Anda di halaman 1dari 14

HIV DAN AIDS

Pembimbing :

dr. Rina Kriswiastiny, Sp. PD., FINASIM


Definisi
HIV: (Human Immunodeficiency Virus) merupakan retrovirus yang
menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4
positif T-sel dan makrofag–komponen-komponen utama sistem
kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya.
Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem
kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi
kekebalan tubuh.

AIDS : (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Tahap


lanjut dari infeksi HIV yang merupakan kumpulan
gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya
kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV yang
.
termasuk famili retroviridae. AIDS merupakan tahap
akhir dari infeksi HIV
DISTRIBUTION OF NEW HIV INFECTIONS BY
KEY POPULATION, GLOBAL (2018)
Sex workers
6%
People who inject drugs
12%

Remaining Gay men and other men


who have sex with men
population 17%
46%
Transgender women
1%
Clients of sex workers and sex partners
of other key populations
18%
Source: UNAIDS special analysis, 2019
Pada tahun 2017 di Indonesia sudah tercatat 280.623 jiwa hidup dengan
HIV/AIDS. Sampai dengan Juni tahun 2018 jumlahnya meningkat lagi
menjadi 301.959 jiwa (Kemenkes, 2018).
ETIOLOGI
penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen
viral yang disebut HIV dari sekelompok virus yang dikenal
retrovirus yang disebut Lympadenopathy Associated
Virus(LAV) atau Human T-Cell Leukimia Virus (HTL-III)
yang juga disebut Human T-Cell Lympanotropic Virus
(retrovirus)
STADIUM KLINIS HIV/AIDS
STADIUM KLINIS HIV/AIDS
DIAGNOSIS
HIV
• Tesuntuk diagnosis HIV
dilakukan dengan tes
antibodi menggunakan
strategi III (pemeriksaan
dengan menggunakan 3
jenis tes antibodi yang
berbeda sensitivitas dan
spesivisitasnya)
• (Permenkes No.87 2014 :
Pedoman Pengobatan
ARV)
PEMERIKSAAN HIV PEDOMAN 2014
• Ketiga tes tersebut dapat menggunakan reagen tes
cepat atau dengan ELISA.
• Untuk pemeriksaan pertama (A1) harus digunakan tes
dengan sensitifitas yang tinggi (>99%),
• Pemeriksaan selanjutnya (A2 dan A3) menggunakan tes
dengan spesifisitas tinggi (>99%).
KRITERIA INTERPRETASI TES ANTI-HIV & TINDAK LANJUTNYA
Hasil Kriteria Tindak Lanjut
Positif Bila hasil A1 reaktif, A2 reaktif dan A3 Rujuk ke Pengobatan HIV
reaktif
Negatif • Bila hasil A1 non reaktif • Bila tidak memiliki perilaku berisiko,
• Bila hasil A1 reaktif tapi pada dianjurkan perilaku hidup sehat
pengulangan A1 dan A2 non-reaktif • Bila berisiko, dianjurkan pemeriksaan
• Bila salah satu reaktif tapi tidak ulang minimum 3 bulan, 6 bulan dan
12
berisiko bulan dari pemeriksaan pertama sampai
satu tahun
Indeterminate • Bila dua hasil tes reaktif • Tes perlu diulang dengan spesimen baru
• Bila hanya 1 tes reaktif tapi minimal setelah dua minggu dari
mempunyai risiko pemeriksaan yang pertama.
• atau pasangan berisiko • Bila hasil tetap indeterminate, dilanjutkan
dengan pemeriksaan PCR.
• Bila sarana pemeriksaan PCR tidak
memungkinkan, rapid tes diulang 3 bulan,
6 bulan, dan 12 bulan dari pemeriksaan
yang pertama. Bila sampai satu tahun
hasil tetap “indeterminate” dan faktor
risiko rendah, hasil dapat dinyatakan
sebagai negatif
REKOMENDASI INISIASI ARV PADA ANAK DAN DEWASA
Populasi
Rekomendasi

Dewasa dan anak > 5 tahun Inisiasi ARV pada orang terinfeksi HIV stadium klinis 3
a Pengobatan TB harus dimulai lebih dahulu,
kemudian obat ARV diberikan dalam 2-8 dan 4a, atau jika jumlah CD4 ≤ 350 sel/mm3
minggu sejak mulai obat TB, tanpa
menghentikan terapi TB. Pada ODHA dengan
CD4 kurang dari 50 sel/mm3, ARV harus
dimulai dalam 2 minggu setelah mulai
Inisiasi ARV tanpa melihat stadium klinis WHO dan
pengobatan TB. Untuk ODHA dengan
meningitis kriptokokus, ARV dimulai setelah 5
berapapun jumlah CD4
minggu pengobatan kriptokokus.  Koinfeksi TBa
b Dengan memperhatikan kepatuhan
c Bayi umur < 18 bulan yang didiagnosis  Koinfeksi Hepatitis B
terinfeksi HIV dengan cara presumtif
(high risk), maka harus segera
 Ibu hamil dan menyusui terinfeksi HIV
mendapat  Orang terinfeksi HIV yang pasangannya HIV negatif
terapi ARV. Bila dapat segera dilakukan
diagnosis konfirmasi (mendapat kesempatan (pasangan serodiskordan), untuk mengurangi risiko
pemeriksaan PCR DNA sebelum umur 18 bulan penularan
atau menunggu sampai umur 18 bulan
untuk dilakukan pemeriksaan antibodi HIV  Pengguna narkoba suntikb
ulang), maka perlu dilakukan penilaian ulang
apakah anak pasti terdiagnosis HIV atau tidak.  Pada wilayah dengan epidemi HIV meluas (> 1%
Bila hasilnya negatif, maka pemberian ARV pada populasi umum atau ibu hamil)
dihentikan.

Anak < 5 tahun Inisiasi ARV tanpa melihat stadium klinis WHO dan
berapapun jumlah CD4c
ARV LINI PERTAMA UNTUK ANAK > 5 TAHUN DAN DEWASA,
TERMASUK WANITA HAMIL DAN MENYUSUI, PASIEN KOINFEKSI
HEPATITIS B, DAN PASIEN DENGAN KOINFEKSI TB

ARV Lini Pertama untuk dewasa

Paduan pilihan TDFa + 3TC (atau FTC) + EFV dalam bentuk


KDTc

Paduan AZTb + 3TC + EFV (atau NVP)


alternatif TDFa + 3TC (atau FTC) + NVP
a. Jangan memulai dengan TDF jika CCT hitung < 50 ml/menit, atau pada kasus
diabetes lama, hipertensi tak terkontrol dan gagal ginjal
b. Jangan memulai dengan AZT jika Hb < 7 g/dl sebelum terapi

c. Kombinasi dosis terpadu (KDT) yang tersedia: TDF + 3TC + EFV

• TDF: tenofovir, AZT: zidovudin, 3TC: lamivudin, EFV: efavirenz, NVP:


nevirapine, ABC: abacavir, LPV/r: lopinavir/ritonavir; FTC: emtricitabin

• (Permenkes No.87 2014 : Pedoman Pengobatan ARV)


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai