0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
26 tayangan10 halaman
Fiqh kontemporer adalah upaya untuk menyesuaikan hukum Islam dengan masalah-masalah modern melalui pendekatan al-Quran dan hadis. Isu-isu yang dibahas termasuk keluarga, ekonomi, pidana, wanita, kedokteran, teknologi, dan politik. Contohnya, penggunaan kontrasepsi diizinkan asalkan motivasi yang tepat seperti kesehatan, bukan untuk berzina atau menghindari kemiskinan.
Fiqh kontemporer adalah upaya untuk menyesuaikan hukum Islam dengan masalah-masalah modern melalui pendekatan al-Quran dan hadis. Isu-isu yang dibahas termasuk keluarga, ekonomi, pidana, wanita, kedokteran, teknologi, dan politik. Contohnya, penggunaan kontrasepsi diizinkan asalkan motivasi yang tepat seperti kesehatan, bukan untuk berzina atau menghindari kemiskinan.
Fiqh kontemporer adalah upaya untuk menyesuaikan hukum Islam dengan masalah-masalah modern melalui pendekatan al-Quran dan hadis. Isu-isu yang dibahas termasuk keluarga, ekonomi, pidana, wanita, kedokteran, teknologi, dan politik. Contohnya, penggunaan kontrasepsi diizinkan asalkan motivasi yang tepat seperti kesehatan, bukan untuk berzina atau menghindari kemiskinan.
pemikiran fiqh dewasa ini. Dalam hal ini yang menjadi titik acuan adalah bagaimana tanggapan dan metodologi hukum islam dalam memberikan jawaban terhadap masalah-masalah kontemporer. Ruang Lingkup 1. Aspek hukum keluarga ; akad nikah melalui telepon, penggunaan alat kontra sepsi, dan lain-lain 2. Aspek ekonomi ; system bunga dalam bank, zakat profesi, asuransi, dll 3. Aspek pidana ; huku pidana islam dalam sistem hukum nasional 4. Aspek kewanitaan ; busana muslimah (jilbab), wanita karir, kepemimpinan wanita, dan lain-lain. 5. Aspek medis ; pencangkokan organ tubuh atau bagian organ tubuh, pembedahan mayat, euthanasia, ramalan genetika, cloning, penyebrangan jenis kelamin dari pria ke wanita atau sebaliknya, bayi tabung, percobaan- percobaan dengan tubuh manusia dan lain-lain. 6. Aspek teknologi ; menyembelih hewan secara mekanis, seruan adzan atau ikrar basmalah dengan kaset, makmum kepada radio atau televisi, ll 7. Aspek politik (kenegaraan); yakni perdebatan tentang perdebatan sekitar istilah “Negara islam”, proses pemilihan pemimpin, loyalitas kepada penguasa (kekuasaan), dan lain sebagainya. 8. Aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah ; tayammum dengan selain tanah (debu), ibadah kurban dengan uang, menahan haid karena demi ibadah haji, dan lain sebagainya. Latar belakang munculnya isu Fiqh kontemporer yaitu akibat adanya arus modernisasi yang meliputi hampir sebagian besar Negara- Negara yang dihuni oleh mayoritas umat islam. Modernisasi tersebut melahirkan berbagai macam bentuk perubahan baik secara struktural maupun kultural. Teks Al-Qur’an tentunya tidak mengalami perubahan, tetapi pemahaman dan penerapannya dapat disesuaikan dengan konteks perkembangan zaman. Karena perubanhan sosial merupakan suatu proses kemasyarakatan yang berjalan secara terus menerus, maka perubahan penerapan dan pemahaman ajaran islam juga harus bersifat kontinu sepanjang zaman. Dengan demikian islam akan tetap relevan dan aktual, serta mampu menjawab tantangan modernitas. Sifat dinamis dan terbuka terhadap perubahan ini sebagai konsekuensi logis dari tugas fiqh, yang harus selalu berusaha menyelaraskan problema kemanusiaan yang terus berkembang dengan pesat dan akseleratif dengan dua sumber rujukan utamanya yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Kompleksitas persoalan-persolan baru yang muncul di masa kini tentunya akan membutuhkan pemecahan masalah berdasarkan nilai-nilai agama. Di sinilah letak betapa pentingnya rumusan ideal moral maupun formal dari fiqh kontemporer tersebut. Contoh Masalah :
Pada zaman ini penggunaan kontrasepsi sangat marak
dipergunakan oleh para wanita. Banyak orang beranggapan bahwa islam melarang penggunaan kontrasepsi karena beranggapan kb merupakan pembunuhan terselubung. Seperti pada ayat dibawah ini
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut
kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar …” (Q.S. Al-Israa’ [17] : 31) Sedangkan sebagian lain membenarkan bahwa kontrasepsi dibolehkan asal untuk kepentingan dirinya sendiri, misal karena sang ibu sakit atau karena penyakit lainnya. Seperti yang dijelaskan hadist dibawah ini
“Kami biasa melakukan azl di saat Al-Qur’an masih turun”
Ishaq menambahkan : “Sekiranya azl dilarang tentu Al- Qur’an akan melarang perbuatan kami” (H.R. Muslim No. 2608)
Dari hadits di atas jelas menyatakan bahwa upaya
pencegahan kehamilan dengan cara azl (coitus interuptus) tidak dilarang oleh Allah. Sekiranya hal itu dilarang maka akan diturunkan ayat yang melarangnya karena hal itu terjadi di masa wahyu masih turun. Padahal Azl hakikatnya sama saja upaya untuk mencegah sperma bertemu dengan sel telur. Maka jika azl boleh, berarti upaya menghalangi sperma bertemu dengan sel telur dengan metoda pencegahan kehamilan lainnya juga boleh. Disinilah tugas kita untuk menerapkan fiqh kontemporer, memilih yang baik dan meninggalkan yang buruk bergantung pada sudut pandang alquran dan hadist. Dari masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa yang jadi masalah boleh dan tidak boleh bukan soal menghalangi sperma bertemu dengan sel telur, dan bukan upaya mencegah kehamilannya, melainkan motivasinya karena apa. Jika motivasinya karena zina dan tidak ingin hamil, maka zinanya itu sendiri sudah haram. Jika motivasinya karena takut miskin maka hal itu adalah tercela. Jika motivasinya tidak ingin anak sama sekali itu juga hal yang dibenci.