Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CEDERA KEPALA

DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD SAYANG CIANJUR

Roni Arisandi Resniati Gumilang


Anisa Nurmalia Fuqoha Risma Julia Lismaya
Dede Hasanah Saiful Anwar
Diana Marliantin Selamet Yogaswara
Ilham Yanuar SlametSyahibul Maksud
Irma Marlianti Siti Neni Mulyani
Nurhasanah Tuti Rohayati
Nephi Susanti Effendi Yusuf Abdul Salam
BAB 1
PENDAHULUAN

• Cedera kepala akibat trauma sering kita jumpai di


lapangan.
• Diperkirakan 100.000 orang meninggal setiap
tahunnya akibat cedera kepala, dan lebih dari
700.000 mengalami cedera cukup berat yang
memerlukan perawatan di rumah sakit. Dua per tiga
dari kasus ini berusia di bawah 30 tahun dengan
jumlah laki-laki lebih banyak dari wanita (Smeltzer
and Bare,2002).
TUJUAN
• Tujuan umum
Agar penulis mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
cidera kepala, secara benar, tepat dan sesuai dengan standar keperawatan secara
professional

• Tujuan khusus
• Mengetahui tinjauan teori tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
cedera kepala
• Mengetahui tinjauan kasus tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
cedera kepala
• Mengetahui pembahasan tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
cedera kepala
• Mengetahui kesimpulan tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
cedera kepala
BAB II
TINJAUAN TEORI 
• KONSEP DASAR CEDERA KEPALA
• PENGERTIAN
• Cidera kepala (terbuka dan tertutup) terdiri dari
fraktur tengkorak, commusio (gegar) serebri, contusio
(memar) serebri, laserasi dan perdarahan serebral
yaitu diantaranya subdural, epidural, intraserebral,
dan batang otak (Doenges, 2000:270). Cedera kepala
merupakan proses dimana terjadi trauma langsung
atau deselerasi terhadap kepala yang menyebabkan
kerusakan tengkorak dan otak (Grace & Borley, 2007).
 
ETIOLOGI

Menurut Tarwoto (2007), penyebab dari Cedera Kepala adalah :


• Kecelakaan lalu lintas.
• Terjatuh
• Pukulan atau trauma tumpul pada kepala.
• Olah raga
• Benturan langsung pada kepala.
• Kecelakaan industri.

• Menurut NANDA NIC-NOC (2013), etiologi dari cedera kepala


adalah :
– Cedera Akselerasi
– Cedera Deselerasi
– Cedera Akselerasi-Deselerasi
– Cedera Coup-countre Coup
– Cedera Rotasional
KLASIFIKASI
• Menurut jenis cedera
• Menurut berat ringannya berdasarkan GCS
• Menurut patologis :
TANDA DAN GEJALA
• Berdasarkan anatomis
• Gegar otak (comutio selebri)
• Edema Cerebri
• Memar Otak (kontusio Cerebri)
• Laserasi

• Berdasarkan nilai GCS (Glasgow Coma Scale)


• Cidera kepala Ringan (CKR)
• Cidera Kepala Sedang (CKS)
• Cidera Kepala Berat (CKB)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
– CT Scan
– Angiografi Serebral
– EEG (Electro Encephalografi)
– MRI (Magnetic Resonance Imaging)
– Sinar X
– Test Orientasi dan Amnesia Galveston (TOAG)
– Pemeriksaan pungsi lumbal
PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan umum cedera kepala:
• Monitor respirasi : bebaskan jalan nafas, monitor keadaan
ventilasi, periksa analisa gas darah, berikan oksigan jika perlu
• Monitor tekanan intrakranial
• Atasi syok bila ada
• Kontrol tanda vital
• Keseimbangan cairan dan elektrolit

Operasi
• Craniotomy
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
CEDERA KEPALA
• PENGKAJIAN
• Umum
Airway  
• Pertahankan kepatenan jalan nafas.
• Atur posisi : posisi kepala flat dan tidak miring ke satu sisi untuk
mencegah penekanan/bendungan pada vena jugularis
• Cek adanya pengeluaran cairan dari hidung, telinga atau mulut 

Breathing  
• Kaji pola nafas, frekuensi, irama nafas, kedalaman
• Monitoring ventilasi : pemeriksaan analisa gas darah, saturasi oksigen 
• Circulation  
• Kaji keadaan perfusi jaringan perifes (akral, nadi capillary rafill, sianosis pada kuku, bibir).
• Monitor tingkat kesadaran, GCS, periksa pupil, ukuran, reflek terhadap cahaya
• Monitoring tanda – tanda vital
• Pemberian cairan dan elektrolit
• Monitoring intake dan output

• Pemeriksaan 6B :
• BREATHING
• BLOOD
• BRAIN
• BLADER
• BOWEL
• BONE
– Khusus
• Konservatif    
• Operatif    
• Monitoring tekanan intrakranial    
• Pemberian diet/nutrisi
• Rehabilitasi, fisioterapi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
– Resiko perdarahan b.d trauma, riwayat jatuh
– Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d penurunan ruangan untuk
perfusi serebral, sumbatan aliran darah serebral
– Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan persepsi/ kognitif, terapi
pembatasan/kewaspadaan keamanan, mis tirah baring , immobilisasi
– Kerusakan memori
– Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
– Resiko kekurangan volume cairan
– Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d trauma jaringan otak
– Resiko infeksi
– Intoleransi aktivitas
– Nyeri akut
– Resiko cidera b.d penurunan tingkat kesadaran, gelisah, agitasi, gerakann
involunter dan kejang
– Ansietas
INTERVENSI
• Terlampir di Microsoft Word
BAB III
TINJAUAN KASUS
• Ruangan :  IGD
• Tanggal masuk  : 05 Juli 2020
• Tanggal pengkajian : 05 Juli 2020
• Diagnosa Medis : Cidera kepala berat (CKB)
• Pengkajian
• Identitas pasien
• Nama : Tn D
• Umur : 23 tahun
• Jenis kelamin : laki-laki
• Alamat : Ciranjang Cianjur
•  
• Penanggung jawab
• Nama : Tn A
• Umur : 63 tahun
• Jenis kelamin : laki-laki
• Hubungan dengan pasien : ayah
Riwayat kesehatan
• Keluhan utama
Pasien datang ke RSUD Sayang Cianjur pada tanggal 05 Juli 2020,
dengan kecelakaan motor, pasien mengalami penurunan  kesadaran.
Terdapat hematome di kepala dan krepitasi pada paha bagian kanan
sepertiga medial dextra.

• Riwayat kesehatan sekarang


Pasien datang ke IGD dibawa oleh keluarganya pada pukul 09.25 WIB
tanggal 05 Juli 2020. Pasien tabrakan dengan kendaraan bermotor
dengan penurunan kesadaran,terdapat hematome pada kepala dan
krepitasi pada paha bagian kanan sepertiga meial dextra dan wajah
hematome, keluar darah dari mulut, telinga dan hidung, pasien sesak.
Primary survey
• Airway : terdapat sumbatan jalan nafas berupa darah dan lendir. 

• Breathing
• Look : adanya pengembangan dinding dada .frekuensi 32 /menit
• Listen : terdengar suara nafas stidor.
• Feel : terasa hembusan nafas ,terlihat otot bantu pernafasan

• Circulation :Akral dingin,kulit pucat,terdapat perdarahan di


telinga,hidung,mulut, CRT  >  3 detik, akral dingin

• Disability :  GCS 7 (E2,M3,V2) dan kesadaran sopor.


Secondary survey
•• Kesadaran
  : Sopor
• Keadaan umum : Lemah
• GCS : 7
• TTV :
• TD: 100/60 mmHg
• N : 102 x/m
• P : 32 x/m
• S : 37.8

• Pemeriksaan fisik Head to Toe


Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan Laboratoorium
No Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
1 Haemoglobin 9,4 g/dl 13,0 - 16,0
2. Hematokrit 33 % 37 – 43
3 Leukosit 21,2 1000/ul 5,0 – 10, 0
4 Trombosit 198 1000/ul 150 - 400

• Pemeriksaan CT- Scan


Terdapat edema serebral pada daerah kepala
Therapi pengobatan :
• IVFD RL 30 tpm
• Dexa methason  3x1 amp
• Citicolin 3x1 amp
• Asam tranexamat  3x1 amp
• Vit K 3x1 amp
• Keterolac 3x1  amp
• Cefotaxime 2x1 gr
• Kateter polay
• NGT
• Suction
Diagnosa Keperawatan
• Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
adanya darah dan secret
• Gangguan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan edema otak
Intervensi Keperawatan
• Terlampir di Microsoft Word

Implementasi Keperawatan
• Terlampir di Microsoft Word

Evaluasi Keperawatan
• Terlampir di Microsoft Word
BAB IV
PEMBAHASAN
• Didalam tinjauan teori dan kasus terkadang terdapat kesamaan ataupun perbedaan yakni
bisa dalam hal gejala, penatalaksanaan ataupun asuhan keperawatan nya.
• Di tinjauan teori :
• Gejala yang muncul yaitu seperti :
• Gegar otak (comutio selebri)
• Edema Cerebri
• Memar Otak (kontusio Cerebri)
• Laserasi
• Di Tinjauan Kasus :
• Gejala yang muncul yaitu :
• Penurunan kesadaran
• Terdapat hematom pada kepala dan muka
• Perdarahan dari hidung,mulut dan telinga
• Sesak nafas
• Bahwa terdapat kesamaan antara tanda dan gejala pasien dengan cedera kepala
ditinjauan teori dan kasus
• Proses pengkajian hampir sama dengan pengkajian didalam kasus bahwa
harus memilih prioritas pengkajian primer lalu pengkajian sekunder.
• Ditinjauan teori :
• Diagnosa keperawatan yang muncul yaitu :
– Resiko perdarahan b.d trauma, riwayat jatuh
– Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d penurunan ruangan
untuk perfusi serebral, sumbatan aliran darah serebral
– Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan persepsi/ kognitif, terapi
pembatasan/kewaspadaan keamanan, mis tirah baring , immobilisasi
– Kerusakan memori
– Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
– Resiko kekurangan volume cairan
– Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d trauma jaringan otak
– Resiko infeksi
– Intoleransi aktivitas
– Nyeri akut
– Resiko cidera b.d penurunan tingkat kesadaran, gelisah, agitasi,
gerakann involunter dan kejang
– Ansietas
• Sedangkan ditinjauan kasus, diagnosa keperawatan yang
muncul yaitu :
• Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya darah dan
secret
• Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
edema otak
• Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus, bahwa
diagnosa keperawatan hampir sama cuma tidak semua
diagnosa keperawatan di tinjauan teori harus ada di tinjauan
kasus begitupun sebaliknya karena diagnosa keperawatan
dalam tinjauan kasus harus berdasarkan kondisi pasien saat
itu. Didalam tinjauan teori diagnosa keperawatan ada 12 buah
sedangkn ditinjauan kasus ada 2 diagnosa keperawatan, jadi
terdapat perbedaan dalam hal diagnosa keperawatan.
• Intervensi keperawatan menggunakan NIC NOC sedangkan
ditinjauan kasus intervensi keperawatan menggunakan
Doenges, Marilynn.
• Jadi, di dalam intervensi keperawatan terdapat perbedaan
tetapi tujuan nya sama yaitu untuk memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan cedera kepala.
• Implementasi keperawatan ditinjauan teori tidak disebutkan
karena tidak dilakukan intervensi ke pasien, tetapi didalan
tinjauan kasus implementasi keperawatan disebutkan
berdasarkan kebutuhan pasien saat itu.
• Evaluasi didalam tinjauan teori juga ada evaluasi keperawatan
begitupun didalan tinjauan kasus harus ada evaluasi
keperawatan untuk melihat apakah berhasil tindakan kita atau
malah timbul masalah baru.
•  
BAB V
PENUTUP
 

• Kesimpulan
• Saran
WASSALAMUALAIKUM ...

Anda mungkin juga menyukai