CHOIRUL ANAM,SST
VIDEO INTUBASI
Intubasi ?
Intubasi ?
INTUBASI ENDOTRAKEAL
2. Komplikasi lambat
Stenosis trakeal
kerusakan mukosa trakea.
ulserasi atau granulomata pita suara.
KOMPLIKASI
INTUBASI
TATA CARA INTUBASI
PERSIAPAN
PREOKSIGENASI
INDUKSI
INTUBASI
FIKSASI
PERSIAPAN
-Pasang monitor
-Mesin anestesi
-Alat intubasi
-Obat induksi
-Obat emergensi
Alat intubasi
DEFIBRILATOR
CAIRAN INFUS
PREOKSIGENASI :
- O2 100% selama 5-10
menit
- bekal selama tidak
bernapas saat intubasi
(30 – 60 detik)
- sungkup muka
- sungkup harus bersih
- Informconsen / edukasi
INDUKSI
INDUKSI
Memberikan obat/gas sedasi sampai
tercapai stadium anestesi ditandai
hilangnya refleks bulu mata
Induksi intravena
Induksi inhalasi
INDUKSI INHALASI
Halotan ?
Sevofluran ?
Pasang NGT sebelum ET
INTUBASI : Buka mulut, Laringoskopi
Laringoskopi
Plica vocalis
“ no hole no intubation “
Pasang oropharingeal tube
Kembangkan cuff ET :
- Elektif : kembangkan sedikit demi sedikit
- Emergensi : kembangkan langsung 10-20
cc udara
Ideal diukur tekanan udara
Risiko trauma/nekrosis laring
Pengembangan cuff ET
CEK POSISI ET
AUSKULTASI
- apeks kedua paru
- basal kedua paru
2
- lambung 1
4 3
5
POSISI ET
YANG
BENAR
Perbandingan ET dengan
trakheostomi
FIKSASI
CEK
MASALAH DALAM INTUBASI
1. Intubasi endobronkial
Ventilasi satu paru, shunting intrapulmoner,
hipoksemia, kolaps paru.
Intubasi paru kanan lebih sering terjadi karena
bronkus kanan relatif lebih lurus.
Sangat penting melakukan AUSKULTASI setelah
melakukan intubasi agar posisi ET terletak tepat
pada trakea, dan juga setelah mengubah posisi
pasien di meja operasi.
POSISI ET
TERLALU
DALAM
(DOMINAN
SISI KANAN)
2. Intubasi esofageal
Berbahaya (hipoksia kematian)
Penting melakukan auskultasi suara nafas dan
mengamati pergerakan dada dan abdomen
Sangat dianjurkan untuk menggunakan
pemantauan dengan kapnografi dan oksimeter
denyut.
Pada kapnografi bila terjadi intubasi esofageal,
maka tidak akan ada gambaran karbondioksida
yang keluar
3. Kesulitan intubasi
Data 1 tiap 65 pasien
Faktor pelaksana, alat dan faktor penderita.
Faktor pelaksana : persiapan preoperasi yang
buruk, persiapan alat yang buruk, pengalaman
yang kurang atau teknik yang tidak benar.
Faktor alat : malfungsi alat/tidak tersedia.
Faktor penderita : kongenital atau didapat.
Pasien sangat gemuk dan kehamilan
Kesulitan intubasi
Faktor bawaan : down syndrome,
acondroplasia, encephalocele dll
Faktor didapat :
1. Hambatan gerakan rahang : trismus,
fraktur, abses, tumor, fibrosis, wiring
rahang, RA, ankylosing spondilitis.
2. Hambatan gerakan leher : fraktur leher,
RA, spondilitis.
Kesulitan intubasi...
3.Jalan napas :
1. Udem : abses, infeksi, trauma, luka bakar,
angioedem
2. Kompresi : tumor tyroid, perdarahan
3. Jaringan parut : luka bakar, infeksi, radioterapi
4. Tumor/polip
5. Benda asing
6. Kelainan saraf
4. Kehamilan
glandula mammae yang besar,
badan yang gemuk,
sembab mukosa saluran nafas atas,
penekanan kartilago krikoid yang
berlebihan,
posisi pasien agak miring
pasien sudah tertutup oleh kain operasi
Menghindari kesulitan intubasi :
Penatalaksanaan dan persiapan preoperasi
harus tepat.
Identifikasi pasien yang potensial terjadi
kesulitan intubasi
Menentukan tindakan atau teknik anestesi
yang tepat
Mallampati tes
Persiapan preoperasi
pemberian obat antisialogogue untuk
mengurangi sekresi jalan nafas
pemberian obat-obat ansiolitik (tidak
pada pasien dengan obstruksi jalan
nafas)
perlengkapan intubasi harus selalu
lengkap, termasuk jarum krikotiroidomi
Regional anestesi
Teknik ini sebaiknya digunakan apabila
diperkirakan akan terjadi kesulitan
intubasi.
Tindakan untuk anestesia umum harus
selalu disiapkan apabila sewaktu-waktu
terjadi komplikasi akibat tindakan
regional anestesi
Anestesi umum
Dipertimbangkan penggunaan LMA terutama
apabila diperkirakan akan terjadi kesulitan
intubasi
Posisi kepala dan leher yang tepat
Preoksigenasi yang cukup
Pemasangan jalur intravena yang baik
Pemantauan tanda vital
Penggunaan pelumpuh otot durasi panjang
untuk intubasi tidak diperbolehkan atau sangat
tidak dianjurkan
Anestesi umum…
Pasien risiko peningkatan regurgitasi dan
aspirasi (lambung penuh, kelainan intra
abdomen, kehamilan) sebaiknya tidak
menggunakan teknik inhalasi.
Preoksigenasi dan rapid-sequence induction
dengan suksinilkolin pada pasien yang
diperkirakan tingkat kesulitan intubasinya kecil.
Apabila intubasi gagal dilakukan, tidak
diperbolehkan menambahkan pelumpuh otot,
pasien dibangunkan dan berusaha memanggil
petugas yang lebih ahli.
Pada pasien dengan kesulitan intubasinya tinggi
dan harus dilakukan anestesi umum, maka
direkomendasikan teknik awake intubation
Kegagalan intubasi
Data 1 tiap 2000 tindakan, obstetri 1 tiap 300
pasien
meningkatnya angka kesakitan dan kematian.
Bila terjadi kegagalan intubasi, maka harus tetap
mempertahankan oksigenasi dan mencegah
terjadinya aspirasi isi lambung
menggunakan alat-alat anestesi lain : laryngeal
mask airway (LMA)
krikotiroidotomi dengan menggunakan jarum
besar