Obat Hematologi
Obat Hematologi
By :
Endra Wibisono
Singgih Winoto
Titis Hadiyanti S.
Anemia gizi
Anemia yang disebabkan oleh defisiensi
nutrien yang merupakan faktor eritropoesis
dalam pembentukan sel darah merah
Penyebab
Asupan tidak adekuat ( Primer)
Absorbsi tidak adekuat ( TGI disease )
Utilisasi tidak adekuat (keganasan, infeksi)
Kebutuhan yang meningkat (kehamilan)
Eksresi yang meningkat ( peny.hati)
TIPE ANEMIA GIZI
BERDASARKAN PEMERIKSAAN
HEMATOLOGIK
Test B12 Deficiency Folate Deficiency Iron Deficiency Anemia of Chronic Disease
RBC count D D D D
Hemoglobin D D D Slight D
Hematocrit D D D D
MCV I I D N
MCH I I D N
MCHC N N D N
Reticulocyte count N or D N or D N or D N or D
RDW N or I N or I I N
Serum ferritin I I D N or I
TIBC N N N or I N or D
Transferrin N N N or I N or D
Transferrin N N D N or D
saturation (%)
Serum iron N N D D
Serum folate N or I D N N
Red cell folate D D N N
Vitamin B12 D N N N
Red blood cells Normochromic, Normochromic, Hypochromic, Hypochromic, microcytic (both mild)
macrocytic macrocytic microcytic
Mengandung 20% Fe
Indikasi :
Dosis obat : untuk anemia berat bisanya diberikan 3x 300 mg selama 6
bulan
Farmakokinetik :
Absorbsi : mula-mula 45 mg /hari dan setelah Fe terpenuhi akan menurun
menjadi 5-10 mg /hari . terutama melalui duodenum penyerapannya
makin ke distal absorbsinya makin berkurang. Absorbsi Fe meningkat
pada keadaan defisiensi Fe, berkurangnya depot Fe atau meningkatnya
erithropoeisis.
Distribusi : Fe akan diikat oleh transferin (siderofilin) untuk kemudiaan
diangkut ke berbagai jaringan terutama sum-sum tulang dan depot Fe.
Sel-sel retikulum dapat juga mengangkut Fe.
Metabolisme : bila tidak digunakan dalam erithropoeisis, Fe
akan disimpan dalam bentuk feritin dalam sel-sel
retikuloendotelial. Bila Fe diberikan IV akan cepat diikat oleh
apoferitin dansisimpan terutama di hati.sedangkan bila
diberikan peroral akan terutama akan disimpan dalam limpa dan
sumsum tulang.
Ekskresi : ekskresi tiap hari sekitar 0,5-1 mg perhari. Ekskresi
terutama melalui sel epitel kulit dan saluran cerna yang
terkelupas, selain itu melalui keringat, kulit, urin, feses serta
kuku dan rambut yang dipotong. Pada wanita usia subur,
diperkirakan jumlah Fe yang dikeluarkan perhari mencapai 0,5-
1 mg
Farmakodinamik : besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin
(Hb), sehingga defisiensi Fe akan menyebabkan terbentuknya sel
darah merah yang lebih kecil dengan kandungan Hb yang rendah
dan menimn=bulkan anemia hipokrom mikrositik.
Efek samping : efek yang paling sering timbul adalah intoleransi
terhadap pemberian peroral yaitu nyeri lambung (7-20%),
konstipasi (10%), diare (5%) dan kolik. Pemberian IM dapat
menyebabkan rekasi lokal pada tempat pemberian suntikan berupa
rasa sakit dan peradangan dengan pembeasaran inguinal.
Peradangan lokal lebih sering terjadi pada pemberian IM
dibandingkan IV. Reaksi yang dapat timbul 10 menit setelah
suntikan adalah sakit kepala, nyeri otot dan sendi, hemolisis,
takikardi, flushing, berkeringat, mua, muntah, bronkospasme,
pusing, hipotensi dan syok sirkulasi. Intoksikasi akut sangat jarang
terjadi, kebanyakn akibat menean terlalu banyak tablet FeSO4 yang
mirip gula-gula pada anak (konsumsi Fe > 1 gr), kelaiann utama
terjadi pada saluran cerna muali dari korosif, iritasi sampai
nekrosis. Gejala yang timbul seringkali berupa mual,muntah, diare,
hematemesis serta feses berwarna hitan akibat dari pendarahan.
Interaksi obat : absorbsi dapat ditingkatkan oleh
kobal, inosin, etionin, vitamin C, HCL , sukisnat
dan senyawa asam lain. Absorbsi akan menurun
bila terdapat fosfat atau antasida
Fero fumarat
Fero fumarat
Berbeda dengan fero sulfat, femo fumarat tidak
mengalami oksidasi pada udara lembab.
Indikasi :
Dosis obat : 600-800mg/hari dalam dosis terbagi
Farmakokinetik : sama dengan sediaan sulfas ferosus
Farmakodinamik : sama dengan sediaan sulfas ferosus
Efek samping : sama dengan sediaan sulfas ferosus
Interaksi : sama dengan sediaan sulfas ferosus
Preparat zat besi parenteral
Penggunaan sediaan untuk suntikan IM dan IV
hanya dibenarkan bila pemberian oral tidak
mungkin; misalnya penderita bersifat intoleran
terhadap sediaan oral. Atau pemberian oral tidak
menimbulkan respon terapeutik.
Iron dextran (imferon) mengandung 50 mg Fe setiap ml (5%
larutan) untuk penggunaan IM atau IV.
Farmakokinetik :
Riboflavin
Riboflavin (vitamin B12) dalam bentuk flavin
mononukleotida (FMN) dan flavin adenin dinukleotida (FAD)
berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme flavo-protein
dalam pernapasan sel. Sehubungan dengan anemia, ternyata
riboflavin dapat memperbaiki anemia normokromik-normositik
(pure red cell aplasia). Anemia defisiensi riboflavin banyak
terdapat pada malnutrisi protein kalori, di mana ternyata faktor
defisiensi Fe dan penyakit infeksi memegang peranan pula.
Dosis yang digunakan cukup 10 mg sehari per oral atau IM.
Piridoksin
Vitamin B6 ini mungkin berfungsi sebagai koenzim yang
merangsang pertumbuhan heme. Defisiensi piridoksin akan
menimbulkan anemia mikrositik hipokromik. Pada
sebagian besar penderita akan terjadi anemia normoblastik
sideroakrestik dengan jumlah Fe non hemoglobin yang
banyak dalam prekursor eritrosit, dan pada beberapa
penderita terdapat anemia megaloblastik. Pada keadaan ini
absorpsi Fe meningkat, Fe binding protein menjadi jenuh
dan terjadi hiperteremia, sedangkan daya regenerasi darah
menurun. Akhirnya akan didapatkan gejala hemosiderosis.
Kobal
Defisiensi kobal belum pernah dilaporkan pada manusia.
Kobal dapat meningkatkan jumlah hematokrit,
hemoglobin, dan eritrosit pada beberapa penderita
dengan anemia refakter, seperti yang penderita talasemia,
infeksi kronik atau penyakit ginjal, tetapi mekanisme
yang pasti tidak diketahui. Kobal merangsang
pembentukan aritropoeitin yang berguna untuk
meningkatkan ambilan Fe oleh sumsum tulang, tetapi
ternyata pada penderita anemia refrakter biasanya kadar
eritrosit poietin sudah tinggi. Penyelidikan lain
mendapatkan bahwa kobal menyebabkan hipoksia
intrasel sehingga dapat merangsang pembentukan
eritrosit. Sebaliknya, kobal dosis besar justru menekan
pembentukan eritrosit.
.
Kobal sering terdapat dalam campuran sediaan Fe,
karena ternyata kobal dapat meningkatkan absorpsi
Fe melalui usus. Akan tetapi, harus diingat bahwa
kobal dapat menimbulkan efek toksik berupa erupsi
kulit, struma, angina, tinitus, tuli, payah jantung,
sianosis, koma, malaise, anoreksia, mual dan
muntah
Anemia defisiensi vitamin B12
Akibat kekurangan nutrisi
Defisiensi faktor intrinsik (Gestractomy & Pernicious
Anemia)
B-12 malabsorption
Kebutuhan yang meningkat: pregnancy, infant, rapid
cellular proliferation.
Anemia pernisiosa
Merupakan anemia akibat defisiensi besi B 12
Sering terjadi pada wanita
Penyebab :
Adanya autoimun yang menyerang sel intrinsik dan sel
parietal, sehingga absorbsinya terganggu
Terapi
injeksi vitamin B12
Komplikasi defisiensi B 12
Bisa timbul sebelum gejala anemia terjadi
Bisa menyebabkan kerusakan saraf irreversibel
yang sering terjadi pada medula spinalis.
Terapi anemia defisiensi Vit B12
Vitamin B12 tablet dan injeksi
Indikasi : Vitamin B12 diindikasi untuk penderita
defisiensi vitamin B12 misalnya anemia pernisiosa.
Dosis : Walaupun diagnosis pasti belum
ditegakkan, sebaiknya langsung disuntikkan
100mcg sianokobalamin dan asam folat 1-5 mg
secara IM. Selanjutnya 100 mcg sianokobalamin
IM dan 1-2 mg asam folat per oral diberikan
selama 1-2 minggu.
Farmakokinetik :
Absorbsi : vitamin B12 diabsorbsi baik pada IM dan SK,
Absorpsi peroral berlangsung lambat di ileum; kadar
puncak dicapai 8-12 jam setelah pemberian 3 mcg
Distribusi : Setelah diabsorpsi, hampir semua vitamin
B12 dalam darah terikat dengan protein plasma.
Sebagian besar terikat pada beta-globulin
(transkobalamin II), sisanya terikat pada alfa-
glikoprotein (transkobalamin I) dan inter-alfa-
glikoprotein (transkobalamin III). Vitamin B12 yang
terikat pada transkobalamin II akan diangkut ke
berbagai jaringan, terutama hati merupakan gudang
utama penyimpan vitamin B12 (50-90%)
Metabolisme : . Di dalam hati kedua kobalamin tersebut
akan diubah menjadi koenzim B12
Ekskresi : . Pengurangan jumlah kobalamin dalam tubuh
disebabkan oleh ekskresi melalui saluran empedu;
sebanyak 3-7 mcg sehari harus direabsorpsi dengan
perantara FIC. Ekskresi bersama urin hanya terjadi pada
bentuk yang tidak terikat protein. Delapan puluh sampai
95% vitamin B12 akan diretensi dalam tubuh bila
diberikan dalam dosis sampai 50 mcg; dengan dosis yang
lebih besar, jumlah yang diekskresi akan lebih banyak.
Sediaan :
1. Larutan sianokobalamin yang berkeuatan 10-1000
mcg/ml
2. Larutan ekstrak hati dalam air
3. Suntikan depot vitamin B12
Anemia defisiensi asam folat
Anemia akibat defisiensi B9 (asam folat)
Kekurangan ini menyebabkan anemia megaloblastik namun
tidak diasosisikan dengan kerusakan saraf.
Peyebab
Defisiensi dalam diet
Alcoholism
Kurangnya nafsu makan
peningkatan jumlah kebutuhan seperti pada defiensi besi
Malabsorbsi pada duodenum
Pada pemberian obat-obatan yang mengganggu matabolisme asam
folat
Folic acid Antagonists (Methotrexate)
Trimethoprim (Antimicrobial agent)
Defisiensi mengakibatkan neural tube defect pada kehamilan
Asam folat
Farmakokinetik :
Absorbsi : absorbsi baik pada pemberian oral,
terutama pada 1/3 bagian
Distribusi : Ada tidaknya transport protein belum
dapat dipastikan, tetapi yang jelas 2/3 dari asam
folat yang terdapat dalam plasma darah terikat pada
protein yang tidak difiltrasi di ginjal atau di tempat
lain
Metabolisme : dimetabolisme baik di hati
Ekskresi : . Pada orang dengan diet normal, jumlah
yang diekskresi hanya sedikit sekali, dan akan
meningkat bisa diberikan folat dalam jumlah besar.
Sediaan : Folat tersedia sebagai asam folat dalam
bentuk tablet 0,1;0,4;4;5;10 atau 20 mg dan dalam
larutan injeksi asam folat 5 mg/ml. selain itu, asam
folat terdapat dalam berbagai sediaan multivitamin
atau digabung dengan antianemia lainnya. Asam
folat injeksi biasanya hanya digunakan sebagai
antidotum pada intosikasi antifolat (antikanker).
Efek samping : Efek toksik pada pengguna folat
untuk manusia hingga sekarang belum pernah
dilaporkan terjadi. Dosis 15 mg pada manusia
masih belum menimbulka efek toksik.
Interaksi obat : Ada laporan yang menyatakan
bahwa asam folat dapat menurunkan efek
antiepilepsi fenobarbital, fenitoin, dan primidon
sehingga meningkatkan frekuensi serangan, tetapi
pernyataan ini disangkal oleh peneliti lain.
DRUGS AFFECTING THE
BLOOD
Antikoagulan
Antikoagulan mencegah pembekuan darah
dengan jalan menghambat pembentukan atau
menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan
darah
Antikoagulan diperlukan utk mencegah terbentuk
dan meluasnya thrombus dan emboli, mencegah
bekunya darah in vitro pada pemeriksaan
laboratorium atau transfusi
Antikoagulan dapat dibagi menjadi 3 kelompok :
1. Heparin
2. Antikoagulan oral, terdiri dari derivate 4-
hidroksikumari n misalnya : dikumarol, warfarin,
dan derivatderivat indan-1,3-dion, misalnya :
anisindion
3. Antikoagulan yang bekerja dengan mengikat ion
kalsium, salah satu faktor pembekuan darah
Heparin
Farmakokinetik
Absorpsi tidak diabsorpsi scr oral, diberikan
Indikasi
1. sindrom koroner akut, misalnya, NSTEMI
2. Atrial fibrilasi
3. Deep-trombosis vena dan emboli paru
4. Cardiopulmonary bypass untuk operasi jantung.
5. ECMO rangkaian untuk mendukung kehidupan
extracorporeal
Mekanisme kerja Heparin
Kontraindikasi : Hipersensitifitas terhadap heparin
atau komponen lain dalam sediaan. Semua gangguan
perdarahan atau risiko perdarahan : gangguan
koagulasi, hemofilia, trombositopenia, penyakit hati
berat
Dosis : Untuk terapi tromboembolism vena melalui
i.v : 5000 - 10000 unit diikuti dengan infus i.v
kontinyu, 1000-2000 unit/jam atau injeksi sub kutan
15000 unit setiap 12 jam. Untuk profilaksis
tromboembolism vena post operasi 5000 unit,
diberikan secara sub kutan, 2 jam sebelum operasi,
kemudian setiap 8-12 jam selama 7 hari sampai pasien
keluar RS
Efek Samping : Efek samping serius dari heparin
adalah heparin-induced trombositopenia (HIT)
Komplikasi lainnya adalah hiperkalemia5 hingga
10% dari pasien yang menerima heparin, alopecia dan
osteoporosis dengan penggunaan kronis
Interaksi
Dengan Obat Lain : Risiko pendarahan
ditingkatkan dgn antikoagulan oral (warfarin),
trombolitik, dekstran dan obat yang mempengaruhi
fungsi platelet (misalnya aspirin, obat antiinflamasi
non steroid, dipiridamo, tiklopidin, klopidogrel,
antagonis IIb/IIIa, Nitrogliserin iv mungkin
menurunkan efek antikoagulan heparin
Dengan Makanan : Hindari cat's claw, dong quai,
teh hijau, bawang putih,ginkgo karena akan
menambah aktivitas antiplatelet
Bentuk Sediaan
Injeksi IV, Jelly (Sediaan Kombinasi untuk
Pengobatan Topikal)
WARFARIN
anti koagulan oral yang mempengaruhi sintesa vitamin K-yang
berperan dalam pembekuan darah- sehingga terjadi deplesi faktor II,
VII, IX dan X
Farmakokinetik :
Mula kerja biasanya sudah terdeteksi di plasma dalam 1 jam setelah
pemberian.
Kadar puncak dalam plasma: 2-8 jam.
Waktu paruh : 20-60 jam; rata-rata 40 jam.
Bioavailabilitas: hampir sempurna baik secara oral, 1M atau IV.
Metabolisme: ditransformasi menjadi metabolit inaktif di hati dan
ginjal.
Ekskresi: melalui urine clan feses
99% terikat pada protein plasma terutama albumin.
Absorbsinya berkurang hila ada makanan di saluran cerna
Indikasi :
Untuk profilaksis dan pengobatan komplikasi
lnteraksi obat:
obat anti koagulan, heparin, insulin, natrium
bikarbonat, alkohol clan, angiotensin -converting
enzymes
Dosis :
FDA merekomendasikan dosis: oral 1300 mg/hari dibagi 2
Efek Samping
Efek sampingnya yang sering terjadi adalah sifat
dan lipoprotein
Indikasi :
Mengurangi resiko stroke trombotik pada penderita yang
Kontraindikasi :
Hipersensitivitas terhadap Tiklopidin, kelainan darah
Efek samping :
Paling sering : diare, mual, dispepsia, rash, nyeri gastrointestinal,
Farmakokinetik
Absorpsi : secara lambat dan bervariasi diabsorpsi di GIT.