Anda di halaman 1dari 36

Laporan Kasus

Oleh:
Nilam Nur Imani
30101407267

Pembimbing:
dr. Elly NoerHidajati., Sp. KJ
STATUS PSIKIATRI
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.M
Umur : 24 tahun
Tempat/tanggal lahir : Semarang, 2 Februari 1995
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan Ketileng Raya, Semarang
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan : Mahasiswa
Status pernikahan : Belum menikah
Tanggal periksa : 23 April 2019
No. RM : 213xxx
STATUS PSIKIATRI
Identitas Pengantar
Nama : Ny. S
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Ketileng Raya, Semarang
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan pasien : Ibu
RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis : Pasien sulit tidur
Alloanamnesis : Pasien terlalu bersemangat dan sulit tidur.
RIWAYAT PSIKIATRIK
Riwayat Penyakit Sekarang
Pada akhir tahun 2018, sekitar bulan Oktober, pasien mulai mengeluh nyeri pada perutnya, kosentrasi dan
perhatian berkurang, serta mudah lelah setelah melakukan pekerjaan ringan seperti membersihkan kamar
tidur. Keluhan ini muncul setelah pasien putus dengan pacarnya. Selain itu, pasien selalu teringat kenangan
bersama pacarnya yang membuat pasien sulit untuk tidur. Pasien sudah berhubungan dengan pacarnya
kurang lebih selama 3 tahun, dan keluarga mereka sudah saling mengenal satu sama lain. Beberapa bulan
sebelum putus, mereka bertengkar karena pacar pasien salah paham dengan kedekatan pasien dan sahabat
pasien yang membuat pacar pasien meminta putus. Setelah putus, pasien sudah pernah mencoba untuk
mendekati wanita lain, tetapi selalu gagal karena pasien masih teringat mantan pacarnya. Pasien
mengatakan kejadian ini membuat pasien malas untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan dan
mandi hanya dilakukan 1x sehari. Aktivitas sosial dengan tetangga dan teman-temannya mulai terganggu.
Pasien juga sudah mulai malas melakukan hobinya bermain game. Waktu luang pasien hanya digunakan
untuk berdiam diri di kamar. Hal ini membuat ibu pasien membawa pasien berobat ke psikiater. Oleh
psikiater, pasien didiagnosis mengalami depresi. Pasien mendapat obat minum rutin dan wajib kontrol
setiap 2 minggu sekali. Pasien selalu kontrol rutin ditemani oleh ibunya, dan minum obat sesuai anjuran
yang telah diberikan selama 5 bulan.
RIWAYAT PSIKIATRIK
Setelah 5 bulan, pasien merasa keluhan-keluhan yang dirasakan pasien seperti nyeri perut, konsentrasi dan
perhatian berkurang, mudah lelah dan sulit tidur sudah tidak dirasakan. Menurut keluarga pasien, keluhan-
keluhan tersebut juga sudah tidak ditemukan pada pasien, sehingga pasien tidak melanjutkan kontrol ke
psikiater. Selain itu, menurut pasien obat yang ia minum terkadang menyebabkan pusing sehingga pasien
tidak lagi minum obat tersebut. Pasien juga sudah bersosialisasi baik dengan tetangga dan teman-temannya.
Hubungan pasien dengan keluarga juga baik. Kondisi tersebut dirasakan selama kurang lebih 1,5 bulan.
Pasien sudah kembali beraktifitas seperti sebelum muncul keluhan. Pasien sudah tidak merasakan keluhan
apapun seperti hilang minat dan kegembiraan, mudah lelah, sulit tidur, nafsu makan berkurang, dan
konsentrasi perhatian berkurang. Pasien menyangkal melihat atau mendengar sesuatu yang tidak jelas
sumbernya. Pasien rutin membantu ibu dalam mengerjakan pekerjaan rumat seperti membersihkan rumah,
Aktivitas sehari-hari seperti makan dan mandi dilakukan pasien seperti biasa. Hubungan sosial dengan
teman dan tetangga baik. Hubungan dengan keluarga juga baik. Pasien sering melakukan kegiatan yang
pasien sukai seperti mengendarai motor di jalan raya dan touring motor.
RIWAYAT PSIKIATRIK
Namun dalam dua minggu terakhir, pasien sering melakukan hal-hal yang aneh seperti mengerjakan thesis
tanpa kenal lelah, olahraga seperti lari selama satu jam tanpa henti. Pasien adalah lulusan S1 kedokteran
UGM yang sekarang sedang mengerjakan thesis S2 nya padahal pasien adalah mahasiswa semester 2 yang
belum diwajibkan menulis thesis. Pasien mengaku sedang melakukan penelitian untuk menciptakan obat
baru, dan mengatakan hanya dia yang mampu membuat obat tersebut. Pasien juga mengatakan, setiap pagi
pasien melakukan olahraga seperti lari selama satu jam. Setelah lari, pasien langsung melanjutkan
mengerjakan thesis S2 nya tanpa istirahat terlebih dahulu, tetapi pasien tidak merasa kelelahan akan hal
tersebut. Pasien mengerjakan thesis hingga larut malam, karena merasa diri pasien tidak membutuhkan
waktu untuk tidur. Aktivitas sehari-hari seperti makan dan mandi masih dilakukan sendiri seperti biasa.
Aktivitas sosial dengan teman dan tetangga menurun karena pasien sudah tidak pernah keluar rumah, tetapi
pasien masih mengobrol dengan orang yang ada dirumah seperti ibu dan ayahnya. Menurut ibu pasien,
setiap hari pasien selalu bercerita dari awal hingga akhir mengenai perkembangan thesis S2 nya. Pasien
tidak hanya bercerita tentang thesis tersebut kepada ibunya, tetapi juga bercerita kepada ayah dan kedua
kakak pasien.
RIWAYAT PSIKIATRIK
Tanggal 23 April 2019, pasien diantar ibunya ke poliklinik jiwa RSJD Amino Gondhoutomo Semarang,
dengan keluhan terlalu bersemangat saat mengerjakan thesis S2 nya sehingga membuat pasien sulit tidur
dan jarang keluar rumah. Ibu pasien juga mengatakan, pasien setiap hari selalu menceritakan tentang
perkembangan thesis S2 tersebut. Pasien bercerita kepada ayah, ibu, dan bahkan kedua kakak pasien.
Menurut ibu pasien, pasien sebelumnya tidak pernah mengalami hal-hal seperti terlalu bersemangat dan
berbicara berlebihan mengenai suatu hal. Pasien menyangkal adanya gangguan tidur seperti terbangun
dengan cemas, berkeringat dan berdebar maupun adanya mimpi buruk. Pasien menyangkal keluhan seperti
melihat sesuatu yang tidak dilihat orang lain atau mendengar sesuatu yang sumbernya tidak jelas. Pasien
juga menyangkal merasa diawasi atau dimata-matai, merasa semua pikirannya di kendalikan oleh sesuatu
dari luar. Sekitar enam bulan yang lalu pasien pernah mengalami keluhan sulit tidur. Pasien sudah pernah
berobat ke psikiater dan mengikuti pengobatan teratur, sampai pasien merasa sudah sehat dan keluarga
pasien pun sudah tidak melihat keluhan apapun pada pasien, sehingga pasien memutuskan untuk
menghentikan pengobatan tersebut. Aktivitas sehari-hari saat ini seperti makan masih dilakukan sendiri
seperti biasa, tetapi pasien mandi hanya 1x sehari karena terlalu banyak menghabiskan waktunya hanya
untuk mengerjakan thesisnya. Hubungan sosial dengan tetangga dan teman pasien menurun karena pasien
lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, namun hubungan dengan keluarga masih baik..
RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA

Riwayat penyakit/gangguan psikiatrik : pernah mengalami gangguan depresi


pada bulan Oktober 2018 (selama 5 bulan)
Riwayat penyakit medis umum :
Hipertensi : Disangkal
Diabetes Mellitus : Disangkal
Jantung : Disangkal
Asma : Disangkal
Trauma Kepala : Disangkal
Penyakit Lain : Disangkal
Riwayat penggunaan Alkohol, Rokok, dan zat lainnya : Disangkal
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
Riwayat perkembangan fisik
Tidak ada kelainan perkembangan fisik pada diri pasien.
 
Riwayat Pramorbid dan Pribadi
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasien memiliki kakak laki-laki yang lebih tua 4 tahun dan 2 tahun
diatasnya. Kehamilan direncanakan dan diinginkan, ibu pasien sehat secara fisik dan mental, sering memeriksakan
kandungannya ke bidan. Tidak mengkonsumsi alkohol, zat terlarang lainnya, hanya mengonsumsi obat-obatan (asam
folat) dari bidan selama hamil. Pasien lahir spontan, cukup bulan tanpa penyulit dan ditolong oleh bidan, langsung
menangis, tidak ditemukan cacat fisik. Berat badan dan Panjang badan normal. Tidak ada trauma saat persalinan.
Pasien diasuh sendiri oleh orang tuanya.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
Riwayat Masa Anak-anak Awal (sejak lahir sampai usia 3 tahun)
Riwayat tumbuh kembang dan perilaku pasien sama dengan teman seusianya. Pasien suka bermain boneka bola.
Hubungan dengan teman sebayanya baik dan pasien memiliki beberapa teman dekat. Orang tua pasien mengajarkan
untuk tersenyum, mencium tangan orang tuanya, dan menyangi teman-temannya. Pasien merupakan anak yang
penurut, pasien cukup aktif. Pasien dapat berjalan pada usia 11 bulan, lancar bicara usia 2 tahun, toilet training dimulai
usia 3 tahun. Interaksi dengan orangtua dan sekelilingnya baik. Pasien dirawat sendiri oleh orang tuanya. Tidak ada
riwayat mimpi berulang.

Riwayat Masa Anak-anak Pertengahan (usia 3-11 tahun)


Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan teman seusianya. Pasien merasa dirinya laki-laki. Ibu pasien tidak
pernah marah bahkan memukul dan berbicara nada tinggi kepada pasien. Ayah pasien merupakan pribadi yang keras
dan disiplin sehingga menerapkan hukuman apabila anaknya melakukan kesalahan, dan tidak segan untuk memukul
anaknnya bila melakukan kesalahan. Pasien dan kedua kakaknya memiliki hubungan yang cukup baik namun
terkadang bertengkar untuk memperebutkan mainan atau barang. Pasien tidak merasa kesulitan dalam pelajaran di
sekolah, memiliki beberapa teman dekat. Tidak memiliki fobia, menyangkal melakukan kekerasan pada binatang,
sudah tidak mengompol sejak kelas 1 SD. Pasien memulai sekolah dasar pada saat usia 6 tahun, tidak pernah tinggal
kelas dan ditempuh dalam waktu 6 tahun. Pasien berprestasi dan sering menjadi juara kelas. Pasien diajarkan untuk
sholat 5 waktu dan mengaji setiap harinya setelah sholat maghrib dengan keluarganya di rumah.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
Riwayat Masa Anak-anak Akhir-Remaja (usia 11 – 18 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai dengan teman seusianya. Pasien memiliki beberapa teman dekat. Idola
pasien adalah Ibunya. Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol serta zat lainnya, pasien juga tidak merokok. Pasien
mulai menyukai lawan jenis sejak lulus SMP. Pasien pernah berpacaran dengan teman satu sekolahannya selama 3
tahun. Pertumbuhan sekunder pasien tidak terlambat. Pasien beberapakali terlibat masalah di sekolahnya akibat
membolos bersama teman-teman dekatnya. Pasien memiliki idola seorang pembalap bernama Valentino Rossi. Pasien
merasa idolanya tersebut terlihat gagah dan berkharisma saat melakukan aksi balap nya di sirkuit. Hal itu, membuat
pasien mulai mencoba kebut-kebutan menggunakan motor di jalan raya, namun hal tersebut tidak sampai mencederai
diri sendiri maupun orang lain, dan tidak melanggar rambu lalu lintas.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

Masa dewasa (lebih dari 17 tahun)


Riwayat Pendidikan
SD : ditempuh 6 tahun tanpa tinggal kelas
SMP : ditempuh 3 tahun tanpa tinggal kelas
SMA : ditempuh 3 tahun tanpa tinggal kelas
Universitas : S1 ditempuh selama 3,5 tahun

Riwayat Pekerjaan
Pasien belum bekerja, karena setelah lulus S1 Kedokteran pasien langsung melanjutkan studi S2.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah.

Riwayat Keagamaan
Pasien beragama Islam dan menjalani ibadah dengan baik. Sejak kecil pasien sudah diajarkan kedua orang tuanya
untuk sholat 5 waktu dan mengaji.

Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum dan tidak pernah ditahan.

Riwayat Aktivitas Sosial


Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga baik dan sering berkomunikasi, pasien sering terlibat dalam kegiatan di
lingkungannya.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

Situasi hidup sekarang


Pasien tinggal di rumah lantai 1 di Ketileng Semarang dengan kedua orang tuanya. Kedua kakaknya sudah bekerja
namun masih dalam satu kota. Penghasilan berasal dari hasil gaji bapak yang bekerja sebagai wiraswasta di bidang
tambang dan ibu sebagai pemilik butik yang cukup berlebih untuk memenuhi kebutuhan pasien. Hubungan pasien
dengan keluarga baik, hubungan dengan tetangga dan teman terganggu.

Riwayat Psikoseksual
Pasien tidak pernah berhubungan seksual. Orang tua pasien memberi pengertian tentang perkembangan seksual pasien.
Pasien tidak pernah mengalami pelecahan dan kekerasan seksual. Orientasi seksual pasien adalah laki-laki. Tidak
pernah berhubungan dengan sesama jenis.
RIWAYAT KELUARGA
Di keluarga pasien tidak ada yang memiliki penyakit yang sama dengan pasien. Dalam keluarga pasien
memiliki hubungan paling dekat dengan Ibunya karena dari kecil ia sering menghabiskan waktu dengan Ibunya
serta pasien sering bercerita dengan Ibunya ketika bersama.

Keterangan :

= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
= Satu Rumah
STATUS MENTAL

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


Penampilan
Seorang laki-laki usia 24 tahun, tampak sehat, penampilan sesuai usia, kebersihan dan kerapian baik.
Kesadaran
Psikiatri : Jernih
Sensorium : Compos mentis
STATUS MENTAL

B. Sikap
a. Tingkah laku
Apatis ( - )
Hipoaktif ( - ) Kooperatif ( + )
Hiperaktif ( + ) Negativisme ( - )
Permusuhan ( - )
Normoaktif ( - ) Dependent ( - )
Stupor ( - ) Pasif ( - )
Aktif ( - )
Agresif ( - )
Rigid ( - )
Verbigrasi ( - )
Perseverasi ( - )
Eshoprasi ( - )
Escholalia ( - )
A. Mood dan Afek

B. Afek
A. Mood
Serasi ( + )
Eutimik ( - ) Tidak serasi ( - )
Hipertimik ( - ) Datar ( - )
Tumpul ( - )
Hipotimik ( - )
Labil ( - )
Disforik ( - )
Tension ( - )
Euforik ( + )
STATUS MENTAL
Pembicaraan
Kualitas : Logorrhea
Kuantitas : bicara cepat, volume besar dan sulit diinterupsi
Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
Kontak psikis
Ada, wajar dan dapat dipertahankan
GANGGUAN PROSES PIKIR

1. Isi pikir : ide kebesaran / grandiose ideas


 Tough of echo ( - )
 Tough of invertion ( - )
 Tough of withdrawal ( - )
 Tough of broadcasting( - )
 Delution of control ( - )
 Delution of influence ( - )
 Delution of pasivity ( - )
 Delution of perception ( - )

 Waham somatik ( - )
 Waham kebesaran ( + )
SENSORIUM DAN KOGNITIF
Sensorium (kesadaran, perhatian) kognisi (daya ingat, daya pikir, daya belajar)
Kesadaran
Kuantitatif (medis umum) : kompos mentis
Kualitatif (psikiatrik) : jernih
Orientasi
Tempat : Baik
Waktu : Baik
Personal : Baik
Situasional : Baik
Daya ingat
Segera : Baik
Sesaat : Baik
Jangka panjang : Baik
Konsentrasi : Baik
Perhatian : Baik
Pikiran abstrak : Baik
Pikiran konkrit : Baik
Baca tulis : Baik
Visuospasial : Baik
Daya nilai : Baik
Pengendalian impuls : Baik
Reliabilitas : Reliable
Pertimbangan (judgement) : Baik
Tilikan (insight) :4
Pasien menyadari bahwa dirinya sakit namun tidak mengetahui penyebab penyakitnya.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik umum
Kesadaran umum : Kompos mentis
Tanda vital
Tek. Darah :120/80 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36,50C
Pernafasan : 24 x/menit
Status gizi : kesan gizi cukup
Berat Badan : 60 kg
Tinggi Badan : 165 cm
Indeks Massa Tubuh : 22,03 kg/m2 (kesan gizi cukup)
Kulit : dalam batas normal
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : dalam batas normal
Mata : dalam batas normal
Telinga : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
Tenggorokan : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Thorax : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Urogenital : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
Status neurologis
GCS : E4V5M6
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG/PELENGKAP/TAMBAHAN/PENENTU
Pemeriksaan penunjang terkait psikatrik
Altman Self-Rating Mania Scale hasil 19 (kemungkinan besar kondisi hipomanik atau manik)

Pemeriksaan penunjang terkait medis umum


Tidak dilakukan
FORMULASI DIAGNOSIS
Seorang laki-laki usia 24 tahun berpenampilan sesuai dengan usianya, kerapian dan kebersihan cukup.
AXIS I
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan pasien seorang laki-laki, usia 24 tahun, penampilan sesuai
usia, kebersihan dan kerapian cukup. Didapatkan keluhan pasien yaitu sulit tidur, hiperaktivitas, dan terlalu banyak
bicara. 6 bulan yang lalu pasien putus dengan pacarnya. Hal ini menyebabkan pasien mengalami gangguan depresi
(didiagnosis oleh psikiater setelah pemeriksaan) dengan keluhan seperti nyeri perut, konsentrasi dan perhatian
berkurang, mudah lelah, sulit tidur, nafsu makan berkurang, dan hilang minat kegembiraan yang dimana
keluhan tersebut mencakup 3 gejala mayor dan 3 gejala minor dari depresi.
Setelah 5 bulan, terdapat penyembuhan dari episode depresi, dimana pasien sudah tidak merasakan keluhan-keluhan
depresi yang dirasakan seperti konsentrasi dan perhatian berkurang, mudah lelah, sulit tidur, nafsu makan
berkurang, dan hilang minat kegembiraan. Keluarga juga sudah tidak menemukan keluhan-keluhan depresi pada
pasien. Pasien sudah tidak minum obat dan tidak kontrol ke psikiater karena merasa sudah sehat, dan pasien juga
tidak terlalu suka dengan efek obat yaitu pusing. Kondisi tersebut dirasakan selama kurang lebih 2 bulan. Pasien
sudah kembali normal seperti sebelum muncul keluhan. Tidak ada keluhan apapun yang dirasakan seperti hilang minat
dan kegembiraan, mudah lelah, sulit tidur, nafsu makan berkurang, dan konsentrasi perhatian berkurang. Pasien
menyangkal melihat atau mendengar sesuatu yang tidak jelas sumbernya. Pasien rutin membersihkan rumah, aktivitas
sehari-hari seperti makan dan mandi dilakukan seperti biasa. Hubungan sosial dengan teman dan tetangga baik.
Hubungan dengan keluarga juga baik.
FORMULASI DIAGNOSIS
Dalam 2 minggu terakhir, pasien sering melakukan hal-hal aneh seperti aktivitas berlebih saat mengerjakan
thesis S2, tak kenal lelah saat berolahraga, sulit tidur, dan terdapat ide kebesaran yakni menciptakan obat baru,
dan juga pasien terlalu optimis bahwa hanya dirinya saja yang dapat menciptakan obat tersebut. Pasien
menyangkal keluhan melihat atau mendengar sesuatu yang tidak jelas sumbernya.
Berdasarkan pemeriksaan status mental : kontak psikis ada dan wajar, dapat dipertahankan, kesadaraan pskiatri jernih,
kesadaran sensorium komposmentis, tingkah laku hiperaktif, sikap kooperatif, mood euforik, afek serasi, pembicaraan
(kualitas : logorrhea; kuantitas : bicara cepat dan sulit diinterupsi). Bentuk pikir realistik, arus pikir koheren, isi pikir
didapatkan ide-ide kebesaran. Orientasi dan daya ingat baik, perhatian dan konsentrasi baik dapat dipertahankan. Tilikan
4. Sesuai PPDGJ III dapat dikategorikan F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala
Psikotik
FORMULASI DIAGNOSIS
AXIS II
Berdasarkan anamnesis riwayat masa kanak- kanak hingga dewasa dapat disimpulkan pasien memiliki ciri
kepribadian dissosial, yaitu pada masa anak-anak pasien beberapa kali mendapatkan masalah karena
membolos. Selain itu, pasien juga mengidolakan pembalap bernama Valentino Rossi karena idolanya
tersebut terlihat gagah saat balapan di sirkuit. Hal tersebut, membuat pasien sering kebut-kebutan dengan
sepeda motor di jalan. Hal tersebut terbawa sampai dewasa dimana pasien sering kebut-kebutan di jalan
raya, namun tidak sampai mencelakkan diri sendiri maupun orang lain, tidak pernah melanggar rambu lalu
lintas, dan juga tidak menyebabkan lalu lintas menjadi kacau. Tetapi hal ini tidak mengganggu dirinya
maupun orang lain, tidak menimbulkan hendaya dalam pekerjaan dan aktivitas, serta tidak terdapat
perilaku maladaptif sehingga belum bisa dikatakan gangguan kepribadian. (Ciri kepribadian dissosial)
FORMULASI DIAGNOSIS
AXIS III
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, tidak dapatkan gangguan kondisi medis umum (Z03.2)
AXIS IV
Masalah berkaitan dengan lingkungan dan sosial (putus dengan pacar)
AXIS V
GAF 1 tahun terakhir : 70
GAF mutakhir : 50
Kurva GAF
x HELMIA WKWK
100

90

80

70

60

50

40

30

20

10
y
1 tahun terakhir 6 bulan SMRS 2 bulan SMRS 2 minggu saat periksa
DIAGNOSTIK MULTIAKSIAL
AXIS I : F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik
DD Axis I :F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
F30.1 Mania Tanpa Gejala Psikotik
 
AXIS II : Z03.2 tidak ada diagnosis axis II (Ciri kepribadian dissosial)
AXIS III : Z03.2 tidak ada diagnosis axis III
AXIS IV :
Masalah berkaitan dengan lingkungan (putus dengan pacar)
AXIS V
GAF 1 tahun terakhir : 90
GAF mutakhir : 70
PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi
Psikokofarmakoterapi
R/ Lithium carbonate tab 200 mg No X
S 2 dd tab I
---------------------------------------- v
R/ Alprazolam tab 0,5 mg no. X
S 2 dd tab I
---------------------------------------- v
PENATALAKSANAAN
Non Farmakoterapi
Terapi Psikososial/Pshycosocialtherapy
- Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya, penyebab, cara mengatasi, terapi dan prognosis
- Memotivasi pasien untuk minum obat teratur, serta memberi kenyamanan, didukung egonya, agar lebih bisa
beradaptasi optimal dalam fungsi sosial dan pekerjaannya
Cognitif Behavioral Therapy (CBT)
memperbaiki cara berpikir pasien dengan cara pasien harus selalu berfikir positif mengenai kakaknya yang membantu
ekonominya
Memberikan kesempatan terhadap pasien untuk menceritakan keluhan dan isi hati sehingga perasaan lebih lega, serta
memberitahu lebih mendekatkan diri terhadap Allah SWT dengan cara salat 5 waktu
menganjurkan untuk berobat dan minum obat teratur
Terapi Keluarga
Dukungan keluarga kepada pasien untuk membangun kepercayaan diri
PROGNOSIS
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai