Oleh :
dr. Vicki Jessika
Pendamping :
dr. LiaFebriyani, MARS
dr. WayanWidyana
3. Appendisitis abses
Terjadi bila massa lokal yang terbentuk berisi nanah (pus), biasanya di fossa iliaka kanan,
lateral dari sekum, retrocaecal, sucaecal, dan pelvic
4. Appendisitis Perforasi
app yang gangren menyebabkan pus masuk ke rongga perut sehinga terjadi peritonitis
umum
5. Appendisitis Kronis
Merupakan lanjutan appendisitis akut supuratif sebagai proses radang. Appendisitis
Apersisten akibat infeksi mikroorganisme dengan virulensi rendah. kronis baru dapat
ditegakkan jika ada riwayat serangan nyeri berulang di perut kanan bawah lebih dari dua
minggu, radang kronik appendiks secara makroskopik dan mikroskopik
P
A
T
O
F
I
S
I
O
L
O
G
I
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri abdominal
Mual-muntah biasanya pada fase awal
Nafsu makan menurun (anoreksia)
Obstipasi dan diare pada anak-anak.
Demam
DIAGNOSIS
ANAMNESA
PEMERIKSAAN FISIK
PENUNJANG
SCORRING
OPERATIF
Indikasi Appendiktomi :
Appendisitis akut
Appendisitis kronik
Apendisitis perforata
KESIMPULAN
Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada appendiks vermicularis, dan
merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering terjadi pada anak-anak
maupun dewasa.Insiden pada laki-laki dan perempuan umumnya seimbang,
kecuali pada umur 20-30 tahun, didapatkan insiden lebih tinggi pada laki-
laki.Apendisitis disebabkan karena adanya obstruksi pada lumen appendiks
sehingga terjadi kongesti vaskuler, iskemik, nekrosis dan akibatnya terjadi infeksi
Gejala awal yang khas, yang merupakan gejala klasik apendisitis adalah nyeri
samar (nyeri tumpul) di daerah epigastrium di sekitar umbilikus atau
periumbilikalis. Dalam pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda peritonitis lokal
pada titik Mcburney, dan rangsangan kontralateral; blumberg dan rovsing sign .
Pemeriksaan lain yang dapt mendukung diagnosa yaitu psoas sign, obturator sign
dan nyeri tekan pada rectal toucher . Upaya mempertajam diagnosis sudah banyak
dilakukan, antara lain dengan menggunakan sarana diagnosis penunjang:
laboratorium (darah, urin, CRP), foto polos abdomen, pemeriksaan barium-enema
USG dan CT scan abdomen. Diagnosis jugadapat dibantu dengan skoring