Jurnal Three Cases of COVID-19 Patients Presenting With Erythema (Terjemahan)
Jurnal Three Cases of COVID-19 Patients Presenting With Erythema (Terjemahan)
PEMBIMBING :
dr. Fauzan Azhari Marzuki, M.Kes., Sp.KK
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
ABSTRAK
Orang yang terinfeksi novel coronavirus (Severe Acute Respiratory Syndrome
Corona virus 2 [SARS-CoV-2]) yang mengidap penyakit coronavirus 2019 (COVID-
19) mengalami banyak gejala, namun, manifestasi kulit relatif jarang.
Rumah sakit penulis menerima 69 pasien COVID-19 antara 22 Februari 2020 dan
31 Mei 2020 dan, dari jumlah tersebut, tiga (4,3%) menunjukkan erupsi, dan semua
kasus menunjukkan eritema
Eritema pada tiga pasien menunjukkan banyak kemiripan dengan yang dilaporkan
sebelumnya pada pasien COVID-19, terutama dalam cara munculnya dan hilangnya
eritema.
Karena alasan ini, ketiga kasus ini dianggap sebagai contoh khas eritema pada pasien
COVID-19. Mempertimbangkan penelitian sebelumnya dan tiga kasus yang dilaporkan
di sini, ada kemungkinan besar SARS-CoV-2 dapat menyebabkan eritema
PENDAHULUAN
Infeksi virus corona baru (Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 [SARS-CoV-2]) yang mengakibatkan penyakit
korona virus 2019 (COVID-19) telah menyebar luas di seluruh
dunia. Antara 22 Februari dan 31 Mei 2020, 69 pasien yang didi
agnosis dengan COVID-19 harus dirawat di rumah sakit kami.
COVID-19 memiliki berbagai gejala primer, termasuk demam,
batuk, malaise, dan gejala pencernaan, namun, frekuensi
manifestasi kulit relatif lebih rendah. Berbagai jenis manifestasi
kulit telah dilaporkan, termasuk eritema, urtikaria, purpura,
retikuler, dan radang dingin. Namun, ada beberapa laporan pa
sien COVID-19 dengan eritema yang informasinya dilaporkan le
bih detail seperti perkembangan gejala. Di sini, kami melaporka
n
tiga pasien dengan COVID-19 yang datang dengan eritema
yang dicurigai sebagai eksantema virus.
LAPORAN KASUS
Kasus 1
Seorang pria berusia 54 tahun yang mengalami batuk dan demam ringan (37 ° C)
dinyatakan positif SARS-CoV-2 RNA pada swab test nasofaring 4 hari setelah
timbulnya gejala, dan dirawat di rumah sakit penulis pada hari ke-5.
Tes laboratorium :
• sel darah putih dan jumlah trombosit yang normal (6000 dan 171 000 / mm 3),
•sedikit gangguan fungsi hati (aspartat aminotransferase [AST], 31IU / L; alanine
aminotransferase [ALT], 45 IU / L) dan
•peningkatan kadar protein C-reaktif (5,6 mg / L).
Seorang pria berusia 24 tahun tanpa penyakit penyerta termasuk penyakit alergi,
muncul dengan demam (38 ° C) dan, pada hari ke 8, tes usap nasofaring positif untuk
SARS-CoV-2 RNA.
Pada hari ke 10, pasien mengeluhkan adanya ruam yang terasa gatal.
Pemeriksaan fisik menunjukkan eritema papular multipel dengan infiltrasi ringan pada
ekstremitas dan badan, beberapa di antaranya disebabkan oleh lesi yang berdekatan, dan
wajahnya sedikit memerah karena edema.
Tidak ada erosi, lepuh, purpura atau lesi mukosa yang diamati.
Dicurigai adanya ruam virus yang diinduksi COVID-19, kemudian dimulai pemberian terapi
steroid topikal dan antihistamin oral.
Pemberian hidroksikloroquin per oral dimulai pada hari ke 10; setelah itu, demam hilang
pada hari ke-15 dan eritema menghilang tanpa pigmentasi pada hari ke-17. Setelah dua
tes PCR negatif berturut-turut dikonfirmasi, pasien dipulangkan pada hari ke-19.
LAPORAN KASUS
Kasus 3
DISKUSI
DISKUSI
Gejala utama dari COVID-19 termasuk demam dan batuk kering, namun, ruam kulit relatif jarang
tidak mengubah regimen obat eritema membaik dengan telah dilaporkan bahwa
sebelum dan sesudah eritema antihistamin oral dan obat glikoprotein SARS-CoV-2 muncul
muncul topikal bersama dengan komplemen di
pembuluh darah kulit, yang dapat
menyebabkan ruam virus