Anda di halaman 1dari 38

INFEKSI MENULAR

SEKSUAL
2. Gonorrhea
Disebabkan oleh N. gonorrhoeae
Ditemukan pada sal genital, mulut, mata,
tenggorokan dan anus
Insidens tertinggi : 15 – 24 tahun
Transmisi : kontak sexual (vaginal & anal)
Transmisi vertikal : ibu ke anak
N. gonorrhoeae : Gram negatip diplococcus
Lanjutan…..
• Mayoritas asimptomatik / gejalanya
ringan
• Gejala : vaginal / penile discharge ,
nyeri pada saat kencing
• Komplikasi pada wanita : PID,
kehamilan ektopik, infertilitas
• Komplikasi pada pria : epididymitis
• Pada neonatal : kebutaan
Patogenesis
 Fibrilar pilli : melekat pada sel epitel dan
PMN hospes
 Bakteri membelah dan multiplikasi
intraseluler
 2-5 hari setelah infeksi : timbul gejala
 Memproduksi : phospholipase, peptidase,
lipid A, peptidoglikan dll yang
menyebabkan kerusakan jaringan
 Asimptomatik : 10 % pria, 50% wanita
Manifestasi klinis
Local extension
• Prostatitis
• Vesikulitis
• Epididymitis
• Endometritis
• Salpingitis
• OOphoritis
• Pelvic inflammatory disease
Opthalmia Neonatorum
 Terjadi akibat infeksi pada saat persalinan per
vagina
 Penyebab : N. gonorrhoeae (20-75%),
C. trachomatis (15-35%)
 Ditandai dengan konjungtivitis purulenta
 Infeksi GO tanpa terapi : jadi buta
 Pencegahan dgn pemberian silver nitrat atau
antibiotika tetes mata yg diberikan segera sth
lahir
Diagnosis laboratorium
 Sampel : sekret genital, rektal,
faringeal atau okular
 Banyak sekret : bersihkan dgn
KMnO4 atau sublimat
 Mikroskopik : Gram negatip,
diplokokus dalam lekosit PMN
 Kultur : Media selektif Thayer Martin
 Deteksi molekular
3. Sifilis
• Nama lain : lues
• Penyebab : Treponema pallidum
• Ulkus soliter, bulat atau lonjong, dasar
bersih dengan indurasi, tidak ada rasa
nyeri
• Kelenjar getah bening membesar,
umumbya bilateral, kenyal, tidak ada
nyeri dan tidak disertai eritema
• Intermittent disease dengan Sifilis
primer, sekunder, tersier dan latent
Diagnosis
• Pemeriksaan langsung : Mikroskop medan
gelap
• Pemeriksaan Imunofluoresen : Indirect
Fluoresent Antibody Test
• PCR
• Serologi :
– non treponemal test : VDRL, RPR
– treponemal test : TPHA
Herpes Simplex Virus

• Sinonim : Herpes, Herpes simplex, Cold sore, Fever


blister, Herpes febrilis, Herpes labialis, Herpes
gladiatorum, Scrum pox, Herpetic whitlow, genital
herpes, herpes progenitalis
• Inkubasi : 2-10 hari, dapat sampai 3 minggu
• Herpes genitalis primer : diawali dengan papul,vesikel,
ulkus / erosi multipel, berkelompok, di atas dasar
eritematosa,Terasa sangat nyeri, nyeri dan edema di
inguinal, limfadenopati bilateral, kenyal
• Disertai gejala sistemik

• Menyebabkan infeksi orolabial & genital herpes (70-90%


HSV-2)
Manifestasi Klinis
• Infeksi primer : 3-7 hari : limfadenopati,
malaise, anoreksia, panas, nyeri, rasa
terbakar. Lesi spesifik ; vesikel
eritematosus, “umbilicated” diikuti
dengan pustulasi & atau ulserasi
• Penyembuhan dalam 2-6 minggu
• Infeksi rekuren ; manifestasi lebih
ringan
Diagnosis
• Kultur virus
• Direct immunofluoresen
• Serologi : western blot
• Teknik molekular
HIV & AIDS
AIDS :
• AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome
• Merupakan sindrom / kumpulan gejala penyakit
yang disebabkan oleh retrovirus (HIV) yang
menyerang sistem kekebalan / pertahanan tubuh
• Pertama kali didiagnosis th 1981 di AS,
• Saat ini telah menyerang sebagian besar negara di
dunia
• Penyebaran cepat, obat/vaksin efektif belum
tersedia
• WHO : mencanangkan GPA : Global programme on
AIDS
Infeksi oleh HIV
 infeksi primer : asimptomatik pada 50% kasus
 Viremia akut : aktivasi CD8 T cells utk membunuh sel-
sel yang terinfeksi HIV
 Terbentuk antibodi : serokonversi
 Life cycle virus : 2,6 hari.
 Replikasi virus : 109 partikel virus per hari
 Sebagian besar berkembang menjadi AIDs dalam 2-15
tahun
 Kematian terjadi akibat infeksi oleh patogen
opportunistik atau karena timbulnya Kaposi’s sarcoma
atau B cell Lymphoma
Gejala akibat infeksi opportunistik
 Infeksi saluran nafas
 Pneumonia pneumocystis carinii (PCP), Koch
pulmonum, Infeksi M. avium dan M. intercellulare,
infeksi jamur dll
 Infeksi saluran pencernaan berupa diare kronis
 infeksi virus hepatitis B
 Gejala-gejala neurologis (CNS syndrome)
 space occupying lesions, progresive dimentia,
meningitis, chorioretinitis
 Infeksi lainnya : CMV, herpes virus, candidiasis
Terapi

• Nucleoside & Nucleotide Reverse


Transkriptase Inhibitors (NRTIs)
• Non-Nucleoside Reverse
Transkriptase Inhibitors (NNRTIs)
• Protease Inhibitors (Pis)
• Fusion inhibitors
Belum terbukti penularan diantara teman kerja

Ciuman tidak beresiko menyebabkan penularan,


kecuali “french kissing”

Kontak dengan saliva, air mata dan keringat tidak


menyebabkan penularan

Belum terbukti adanya penularan melalui gigitan


serangga

Penggunaan kondom yang baik dan benar


menurunkan resiko penularan HIV

Anda mungkin juga menyukai