Koloid
A. DISPERSI
Dispersi adalah pembuatan koloid dengan cara
menghaluskan partikel kasar (suspensi) menjadi
partikel berukuran koloid. Pembuatan koloid dengan
sistem ini meliputi :
1. Cara Mekanik
2. Cara Peptisasi
3. Cara Busur Bredig
4. Cara Homogenisasi
1. Cara Mekanik
Proses pembuatqan koloid malalui menggerusan &
penggilingan (untuk zat padat) serta pengadukan &
pengocokan (untuk zat cair).
Contoh :
Pembuatan sol belerang, sol belerang dapat dibuat
dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama
dengan suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian
mencampur serbuk halus itu dengan air.
2. Cara Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dengan
menggunakan zat kimia (zat elektrolit) untuk memecah
partikel besar (kasar) menjadi partikel koloid.
Contoh :
Agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh
aseton, karet oleh bensin, dan lain-lain.
Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S dan endapan
Al(OH)3 oleh AlCl3.
Endapan AgI dapat dipeptisasi dengan menambahkan
larutan elektrolit dari ion sejenis, misalnya kalium
iodida (KI) atau perak nitrat (AgNO3)
3. Cara Busur Bredig
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-
sol logam. Logam yang akan dijadikan koloid
digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam
medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di
antara kedua ujungnya. Mula-mula atom-atom logam
akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut
mengalami kondensasi, sehingga membentuk partikel
koloid. Jadi, cara busur ini merupakan gabungan cara
dispersi dan cara kondensasi.
Contoh:
Pembuatan sol emas, sol platina dan sol logam.
4. Cara Homogenisasi
Dengan menggunakan mesin homogenisasi
Contoh :
Emulsi obat dipabrik dilakukan dengan proses
homogenisasi.
Pembuatan susu kental manis yang bebas kasein
dilakukan dengan mencampur serbuk susu skim
kedalam air dengan menggunakan mesin
homogenisasi.
B. KONDENSASI
Cara kondensasi yaitu dengan mengubah partikel-
partikel yang lebih kecil menjadi partikel yang lebih
besar (partikel koloid). Hal yang harus diperhatikan
pada pengerjaan cara kondensasi adalah menjaga
ukuran partikel koloid, karena partikel yang terlalu
besar akan mengendap.
Untuk menghindari penggumpalan selama
kondensasi berlangsung maka selama kondensasi
dimulai, larutan sudah harus lewat jenuh dan bibit-
bibit kondensasi harus sudah terbentuk. Cara ini dapat
dilakukan dengan reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi
redoks, hidrolisis, dan reaksi pengendapan serta
pergantian pelarut.
1. Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan
bilangan oksidasi.
Contoh
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen
sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu
dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
Contoh:
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila
ke dalam air mendidih ditambahkan larutan FeCl3,
maka akan terbentuk sol Fe(OH)3.
Contoh:
Belerang larut dalam etanol tapi tidak larut dalam air. Bila
larutan jenuh belerang dalam etanol dituangkan dalam air,
maka akan terbentuk sol belerang. Hal ini terjadi akibat
menurunnya kelarutan belerang di dalam campuran
tersebut.
Indikator fenolftalein larut dalam etanol tetapi tidak larut
dalam air. Bila air ditambahkan ke dalam larutan
fenolftalein dalam etanol terbentuk cairan seperti susu.