark Levin, 2007)

Gagal ginjal Sakit pinggang


akut
TERAPI

 Kortikosteroid dan noradrenalin dapat diberikan


 Untuk merangsang diuresis dapat diberikan manitol atau pemberian
diuretika furosemid dosis tinggi.
 Pada penderita yang menetap dengan anuria atau oligouria dirawat
dengan kegagalan ginjal akut.
REAKSI ALERGI

Reaksi ini terjadi 1-3% dr seluruh transfusi


• Reaksi dipertarai oleh IgE respien  sel mast  histamin
• Urtikaria, skin rash, bronkospasme, angioedema, hypotensi, nyeri
perut Harmono (Buku ajar IPD) 2009, WHO 2002, Morgan 2013

Tatalaksana
• Mild : Transfusi diperlambat & beri antihistamin (Chlorphenamine 0,1mg/kg)
• Severe : Stop transfusi  NS, beri O2 ,antihistamin , kortikosteroid IV 
adrenalin (1:1000 , 0.5ml IM) bila tjd hypotensi berat
WHO 2002, Mc Clelland 2007

Pencegahan
• Pasien dg riwayat alergi setelah transfusi bisa diberikan wash
erythorcyte
• Dan dapat diberikan antihistamin & kortikosteroid sblmHarmono
transfusi
(Buku ajar IPD) 2009,
darah
REAKSI DEMAM NON HEMOLITIK 1-3%
TRA
NSF
USI

Peningkatan
temperatur ≥1ºC Lebih sering pada Demam,
saat/setelah transfusi,
karena aloimunisasi transfusi platelet > menggigil, pusing,
thd antigen leukosit & 30% dr pd RBC mual.
trombosit.

Pd pasien dg riw.
STOP transfusi, beri demam setelah
antipiretik (PCT transfusi, bisa
10mg/kg PO) diberikan wash
erythrocyte
Harmono (Buku ajar IPD) 2009, WHO 2002, Morgan 2013, Mc Clelland 2007
ANAFILAKSIS
Jarang (1:150.000 transfusi), tjd pd resepien dg
defisiensi IgA  antibodi melawan donor dg IgA

Hypotensi berat, shock, hilang STOP


kesadaran, respiratory distress, TRANSFUSI.!!
Beri ephinephrine
Jaga airway tetap Cegah dg pemberian wash
(0,5ml 1:1000).
stabil, beri O2 , erythrocyte/ darah bebas
Kortikosteroid dan IgA pd px dg IgA defisiensi
resusitasi cairan. antihistamin.

Harmono (Buku ajar IPD) 2009, WHO 2002, Morgan 2013


TRALI (TRANSFUSION-RELATED ACUTE LUNG
INJURY)
Reaksi antibodi donor –granulosit resipien  aglutinasi dan
aktivasi komplemen di vaskular paru  endotel kapiler rusak
 bocor  cairan masuk alveoli.

Dyspneu, batuk non Stop transfusi.


produktif, hypotensi,
Tx sebagai ARDS.
demam, menggigil,
sianosis. Laporkan kasus
TRALI di bank darah
Pada thorax xray :
batwing appearance. Perawatan ICU
A.REAKSI PENULARAN PENYAKIT

Bila penyimpanan tidak baik atau darah dibiarkan dengan temperature ruangan maka kuman
akan cepat berkembang. Yang paling banyak ditemukan ialah kuman gram (-), yang
menimbulkan gejala – gejala syok akibat endotoksin. (Eric Kardon, 2007)

Kematian

Pada darah yang mengalami


kontaminasi berat, akan
5.Muntah menyebabkan sepsi akut 2.menggigil
dan syok endotoksin dengan
didahului :
Adapun penularan penyakit yang dilaporkan oleh peneliti dan para ahli Hematologi adalah sebagai berikut :

Sebab Viral Sebab Triponema Sebab Protozoa Sebab Bakterial


(sifilis)

1. Hepatitis (HAV, HBV, 1. Malaria 1. Bakteremia


HDV, NANB) 2. Chaga’s Disease 2. Kontaminasi :
2. Cito Megalo Virus 3. Tryponemiasis Coliform Sp
3. EBV 4. Kala Azar Pseudomonas Proteus
4. AIDS

(Eric Kardon, 2007).


HEPATITIS

Insiden hepatitis B yang


berkaitan dengan transfusi
saat ini sangatlah rendah,
dan tersedia vaksin
Sebagian besar hepatitis yang hepatitis B untuk pasien
ditularkan melalui transfusi rentan yang diperkirakan
adalah hepatitis C. Hepatitis C akan mendapatkan
biasanya hanya akan transfusi kronik.
menimbulkan sedikit gejala dan
tanda, tetapi bukti serologi baru
dapat dideteksi pada minggu ke 2-
26 setelah transfusi.
INFEKSI
RETROVIRUS Sebelum dilakukan
uji rutin untuk
donor darah, 1
transfusi
merupakan
penyebab pada 2-3
% kasus AIDS total. Human Immunodeficiency Virus
HIV-2, dikaitkan dengan AIDS, tipe 1 (HIV-1), penyebab AIDS,
walupun belum pernah Perbaikan kriteria
menginfeksi sekitar 90 % pasien
dilaporkan kasus yang berkaitan seleksi donor dan yang mendapat darah tercemar.
dengan transfusi di Amerika uji penapisan
spesifik, tampaknya Risiko transfusi terkait HIV
Serikat mendekati nol.
telah secara
bermakna
menurunkan angka
2 ini.
INFEKSI LAIN

Jarang terjadi pada darah yang


Malaria dan penyakit Chagas disimpan pada suhu yang dingin,
adalah penyakit menular namun unit darah yang tercemar
terpenting yang merupakan dengan Staphylococcus aureus atau
penyebab utama morbiditas dan oleh organisme gram negative tertentu
mortalitas yang berkaitan dengan seperti Yersinia enterocolitica dan
transfusi. (Bambang Kariadi, 2003) spesies Citrobacter yang tumbuh baik
pada 4°C dan dalam darah bersitrat
dapat menimbulkan syok dan
kematian.
Terapi antibiotika yang sesuai harus dimulai
segera setelah didiagnosis disebut dan
sebelum hasil kultur diketahui.
(Bambang Kariadi, 2003)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai